Kerja Otot Statis dan Dinamis Muskuloskeletal

Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak dialami dan berlangsung dala jangka waktu yang lama.hal ini akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, serta adanya keluhan sakit pada bagian tubuh. Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbangan-pertimbangan ergonomic antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut : a. Mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan postur kerja membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dala jangka waktu yang lama. b. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum. c. Pekerja tida seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam postur kerja miring. d. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

3.3. Kerja Otot Statis dan Dinamis

Otot adalah organ yang terpenting dalam system gerak tubuh. Otot dapat bekerja secara statis dan dinamis. Pada otot dinamis kontraksi dan relaksasi terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis, otot menetap dan kontraksi untuk suatu periode tertentu. Universitas Sumatera Utara Pada kerja otot statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot terganggu. Otot yang bekerja statis tidak memperoleh oksigen dan glukosa dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga sisa metabolisme tersebut menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. Pada kerja otot dinamis berlangsung otot akan bekerja secara bergantian sesuai dengan irama tegangkencang, teakan dan kendor seperti layaknya sebuah “pompa” yang membawa dampak pada kelancaran aliran darah. Otot akan banyak sekali menerima atau membawa glukosa dan oksigen saat mengencang dan selanjutnya membuang metabolit sisa hasil pembakaran atau metabolisme pada saat mengendur. Karena mekanisme mengencang dan mengendur secara bergantianmaka sirkulasi aliran darah ditambah oksigen dan metabolit akan berjalan dengan lancar.

3.4. Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya pada sistem otot muskuloskeletal seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang, syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan muskuloskeletal sering juga dinamakan MSD Musculoskeletal Disorder, RSI Repetitive Strain Injuries, CTD Cumulative Trauma Disorders dan RMI Repetitive Motion Injury. Universitas Sumatera Utara Keluhan MSD yang sering timbul pada pekerja industri adalah nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya MSD yaitu posture yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja OHSCOs, 2007. Level MSD dari yang paling ringan hingga yang berat akan menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Untuk itu diperlukan suatu upaya pencegahan dan minimalisasi timbulnya MSD di lingkungan kerja. Pencegahan terhdap MSD akan memperoleh manfaat berupa, penghematan biaya, meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja serta meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dna kepuasan kerja karyawan OHSCOs, 2007. OHSCOs 2007 memberikan panduan tahapan untuk melakukan program pencegahan MSD di lingkungan kerjayang meliputi: a. Membangun pondasi menuju sukses. b. Untuk melakukan program pencegahan MSD diperlukan penetapan komitmen oleh manajemen, menentukan tujuan pelaksanaan, sasaran dan ruang lingkup pelaksanaan, membuat aturan dan tanggung jawab pada seluruh lapisan karyawan, membentuk komite pelaksana dan bergabung dengan organisasi kesehatan dan keselamatan kerja. c. Mengidentifikasi faktor -faktor yang menimbulkan MSD dan faktor lainnya yang terkait. Universitas Sumatera Utara d. Proses identifikasi dilakukan dengan menanyakan kepada pekerja gangaguan MSD yang dialami, menanyakan jenis tugas yang sulit dan menyebabkan ketidaknyamanan, mengevaluasi catatan kecelakaan kerja yang pernah terjadi, mengamati jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama, pengulangan, tenaga dan postur kerja serta menggunakan instrument- instrumen pencegahan MSD. e. Lakukan evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan MSD. f. Evaluasi faktor-faktor yang telah ditemukan dengan melibatkan pekerja untuk mencari akar masalahnya dan buat kesepakatan untuk melakukan tindakan perbaikan. g. Memilih dan melaksanakan program perbaikan untuk pencegahan MSD. h. Lakukan perubahan metode kerja, menata ulang peralatan dan area kerja untuk mengurangi resiko MSD, Libatkan karyawan untuk memberikan ide-ide agar system kerja menajdi lebih baik dan gunakan ide yang dianggap baik, hati hati memilih solusi yang pertama kali karena solusi tersebut disebut desain yang ergonomis. i. Evaluasi kesuksesan penerapannya dan lakukan peningkatan secara berkelanjutan. j. Tanyakan kepada pekerja apakah perubahan yang dilakukan memberikan dampak yang lebih baik dan memberika rasa nayaman dalam bekerja. Tingkatkan dan ulangi penerapan setelah 3 -6 bulan. k. Menyebarluaskan kesuksesan pencegahan MSD. Universitas Sumatera Utara l. Umumkan hasil yang telah dicapai dan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam pencegahan MSD kepada seluruh pekerja dan semua departemen.

3.5. Kelelahan

Dokumen yang terkait

Pengukuran Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading

3 66 237

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA).

0 3 12

ANALISA PENILAIAN POSTUR KERJA DENGAN METODE OVAKO WORK POSTURE ANALYSIS SISTEM (OWAS), RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT(RULA), RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA), DAN QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC) (Studi kasus: Samidi Glass & Craft, Baki -Sukoharjo.).

0 7 8

STUDI COMPARATIVE PENENTUAN POSTUR KERJA DENGAN METODE OVAKO WORK POSTURE ANALYSIS SISTEM (OWAS), RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT(RULA) DAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA).

0 0 7

ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA (RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT) (Studi Kasus : PT. Makmur Alam Sentosa I Pada Stasiun Rotari).

1 1 6

ANALISIS RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PEKERJA HARIAN LEPAS DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT DI PDAM TIRTA LAWU KARANGANYAR.

0 0 1

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT (REBA) DI AREA WAREHOUSE SPAREPART PT. TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA.

0 1 11

ANALISIS TINGKAT RISIKO ERGONOMI PADA POIN KERJA CHASSIS AND TIRE DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) DI DEPARTEMEN ASSEMBLY FRAME PT. X (INDUSTRI PERAKITAN MOBIL)

0 1 11

DESIGN OF MINI CRANE HYDRAULIC ON PROCESS TRANSFERRING TUBE COMPRESSOR TO SANDBLASTING WORKSTATION WITH RATIONAL AND RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) METHOD

0 0 11

ANALISIS POSTUR TUBUH PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN "RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT" PADA PT. STAR MUSTIKA PLASTMETAL - Binus e-Thesis

0 0 11