Pengaruh Jumlah Kredit yang Disalurkan Terhadap Laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA – 1
FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN TERHADAP LABA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk
UNIT SUMBER NONGKO MEDAN
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
BERLIANA MAGDALENA 050521137
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara 2008
(2)
ABSTRAK
Berliana Magdalena (2008) “Pengaruh Jumlah Kredit yang Disalurkan Terhadap Laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan”. Dra. Lisa Marlina, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si., sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Nisrul Irawati, MBA, sebagai Dosen Penguji I dan Drs. Liasta Ginting, sebagai Dosen Penguji II.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah jumlah kredit yang disalurkan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan data dari tahun 2003 sampai dengan 2007. Untuk melihat signifikansi pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji koefisien determinan (R2) dan Uji-T (Uji secara Signifikansi) dengan menggunakan program software SPSS Versi 12.00.
Hasil analisis mengatakan bahwa kredit yang disalurkan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan.
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan rahmat dan kesehatan serta kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat dan dorongan dari
berbagai pihak selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I yang
telah membantu memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ulfah MS, selaku Dosen Wali.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, SE, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan begitu banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan
saran kepada penulis dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Liasta Ginting, selaku Dosen Penguji II yang telah membantu
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Perumusan Masalah ...4
C. Kerangka Konseptual ...4
D. Hipotesis ... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5
F. Metode Penelitian ... 6
1. Batasan Operasional ... 6
2. Defenisi Operasional ... 7
3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 7
4. Jenis Data ... 8
5. Teknik Pengumpulan Data ... 8
6. Metode Analisa Data ... 9
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Pengertian Bank ... 12
C. Pengertian Kredit ... 13
D. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 14
E. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 18
F. Laba ... 19
G. Jenis-jenis Laba ... 20
H. Kegunaan Laba ... 21
(5)
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI) ... 24
B. Visi dan Misi ... 25
C. Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia ... 26
D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 27
E. Tugas Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan ... 28
F. Produk-produk Bank Rakyat Indonesia ... 32
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis Deskriptif ... 53
B. Analisis Statistik ... 62
1. Pengujian Normalitas Data ... 63
2. Koefisien Determinan R Square ... 65
3. Uji – T (Uji Secara Signifikansi) ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Hal
1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah, Jumlah Kredit yang Disalurkan, dan Laba yang Diperoleh
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko - Medan Tahun 2003 – 2007 ... 2
3.1 Tingkat Suku Bunga Tabungan Simpedes PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan ... 35
3.2 Tingkat Suku Bunga Tabungan Britama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan ... 39
3.3 Tingkat Suku Bunga Deposito PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan ... 43
3.4 Tingkat Pinalti Deposito PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan ... 45
4.1 Perkembangan Jumlah Nasabah, Jumlah Kredit yang Disalurkan, dan Laba yang Diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk Unit Sumber Nongko - Medan Tahun 2003 – 2007 ... 53
4.2 Penurunan/Peningkatan Jumlah Kredit yang Disalurkan Tahun 2003 – 2007 ... 54
4.3 Penurunan/Peningkatan Laba yang Diperoleh Tahun 2003 – 2007 ... 56
4.4 Coefficients (a) ... 62
4.5 Model Summary (b) ... 65
(7)
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangaka Konseptual ... 5
3.1 Struktur Organisasi ... 27
4.1 Histogram ... 63
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Martono dan
Harjito (2001:2) mengatakan bahwa perusahaan memiliki tiga macam tujuan
utama yang saling berkaitan yaitu:
1. Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik
perusahaan.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Indonesia saat ini menghadapi keadaan ekonomi yang tidak menentu dan
penuh dengan persaingan yang menyebabkan bank-bank umum berlomba untuk
meningkatkan sumber dana bank yang kemudian disalurkan kembali dalam
bentuk kredit. Perkreditan merupakan bagian yang paling penting dalam bisnis
perbankan (Sastradipoera, 2004:152).
Pengelolaan kredit bagi sebuah perusahaan adalah suatu hal yang penting
untuk dilakukan agar kreditnya berjalan dengan baik dan meminimalkan hal-hal
yang mungkin terjadi diluar perhitungan. Melakukan pengelolaan kredit berarti
(9)
kreditnya perlu dilakukan perencanaan yang matang. Kemudian setelah
direncanakan maka diorganisasikan, agar perencanaan tersebut lebih terarah.
Pelaksanaan pengololaan kredit dapat meningkatkan keuntungan bagi
sebuah perusahaan. Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya
suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT),
yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha yang lainnya.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sumber Nongko - Medan
merupakan salah satu kantor unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Medan Iskandar Muda, yang melayani penyaluran kredit kepada nasabah
yang dikenal dengan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Dari Tabel 1.1 berikut
ini dapat diketahui jumlah nasabah kredit, jumlah kredit yang disalurkan, serta
jumlah laba yang diterima oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit
Sumber Nongko – Medan.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Nasabah, Jumlah Kredit yang Disalurkan, dan Laba yang Diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko - Medan Tahun 2003 - 2007 TAHUN JUMLAH NASABAH (Orang) JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN (Rp) LABA (Rp)
2003 61 558.842.440 -33.093.937
2004 256 2.093.021.880 202.242.505 2005 286 2.930.146.600 234.725.211 2006 286 3.221.865.720 193.547.950 2007 266 3.195.452.568 266.863.507
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sumber Nongko - Medan
(10)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan yang menggunakan
produk kredit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan dari tabel diatas
terlihat bahwa jumlah kredit yang disalurkan dari tahun ke tahun juga mengalami
kenaikan. Tetapi berbeda dengan laba yang diterima PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan. Pada tahun 2006 kredit yang
disalurkan meningkat, tetapi laba yang diterima oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan mengalami penurunan. Tahun 2007
kredit yang disalurkan menurun, tetapi laba yang dihasilkan meningkat.
Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama
bank. Semakin banyak bank menyalurkan kredit maka semakin banyak
pendapatan bunga yang diperoleh yang akan mengoptimalkan laba bagi bank
(Muljono, 1996:225). Hal ini juga dikatakan Sipahutar (2004:66) bahwa
keuntungan perbankan masih didominasi oleh pemberian kredit yang berpengaruh
terhadap laba yang akan diperoleh oleh bank.
Berdasarkan uraian Muljono dan Sipahutar bahwa jumlah kredit yang
disalurkan akan mempengaruhi laba, tetapi hal ini berbeda dengan keadaan pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
khususnya pada tahun 2006 dan 2007 bahwa besarnya kredit yang disalurkan
tidak diikuti dengan besarnya laba yang diterima, maka penulis tertarik untuk
(11)
Disalurkan Terhadap Laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan dari tahun 2003 sampai dengan 2007?”.
C. Kerangka Konseptual
Kegiatan perekonomian yang semakin berkembang atau perkembangan
suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan perlu adanya
sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang
semakin berkembang. Dari sudut pandang perbankan atau lembaga keuangan
yang menyediakan sumber dana yang berbentuk perkreditan tersebut, maka kredit
akan mepunyai suatu kedudukan yang sangat istimewa (Mulyono, 1996:1).
Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama
bank. Semakin banyak bank menyalurkan kredit maka semakin banyak
pendapatan bunga yang diperoleh yang akan mengoptimalkan laba bagi bank
(Muljono, 1996:225). Keuntungan yang diterima bank berasal dari selisih bunga
pinjaman kepada debitur dengan suku bunga simpanan yang dibayar kepada
(12)
masyarakat banyak maka pendapatan yang diterima bank akan meninggkat yang
akan mempengaruhi besarnya laba yang diterima oleh bank.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan
yang berpengaruh antara kredit yang disalurkan dalam meningkatkan laba
perusahaan dan hal ini dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan yang
menyatakan adanya hubungan yang erat mengenai kredit yang disalurkan terhadap
laba perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika pendapatan yang
diperoleh dari penyaluran kredit yang lebih besar dibandingkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan.
Sumber: (Muljono, 1996: 225)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
ditetapkan, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah “Terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
KREDIT
YANG
DISALURKAN
(13)
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk megetahui dan
menganalisis pengaruh jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan
dari tahun 2003 sampai dengan 2007.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan
Memberikan tambahan informasi tentang kredit yang disalurkan dan
laba yang diperoleh sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan atau kebijakan keuangan dimasa depan agar
lebih efisien dalam mengelola kredit.
b. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah wawasan
dan pengetahuan penulis dalam bidang perbankan khususnya
mengenai kredit.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi
bahan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut dimasa yang akan
datang, khususnya mengenai pengaruh kredit yang disalurkan
terhadap laba perusahaan.
F. Metode Penelitian
(14)
Batasan operasional dan identifikasi variabel penelitian berguna untuk
menghindari ketidakfokusan dalam membahas dan menganalisis
permasalahan yang ada pada penelitian ini. Untuk lebih mengarahkan
pembahasan agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian dan juga agar
lebih jelas dalam memecahakan masalah maka penulis memberikan
batasan bahwa ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas terbatas
pada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan dan laba yang diperoleh
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko –
Medan dengan mempergunakan data dari tahun 2003 – 2007.
2. Defenisi Operasional
Penelitian ini membahas pengaruh jumlah kredit yang disalurkan
terhadap laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber
Nongko – Medan. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
variabel independen yaitu jumlah kredit yang disalurkan (X) dan
variabel dependen yaitu laba (Y) yang terjadi dari tahun 2003 sampai
dengan 2007.
Variabel jumlah kredit yang disalurkan (X) merupakan produk kredit
Kupedes yang disalurkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Sumber Nongko – Medan kepada masyarakat. Kredit Kupedes
ini merupakan pendapatan terbesar dari PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk.
Variabel laba (Y) merupakan laba yang diterima PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan dengan adanya
(15)
dengan beban. Jika pendapatan melebihi beban maka hasilnya laba
bersih dan laba akan timbul jika pendapatan lebih besar dibandingkan
biaya-biaya yang dikeluarkan.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Sumber Nongko Jl. Jamin Ginting No. 584 Padang Bulan Medan.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2007 sampai dengan Mei
2008.
4. Jenis Data
Data yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah data
sekunder (Secondary Data). Data sekunder (secondary data) yaitu data
yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan
diolah oleh pihak lain dan biasanya sudah dalam bentuk publikasi
(Supranto, 1997:6). Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Sejarah singakat berdirinya perusahaan.
b. Struktur organisasi perusahaan.
c. Laporan Keuangan perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan 2007.
d. Hasil publikasi, buku ilmiah dan literatur lainya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
(16)
Penulis melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek
penelitian dengan wawancara kepada pegawai yang berwenang
untuk memperjelas data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi dari buku-buku
dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek penelitian,
yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan
pertimbangan terhadap apa yang ada dilapangan.
6. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan penulis dalam penganalisaan masalah
yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan
menginterprestasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran
yang jelas mengenai objek yang diteliti.
b. Metode Analisis Statistik
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk
memprediksikan seberapa jauh pengaruh satu atau beberapa
variabel bebas (independen) terhadap variabel tidak bebas
(dependen). Untuk memperoleh hasil yang baik, penulis
(17)
Solution (SPSS) versi 12. Menurut Sugiyono (2005:204) rumus
regresi linier sederhana yang digunakan adalah:
Keterangan:
Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = Konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
2. Koefisien Determinan R2 (R Square)
Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui
signifikan variabel. Koefisien Determinan menunjukkan
besarnya kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y). Angka R square adalah pengkuadratan dari
koefisien korelasi. Nilai R Square berkisar antara 0-1, semakin
kecil (mendekati nol) nilai R square semakin lemah hubungan
antara dua variabel, sebaliknya jika R square semakin besar
Y=a+bX
(18)
(mendekati satu) maka semakin baik kemampuan variabel
independen menerangkan variabel dependen.
3. Pengujian hipotesis
Uji T (uji secara Signifikansi)
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen.
Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
Coefficients.
Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Ho : bi = o, artinya tidak terdapat pengaruh bebas yang positif
dan signifikan antara X dan Y
Ho : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X dan Y
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada alpha = 5 %
(19)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Suri (2005) mengenai Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Modal Bank
(Studi kasus Bank Permata Cabang Malang Tahun 2002 – 2004) mengatakan
bahwa pendapatan terbesar bank adalah pendapatan bunga dari kredit yang
disalurkan. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penyaluran kredit dapat
mempengaruhi perkembangan modal karena hasil dari penyaluran kredit bank
memperoleh pendapatan bunga cukup tinggi. Sehingga hal ini dapat
meningkatkan laba dan akhirnya modal.
B. Pengertian Bank
Bank sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama bagi kita yang hidup di
perkotaan, bahkan di pedesaan sekalipun kata bank bukan merupakan kata yang
asing dan aneh. Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta
memberikan jasa perbankan lainnya. Selanjutnya jika ditinjau asal mula terjadinya
(20)
Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh
dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar bank berupa
uang giral (Suyatno, 1998:1). Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan
mata uang, melakukan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan dan lain-lain.
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari uraian di atas dapat
dijelaskan bahwa merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan
atau lembaga keuangan, dimana kegiatannya meliputi tiga kegiatan utama yaitu
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya kepada
masyarakat banyak.
C. Pengertian Kredit
Orang pada umumnya akan mudah memberikan pemahaman/penjelasan
tentang apa yang dimaksud dengan kredit. Namun dalam memberikan batasan
atau defenisi mengenai istilah kredit banyak dijumpai kesulitan merumuskannya,
terlebih lagi mencari perumusan yang dapat memuaskan pandangan semua pihak
dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan setiap pemberi defenisi itu senantiasa
mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang tampak olehnya melalui
(21)
Kredit bila kita tinjau asal usul kata tersebut serta arti dasarnya dimulai dari
arti kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti
“kepercayaan” atau dalam bahasa Latin “Creditum” yang berarti kepercayaan atau
kebenaran dalam praktek sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang luas
lagi antara lain :
Menurut Eric L. Kohker dalam bukunya “Dictionary For Accountants”
(Muljono, 1996:9) mendefenisikan kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang
disepakati.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 yaitu Perubahan UU No. 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan, telah membedakan defenisi kredit (istilah bagi Bank
Konvensioanl) dengan pembiayaan (istilah bagi Bank Syahriah). Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
dalam hal mana peminjam berkewajiban untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan bunga. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana
peminjam berkewajiban untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan bagi hasil keuntungan.
(22)
Kegiatan perkreditan yang dijalankan suatu bank mempunyai tujuan
tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak terlepas dari misi bank. Adapun
tujuan pemberian kredit (Kasmir, 2000:95) adalah :
1. Mencari keuntungan
Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan juga biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan
ini berguna untuk kelangsungan hidup bank agar tidak menderita kerugian
juga untuk menghindari bank tersebut dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja dalam rangka
mengembangkan dan memperluas usaha nasabah.
3. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan, maka semakin baik
karena mencerminkan adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Beberapa keuntungan yang diperoleh pemerintah dari menyebarannya
pemberian kredit adalah :
a. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diterima nasabah dan bank.
b. Membuka kesempatan kerja karena dengan adanya perluasan usaha
maka membutuhkan banyak tenaga kerja.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa. Jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan meningkatkan jumlah barang dan jasa
(23)
Menurut Sinungan (1998:4) tujuan kredit menckup ruanga lingkup yang
sangat luas. Dua fungsi kredit yang saling berhubungan dari kredit adalah:
1. Profitability
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
diperoleh dari pemungutan bunga.
2. Safety
Keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa
hambatan-hambatan yang berarti.
Bank dalam menyalurkan kredit harus memperhatikan kedua tujuan di atas,
bank harus memperoleh keuntungan yang merupakan tujuan umum perusahaan
tetapi bank harus senantiasa memperhatikan segi keamanan dari kredit yang
diberikan kepada debitur. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat
membutuhkan bank sebagai fasilitas kreditnya. Karena begitu dominannya
pemberian kredit bank dapatlah kita katakan bahwa tidak satu pun usaha bisnis di
dunia yang tidak bebas dari kredit, bahkan negara kaya pun membutuhkan kredit
dari lembaga-lembaga keuangan internasional begitu juga dengan negara-negara
miskin dan berkembang.
Selain memiliki tujuan, pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi
sebagai berikut (Kasmir, 2000:97)
1. Meningkatkan daya guna uang
Maksudnya yaitu jika uang tersebut hanya disimpan saja tidak akan
(24)
tersebut berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh si penerima
kredit.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya
sehingga suatu saerah yang kekurangn uang dengan memperoleh kredit akan
mendapat tambahan uang di daerah lainnya.
3. Meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan bank akan dapat digunakan oelh debitur untuk
memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Dengan pemberian kredit dapat menambah jumlah barang yang beredar
karena pemberian kredit ini dapat mempelancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lain.
5. Alat Stabilitas ekonomi
Dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan diberikannya kredit
dapat menambah jumlah barang yang diperlukan masyarkat dan kegiatna
kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam maupun luar
negeri sehingga devisa negara bertambah.
6. Meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan adanya danakredit maka akn menambah kegairahan berusaha bagi
debitur dalam berusaha terutama bagi debitur yang memiliki modal kerja
yang pas-pasan.
(25)
Jika kredit yang diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut
membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran.
Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat meningkatkan
pendapatannya seperti membuka warung, menyewakan rumah kontrakan
atau jasa lainnya.
8. Meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan hubungan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit dan juga
dapat meningkatkan kerjasama di bidang lainnya
E. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Dalam menyalurkan kredit, setiap lembaga keuangan harus berpedoman
pada prinsip-prinsip pemberian kredit agar resiko kredit macet dapat
diminimalisasi. Konsep yang sering digunakan adalah prinsip 6C yaitu
(Abdullah, 2005:92)
1. Character
Sifat dan watak dari setiap orang yang mengajukan permohonan kredit
haruslah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang
calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.
(26)
Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha dan menghasilkan
pendapatan. Kemampuan ini sangat penting diketahui karena turut
menentukan berhasil tidaknya perusahaan di masa yang akan datang.
3. Capital
Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam
menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan
keuangan perusahan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitasnya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman
atas kredit tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya
kredit yang diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut
lebih besar dari nominal kredit yang diberikan.
5. Condition of Economic
Dalam menilai suatu kredit juga harus memperhatikan berbagai situasi
seperti keadaan perekonomian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang
dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat
merangsang perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya.
6. Constraint
Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di
suatu tempat. Misalnya pembangunan pabrik kelapa sawit hendaknya
memperhatikan daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan pencemaran
(27)
F. Laba
Perusahaan pada umumnya menginginkan laba yang optimal, karena dengan
adanya laba maka manajemen dapat memprediksi apakah perusahaan tersebut
akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Laba merupakan selisih lebih
pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut, laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan
suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu
sendiri dan laba merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup perusahaan
itu sendiri.
Mengenai pengertian laba itu sendiri, banyak orang memberikan pendapat
yang berbeda, untuk lebih jelasnya penulis mengutip beberapa pengertian laba
menurut para ahli ekonomi. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan kegiatan usaha (Soemarso, 2005:230). Gain (laba) merupakan
favorable (asset yang diterima) yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan
usaha yang normal (Tuanakotta, 2002:176).
Dari beberapa pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan suatu kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan,
karena perusahaan yang bersangkutan telah melakukan pengorbanan untuk pihak
lain. Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya laba adalah pendapatan dan
biaya. Besar kecilnya laba merupakan indikator dalam berhasil atau tidaknya
(28)
G. Jenis-jenis Laba
Menurut (Tuanakotta, 2000:157) jenis-jenis laba dalam hubungannya
dengan perhitungan laba ada 3, yaitu :
1. Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan
harga pokok penjualan.
2. Laba dari operasi
Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3. Laba bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk
mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban
lain-lain.
H. Kegunaan Laba
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari
suatu perusahaan selama satu periode tetentu. Informasi tentang kinerja suatu
perusahaan, terutama tentang probabilitas yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan
dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering kali digunakan untuk
(29)
yang disamakan dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang
kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.
Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu
memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai
laba perusahaan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak internal
maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut Harahap (2002:146) laba
mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada
pemegang saham
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan
4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya.
5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
I. Peranan Laba dalam Perusahaan
Laba juga merupakan salah satu faktor untuk menarik pihak investor untuk
menanamkan modalnya kepada perusahaan. Menurut (Nafarin, 2000:235)
(30)
1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap
usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat
memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya
produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.
2. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak
investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik di bidang produksi
ataupun penjualan.
3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan
dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk
mengembangkan perusahaannya menuju ke arah kemajuan yang dapat
bersaing dengan perusahaan lain.
4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang
mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena
kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka
membalasnya dengan produktivitas kerja.
5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk
menanamkan modalnya ke dalam perusahaan yang digunakan untuk
(31)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Sejarah singkat berdirinya Bank Rakyat Indonesia dimulai dengan
didirikannya De Poerwokerto Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden atau
Bank Priyayi Poerwokerto oleh Patih Wiratmadja dan kawan-kawannya pada
tanggal 16 Desember 1895. Pada tahun ini juga dengan bantuan pemerintah
Hindia Belanda didirikan Volks Banken atau Bank Rakyat, di kota-kota dalam
wilayah Nusantara Hindia Belanda waktu itu.
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga berbadan hukum
dengan nama Centrale Cash yang yang berfungsi sebagai bank sentral bagi Volks
Banken pada umumnya termasuk bank desa tahun 1912. Sebagai akibat kresis
(32)
Banken mengalami kesulitan sehingga tugas dan kewajiban diambil alih oleh Centrale Cash.
Algemene Volkscrediet Bank berdiri tahun 1934 – 1982 yang berstatus
badan hokum Eropa. Modal pertama berasal dari likuidasi Centrale Cash
ditambah dengan kekayaan dari Volks Banken. Dengan demikian Algamene
Volkscrediet Bank (AVB) sebagai kelanjutan Centrale Cash merupakan integrasi Volks Banken, yang pada pendudukan Jepang berdasarkan UU No. 39 Tangga 3
Oktober 1942 AVB diganti nama menjadi Syomin Ginko (Bank Rakyat).
Syomin Ginko (Bank Rakyat) diganti lagi menjadi Bank Rakyat Republik
Indonesia Serikat tahun 1945. Tahun 1960 diganti menjadi Bank Koperasi Tani
dan Nelayan (BKTN), dan bergabung dengan Nederland Handels Matchapij.
Masa Trikora diganti lagi menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Dan masa Orde
Baru hingga saat ini menjadi Bank Rakyat Indonesia.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
didirikan pada tahun 2002, dan merupakan kantor unit dari PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk, Cabang Medan Iskandar Muda. Sejak tanggal 20
September 2007 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko
- Medan telah menggunakan sistem on-line, dimana kegiatan aktivitas bank ini
lebih cepat dan mudah sehingga setiap nasabah BRI dapat berhubungan dengan
nasabah kantor BRI yang lain dengan cepat tanpa harus ke kantor cabang lagi.
Produk BRI Unit Simpanan Masyarakat Kota (Simaskot) tidak ditawarkan
lagi Sejak tanggal 11 Februari 2006, hanya Simpanan Masyarakat Pedesaan
(33)
Automatic Technical Machine (ATM) sama halnya dengan simpanan yang ada di
BRI Kantor Cabang dimana telah terlebih dahulu menggunakan fasilitas ATM.
B. Visi dan Misi
Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah menjadi bank
komersial terdepan yang selalu memproritaskan kepuasan nasbahnya. Upaya
untuk mencapai visinya, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah
menetapkan tiga misi yang akan diembannya:
1. Melaksanakan praktek perbankan terbaik dengan memberikan prioritas pada
layanan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam rangka
mendukung perekonomian masyarakat.
2. Menberikan layanan yang memuaskan bagi nasabah yang disampaikan
melalui jaringanya yang luas yang didukung oleh sumber daya manusia
yang professional, dengan tetap menerapkan praktek tata kelola perusahan
yang baik.
3. Menciptakan nilai keuntungan optimal bagi para pemegang saham.
C. Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia mempunyai suatu budaya kerja yang berlaku di
seluruh lingkungan wilayah kerja Bank Rakyat Indonesia sejak tanggal 16
Desember 2000.
Budaya ini terkandung nilai-nilai, bukti-bukti dan pedoman yang
kesemuanya merupakan ciri khas Bank Rakyat Indonesia dalam melayani seluruh
(34)
1. Integritas : Setiap pekerja menjadi satu atau menyatu
dengan BRI
2. Profesionalisme : Setiap pekerja harus bekerja secara
professional
3. Kepuasan Nasabah : BRI mengutamakan kepuasan nasabah.
4. Keteladanan : Setiap pemimpin menjadi teladan terhadap
bawahannya.
5. Penghargaan kepada SDM : BRI memberikan penghargaan kepada
pekerja yang dianggap berprestasi.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan landasan bagi seluruh karyawan
yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada pokoknya
mengandung penerapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu pimpinan (kepala unit)
sebagai orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi haruslah
mempu mengkoordinasi kantornya seoptimal mungkin, khususnya terhadap
seluruh sumber daya manusia yang ada di dalam organisasinya, sehingga tercipta
kerjasama yang efektif baik secara vertical maupun horizontal. Berikut ini
merupakan struktur organisasi perusahaan:
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk UNIT SUMBER NONGKO - MEDAN
(35)
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
Gambar 3.1 Struktur organisasi
E. Tugas Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit
Sumber Nongko - Medan
1. Tugas Kepala Unit (Ka. Unit)
a. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok serta
membina BRI Unit dalam rangka pelayanan BRI Unit kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit.
c. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir pelaksanaan
kerja para pegawai BRI Unit yang menjadi bawahannya.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BRI Unit,
yang meliputi: pengurusan kas, pelayanan kepada nasabah,
memeriksa register-register, berkas-berkas dan surat-surat berharga
serta memeriksa administrasi personalia dan logistic. KEPALA UNIT
(36)
e. Memutuskan permintaan pinjaman, fiat bayar pinjaman atau
simpanan, fiat bayar eksploitasi dan menandatangani surat-surat
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
f. Mengadakan hubungan kerjasama yang baik dengan unit-unit
organisasi BRI dan instansi lainnya, sesuai dengan tugas pokok BRI
Unit dalam batas wewenang yang dimiliki.
g. Memberikan bimbingan, membuat daftar penilaian karya dan
prestasi kerja secara periodic serta saran usulan kenaikan pangkat
bawahannya kepada Pimpinan Cabang (Pinca).
h. Melakukan pembinaan terhadap nasabah simpanan maupun
pinjaman.
i. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk
mengembangkan usaha BRI Unit.
j. Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan,
penyediaan materil termasuk gedung atau rungan kerja dan
perlengkapan peralatan kantor lainnya.
k. Mampu melaksanakan pekerjaan Mantri Unit BRI, Deskman dan
Teller serta menggantikan fungsinya dalam hal yang bersangkutan
berhalangan.
l. Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu bila
(37)
m. Menyampaikan laporan dan informasi kepada UBM (Unit Branch
Manager) apabila terjadi penyimpangan dalam penerimaan
simpanan atau pinjaman.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kantor Cabang.
2. Tugas Mantri
a. Memeriksa permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang
meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta
mengusulkan putusan pinjaman kepada Kepala Unit.
b. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan.
c. Memperkenalakan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada
masyarakat serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan
BRI Unit.
d. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa di
tempat usaha nasabah, menagih dan mengusulkan langkah-langkah
penunggakannya.
e. Menyampaikan hasil kunjungan ke tempat nasabah kepada Ka. Unit.
f. Memelihara dan mengerjakan rencana kerja dan buku eksploitasi
kendaraan bermotor.
g. Menyampaikan laporan kepada Ka. Unit apabila ditemukan adanya
penyimpangan dalam pelakdanaan operasional BRI Unit.
(38)
i. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan Ka. Unit, sepangjang tidak melanggar
asas pengawasan intern.
3. Tugas Deskman
a. Melaksanakan posting pembukuan semua transaksi yang terjadi di
BRI Unit.
b. Menatausahakan register-register simpanan dan pinjaman.
c. Menatausahakan register-register SKPP (Surat Keterangan
Pernyataan Pinjaman) dan nominatif nasabah.
d. Menatausahakan register surat-surat berharga.
e. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah/calon nasabah
pinjaman, simpanan dan jasa bank lainnya dengan sebaik-baiknya.
f. Mengelola berkas-berkas simpanan dan pinjaman.
g. Mengerjakan semua loporan BRI Unit, kecuali laporan neraca dan
laba rugi.
h. Menatausahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan didalam
amplop berdasarkan urutan buku besar serta tanggal pembukuannya.
i. Menatausahakan pengarsipan transaksi teller, proofsheet, RMBP
(Rekap Mutasi Bunga Pinjaman), RMBB (Rekap Mutasi Buku
Besar) secara berurutan berdasarkan tanggal pembukuannya.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ka. Unit
(39)
4. Tugas Teller
a. Bersama-sama Ka. Unit menyelenggarakan pengurusan kas BRI
Unit.
b. Menerima uang setoran dari nasabah dan memvalidasinya.
c. Membayar uang kepada nasabah yang berhak setelah ada fiat bayar
dari yang berwenang dan telah divalidasi.
d. Memfiat (persetujuan pembayaran) simpanan dan jasa bank lainnya
sebatas wewenang yang dimilikinya.
e. Memvalidasi bukti kas.
f. Menyetor kelebihan maksimum kas selama jam kerja ke kas induk
dengan menggunakan bukti setoran.
g. Membuat Proofsheet Teller berdasarkan transaksi tunai yang terjadi
pada hari itu serta menandatangani selaku maker.
h. Membuat RMBP (Rekap Mutasi Bunga Pinjaman) yang
angka-angkanya diambil dari bukti kas setoran dan pinjaman.
i. Membuat RMBB (Rekap Mutasi Buku Besar) yang angka-angkanya
diambil dari Proofsheet dengan perantara T-Account.
j. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Unit sepanjang tidak
bertentangan dengan asas pengawasan intern.
F. Produk-produk Bank Rakyat Indonesia
1. Simpedes
Simpedes merupakan simpanan yang termasuk dalam kelompok
(40)
termasuk dalam kelompok tabungan yang pengambilan maupun
penyetorannya tidak di batasi dalam jumlah maupun frekuensi sepanjang
saldo mencukupi. Simpedes diperkenalkan kepada masyarakat sejak
bulan November 1984, dimaksudkan untuk menghimpun dana
masyarakat guna menunjang sumber dana Kupedes. Dan sekarang ini
sejak sebagian besar BRI Unit sudah online, nasabah Simpedes dapat
menikmati transaksi secara online dan menggunakan fasilitas ATM.
Ketentuan Umum Simpedes BRI:
a. Persyaratan Umum
1. Simpedes diperuntukkan bagi perorangan/group/badan
usaha/yayasan, kecuali Bank atau Lembaga Keuangan Bukan
Bank.
2. Bukti penyimpanan bagi penabung adalah Buku Tabungan
Simpedes BRI yang diterbitkan oleh Bank Rakyat Indonesia
dan catatan pembukuan yang ditatausahakan oleh Kantor
Cabang/BRI Unit.
3. Bila terdapat perbedaan saldo antara Buku tabungan dengan
catatan pembukuan Bank, maka yang dianggap sah saldo
yang tercatat pada pembukuan Bank.
4. Apabila Buku Tabungan Hilang, penabung harus segera
melaporkan ke Kantor Cabang/BRI Unit asal (Unit kerja
pembuka rekening) dengan menyerahkan Surat Pernyataan
(41)
5. Segala bentuk kerugian atas penyalahgunaan Buku Tabungan
dan Kartu BRI dalam bentuk apapun termasuk akibat
hilangnya Buku Tabungan dan Kartu BRI, menjadi tanggung
jawab sepenuhnya pihak penabung.
6. Penabung menyatakan tunduk kepada segala ketentuan yang
berlaku di Bank, baik yang saat ini berlaku maupun yang
akan datang.
b. Penyetoran dan Pengambilan
1. Setoran awal minimal Rp.100.000,- tanpa menggunkaan
ATM dan jika menggunakan ATM setoran awal minimal
Rp.150.000,-. Setoran selanjutnya minimal Rp.50.000,-.
2. Penyetoran/Pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada
waktu jam kerja selama kas buka, baik secara tunai atau non
tunai.
3. Pengambilan di Kantor Cabang/BRI Unit asal minimal
Rp.50.000,-
4. Pengambilan uang selain di Kantor Cabang/Unit asal dapat
juga dilakukan nasabah yang mempunyai Kartu Atm di ATM
BRI atau di ATM lain yang mempunyai logo: ATM
BERSAMA, ATM BCA, LINK, CIRRUS, MAESTRO.
5. Saldo minimal Rp.50.000,-
6. Pengambilan dapat dilakukan kepada orang lain dengan
menggunkan surat kuasa bermaterai cukup, yaitu materai
(42)
7. Saldo kategori Pasif (Dormant) Rp.50.000,-.
c. Perhitungan Bunga
1. Besarnya suku bunga ditetapkan oleh Bank. Setiap terjadi
perubahan suku bunga akan diberlakukan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada penabung.
2. Bunga dibayarkan setiap akhir bulan dengan cara
ditambahbukukan pada saldo terakhir (setelah dikurangi
pajak sesuai ketentuan yang berlaku), yang tercatat dalam
Buku Tabungan Simpedes BRI atas nama penabung.
3. Saldo di bawah Rp.50.000,- tidak diberikan bunga.
Tingkat suku bunga Tabungan Simpedes yang berlaku di Bank
Rakyat Indonesia adalah sebagi berikut:
Tabel 3.1
Tingkat Suku Bunga Tabungan Simpedes PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko – Medan
SALDO SUKU BUNGA (p.a)
Rp. 0,- s.d Rp. 100.000,- 0 %
> Rp. 100.000,- s.d Rp. 5.000.000,- 2 %
> Rp. 5.000.000,- s.d Rp. 10.000.000,- 2.5 %
> Rp. 10.000.000,- 3 %
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
d. Pajak Penghasilan
Apabila rekening simpedes mempunyai saldo terendah dalam satu
(43)
atas bunga dalam bulan yang bersangkutan dikenakan pajak
penghasilan sebesar 20%.
e. Penutupan Tabungan Simpedes
1. Penutupan rekening dapat dilakukan baik atas kemauan
nasabah sendiri maupun karena termasuk rekening pasif yang
bersaldo Rp.50.000,- atau kurang dan selama 3 bulan
berturut-turut tidak bermutasi.
2. Terhadap penutupan rekening atas kemauan nasabah sendiri
dikenakan Biaya Administrasi Rp.25.000,-.
3. Sisa buku simpanan yang ada ditangan nasabah harus
dikembalikan untuk dimatikan (dicoret silang) dan disimpan
di BRI Unit.
f. Undian Simpedes BRI
1. Kepada Penabung, setiap bulan berhak mendapatkan 1 (satu)
nomor undian untuk kelipatan saldo terendah Rp.100.000,-
dalam bulan yang bersangkutan.
2. Hadiah berupa barang yang jumlah dan nilainya ditentukan
oleh masing-masing Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia.
3. Penarikan undian dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun,
pada bulan Januari dan Juli pada tempat yang ditentukan oleh
Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia.
4. Pajak undian dihitung 20% dari nilai hadiah dan ditanggung
oleh pemenang.
(44)
Biaya Administrasi yang dikenakan bagi nasabah yang memiliki
tabungan Simpedes dikenakan biaya Administrasi sebesar
Rp.5.000,-/bulan.
h. Lain-lain
1. Bea materai tidak dipungut untuk setiap bukti penyetoran
maupun bukti pengambilan rekening.
2. Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan
Direksi Bank Indonesia.
2. Britama
Britama adalah merupakan simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan
yang dilayani di Kanca, dan BRI unit yang sudah online, yang
pengambilan maupun penyetorannya tidak dibatasi dan jumlah maupun
frekuensinya sepanjang saldo mencukupi.
Ketentuan Umum Britama:
a. Persyaratan
1. Britama diperuntukkan bagi penyimpan/penabung
perorangan.
2. Bukti penyimpan/penabung adalah buku tabungan Britama
yang diterbitkan oleh Bank Rakyat Indonesia.
3. Apabila buku Britama hilang, penyimpan/penabung wajib
melaporkan secara tertulis kepada Bank Rakyat Indoensia
dengan melampirkan Surat Keterangan Polisi. Dengan dasar
(45)
Segala kerugian atas penyalahgunaan buku tabungan dalam
bentuk apapun termasuk juga yang diakibatkan karena
hilangnya buku tabungan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penyimpan/penabung.
4. Apabila terdapat saldo pada buku Britama dengan saldo yang
tercatat di computer Teller pembukuan Bank, maka sebagai
patokan bagi Bank Rakyat Indonesia adalah saldo yang
tercatat pada computer Teller Pembukuan Bank.
b. Penyetoran dan Pengambilan
1. Setoran awal minimal Rp.200.000,- dengan atau tanpa ATM
dan setoran selanjutnya minimal Rp.200.000,- sesuai yang
ditetapkan oleh Direksi Bank Rakyat Indonesia.
2. Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap waktu
selama jam buka kas, baik secara tunai atau non tunai.
3. Setiap pengambilan, Penyimpan/penabung harus
menunjukkan buku Britama kepada Bank Rakyat Indonesia.
4. Pengambilan dapat diwakilkan kepada orang lain bila
disertakan surat kuasa bermaterai cukup.
5. Saldo minimum yang harus disisakan sekurang-kurangnya
Rp.50.000,-
6. Pengambilan uang dapat juga dilakukan melaui ATM apabila
penyimpan/penabung memiliki kartu ATM yang dapat
(46)
logo: ATM BERSAMA, ATM BCA, LINK, CIRRUS,
MAESTRO.
c. Bunga Britama
1. Bunga diperhitungkan atas saldo terendah dan dibayarkan
setiap akhir bulan dengan cara ditambahbukukan pada saldo
terakhir yang tercatat dalam Buku Tabungan Britama atas
nama penyimpan atau penabung.
2. Tingkat suku bunga ditetapkan oleh Direksi Bank Rakyat
Indonesia dan berlaku di seluruh Kantor BRI Unit.
Tingkat suku bunga tabungan Britama yang berlaku di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Pada saat penulis mengadakan
Praktik Kerja lapangan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Suku Bunga Tabungan Britama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko – Medan
SALDO SUKU BUNGA
(p.a)
Rp. 0,- s/d Rp. 500.000,- 0%
Rp. 5.00.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 2%
> Rp.5.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- 2,25%
> Rp. 50.000.000,- s/d Rp.100.000.000,- 2,50%
> Rp. !00.000.000,- s/d Rp. 1 Milyar 3,25%
> 1 Milyar 4%
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
(47)
Apabila rekening Britama mempunyai saldo terendah dalam satu
bulan takwim lebih dari Rp. 7.500.000,- maka terhadap penghasilan
atas bunga dalm bulan yang bersangkutan dikenakan pajak
penghasilan (pph) sebesar 20%.
e. Penutupan Tabungan Britama
1. Penutupan rekening dapat dilakukan baik atas kemauan
nasabah sendiri maupun karena termasuk rekening pasif yang
bersaldo Rp. 50.000,- atau kurang dan selam 3 bulan
berturut-turut tidak bermutasi.
2. Terhadap penutupan rekening atas kemauan nasabah sendiri
dikenakan biaya administrasi Rp. 25.000,-.
3. Sisa buku simpanan yang ada ditangan nasabah harus
dikembalikan untuk dimatikan (dicoret silang) dan disimpan
di BRI Unit.
f. Undian Berhadiah Britama
1. Setiap nasabah yang membuka tabungan Britama dengan
saldo awal Rp. 200.000,- otomatis sudah ikut dalam undian
BRI yang disebut juga dengan “Untung Beliung Britama”.
2. Hadiah berupa Mobil, Sepeda Motor, Uang dalam bentuk
Tabungan yang jumlahnya ditentukan oleh BRI sendiri.
3. Penarikan Undian dilaksanakan secara nasional yaitu
dilakukan di BRI Pusat dengan mengadakan event atau acara
(48)
4. Pajak Undian dihitung 25% dari nilai hadiah yang ditanggung
oleh pemenang.
g. Biaya Administrasi
Biaya Administrasi yang dikenakan bagi nasabah yang memiliki
tabungan Britama dikenakan biaya Administrasi sebesar
Rp.7.500,-/bulan.
h. Lain-lain
1. Bea materai tidak dipungut untuk setiap bukti penyetoran
maupun bukti pengambilan rekening.
2. Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan
Direksi Bank Indonesia.
3. Deposito BRI (DepoBRI)
Deposito BRI (DepoBRI) adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan
oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang telah diperjanjikan
antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Bilyet DepoBRI yang telah dikeluarkan oleh PT. BRI Tbk. Merupakn
tanda bukti atas simpanan deposito di BRI Unit yang diterbitkan atas
(49)
sertifikat deposito maupun dipindahtangankan kepada orang lain tanpa
surat kuasa pemilik.Ketentuan Deposito BRI (DepoBRI) sebagai berikut:
a. Nilai Nominal
Nilai Nominal DepoBRI ditetapkan minimal Rp.2.500.000,-.
b. Persyaratan Pembukaan
1. Pembukaan DepoBRI dilakukan dengan mengisi formulir
Aplikasi CIF & APL 01 dilampiri fotocopy bukti diri
sebanyak 3 lembar.
2. Calon nasabah harus mengisi Kartu Contoh Tanda Tangan
(KCTT) sebagai alat control pada saat pencairan
3. Materai Rp.6.000,- yang disiapkan oleh calon nasabah
DepoBRI.
4. Wajib menabung untuk tempat bunga Deposito yang
dibayarkan setiap bulan.
c. Wewenang Menetapkan Suku Bunga DepoBRI
1. Besarnya suku bunga DepoBRI sudah ditetapkan setiap
periode yang disesuaikan dengan perkembangan pasar, dan
diberitahukan ke Kanwil/Kantor Cabang oleh Kanpus BRI.
2. Wewenang untuk memberikan suku bunga negoisasi di atas
suku bunga hanya diberikan kepada kanpus BRI. (Kepala
Unit tidak berwenang menetapkan suku bunga negoisasi).
Tabel 3.3 merpakan Tingkat suku bunga Deposito yang berlaku di
(50)
Tabel 3.3
Tingkat Suku Bunga Deposito PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko – Medan
Jangka Waktu
Suku Bunga (p.a)
< Rp. 100 juta
Rp. 100 juta s/d Rp.1M
1 bulan 5.75% 6%
2 bulan 6% 6,25%
3 bulan 6% 6,25%
6 bulan 6% 6,25%
12 bulan 6% 6,25%
18 bulan 6% 6,25%
24 bulan 6% 6,25%
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
(51)
Khusus kepada nasabah DepoBRi yang mempunyai nilai nominal di
atas Rp.1 M, diberikan tingkat bunga khusus yang dapat
dinegoisasikan antara nasabah dengan pihak BRI.
e. Pembayaran Bunga
1. Bunga DepoBRI dibayarkan setiap bulan secepatnya pada
tanggal jatuh tempo bunga atau tanggal jatuh tempo pokok,
yaitu tanggal pembayaran bunga setiap bulan yaitu tanggal
yang sama dengan tanggal pembukaan DepoBRI setiap
bulan.
2. Dalam hal tanggal jatuh tempo bunga (maupun pokok)
bertepatan pada hari libur, maka pengambilan bunga
(maupun pencairan nominal) pada tanggal atau hari kerja
berikutnya.
3. Pembayaran bunga dapat dilakukan dalam beberapa pilihan
sebagai berikut:
− Diambil atau dibayarkan secara tunai.
− Dipindahbukukan ke rekening lain yang ditatausahakan di Kanca/BRI Unit yang bersangkutan.
− Dipindahbukukan ke rekening lain yang ditatausahakan di Kanca/BRI Unit yang bersangkutan, dan dikenakan biaya
transfer sesuai dengan ketentuan tarif biaya transfer.
− Ditambahkan pada pokok DepoBRI saat perpanjangan. f. Pajak Penghasilan (PPh)
(52)
Apabila nominal rekening DepoBri diatas Rp.7.500.000,- maka
terhadap penghasilan atas bunga deposito dikenakan pajak
penghasilan (PPh) sebesar 20%.
g. Penalty Bunga
Pencairan DepoBRI sebelum jatuh tempo yang jangka waktunya 1
(satu) bulan dikenakan penalty sesuai dengan nominalnya dengan
ketentuan pada Tabe 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tingkat Pinalti Deposito
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan
NOMINAL PENALTI
Rp.2.500.000,- s/d Rp.10.000.000,- Rp. 10.000,-
> Rp.10.000.000,- s/d Rp.25.000.000,- Rp. 25.000,-
> Rp.25.000.000,- Rp. 50.000,-
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
Pencairan DepoBRI sebelum jatuh tempo yang jangka waktunya
diatas 1 (satu) bulan dikenakan penalty sebesar 25% dari bunga
DepoBRI yang menjadi hak Deposan.
(53)
1. Penarikan DepoBRI dilaksanakan setelah jatuh tempo pokok.
Yang dimaksud dengan jatuh tempo pokok adalah tanggal
berakhirnya jangka waktu DepoBRI.
2. Dalam hal jatuh tempo bertepatan dengan hari libur, maka
penarikan nominal (termasuk pengambilan bunga) tersebut
dilakukan pada tanggal atau hari kerja berikutnya.
3. Penarikan DepoBRI dapat diwakilkan pada orang lain dengan
menggunakan surat kuasa.
4. Bilyet deposito yang telah dicairkan menjadi bukti kas.
i. Perpanjangan DepoBRI
1. Perpanjangan DepoBRI dapat dilakukan dengan cara
otomatis atau tidak otomatis. Perpanjangan otomatis adalah
perpanjangan DepoBRI yang telah jatuh tempo secara
otomatis sesuai dengan jangka waktu deposito dan telah
diperjanjikan pada saat pembukaan. Dan perpanjangan tidak
otomatis (biasa) adalah perpanjangan jangka waktu DepoBRI
yang telah jatuh tempo dengan cara pengajuan sebelum atau
pada saat jatuh tempo DepoBRI.
2. Atas perpanjangan DepoBRI tersebut diatas, kepada deposan
tidak perlu diterbitkan bilyet deposito baru (tetap
(54)
dan jangka waktu yang tetap sama, sedangkan suku bunga
mengikuti ketentuan yang baru.
3. Apabila terjadi perubahan nominal dan jangka waktu
perpanjangan otomatis tidak berlaku, DepoBRI yang
bersangkutan dianggap sebagai DepoBRI penempatan baru
sehingga diterbitkan bilyet baru serta tanggal valuta efektif
mulai tanggal penerbitan bilyet baru tersebut.
4. Terhadap DepoBRI yang telah jatuh tempo dan belum
dicairkan/diambil atau belum diperpanjang oleh deposan,
maka DepoBRI tersebut secara otomatis akan diperpanjang
oleh bank sesuai dengan jangka waktu yang sama dengan
suku bunga counter rate yang berlaku saat itu.
4. Kupedes
Kupedes adalah Kredit Umum Pedesaan yang diberikan oleh BRI Unit
kepada masyarakat yang bersifat individual, selektif, dan berbunga wajar
untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak
(eligible).
a. Jenis-jenis KUPEDES
Jenis-jenis KUPEDES berdasarkan golongan masyarakat yaitu:
1. Komersil (Pedagang/Usaha)
Yang dimaksud komersil adalah semua pengusaha yang
bergerak dalam berbagai sektor ekonomi yang ada di wilayah
(55)
pembiayaan pembelian sarana dan prasarana atau peralatan
produksi.
Adapun sector-sektor ekonomi yang mendapat Kupedes
adalah:
− Sektor Pertanian
− Sektor Perindustrian
− Sektor Perdagangan
− Sektor Jasa lainnya
2. Golongan Masyarakat Berpenghasilan Tetap (Golbertap)
Berdasarkan Surat Edaran Kanpus BRI No.
S.112-DIR/BUD/8/89 dan Surat Edaran S. 150-DIR/bud/3/93, yang
dimaksud dengan Golbertap adalah:
− Semua Pegawai Negeri Sipil
− Pensiunan dari Golbertap
− Pegawai tetap dari perusahaan swasta
− Pegawai BUMN b. Syarat-syarat Calon Peminjam
1. Bidang Usaha
− Usaha yang berdomisili di wilayah kerja BRI Unit setempat yang dibuktikan dari penduduk setempat dan
Surat Keterangan Usaha dari Lurah.
− Agunan berupa SHM, SHGB, SK Camat, BPKB yang asli.
(56)
− Foto copy KTP (suami dan istri).
− PBB yang sudah lunas dan surat tanah.
− Foto copy Kartu keluarga (KK).
− Tidak sedang menikmati kredit dari Kanca maupun BRI Unit dan Bank lain.
− Bersedia membuka rekening simpanan di BRI Unit yang bersangkutan.
− Pas Photo (suami dan istri).
− Khusus pinjaman 100 juta, calon peminjam harus melampirkan Sertifikat hak Milik dan harus ada NPWP,
TBP, SITU.
2. Golongan Berpenghasilan Tetap
− Pegawai
a. Tempat kerja atau kantor berdomisili di wilayah kerja
BRI Unit.
b. Tidak sedang menikmati kredit dari Kanca maupun
BRI Unit maupun Bank lain.
c. Surat Pengangkatan Pegawai Tetap yang asli.
d. Surat Pengangkatan Terakhir yang asli.
e. KARPEG/ASABRI/ASTEK/Taspen/Jamsostek.
(57)
g. PKS (Perjanjian Kerja Sama) dengan tempat kerja
calon nasabah.
h. Pas photo (suami dan istri).
i. Foto copy KTP (suami & istri) dan Kartu Keluarga
(KK).
− Pensiunan
1. KARIB (Kartu Pensiun) yang asli.
2. SK Pensiunan yang asli.
3. Slip Gaji Pensiun.
4. Foto Copy Kartu Keluarga yang asli
5. Pas Photo (suami dan istri).
6. Foto Copy KTP (suami dan istri).
7. Umur peminjam pensiunan maximal 75 tahun saat
jatuh tempo pinjaman.
c. Besar Plafond Kupedes
Besarnya plafond Kupedes yang dapat diberikan oleh PT. BRI Tbk.
adalah:
1. Plafond Kupedes untuk golongan Pengusaha
BRI Unit diperbolehkan untuk melayani permohonan
Kupedes dari seorang pengusaha minimal Rp. 25.000.000,-
hingga Rp. 100.000.000,-.
2. Plafond Kupedes Untuk Golongan Berpenghasilan Tetap
Maksimum Kredit yang diberikan besarnya adalah sebesar
(58)
diterima atau dengan kata lain kredit yang diberikan tidak
melebihi 60% dari gaji bersih yang diterima.
d. Suku Bunga Kupedes
Perhitungan suku bunga Kupedes dihitung dengan menggunakan
system perhitungan Flat Rate System, yaitu dihitung dari besarnya
maksimum kredit mula-mula dan dibebankan sepanjang jangka
waktu kredit. Tingkat bunga Kupedes yang berlaku saat ini adalah
1,3% perbulan (15% p.a) untuk Golongan Berpenghasilan Tetap dan
1,87% perbulan ( 22,44% p.a) untuk pedagang/usaha.
e. Agunan Kupedes
Agunan yang disediakan oleh calon harus cukup menutupi jumlah
Kupedes yang diterimanya. Agunan Kupedes dapat dibedakan
berdasarkan golongan nasabah debitur, yaitu:
1. Golongan Komersil ( Pedagang/Usaha)
− Benda Bergerak, yang dibedakan atas:
a. Benda bergerak berwujud, misalnya kendaraan
bermotor, perhiasan (emas), mesin-mesin, inventaris
atau perabot.
b. Benda bergerak tak berwujud, misalnya Deposito
Berjangka BRI, Gaji atau upah.
− Benda tak bergerak misalnya: tanah dan bangunan. 2. Golongan Berpenghasilan Tetap
(59)
Jaminan utama Kupedes bagi Golongan Berpenghasilan
Tetap adalah gaji atau uang pensiunan yang bersangkutan.
f. Berkas-berkas Kupedes
Nasabah yang ingin mengajukan permohonan peminjaman Kupedes
harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan pihak BRI,
adapun persyaratan tersebut yaitu:
1. Bagi Kupedes Golongan Komersil (Pedagang/Usaha)
− Lembaran control proses penyelesaian SKPP Kupedes sejak diajukan kewajiban BRI Unit
− Kwitansi (UD-01A)
− Surat Keterangan mengenai agunan misalnya: tanah, kendaraan bermotor, Deposito BRI.
− Keterangan-keterangan tentang permintaan pinjaman (Model 72).
− Surat Pengakuan Hutang.
− Surat Izin Usaha dan surat-surat lainnya tentang usaha yang berkenaan dengan kredit.
− Tanda terima, beserta bukti kepemilikan agunan, fotocopy KTP.
2. Bagi Kupedes Golongan Berpenghasilan Tetap
− Lembaran control Proses penyelesaian SKPP Kupedes sejak diajukan kewajiban BRI Unit.
− Kwitansi (Model UD-01A).
(60)
− Surat Keterangan dari instansi terkait.
− Surat Rekomendasi.
− Surat Pernyataan Bendaharawan.
− Surat Kuasa Memotong Gaji.
− Surat keterangan Perincian gaji terakhir.
− Keterangan-keterangan tentang pinjaman (Model 75).
− Surat Pengakuan Hutang.
− Tanda terima, beserta SK pertama dan terakhir asli, fotocopy KTP, ASKES/ASTEK, ASABRI, TASPEN dan
Kartu pegawai.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskriptif
Penulis memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah perusahaan dan sudah dalam bentuk publikasi Dalam
penelitian ini. Data yang digunakan dalam analisis adalah data yang diperoleh dari
teknik pengumpulan data studi dokumentasi yaitu berupa data jumlah nasabah,
(61)
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan dari tahun 2003
sampai dengan 2007.
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Nasabah, Jumlah Kredit yang Disalurkan, dan Laba yang Diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Sumber Nongko - Medan Tahun 2003 – 2007
TAHUN JUMLAH NASABAH (Orang) JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN (Rp) LABA (Rp)
2003 61 558,842,440 - 33,093,937
2004 256 2,093,021,880 202,242,505
2005 286 2,930,146,600 324,725,211
2006 286 3,221,865,720 193,547,950
2007 266 3,195,452,568 266,863,507
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sumber Nongko - Medan
Berdasarkan Tabel 4.1 yang diperoleh maka penulis akan menganalisis
jumlah kredit yang disalurkan dan laba yang diperoleh oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan dari tahun 2003 sampai
dengan 2007.
Tabel 4.2
Penurunan/Peningkatan Jumlah Kredit yang Disalurkan
(Tahun 2003 – 2007)
PERIODE
Jumlah Kredit yang Disalurkan
(Rp)
Penurunan/Peningkatan Jumlah Kredit yang
Disalurkan Persentase Penurunan/ Peningkatan Kredit yang Disalurkan 2003
I 112,375,250 0 0
II 234,636,157 122,260,907 108.80% II 211,831,033 (22,805,124) -9.72% 2004 I 535,788,293 323,957,260 152.93% II 673,655,660 137,867,367 25.73%
(62)
III 887,577,927 213,922,267 31.76%
2005
I 910,795,671 23,217,744 2.62% II 998,495,632 87,699,961 9.63% III 1,020,855,297 22,359,665 2.24%
2006
I 976,568,827 (44,286,470) -4.34% II 1,140,789,421 164,220,594 16.82% III 1,104,507,472 (36,281,949) -3.18%
2007
I 1,001,759,648 (102,747,824) -9.30% II 1,091,371,139 89,611,491 8.95% III 1,102,321,781 10,950,642 1.00%
JUMLAH 12,003,329,208 989,946,531 333.92%
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa kredit yang disalurkan tidak
searah atau mengalami penurunan maupun peningkatan setiap tahun. Untuk
persen penurunan/peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dapat diperoleh
dengan rumus: % 100 × − sebelumnya periode kredit sebelumnya periode kredit berjalan periode Kredit
Bila hasil perhitungan negatif maka jumlah kredit gadai yang disalurkan
mengalami penurunan dan bila hasil perhitungan positif maka jumlah kredit yang
disalurkan mengalami peningkatan. Dari penurunan/peningkatan kredit yang
disalurkan tersebut menghasilkan rata-rata penurunan atau peningkatan kredit
yang disalurkan melalui perhitungan sebagai berikut:
15 tan
/peningka kredit yang disalurkan penurunan Total 15 531 , 946 , 989 = =Rp 65,996,435.40
Sedangkan untuk persentase rata-rata penurunan maupun peningkatan kredit
(63)
15 tan
/peningka kredit yang disalurkan penurunan persen Total 15 % 92 . 333 = =22.26% Tabel 4.3 Penurunan/Peningkatan Jumlah Laba yang Diperoleh
(Tahun 2003 – 2007)
PERIODE
Jumlah Laba yang Diperoleh
(Rp)
Penurunan/Peningkatan Laba yang Diperoleh
Persentase Penurunan/ Peningkatan Laba yang Diperoleh 2003
I (99,901,200) 0 0
II 19,974,699 119,875,899 -119.99% III 46,832,564 26,857,865 134.46%
2004
I 78,787,693 31,955,129 68.23% II 59,897,497 (18,890,196) -23.98% III 63,558,315 3,660,818 6.11% 2005 I 79,987,999 16,429,684 25.85%
(64)
II 85,764,582 5,776,583 7.22% III 68,972,630 (16,791,952) -19.58%
2006
I 55,467,583 (13,505,047) -19.58% II 68,021,370 12,553,787 22.63% III 70,058,997 2,037,627 3.00%
2007
I 79,979,854 9,920,857 14.16% II 88,485,259 8,505,405 10.63% III 98,398,394 9,913,135 11.20%
JUMLAH 864,286,236 198,299,594 120.37%
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko Medan
Tabel 4.3 dapat menjelaskan bahwa laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan selama tahun 2003
sampai dengan 2006 tidak searah atau mengalami penurunan maupun peningkatan
setiap tahun. Untuk persentase penurunan/peningkatan laba yang diperoleh dapat
dihitung dengan rumus:
% 100 × − sebelumnya periode Laba sebelumnya periode Laba berjalan periode Laba
Bila hasil perhitungan negatif maka pada periode tersebut laba yang diperoleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan mengalami
penurunan dan bila hasil perhitungan positif maka laba yang diperoleh mengalami
peningkatan.
Dari penurunan/peningkatan kredit yang disalurkan tersebut menghasilkan
rata-rata penurunan atau peningkatan kredit yang disalurkan melalui perhitungan
sebagai berikut:
15 tan
/peningka laba yang diperoleh penurunan Total 15 594 , 299 , 198 = =Rp. 13,219,972.93
(65)
Sedangkan untuk persen rata-rata penurunan maupun peningkatan laba yang
diperoleh dapat dihitung melalui perhitungan sebagai berikut:
15
tan
/peningka laba yang diperoleh penurunan
persentase Total
15 % 37 . 120
=
=8.02%
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa periode
dimana terjadi peningkatan yang paling tinggi pada jumlah kredit yang disalurkan
ternyata peningkatan laba pada periode tersebut bukan merupakan jumlah laba
tertinggi yang diperoleh oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit
Sumber Nongko – Medan. Berdasarkan kedua tabel tersebut dapat diketahui
bahwa jumlah kredit yang disalurkan dan jumlah laba yang diperoleh tidak searah.
Penyebab penurunan/peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dan laba
yang diperoleh diuraikan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2003
Pada kuartal I yaitu bulan Januari sampai April jumlah kredit yang
disalurkan sebesar Rp 112.375.250,- dan laba yang diperoleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan mengalami
kerugian sebesar Rp 99.901.200,-. Kerugian yang dialami PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan diakibatkan
kesalahan pencatatan biaya-biaya yang dikeluarkan pada awal tahun yang
digunakan untuk biaya-biaya non operasional untuk menunjang kegiatan
(66)
sebanding dengan besarnya pendapatan yang diperoleh dan hal ini
mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan.
Pada kuartal II yaitu bulan Mei – Agustus jumlah kredit yang disalurkan
sebesar Rp 234.636.157,- atau mengalami peningkatan sebesar Rp
122.260.907,- atau sebesar 108,80 % dari bulan sebelumnya. Dan laba yang
diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko -
Medan sebesar Rp 19.974.699,- walau laba yang diperoleh belum dapat
menutupi kerugian pada kuartal I tahun 2003. pada kuartal II ini besarnya
kredit yang disalurkan disalurkan untuk modal dan pengembangan usaha
nasabah kredit.
Pada kuartal III yaitu bulan September – Desember jumlah kredit yang
disalurkan sebesar Rp 211.831.033,- atau mengalami penurunan sebesar Rp
22.805.124,- atau -9,72%. Laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan sebesar Rp 46.832.564,- atau
mengalami peningkatan sebesar Rp 26.857.865,- atau 134,46% dari kuartal
sebelumnya. Pada kuartal inibesarnya kredit yang disalurkan tidak
berbanding lurus dengan laba yang diperoleh, karena kredit yang disalurkan
mengalami penurunan tetapi laba yang diperoleh mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan oleh pembayaran cicilan kredit yang dilakukan nasabah
tepat waktu sehingga tidak banyak nasabah yang bermasalah.
2. Pada tahun 2004
Pada kuartal I ini jumlah kredit yang disalurkan mengalami peningkatan
(67)
yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar Rp. 31.955.129,- atau
68,23%. Peningkatan kredit yang disalurkan dan laba yang diperoleh
disebabkan jumlah nasabah yang juga meningkat karena PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan semakin dikenal
oleh warga sekitar bank.
Pada kuartal II ini jumlah kredit yang disalurkan tetap mengalami kenaikan
dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar Rp. 873.655.660,- atau
peningakatan sebesar Rp 137.867.367,- atau 25,73% tetapi laba yang
diperoleh mengalami penurunan sebesar Rp 59.897.497,- atau menurunan
sebesar Rp 18.890.196,- atau -23,98% dari kuartal sebelumnya.
Pada kuartal III tahun 2004 kredit yang disalurkan tetap mengalami
peningkatan sebesar Rp 887.577.927,- begitu juga dengan laba yang
diperoleh mengalami peningkatan sebesar Rp 63.558.315,- atau 6,11% dari
kuartal sebelumnya.
3. Pada tahun 2005
Pada kuartal I tahun 2005 kredit yang disalurkan sebesar Rp. 910.795.671,-
atau meningkat sebesar 2,62% dari kuartal sebelumnya. Serta laba yang
diperoleh mengalamin peningkatan sebesar Rp. 79.987.999,-. atau sebesar
25,85% dari laba yang diperoleh kuartal sebelumnya.
Pada kuartal II kredit yang disalurkan sebesar Rp. 998.495.632,- atau
mengalami peningkatan sebesar 9,63% dari kuartal sebelumnya. Laba yang
(68)
Medan mengalami peningkatan sebesar Rp. 85.764.582,- atau 7,22% dari
periode sebelumnya.
Pada kuartal III kredit yang disalurkan Rp. 1.020.855.297,- atau mengalami
peningkatan sebesar 2,24% dari kuartal sebelumnya. Hal ini disebabakan
banyaknya nasabah yang membuka kredit Kupedes untuk modal dan
pengembangan usaha. Dimana mayoritas nasabah kredit PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan berdomisili di
sekitar Jalan Jamin Ginting yang kebanyakan membuka usaha kos-kosan,
rental dan internet. Pada kuartal ini peningkatan kredit yang disalurkan
tidak diikuti peningkatan laba yang diperoleh yang mengalami penurunan
sebesar Rp. 68.972.630,- atau sebesar -19,58% dari periode sebelumnya.
4. Pada tahun 2006
Pada kuartal I tahun 2006, jumlah kredit yang disalurkan berjumlah Rp.
976.568.827,- atau mengalami penurunan sebesar Rp. 44.286.470,- (4,34%)
dari kuartal sebelumnya. Hal ini juga diikuti oleh penurunan laba yaitu
sebesar Rp. 12.553.787,- dari kuartal sebelumnya. Penurunan kredit yang
disalurkan diakibatkan pengetatan pengawasan kredit yang dilakukan oleh
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan,
hal ini untuk memperkecil kemungkinan nasabah lalai melakuka n
kewajibannya dalam membayar cicilan.
Pada kuartal II yaitu bulan September – Oktober kredit yang disalurkan oleh
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan
sebesar Rp. 1.140.789.421,- atau naik sebesar Rp 164.220.594,- (16,82%)
(1)
Tabel 4.5 Model Summary(b)
Mode
l R
R Squ are Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin-Watson R Squar e Chang e F Chang e df
1 df2 Sig . F Ch ang e 1
.731(a) .534 .499 33662068.
196 .534 14.922 1 13 .00
2 1.019
a Predictors: (Constant), KreditDialurkan b Dependent Variable: Laba
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa R Square mempunyai nilai sebesar 0.534 yang menunjukkan bahwa 53.4% model regresi dari variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel dependen, sedangkan sisanya 46.6% dijelaskan oleh variabel lain.
3. Uji-T (Uji Signifikansi)
Uji secara Signifikansi (Uji-T) yaitu menguji nilai kritis y diperoleh dari tabel distribusi t dengan menggunakan asumsi tingakt kepercayaan 95% atau tingakt kesalahan sebesar 5% (0.05) dan degress of freedom = n - 2.
Tabel 4.6 Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
(2)
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20169867.323 21933070.185 .920 .375
KreditDisalurkan .197 .025 .731 3.863 .002
a Dependent Variable: Laba Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa t hitung adalah sebesar 3.863
sedangkan t tabel dengan df = 13 adalah sebesar 2.160. Oleh karena t hitung > t tabel
maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang positf dan
signifikan jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa hipotesis yang penulis buat pada bab pendahuluan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan dapat diterima.
BAB V
(3)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta membandingkannya dengan teori, maka kesimpulan yang diambil adalah:
1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan merupakan salah satu unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang melakukan kegiatan perbankan.
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah kredit yang disalurkan memiliki pengaruh yang positif terhadap laba yang diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko – Medan, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil nilai koefisien regresi yang positif dari persamaan regresi sederhana yaitu Y=20169867 + 0.197X.
3. Perhitungan uji signifikansi dengan tingkat keyakinan 5% menunjukkan bahwa jumlah kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap laba yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai F hitung yang didapat dari perhitungan regresi linier sederhana lebih besar
dari F tabel.
4. Hipotesis yang dibuat pada bab sebelumnya dapat diterima, dibuktikan dengan diperolehnya nilai R Square = 0.534 artinya 53.4% jumlah kredit yang disalurkan memang berpengaruh terhadap laba.
(4)
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh jumlah kredit yang disalurkan terhadap laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan maka penulis memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan yaitu bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk untuk masa yang akan datang harus senantiasa memberikan pengawasan dan pembinaan kredit yang disalurkan kepada masyarakat sehingga masyarakat banyak mempergunakan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Sumber Nongko - Medan sebagai lembaga perbanakan dan laba yang diperoleh akan semakin meningkat.
(5)
Abdullah, M. Faisal, Manajemen Perbankan:Teknik Analisis Kinerja
Keuangan Bank,Cetakan Kelima, Wina UMM Press, Malang, 2005
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002
Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000
Martono dan Harjito, Agus, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta, 2001
Muljono, Teguh Pudjo, Bank Budgeting, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Bandung, 1996
Mulyono, Teguh Pudjo, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, BPFE, Yogyakarta, 1996
M. Nafirin, Penganggaran Perusahaan, PT. Salemba Empat, Jakarta, 2003
Sastradipoera, Komaruddin, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Edisi Pertama, Kappa Sigma, Bandung, 2004
Sinungan, Muchdarsyah, Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 1998
Sipahutar, Mangasa Augustinus, Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia, Cetakan Pertama, Gorga Media, Jakarta, 2007
Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Supranto J, Analisis Multivariat, Cetakan Pertama, Cipto, Jakarta, 2004
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV. Alfabeta, Bandung, 2003
(6)
Suri, Datu Asmira, Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Modal Bank
(Studi Kasus Bank Permata Cabang Malang Tahun 2002 – 2005),
Tidak Dipublikasikan, UNIKOM, Bandung, 2007.
Suyatno, Thomas, Kelembagaan Perbankan, Edisi Ketiga, PT. Gramedia, Jakarta, 1998