Prosedur Dalam Pemberian Kredit Analisa Pemberian Kredit

Kredit Modal Kerja menurut Indra Bastian dan Suhardjono 2006 : 251 yaitu “kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur. Kredit ini diberikan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan baik perusahaan perorangan maupun yang berbadan hokum. Kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun bisa diperpanjang sesuai kebutuhan yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya”. Adapun Kelebihan dari kredit modal kerja adalah: • Jumlah pinjaman sesuai skala usaha • Bunga bersaing • Proses kredit cepat dan mudah

e. Prosedur Dalam Pemberian Kredit

Pemberian kredit yang dilakukan antara bank satu dengan bank lainnya tidak selalu sama baik syarat-syarat maupun prosedurnya. Menurut kasmir 2002:110, secara umum prosedur yang digunakan dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1 Pengajuan berkas-berkas Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit dalam suatu proposal yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit, akte notaris, tanda daftar perusahaan, nomor pokok wajib pajak, neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir, bukti diri dari pimpinan perusahaan, serta fotocopy sertifikat jaminan. 2 Penyelidikan berkas 3 Wawancara I Wawancara I merupakan penyelidikan kepada calon peminjam untuk meyakinkan apakah berkas tersebut sesuai dengan yang bank inginkan. 4 On the spot On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. 5 Wawancara II Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas-berkas. 6 Keputusan kredit Keputusan kredit memberitahukan apakah kredit ini diterima atau ditolak. 7 Penandatanganan Perjanjian Kredit Perjanjian kredit merupakan salah satu bentuk perjanjian pinjam meminjam. Dalam praktek bentuk dan materi perjanjian kredit antara satu bank dengan bank lainnya tidak sama sesuai dengan kebutuhan bank masing-masing. Perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai perjanjian pokok yang menentukan batal atau tidaknya perjanjian, sebagai alat bukti Universitas Sumatera Utara mengenai batasan hak dan kewajiban kreditur dan debitur serta sebagai alat monitoring kredit. 8 Realisasi kredit 9 Penyaluran dana

f. Analisa Pemberian Kredit

Tingkat persaingan usaha yang semakin ketat, telah mendorong keberanian bank untuk “take risk” dengan pertimbangan tertentu untuk menerima syarat dan ketentuan yang sangat ringan. Bank yang menerima permohonan nasabah pada akhirnya memberikan fasilitas kredit dengan mengurangi prinsip kehati-hatian. Agar tidak terjadi apa yang tidak diharapkan dari tujuan bank tersebut, maka dilakukan analisa dalam pemberian kredit. Analisa Kredit menurut Menurut Veithzal Rivai 2006:287, merupakan “kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis ini dapat diketahui apakah usaha ini layak dan dapat dipasarkan dan menguntungkan serta dapat dilunasi tepat waktu”. Dalam pendanaan kepada nasabah dalam bentuk pemberian kredit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, sesuai dengan penjelasan pasal 8 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan Try Widiyono, 2009 : 26 bahwa “untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap Character watak, Capacity kemampuan, Capital modal, Collateral jaminan, Condition of Economy kondisi ekonomi atau yang disebut dengan Analisis 5C The Five C’s of Credit Analysis. Tri Widiyono dalam bukunya Agunan Kredit dalam Financial Engineering 2009 : 5 menjelaskan : Universitas Sumatera Utara 1 Watak Character adalah pribadi, kelakuan, sikap, tingkah laku, dan nilai- nilai dari debitur yang dapat dilihat dari track record, yaitu sejarah hidup dari curriculum vitae calon debitur. Data ini dapat diperoleh dari Bank Indonesia. 2 Kemampuan Capacity adalah kemampuan debitur dalam mengelola fasilitas kredit yang diberikan sehingga dapat memberikan nilai tambah, yang akhirnya dapat mengembalikan fasilitas kredit sesuai dengan waktu yang diperjanjikan. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit harus dianalisis, antara lain mengenai kondisi keuangan yang bersangkutan untuk mengetahui jumlah fasilitas yang dibutuhkan dan kondisi perusahaan yang sebenarnya. 3 Modal Capital adalah modal yang dimiliki oleh debitur yaitu apa yang dijadikan modal debitur dalam melakukan usahanya. 4 Agunan Collateral adalah benda bergerak seperti kendaraan bermotor, tanah, bangunan, emas, mesin, Serta benda tidak bergerak seperti tanah bersertifikat yang diserahkan debitur kepada kreditur untuk menjamin apabila fasilitas kredit tidak dibayar kembali sesuai waktu yang telah ditetapkan. Jika hal demikian terjadi, maka benda tersebut dapat dijual untuk pelunasan fasilitas kredit. 5 Prospek Usaha Condition of Economy adalah dukungan lingkungan, baik keadaan ekonomi maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keadaan daerah setempat yang memungkinkan suatu usaha yang dibiayai dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan. Pencairan kredit hanya dapat dilakukan, apabila seluruh syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam persetujuan dan pencairan kredit telah dipenuhi oleh pemohon kredit debitur. Oleh karena itu sebelumnya bank harus memastikan bahwa seluruh aspek yang berkaitan dengan kredit telah diselesaikan dan memberi perlindungan yang memadai bagi bank.

4. Pembiayaan