Prinsip Analisa Gangguan – ganguan pada analisa BOD

1. Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan – bahan anorganik atau bahan – bahan tereduksi lainnya yang disebut juga “intermediate oxygen demand” 2. Uji BOD memerlukan waktu yang lama yaitu minimal lima hari 3. Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum bisa mnunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira – kira 68 persen dari total BOD 4. Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat dalam air tersebut, misalnya adanya klorin yang dapat menghambat pertumbukan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil uji BOD mejadi kurang teliti Srikandi Fardiaz, 1992. BOD juga suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global proses- proses mikrobiologis yang benar – benar terjadi didalam air. Penguraian limbah organik melalui proses oksidasi oleh organisme di dalam air lingkungan adalah merupakan proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup. Angka kebutuhan oksigen adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat – zat yang tersuspensi dalam air Pramudya Sunu, 2001.

2.3.3. Prinsip Analisa

Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen didalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik.Sebagian hasil oksidasi akan terbentuk karbondioksida, air dan amioniak. Atas dasar reaksi tersebut, yang memerlukan kira – kira 2 hari dimana 50 reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75 dan 20 hari supaya 100 tercapai, maka analisa BOD dapat dipergunakan untuk Universitas Sumatera Utara menaksir beban pencemaran zat organik. Tentu saja, reaksi tersebut juga berlangsung pada badan air sungai, air danau maupun di instalasi pengolahan air buangan yang menerima air buangan yang mengandung zat organik tersebut. Dengan kata lain, tes BOD berlaku sebagai simulasi berbuat seolah – olah terjadi suatu proses biologis secara alamiah. Reaksi biologis pada tes BOD dilakukan pada temperature inkubasi 20 o c dan dilakukan selama 5 hari, hingga mempunyai istilah yang lengkap BOD 20 5 angka 20 menunjukkan temperatur inkubasi dan 5 menunjukkan lama waktu inkubasi, namun di beberpa literatur terdapat lama inkubasi 6 jam atau 2 hari atau 20 hari. Demikian, jumlah zat organik yang ada didalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengoksidasi zat tersebut. Karena reaksi BOD dilakukan didalam botol yang tertutup, maka jumlah oksigen yang telah dipakai adalah perbedaan antara kadar oksigen didalam larutan pada t = 0 biasanya baru ditambah oksigen dengan aerasi, hingga = 9 mg O 2 L, yaitu konsentrasi kejenuhan dan kadarnya pada t = 5 hari konsentrasi sisa ≥ 2 mg O 2 L agar hasi cukup teliti. Oleh karena itu, semua sampel yang mengandung BOD 6 mg O 2 L harus diencerkan supaya syarat tersebut dapat dipenuhi.

2.3.4. Gangguan – ganguan pada analisa BOD

Ada 5 jenis gangguan yang umumnya terdapat pada analisa BOD yaitu nitrifikasi, zat beracun, kemasukan udara pada botolnya, kekurangan nutrient garam dan kekurangan bakteri yang dibutuhkan proses tersebut. Gangguan – ganguan tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Proses nitrifikasi dapat mulai terjadi didalam botol BOD setelah 2 sampai 10 hari; NH 3 amoniak berubah menjadi NO 3 - nitrat lewat NO 2 - nitrit oleh jenis Universitas Sumatera Utara bakteri tertentu.Nitrifikasi juga membutuhkan oksigen. Di alam terbuka ada 2 sebab yang mencegah pertumbuhan bakteri nitrrifikasi: seringkali nitrifikasi ini tidak terjadi misalnya karena suhu 10 C atau karena air sungai yang tercemar telah sampai ke muara. Hal ini menunjukkan nitrifikasi pada botol BOD tidak berlaku, seperti pada raksi karbon yang menstimulasi suatu proses alam.Oleh karena itu di dalam analisa BOD baku pertumbuhan bakteri penyebab proses nitrifikasi harus di halangi dengan inhibitor, walaupun kemungkinan suhu tinggi seperti di daerah tropis, mempercepat proses nitrifikasi secara alamiah. b. Zat beracun dapat memperlambat pertumbuhan bakteri yaitu memperlambat reaksi BOD bahkan membunuh organisme tersebut. Kalau zat tersebut memang sangat beracun hingga bakteri – bakteri tidak bisa hidup sama sekali atau sukar berkembang, maka hanya sebagian jumlah bakteri akan aktif dalam oksidasi zat organik tersebut, hingga BOD yang tercatat akan lebih rendah dari angka COD suatu sampel yang tidak mengandung zat beracun. c. Masuk keluarnya oksigen dari botol selama waktu inkubasi harus di cegah. Botolnya harus ditutup dengan hati – hati diatas tutup botol bisa di beri air, gelembung udara tidak boleh ada di dalam botol, gelembung udara dapat dikeluarkan dengan mengetuk botol.Oleh karena itu pada waktu inkubasi botol BOD harus disimpang ditempat gelap. d. Nutrien merupakan slah satu syarat bagi kehidupan bakteri – bakteri. Nutrien terbentuk dari bermacam – macam garam Fe, K, Mg dan sebagainya. Karena kekurangan nutrient secukupnya sebelum masa inkubasi, yaitu pada saat t = 0. e. Karena benih dari bermacam – macam bakteri kurang jumlahnya atau kurang cocok bagi jenis air buangan yang akan dianalisa, maka cara pembenihan selalu harus diikuti dengan baik, sehingga menjamin jumlah populasi bakteri yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara Catatan : Kalau smpel mengandung racun, pertumbuhan bakteri terhalang maka angka BOD rendah. Cara lain untk mendeteksi gangguan – gangguan tersebut adalah dengan pengenceran sampel supaya dosis zat beracun dapat berada di bawah konsentrasi yang berbahaya, memang cara ini terbatas, hingga pengenceran maksimum yang di perbolehkan adalah kira – kira 10 kali Alaerts, 1987. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat-alat

− Inkubator dengan kisaran suhu 10 o -50 o C dan telah distabilkan pada suhu 20 o C pada saat pengujian − Botol KOB botol Winkler 300 mL Pyrex − Gelas ukur 100 mL Pyrex − Beaker Glass 250 mL Pyrex − Erlenmeyer 250 mL Pyrex − Buret 50 mL Pyrex − Labu ukur 1000 mL Pyrex − Pipet takar 10 mL Pyrex − Pipet volumetrik 10 mL, 50 mL,dan 100 mL Pyrex − Pipet tetes − Thermometer ruangan − Botol semprot − Bola penghisap − Corong Pyrex

3.2. Bahan-bahan

− Air suling − Larutan Buffer Fospat − Larutan Kalsium Klorida C a Cl 2 − Larutan Magnesium Sulfat MgSO 4 − Larutan Feri Klorida FeCl 3 − Larutan Mangan Sulfat MnSO 4 − Larutan Alkali Azida NaOHKI − Larutan Asam Sulfat Pekat H 2 SO 4P − Larutan Natrium Thiosulfat Na 2 S 2 O 3 0,025 N Universitas Sumatera Utara