10
2.2.1 Pemanfaatan Lignin dalam Dunia Industri
Penggunaan lignin pada saat sekarang dan masa depan merupakan bidang yang luas dan semakin meningkat kepentingannya. Lignin dapat dimanfaatkan
sebagai sumber bahan kimia karena lignin mempunyai gugus aktif yang dapat direaksikan dengan gugus lain sehingga menghasilkan senyawa baru dengan
struktur dan manfaat berbeda dari struktur kimia senyawa asalnya. Senyawa baru turunan lignin diperoleh dengan melakukan modifikasi struktur lignin dengan
proses lebih lanjut. Menurut Fengel dan Wegener, 1995 lignin dapat dimanfaatkan secara
komersial sebagai bahan pengikat, perekat, pengisi, surfaktan, produk polimer, dispersan dan sumber bahan kimia lainnya terutama turunan benzen pada
berbagai industri. Pada kebanyakan penggunaan kayu, lignin digunakan sebagai bagian integral dari kayu. Pemanfaatan lignin dan turunannya dapat disajikan
pada table dibawah ini: Tabel 2.3 Pemanfaatan Lignin dan Turunannya
NO. Jenis Pengunaan
Aplikasinya 1
Pendispersi Karbon hitam, pestisida, zat warna, pigmen,
keramik 2
Pengemulsi, penstabil campuran
Tanah, permukaan jalan, aspal, lilin, karet, sabun, lateks,
3 Penyaringan logam
Industri air, mikro industry pertanian 4
Aditif Lumpur pengeboran, beton, penggilingan semen,
bahan penyamak, plastic vinil 5
Pengikatperekat Pupuk, tinta cetak, mineral, pelapis, pengecoran
6 Pereaksi
Urea Formaldehid Fenol, furan, epoksida, urethane
7 Dan lain-lain
Koagulan protein, pelindung koloid, resin penukar ion, penagkap oksigen, dll
Sumber: Fengel dan Wegener, 1995
Universitas Sumatera Utara
11
2.2.2 Delignifikasi Dengan Metode Organosolv
Proses pulping merupakan proses pelarutan lignin delignifikasi. Menurut Bahar 1983, selama pemasakan terjadi reaksi cepat dimana terjadi pemutusan
ikatan lignin karbohidrat sehingga lignin yang lepas larut dalam larutan pemasak, serta reaksi lambat dimana terjadi kondensasi dan polimerisasi kembali yang
menyebabkan lignin tidak larut dalam larutan pemasak. Reaksi kondensasi lignin dapat terjadi dalam proses delignifikasi karena suasana asam akan secara langsung
terjadi, yaitu dengan keluarnya gugus asetil dari serpih kayu selama pemasakan Schroeter, 1991.
Proses organosolv dapat digambarkan sebagai suatu proses delignifikasi pada suhu pemasakan pulp dengan menggunakan pelarut organik metanol,
etanol, asam asetat, kelompok amina dengan atom C yang rendah dan lain-lain sebagai media reaksi. Menurut Bahar 1983, proses organosolv didasarkan pada
perbedaan kelarutan komponen kimia bahan baku pulp, dimana lignin dan ekstrakstif larut dalam pelarut organik, karbohidrat dengan bobot molekul rendah
dapat larut dalam air sedangkan selulosa tidak larut dalam kedua larutan tersebut. Delignifikasi pada proses organosolv disebabkan oleh terputusnya ikatan eter
dalam molekul lignin Sundquist, 1999. Penggunaan pelarut organik dimaksudkan untuk mengurangi tegangan
permukaan larutan pemasak pada suhu tinggi, mempercepat penetrasi ke dalam serpih dan difusi dari hasil pemutusan lignin dalam kayu ke dalam larutan
pemasak. Disamping itu, penggunaan pelarut organik digunakan agar delignifikasi lebih sempurna dan merata serta untuk mengurangi waktu pemasakan Bahar,
1983. Proses organosolv dengan menggunakan etanol sebagai bahan pemasak
dengan kekuatan pulp kayu daun lebar sama dengan proses kraft. Suhu pemasakan yang paling efektif untuk delignifikasi proses ini berkisar pada selang antara 135-
175°C. Suhu pemasakan yang lebih tinggi cenderung untuk menghasilkan penghancuran fraksi polisakarida secara total. Proses ini yaitu dengan campuran
alkohol etanol dan air memiliki viskositas yang rendah pada suhu proses dan cepat menembus pada seluruh serpih kayu. Lindi hitam proses organosolv
mengandung lignin dan gula-gula hemiselulosa dengan komponen paling banyak,
Universitas Sumatera Utara
12 diikuti oleh alkohol, furfural serta campuran fenol dengan bobot molekul rendah
Sarkanen et al., 1980. Menurut Marton dan Granzow 1982, penggunaan etanol-air dengan
penambahan basa akan mentransformasi sodium hidroksida ke dalam basa polisakarida dengan menyerap ion hidroksil. Penambahan basa akan
menyebabkan tingginya konsentrasi ion hidroksil dalam larutan pemasak sehingga mempercepat pemutusan pada ikatan intra molekul lignin saat ekstraksi
dan mempercepat delignifikasi. Selama berlangsungnya proses pemasakan dalam digester yang berisi
larutan soda api NaOH, polimer lignin akan terdegradasi dan kemudian larut dalam larutan pemasak. Larutnya lignin ini disebabkan oleh terjadinya transfer ion
hidrogen dari gugus hidroksil pada lignin ke ion hidroksil Darnoko, 1995.
Gambar 2.4 Reaksi Lignin dengan gugus hidroksil NaOH pada proses delignifikasi
2.2.3 Isolasi Lignin