Penyediaan Tempat Hiburan Malam di Lokasi Tempat Wisata

dirasakan oleh warga pas waktunya tidur malam. Keadaan inilah yang kadang membuat masyarakat kadang terganggu dengan keberadaan tempat hiburan malam Lumban Silintong tersebut.

4.6.4 Penyediaan Tempat Hiburan Malam di Lokasi Tempat Wisata

Pemanfaatan tempat wisata Lumban Silintong sebagai akses untuk mendapat keuntungan merupakan ciri khas sebagian besar dari penduduk Lumban Silintong. Salah satunya yaitu dengan membuka usaha kafe ataupun tempat hiburan yang bisa memanfaatkan keberadaan pengunjung tanpa menimbulkan sesuatu bentuk yang merugikan masyarakat lain Perda Tobasa No 092001 Kmks 06Mk 07 tanggal 14 Des 2006 tentang izin rumah makan dan bar. Penyediaan tempat hiburan malam yang disediakan di tempat wisata ini adalah sebagai penyebab utama terjadinya disfungsi tempat wisata. Ketersediaan waktu dan sarana yang disediakan sebagai pemicu terjadinya praktek prostitusi yang ada di lokasi sekitar tempat wisata Lumban Silintong. Pihak tempat hiburan tersebut juga merupakan orang-orang yang secara langsung sebagai pendukung untuk terjadinya praktek prostitusi sebagai bentuk penyalahgunaan fungsi dari tempat wisata tersebut. Hal ini dapat dilihat dari fungsi awal dari tempat wisata, yakni sebagai tempat tujuan untuk melakukan aktivitas wisata, namun seiring berjalannya waktu dengan semakin ramainya pengunjung yang datang untuk menikmati panorama Danau Toba, dipandang sebagai kesempatan yang baik untuk mengundang para pengunjungnya, khususnya para pengunjung yang suka dengan hiburan malam. Universitas Sumatera Utara Kesempatan yang dilihat oleh penyedia tempat hiburan malam tersebut, dengan merubah keadaan tempat wisata yang ramai dikunjungi menjadi sebuah aset yang bisa meraup keuntungan yang besar. Perubahan yang dilakukan oleh penyedia tempat hiburan malam tersebut adalah dengan mendirikan tempat hiburan malam yang tempatnya persis di pinggir Danau Toba itu sendiri. Dimana jika dilihat sekilas dari luar tempat hiburan malam tersebut, tempat ini seperti tempat makan yang seperi yang ada biasanya. Penyediaan tempat hiburan malam tersebut jelas sangat mendukung terjadinya pergeseran fungsi yang mengakibatkan terjadinya disfungsi, yakni tempat wisata menjadi akses untuk melakukan hal-hal yang dilarang norma-norma masyarakat seperti berkencan dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu seperti berpelukan dan berciuman, dimana pemandangan seperti ini dianggap sudah biasa bagi orang-orang yang berkunjung maupun pedagang di tempat hiburan malam tersebut. Keberadaan tempat hiburan malam dengan adanya praktek prostitusi sebenarnya diperhatikan oleh pemerintah setempat dengan memberlakukan Operasi Pekat atau operasi penyakit masyarakat. Operasi tersebut dilakukan dengan kerjasama Kepolisian dan Satpol PP dengan ijin pemerintahan Kabupaten Tobasa. Upaya ini merupakan razia untuk memberikan peringatan dan arahan kepada para pekerja seks komersial yang berhasil di razia. Hal tersebut seperti dalam penuturan informan saya B.M lk, 43 tahunbagian Linmas Pemda Tobasa “ Operasi Pekat atau operasi penyakit masyarakat dengan kerjasama Kepolisian dan Satpol PP adalah upaya yang kami lakukan untuk merazia para pekerja seks komersial” Universitas Sumatera Utara Tapi sebelumnya desas-desus untuk operasi razia, sudah dahulu bocor. Diduga ada pihak yang terkait yang membocorkan, sehingga para pekerja seks komersial kadang tidak beroperasi pada saat adanya razia. Dengan begitu, praktek tersebut sudah terorganisir dengan sempurna. Seperti dalam pernyataan informan saya B.M lk, 43 tahun “ Setiap ada operasi razia, sering gagal dikarenakan praktek tersebut sudah diatur sedemikian rupa, sehingga praktek tersebut sangat terselubungi dan benar- benar diatur secara rapi” Praktek prostitusi yang ada pada tempat hiburan malam tersebut sudah menjadi rahasia umum baik pada sekitar lokasi tempat wisata maupun bagi para pengunjungnya. Dalam bisnis pelacuran pedagangpelayan yang ada di tempat hiburan tersebut memiliki peran yang sangat penting, yakni sebagai penghubung antara pengunjung dan germo dengan imbalan sejumlah uang. Seperti diutarakan oleh informan saya xx yaitu : “ Setiap pengunjung yang ingin mendapatkan pelayanan seks, akan menghubungi pelayan untuk menghubungi germo. Keuntungan yang diperoleh, biasanya pelayan pun mendapat uang tip sebagai jasanya sebagai penghubung “ Dengan adanya praktek prostitusi, pihak penyedia tempat hiburan merasa diuntungkan, karena disetiap hari pengunjung akan datang ke tempat tersebut dan memesan minuman yang harganya biasanya diatas standar. Dan biasanya, pengunjung tidak segan-segan untuk mengeluarkan duit untuk menikmati sajian yang disediakan di tempat itu, walau harganya mahal. Dengan keberadaan para wanita yang berpakaian seksi dan binal, maka akan memancing para pengunjung yang menginginkan pelayanan seks untuk datang dan singgah di tempat tersebut. Universitas Sumatera Utara Selain itu juga, wanita yang tidak berfrofesi sebagai pekerja seks, juga sering nongkrong di tempat tersebut, dan memunculkan adanya kencan yang terjadi antara pengunjung dengan pengunjung itu sendiri dan berujung pada hubungan kelamin dan biasanya karena pengaruh oleh minuman yang mengandung alkohol. Dari urain di atas mengenai keberadaan tempat hiburan malam, dapat terlihat jelas bahwa, pengelola tempat hiburan malam yang ada di tempat wisata tersebut memiliki peran yang sangat penting dan andil yang besar didalam terjadinya penyalahgunaan fungsi tempat wisata yang terjadi di lokasi wisata Lumaban Silintong Balige. Hal ini dilihat bahwa diawal lokasi daerah pantai Danau Toba dijadikan daerah tempat wisata untuk menikmati panorama Danau Toba. Namun seiring berjalannya waktu maka adanya pihak yang melihat adanya peluang untuk meraup keuntungan yang besar dengan melihat banyaknya pengunjung yang datang ke daerah tempat wisata tersebut. Hal serupa juga diungkapkan oleh informan saya ATT lk, 45 tahun yaitu: “ Keberadaan tempat hiburan malam tersebut dipicu oleh banyaknya pengunjung yang datang ke tempat wisata Lumban Silintong. Sehingga memungkinkan adanya sebagian pengunjung lebih berminat mengunjungi tempat wisata tersebut dengan hiburan malam yang marak terjadi di kota-kota besar “

4.6.5 Praktek Prostitusi di Lokasi Tempat Wisata di Lumban Silintong Merupakan Sebuah Penyimpangan