Lidah Buaya Aloe Vera

normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin berkurang Dalimartha, 2007. Pengobatan diabetes mellitus meliputi beberapa aspek, yaitu: edukasi, perubahan pola hidup misalnya pengendalian stress, peningkatan spiritual, perubahan pola makan dengan menghindari makanan dan minuman yang tidak bermanfaat, olah raga yang teratur misalnya tiap 2 hari sekali, terapi konvensional dengan obat-obatan kimia, diantaranya golongan sulfonilurea, glinid sebagai pemicu sekresi insulin dan golongan biguanid, tiazolidindion yang bekerja sebagai penambah sensitivitas terhadap insulin Abuaqila, 2008.

2. Lidah Buaya Aloe Vera

Tanaman lidah buaya sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Biasanya digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit. Selain itu, tanaman ini juga bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Disamping itu, juga sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman kesehatan Furnawanthi, 2002. Sejarah Lidah Buaya Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya Ethiopia, yang termasuk golongan liliaceae. Tanaman ini mempunyai nama yang bervariasi, tergantung dari negara atau wilayah tempat tumbuh. Latin, Prancis, Portugis, dan Jerman: aloe; Inggris:crocodiles tongues; Malaysia: Jadam; Cina: luhui; Spanyol: sa’villa; India: musabbar; Tibet:jelly leek; Indian: ailwa; Arab: sabbar; Indonesia: lidah buaya; dan Filipina: natau Furnawanthi, 2002. Universitas Sumatera Utara Tanaman lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetik sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku itu dikisahkan pada zaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik dan pelembaban kulit. Pemakaiannya di bidang farmasi pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria sekitar tahun 1750 SM Furnawanthi, 2002. Bangsa Arab telah lama memanfaatkan tanaman yang dijuluki “the miracle plant “ tersebut untuk pengobatan dan bahan kosmetik. Demikian halnya dengan bangsa Yunani dan Romawi, mereka menggunakan lidah buaya untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan Yohanes, 2005. Yohanes 2005 mengatakan bahwa menurut sejarahnya, lidah buaya di bawa ke Indonesia oleh bangsa Cina pada abad ke-17. Semula pemanfaatan tanaman tersebut terbatas sebagai tanaman hias, ramuan obat-obat tradisional, dan bahan kecantikan. Budi daya komersial dan perluasan penggunaan untuk bahan baku produk minuman dimulai pada tahun 900-an, ditandai dengan dibukanya lahan lidah buaya di Kalimantan Barat tepatnya di kota Pontianak. Beberapa daerah lainnya seperti Palembang, Malang, dan Jawa Barat juga memiliki lahan perkebunan lidah buaya. Morfologi Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen, dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek, mempunyai daun yang bersap-sap melingkar roset, panjang daun 40-90 cm, lebar 6- 13 cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5 cm di pangkal daun serta bunga berbentuk lonceng Furnawanthi, 2002. Universitas Sumatera Utara Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air karena memiliki sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi gelap, terutama malam hari, stomata atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Hal ini disebabkan karena pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunnya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, lidah buaya mampu bertahan hidup dalam kondisi yang bagaimanapun keringnya Furnawanthi, 2002. Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang cendawan, terutama fusarium sp. yang menyerang pangkal batangnya Furnawanthi, 2002. Sementara itu, dari segi budi daya, tanaman lidah buaya sangat mudah dan relatif tidak memerlukan investasi besar. Hal ini disebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang dapat dipanen berulang- ulang dengan masa produksi 7-8 tahun Astawan, 2008. 2.2.1 Batang Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutupi oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa spesies yang berbentuk pohon dengan ketinggian mencapai 3-5 m yang dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan sucker Furnawanthi, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Daun Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal; tidak bertulang; berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lender yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat cembung Furnawanthi, 2002. Di daun lidah buaya yang muda dan sucker anak terdapat bercak totol berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namun, tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau local. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna Furnawanthi, 2002. 2.2.3 Bunga Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3 cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai yang menjulang ke atas sepanjang sekitar 50-100 cm Furnawanthi, 2002. 2.2.4 Akar Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40 cm Furnawanthi, 2002. Jenis dan Varietas Lidah Buaya Terdapat lebih dari 350 jenis lidah buaya yang termasuk dalam suku Liliaceae. Di samping itu, tidak sedikit lidah buaya yang merupakan hasil persilangan. Menurut Dowling 1985, dalam Furnawanthi, 2002 hanya tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial di dunia, yakni Curacao Aloe atau Universitas Sumatera Utara Aloe vera Aloe Barbadensis Miller, Cape Aloe atau Aloe Ferox Miller, dan Socotrine Aloe yang salah satunya adalah Aloe Perryi Baker. Karakteristik ketiga jenis lidah buaya tersebut terlihat dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Karakteristik tanaman lidah buaya komersial Karakteristik Aloe Barbadensis Miller Aloe Ferox Miller Aloe Perryi Baker Batang Bentuk Daun Lebar daun Lapisan lilin pada daun Duri Tinggi Bunga mm Warna bunga Tidak terlihat jelas Lebar di bagian bawah, dengan pelepah bagian atas cembung 6-13 cm Tebal Di bagian pinggir Daun 25-30 tinggi tangkai bunga 60-100 cm Kuning Terlihat jelas tinggi 3-5 m atau lebih Lebar dibagian bawah 10-15 cm Tebal Di bagian pinggir dan bawah daun 35-40 Merah tua hingga jingga Tidak terlihat jelas lebih kurang 0,5 m Lebar dibagian bawah 5-8 cm Tipis Di bagian pinggir daun 25-30 Merah Terang Diambil dari : Furnawanthi, 2002 Lidah buaya yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller yang ditemukan oleh Philip Miller, seorang pakar botani yang berasal dari inggris, pada tahun 1768. Aloe barbadensis Miller mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya tahan hama;ukurannya lebih panjang, yakni bisa mencapai 121 cm; berat perbatangnya bisa mencapai 4kg; dan mengandung 75 nutrisi. Universitas Sumatera Utara Jenis yang banyak dikembangkan di Asia termasuk indonesia, adalah Aloe chinensis Baker, yang berasal dari cina, tetapi bukan tanaman asli cina. Jenis ini di Indonesia sudah ditanam secara komersial di Kalimantan Barat dan lebih dikenal dengan nama lidah buaya pontianak, yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877 Furnawanthi, 2002. Ciri-ciri tanaman ini adalah bunga berwarna orange, pelepah berwarna hijau muda, pelepah bagian atas agak cekung, dan mempunyai totol putih didaunnya ketika tanaman masih muda, lapisan lilinnya tipis di bawah daun dengan panjang daun 50-80 cm, lebarnya mencapai 10-14 cm dengan tebal 2-3 cm dan duri daun terdapat di bagian tepi Jatnika Saptoningsih, 2009. Jenis lidah buaya ini adalah salah satu lidah buaya yang baik untuk menurunkan kadar gula darah sebab mengandung kromium yang saat dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus akan menuju ke jaringan adipose dan otot lurik yang akan mengaktifkan fosforilasi Akt yang ada di jaringan adipose dan otot lurik. Fosforilasi Akt akan merangsang sekresi insulin secara paten sehingga glukosa dapat masuk kedalam sel β pancreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membrane yang spesifik glukosa transporter 2 sedangkan glukosa masuk ke membran plasma melalui glukosa transporter 4 yang juga dapat merangsang sekresi insulin. Karena adanya sekresi insulin maka produksi insulin meningkat secara otomatis produksi glukosa oleh hati menurun dan glukosa darah juga menurun Wuliyani, 2009. Kandungan Lidah Buaya Tanaman lidah buaya mengandung dua jenis cairan, yakni cairan bening seperti jeli dan cairan berwarna kekuningan yang mengandung aloin. Jeli lidah buaya diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli mengandung zat antibakteri dan Universitas Sumatera Utara dan antijamur yang dapat menstimulasi fibroblast, yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka Astawan, 2008. Lidah buaya jenis Barbadensis Miller aman dikonsumsi, karena mengandung zat mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh, diantaranya 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Mengingat kandungan yang lengkap itu, lidah buaya bukan cuma berguna menjaga kesehatan, tapi juga mengatasi berbagai penyakit, misalnya lidah buaya juga mampu menurunkan kadar gula darah pada diabetesi yang tidak tergantung insulin dalam waktu 10 hari gula darah bisa normal Freddy 2006, dalam Purwakarta, 2006. Kandungan dari lidah buaya yang dianggap mampu menurunkan kadar gula darah adalah kromium, inositol, vitamin A, dan getah kering lidah buaya yang mengandung hypoglycemic Jatnika Saptoningsih, 2009. Selain itu, lidah buaya diyakini sangat mujarab karena mengandung salisilat, yaitu zat peredam sakit dan antibengkak yang juga terdapat dalam aspirin. Cairan berwarna kekuningan mengandung aloin berasal dari lateks yang terdapat di bagian luar kulit lidah buaya. Cairan ini tidak sama dengan jeli lidah buaya, dianggap cukup aman dan banyak dimanfaatkan sebagai obat pencahar komersial Furnawanthi, 2002. Jumlah asam amino, vitamin, enzim, anthraquinone, dan unsur lainnya tidak terdapat dalam jumlah besar, tetapi karena digabungkan menjadi satu, membuahkan hasil yang menakjubkan. Hal ini disebabkan unsur yang terdapat di dalam lidah buaya ini menstimulasi macropage di dalam tubuh. Macropage adalah salah satu sel darah yang mengendalikan system kekebalan tubuh Furnawanthi, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.5 Manfaat dan Khasiat Lidah Buaya Selain menyuburkan rambut, lidah buaya juga dikenal berkhasiat untuk mengobati sejumlah penyakit, diantaranya diabetes mellitus dan serangan jantung. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal khasiat lidah buaya sebagai obat sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian Purwakarta, 2006. Manfaat lidah buaya beragam disebabkan kandungan bahan aktif yang dimilikinya, seperti terlihat di tabel 2 dan 3. Tabel 2. Zat-zat yang terkandung dalam gel lidah buaya Zat Kegunaan Lignin Saponin - Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi, sehingga memudahkan peresapan gel ke kulit. - Mempunyai kemampuan membersihakn dan bersifat antiseptik. - Bahan pencuci yang sangat baik. Komplek Anthraquinone aloin, barbaloin, iso-barbaloin, anthranol, aloe emodin, anthracene, aloetic acid, ester asam sinamat, asam krisophanat, eteral oil, resistanol - Bahan laksatif -Penghilang rasa sakit, mengurangi racun. - Senyawa antibakteri. - Mempunyai kandungan antibiotik. Vitamin B1, B2, niacinamida, B6, -Bahan penting untuk menjalankan fungsi Universitas Sumatera Utara cholin, asam folat tubuh secara normal dan sehat. Enzim oksidase, amilase, katalase, lifase, protease -Mengatur proses-proses kimia dalam tubuh. -Menyembuhkan luka dalam dan luar. Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa -Memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. -Berfungsi untuk memproduksi mucopolisakarida. Diambil dari : Furnawanthi, 2002 Tabel 3. Komposisi kimia gel lidah buaya Bahan Kegunaan Unsur Konsentrasi ppm Mineral Asam amino - Memberi ketahanan terhadap penyakit, menjaga kesehatan dan memberikan vitalitas. - Berinteraksi dengan vitamin untuk mendukung fungsi- fungsi tubuh. - Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan. - Untuk sintesa bahan lain. KalsiumCa FosforP BesiFe MagnesiumMg ManganMn KaliumK NatriumNa TembagaCu Asam aspartat Asam glutamat 458,00 20,10 1,18 60,80 1,04 797,00 84,40 0,11 43,00 52,00 Universitas Sumatera Utara Protein - Sumber energi Alanin Isoleusin Fenilalanin Threonin Prolin Valin Leusin Histidin Serin Glisin Methionin Lysine Arginin Tyrosin Tryptophan 28,00 14,00 14,00 31,00 14,00 14,00 20,00 18,00 45,00 28,00 14,00 37,00 14,00 14,00 30,00 0,1 Diambil dari : Furnawanthi, 2002 Secara umum bagian-bagian dari tanaman lidah buaya yang sering dimanfaatkan yaitu : 2.5.1 Daun Keseluruhan daunnya dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk eksudatnya Furnawanthi, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.5.2 Eksudat Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudatnya berbentuk kental, berwarna kuning, dan rasanya pahit Furnawanthi, 2002. Getah lidah buaya bersifat kolodial seperti lendir, terutama jika pH nya mendekati basa saat daun masih segar, bentuknya berupa gel mirip agar-agar yang lekat. Namun, jika pH-nya mendekati asam saat daun mulai layu, akan berubah wujud menjadi sol yang bersifat lebih encer seperti sirup Furnawanthi, 2002. 2.5.3 Gel Gel adalah bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudatnya dikeluarkan Furnawanthi, 2002. Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sangat sensitive terhadap suhu, udara dan cahaya, serta bersifat mendinginkan. Sifat gel lidah buaya sangat mudah teroksidasi karena adanya enzim oksidase. Akibatnya, kontak bahan dengan udara oksigen akan mempercepat proses oksidasi, sehingga gel akan berubah menjadi kuning hingga coklat browning Yohanes, 2005 . 2.6 Cara Meramu Lidah Buaya Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Cara meramu lidah buaya untuk menurunkan kadar gula darah, yaitu satu pelepah lidah buaya ukuran besar kira-kira seukuran telapak tangan dibersihkan terlebih dahulu dengan mengupas kulit dan durinya. Kemudian, rendam sekitar 30 menit dalam air garam dengan takaran 1 sendok makan garam dapur biasa dicampur 1 liter air. Selanjutnya, remas sebentar secara perlahan lalu bilas dengan air yang mengalir air kran. Kemudian, rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Lalu Universitas Sumatera Utara dinginkan dan diminum sebanyak setengah gelas 2 sampai 3 kali sehari selama 10 hari berturut-turut Purwakarta, 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN