Pengaruh Rasio Hutang Dan Tingkat Suku Bunga (SBI) Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Bandung

(1)

(2)

The Influence of The Debt to Equity Ratio and Interest Rate (SBI) on Stock

Price in PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Cakra Manggala

21207088

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

iv

Wulantika, SE., M.Si:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.) Perkembangan debt to equity ratio, tingkat suku bunga, harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2.) Pengaruh debt to equity ratio dan tingkat suku bunga baik secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dari tahun 2004 hingga 2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan laporan suku bunga Bank Indonesia serta laporan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk periode tahun 2004 sampai 2010. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, korelasi pearson, koefisien determinasi baik secara simultan maupun parsial, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi statistics 17 for windows.

Adapun pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji f untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, debt to equity ratio dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, debt to equity ratio dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham sebesar 43,5%.


(5)

v

This research gowes to know : 1.) The debt to equity ratio , interest rates , the price of shares in PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk. 2.) The influence of debt to equity ratio and interest rates both simultaneously and partial on the price of shares in PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk in 2004 until 2010 .

Methods used in this research is a method of descriptive by approach quantitative. Units in the analysis of this research is the financial report of PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk and an interest rate of Bank Indonesia and the report stock prices PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), tbk period of 2004 until 2010 . Testing statistics used in this research is of multiple regression, pearson of the correlation, coefficient of determination either simultaneously or partial, and also used the aid program application SPSS version of statistics 17 for windows.

Test the hypothesis using the t to test a partial f to test and test it simultaneously, with significant level of 5 % . The research indicated that the partially-sighted, debt to equity ratio and interest rates influence significantly to stock prices. Simultaneously, debt to equity ratio interest rates and affect the stock prices of 43,5 %.


(6)

vi

usulan penelitian ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dengan mengambil judul “Pengaruh Rasio Hutang dan Tingkat Suku Bunga (SBI) Terhadap Harga Saham.”

Penulis menyadari bahwa penulisan usulan penelitian ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna, mengingat

keterbatasan penulis dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan serta

kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu semua kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat diharapkan penulis.

Penelitian ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor di Universitas

Komputer Indonesia, Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

3. Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Sekaligus selaku dosen wali yang

selalu memberikan bimbingan dan dorongan selama Peneliti menempuh


(7)

vii

kasih karena ibu selalu bersabar untuk membimbing saya.

5. Kepada keluarga besar saya terima kasih banyak atas dukungan juga

arahannya, walau terkadang saya suka membangkang. Kalian yang selalu

mendoakan saya dan memberikan yang terbaik serta memberikan dorongan

dan motivasi baik secara moril maupun materil.

6. Terima kasih banyak kepada Hendri Kurniawan yang sudah meminjamkan

saya Netbook dan Novan Widiansyah yang terkadang saya jadikan asisten

untuk membantu dan menemani saya mencari data, serta memberikan

semangat juga arahan, terima kasih.

7. Sahabat-sahabat saya para “Galauers” dan “kosan crew” terimakasih buat tidak pernah bosan menyemangati saya dan membantu saya, setia menemani

saya melewati sidang dan selalu menghibur saya juga selalu memberikan

saya semangat. Terimakasih karena kalian selalu ada untuk saya.

8. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang dalam

menempuh penelitian ilmiah ini, Adly, Devi, Deden, Fei, Luki, Mira,

Supratman, Reyner, Yanyan yang selalu saling menyemangati dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Bandung, Februari 2012

Penulis

Cakra Manggala NIM. 21207088


(8)

viii

LEMBAR PENGESAHAN... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.1 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9


(9)

ix

1.5 Lokasi dan waktu Penelitian ... 10

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10

1.5.2 Waktu Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Debt to equity Ratio (DER) ... 12

2.1.1.1 Pengertian Debt to equity Ratio (DER) ... 12

2.1.2 Tingkat Suku Bunga ... 14

2.1.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga ... 14

2.1.2.2 Perubahan Tingkat Suku Bunga ... 15

2.1.3 Saham ... 18

2.1.3.1 Pengertian Saham ... 18

2.1.3.2 Penilaian Harga Saham ... 19

2.1.3.3 Karakteristik Saham ... 20

2.1.3.4 Definisi Harga Saham ... 20

2.1.3.5 Harga Saham dan Pembentuknya ... 21

2.1.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 22

2.1.4 Keterkaitan antara Variabel Penelitian ... 26

2.1.4.1 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Harga Saham ... 26


(10)

x

Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham ... 27

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 33

2.3 Hipotesis ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.2.3 Jenis dan Teknik Penentuan Data ... 45

3.2.3.1 Jenis Data ... 45

3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.4 Teknik Penentuan Data ... 46

3.2.4.1 Populasi ... 46

3.2.4.2 Sampel ... 47

3.2.5 Rancangan Analisis dan Hipotesis ... 48

3.2.5.1 Rancangan Analisis... 48

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis ... 54


(11)

xi

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 63

4.1.2 Struktur Organisasi ... 64

4.1.3 Aktivitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ... 67

4.2 Analisis Deskriptif ... 73

4.2.1 Analisis Perkembangan Debt to Equity Ratio pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 73

4.2.2 Analisis Perkembangan Tingkat suku Bunga pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 75

4.2.3 Analisis Perkembangan Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 78

4.3 Analisis Verifikatif ... 80

4.3.1 Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN


(12)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk mempercepat

pembangunan suatu negara karena pasar modal merupakan wahana yang dapat

menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke

sektor-sektor produktif. Pasar modal merupakan alternatif yang dapat digunakan

perusahaan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan walaupun saat ini banyak bank

yang menyediakan pinjaman tetapi semua itu bisa terhambat karena leverage yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang terdapat di pasar saham yang

selanjutnya menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran

saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan harga saham antara

lain faktor dari informasi keuangan yaitu Informasi keuangan yang terdapat dalam

laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal

dan Laporan arus kas yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan

ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi perusahaan pada periode


(13)

Laporan keuangan yang diterbitkan merupakan sumber informasi yang sangat

penting oleh pemakai laporan terutama investor untuk pengambilan keputusan. Fokus

investor antara lain informasi mengenai kualitas laba dan harga saham karena laba

dan harga saham tersebut merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan.

Menurut Baridwan (1997:4) laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat mengungkap kondisi perusahaan yang sebenarnya, dan membantu pemakai laporan keuangan mengestimasi nilai perusahaan yang diintepretasikan dengan angka laba sehingga penilaian tersebut akan mempengaruhi perilaku investor.

Menurut Naimah (2008:18) informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang mempunyai relevansi. Salah satu indikator bahwa suatu informasi akuntansi relevan adalah adanya reaksi investor pada saat diumumkannya suatu informasi yang dapat diamati dari adanya pergerakan harga saham.

Perlu disadari bahwa laporan keuangan amatlah penting bagi investor dan

kreditor pada saat ini karena dimana para investor dapat menentukan bagaimana dia

menginvestasikan dananya, dan keputusan lain yang sejenis untuk kredit. Salah satu

informasi keuangan yang perlu diperimbangkan oleh para investor sebelum mereka

membeli dan menjual atau menahan sesuatu obligasi adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Dengan kata lain Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt To Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Debt To Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham.


(14)

Menurut Purwanto dan Haryanto, (2004:26) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan indikator struktur modal dan risiko keuangan yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri. Bertambah besarnya debt equity ratio suatu perusahaan menunjukkan risiko distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan.

Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt To Equity Ratio

(DER) yang tinggi.

Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan suku bunga yang

dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat,

dengan kata lain pemerintah melakukan kebijakan moneter. Peredaran uang yang

terlalu banyak dimasyarakat akan mengakibatkan masyarakat cenderung

membelanjakan uangnya yang pada akhirnya bisa berdampak pada kenaikan

harga-harga barang, yang salah satu faktor pemicu inflasi dengan menaikan bunga SBI

berarti bank-bank dan lembaga keuangan akan terdorong untuk membeli SBI.

Adanya bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga keuangan

menikmatinya, ini otomatis akan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk

produknya. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para

investor. Investasi pada produk bank seperti deposito / tabungan jelas lebih kecil

resikonya atau dapat dikatakan investasi bebas resiko oleh karena itu investor akan

menjual sahamnya dan dananya serentak akan berdampak pada penurunan harga


(15)

pada bunga pinjaman modal kerja perusahaan. Ini artinya penambahan pengeluaran

perusahaan jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan akan terganggu.

Salah satu sifat tingkat bunga adalah mudah berubah-ubah yang terjadi dalam kurun

waktu yang relatif singkat berjangka waktu pendek.

Faktor ekonomi makro lainya yang secara empiris terbukti memiliki pengaruh

terhadap perkembangan perekonomian di beberapa negara adalah Kurs (nilai tukar

uang). Ajayi dan Mougoue (1996:125) menemukan adanya bukti empiris tentang adanya hubungan negatif antara kurs mata uang asing dengan harga saham.Ini

diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Slamet Sugiri (2000:77) yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara harga saham industri

telekomunikasi dengan kurs Dollar AS.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan

di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri

tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetak

konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya

dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara


(16)

ke tahun terus meningkat yang semula sebesar Rp. 6.419,8 milyar kemudian menjadi

Rp. 8.231,1 milyar dan kembali meningkat sebesar Rp. 20.466 milyar.

Total asset perusahaan yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

pada tahun 2010 yaitu Rp 404,286 triliun. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk juga salah

satu bank pemerintah yang memiliki harga saham lumayan cukup tinggi dan inilah

yang sangat didambakan oleh para pemain saham di pasar modal.

Dengan perubahan atau kenaikan harga saham maka akan terus memberikan

kepercayaan pada masyarakat sebagai investor yang mengharapkan keuntungan dari

saham yang dimilikinya sehingga perusahaan dapat menjalankan operasionalnya

dengan baik dan memperoleh keuntungan yang optimal.

Tabel 1.1

Perkembangan DER, Tingkat Suku Bunga dan Harga Saham Tahun 2004 – 2010 pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Sumber : data yang diolah laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

Tahun DER

( % )

Tingkat suku bunga (%)

Harga Saham ( Dalam Rupiah )

2004 760 7.43 2875

2005 819 12.75 3025

2006 817 9.75 5150

2007 95 8.00 7400

2008 1001 9.25 4575

2009 1063 6.50 7650


(17)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa perkembangan harga saham PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk Bandung mengalami peningkatan tiap

tahunnya, namun pada tahun 2008 terjadi penurunan harga saham yang cukup

signifikan yaitu dari yang mulanya Rp 7.400,- / lembar menjadi Rp 4.575,- / lembar.

Perubahan harga saham tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan global yang

terjadi sehingga berdampak pada turunya harga saham pada tahun 2008.

Berdasarkan keadaan di atas yaitu adanya kesenjangan antara teori yang ada

dengan kenyataan mengenai Debt to Equity Ratio (DER), tingkat suku bunga dan

harga saham. Maka dapat menjadi sebuah fenomena yang mendorong penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Rasio Hutang dan Tingkat Suku Bunga (SBI) terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk”


(18)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka penulis

ingin mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

Dalam kegiatan usahanya setiap bank menginginkan hutang (DER) yang

rendah. Begitu pula yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk

yang pada saat ini terus melakukan kinerja yang terbaik demi mencapai kategori bank

yang tingkat hutangya rendah. Namun dalam perjalananya, tingkat hutang (DER)

pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami fluktuasi yang selalu

berubah akibat adanya krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 sehingga

terjadi perubahan pada harga saham yang sangat signifikan.

Tingginya tingkat hutang (DER) berdampak pada penurunan kepercayaan

masyarakat sehingga investor tidak mau menginvestasikan dananya dalam bentuk

saham. Selain itu tingkat bunga yang tinggi mengakibatkan pindahnya investor dari


(19)

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk.

2. Bagaimana Tingkat Suku Bunga pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk .

3. Bagaimana Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

4. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga

secara simutan dan parsial terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar peneliti dapat memperoleh

informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian yang

dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Bank Rakyat


(20)

2. Untuk mengetahui Tingkat Suku Bunga PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

3. Untuk mengetahui Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku

Bunga secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

kondisi perusahan khususnya mengenai Debt to Equity Ratio (DER) dan

Tingkat Suku Bunga, sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi

bagi kemajuan perusahaan yang akan datang.

2. Bagi Investor

Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di bursa efek, maka

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam


(21)

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Bagi penulis kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah

wawasan dan menambah informasi pengetahuan mengenai pasar modal

terutama tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku

Bunga terhadap harga saham.

2 Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman dan referensi

dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap harga saham.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data untuk penelitian ini, penulis

mengadakan penelitian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Bandung. yang berlokasi Jl. Gegerkalong Hilir No.152 Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Februari


(22)

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan

No

Bulan Okt`11 Nov’11 Des’11 Jan’12 feb’12

Kegiatan/

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

a.Penyusunan UP

b.Bimbingan

c.Pendaftaran Seminar UP d.Seminar UP

e.Perbaikan

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan Laporan dan Bimbingan 5 Pendaftaran Ujian

Sidang Skripsi 6 Ujian Sidang Skripsi


(23)

12

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Debt to Equity Ratio (DER)

2.1.1.1 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Lukman Dendawijaya, (2009:121-122) bahwa :

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal sendiri.

Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri

atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang. Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dalam bisnis perbankan, sebagian besar dana yang ada pada suatu bank

berasal dari simpanan masyarakat, baik berupa simpanan giro tabungan atau deposito.

Dengan demikian, hanya sebagian kecil saja dana yang berasal dari modal sendiri.

Selain memperoleh utang (kewajiban) dari deposan penyimpan dana, bank juga

memperoleh pinjaman dari lembaga-lembaga perbankan, baik dalam maupun luar


(24)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur pemodalan suatu perusahaan yang merupakan perbandingan

antara total hutang dengan ekuitas yang digunakan sebagai sumber pendanaan

perusahaan.

Menurut Munawir (2007:239) debt to equity ratio adalah :

Ratio antara total hutang dengan total modal sendiri. Ia mendefinisikan bahwa rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan makin besar rasio ini akan semakin menguntungkan.

Menurut Sutrisno (2003: 262)debt to equity ratio merupakan : “Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang

dimiliki perusahaan dengan modal sendiri”.

Menurut (Ali arifin, 2004: 86) yang berpendapat bahwa :

Debt to Equity Ratio adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka dimiliki. Tak jadi soal jika laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua kewajiban dengan modal yang dimiliki.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar hutang,

semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan yang

tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil

daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya,


(25)

menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang

saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Semakin tinggi DER, semakin besar persentase modal asing yang digunakan

dalam operasional perusahaan, atau semakin besar DER menandakan struktur

permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas.

DER yang semakin tinggi menunjukan sebagian besarnya proporsi hutang terhadap

ekuitas, sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi dan risiko yang

harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada akhirnya investor akan

menghindari saham perusahaan yang memiliki DER tinggi.

2.1.2 Tingkat Suku Bunga

2.1.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga

Menurut Kidwell (2003:84) menyatakan bahwa :

Tingkat Suku Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang harus dibayar untuk dana yang dipinjam, biasanya digambarkan sebagai suatu persentase dari jumlah dana yang dipinjam dalaam satu tahun. Bagi pengguna dana atau peminjam, tingkat buga adalah biaya yang harus dibayar karena penggunaan dana lebih awal, sedsngkan bagi yang meminjam dana, tingkat bunga adalah pendapatan karena penundaan kesempatan untuk menggunakan dana tersebut.

Menurut Arifin (2007 : 112) yang dimaksud dengan suku bunga disini yaitu: Suku Bunga yang diberlakukan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral yang mengontrol dan mengawasi seluruh kegiatan perbankan. Namun suku bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Karenanya para investor akan ramai-ramai menjual sahamnya dan dananya kemudian akan ditempatkan di bank. penjualan saham yang serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham dipasaran secara signifikan.


(26)

Dari pengertian tersebut dapat disimpilkan bahwa faktor suku bunga ini

penting untuk diperhatikan karena rata-rata semua orang termasuk investor saham,

selalu mengharapkan hasil yang lebih besar dari saham yang dimilikinya. Dengan

adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi

akan mengalami perubahan.

Menurut Ratih (2006:45) menyatakanbahwa:

Pergerakan tingkat suku bunga SBI sangat berpengaruh terhadap efek pendapatan tetap. Kenaikan tingkat bunga SBI diharapkan dapat memberikan alternatif investasi karena orang lebih suka membeli SBI yang memberikan bunga tinggi. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proyeksikan pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI.

2.1.2.2 Perubahan Tingkat Suku Bunga

Kenaikan tingkat suku bunga SBI pasti berdampak pada kenaikan tingkat

bunga komersial. Disaat tingkat bunga komersial tinggi merupakan momen yang

tidak tepat untuk merealisasikan capital gain. Karena harga obligasi berhubungan terbalik dengan tingkat bunga pasar. Sehingga kenaikan tingkat bunga komersial

justru akan mengakibatkan penurunan harga obligasi. Kemudian investor dapat

merealisasikan capital gain ketika pemerintah melakukan pemotongan terhadap tingkat suku bunga SBI. Karena pemotongan tingkat suku bunga SBI berdampak

pada apresiasi terhadap harga obligasi.

Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Besarnya

tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur dalam memberikan


(27)

salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar

modal. Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat

pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu.

Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal

dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat

memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal.

Tingkat suku bunga sektor keuangan yang lazim digunakan sebagai panduan investor

disebut juga tingkat suku bunga bebas resiko (risk free), yaitu meliputi tingkat suku bunga bank sentral dan tingkat suku bunga deposito.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada suku bunga dipengaruhi oleh

permintaan dan penawaran akan uang. Apabila permintaan lebih besar dari

penawaran, maka uang akan menjadi langka dan tingkat bunga akan bergerak naik.

Hubungan dari permintaan dan penawaran uang terhadap suku bunga akan

mengakibatkan fluktuasi investasi pada pasar saham.

Menurut Sunariyah (2000:37) menyatakan bahwa :

Hubungan antara harga sekuritas dengan tingkat bunga secara umum

mempunyai hubungan yang negatif. Apabila bunga naik maka harga sekuritas akan

turun, sebaliknya apabila bunga turun maka harga sekuritas akan naik.

Apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka hal tersebut akan

membuat para investor akan menarik dananya dan menginvestasikannya ke tempat

yang mempunyai resiko relatif kecil misalnya ke deposito. Sedangkan bila tingkat


(28)

dan para investor akan menginvestasikan dananya tersebut ke aspek yang lebih

menguntungkan lainya seperti ke pasar modal dengan membeli saham. Dengan

banyaknya investor yang mengalihkan dananya dari deposito ke pasar modal maka

dengan sendirinya akan menyebabkan harga saham di pasar modal akan terangkat

naik.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan)

dengan sistem diskonto/bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan

Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI,

Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh

mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan

mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), Yaitu BI mengumumkan target suku bunga

SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini

kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti


(29)

2.1.3 Saham

2.1.3.1 Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang

atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah

selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan surat tersebut.

Menurut Martono & Harjito (2004:235) menyatakan bahwa:

harga saham perlembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimana saham yang diperdagangkan. Bagi saham yang diperdagangkan secara aktif penetapan harga saham telah tersedia sedangkan bagi saham tidak aktif diperdagangkan harga saham sulit diperoleh. Setiap waktu harga saham ini selalu berubah-ubah”.

Menurut Rusdin (2006:68) menyatakan bahwa :

“Saham adalah sertifikasi yang menunjukan bukti kepemilikan suatu

perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva

perusahaan”

Sedangkan menurut BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) :

“Saham adalah Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva

perusahaan”

Pengertian harga Saham yang diungkapkan oleh Sartono (2001 : 83) :

“Harga Saham adalah nilai dari saham yang diharapkan memberikan keuntungan dikemudian hari.”


(30)

Pengertian saham yang diungkapkan Bambang Riyanto (2001:204) bahwa:

Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam perseroan terbatas, bagi yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetapi tertanam didalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri bukanlah merupakan peranan permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.

Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham

merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan, dimana dengan

dimilikinya saham tersebut maka investor akan mendapatkan keuntungan.

2.1.3.2 Penilaian Harga Saham

Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam

penetapan harga saham, salah satu diantaranya adalah menurut apa yang dipaparkan

oleh Eduardus Tandelilin (2001:183) berbagai jenis nilai saham yaitu:

a. Nilai nominal Pari atau Nominal (Par Value/Face Value) adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan

dan dari hasil pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi nilai

nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.

b. Nilai Buku (Book Value) artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen

kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku sering kali lebih

tinggi daripada nilai nominalnya.

c. Nilai Intrinsik atau Riil (Fair Value/Reasonable Value) merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi


(31)

d. Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham biasa

adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan pembelian ketika mereka

memperdagangkan saham.

2.1.3.3 Karateristik Saham

Terdapat beberapa pendapat mengenai karakteristik saham biasa, yang

menyatakan bahwa saham biasa merupakan saham yang memberikan pendapatan

berupa dividend an capital gain yang tidak tetap, memberikan hal suara dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), dan pemegangnya memiliki residual claim dan tanggung jawab yang terbatas.

Menurut Sulistyastuti (2003:3) menyatakan bahwa saham memiliki 5 karakteristik :

Berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa dividen, berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan penerbitnya dilikuidasi, berhak mengeluarkan suara, tanggung jawab terbatas dan hak memesan efek terlebih dahulu.

2.1.3.4 Definisi Harga Saham

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan

pembeli saham yang dilatar-belakangi oleh harapan mereka terhadap profit

perusahaan. Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan

pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual

ataupun membeli saham.

Menurut Sartono (2001:41) mendefinisikan harga saham sebagai berikut

“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang


(32)

Harga dasar adalah harga yang berfungsi dalam perhitungan indeks harga

saham. Harga ini akan berubah sesuai dengan aksi emiten yang dilakukan, seperti

right issue, stock split, dan lain-lain. Untuk saham baru harga dasar adalah harga saham pada pasar perdana.

Menurut Jogiyanto (2000:88) bahwa harga pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah diketahui.Harga pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.

Jika pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya

(closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2.1.3.5 Harga Saham dan Pembentuknya

Menurut Lorie et. al dalam Sutrisno et.al, (2000:128) harga saham adalah Harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan.Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam pengambilan keputusan untuk menjual ataupun membeli saham

Harga saham di bursa sangat ditentukan oleh kekuatan pasar., yang berarti

kekuatan permintaan dan penawaran. Karena permintaan dan penawaran atas saham

berfluktuasi setiap harinya maka harga saham pun akan mengikuti pola fluktuasi

tersebut. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih banyak, harga saham akan

cenderung meningkat, sedangkan pada kondisi dimana penawaran saham lebih


(33)

Harga saham mencerminkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah

dengan kinerja emiten.apabila kinerja emiten baik, maka harga sahamnya juga

cenderung akan naik. Harga saham dan pergerakannya merupakan factor yang

penting dalam investasi pasar modal. Harga saham juga mencerminkan nilai suatu

perusahaan.Semakin tinggi harga saham, maka perusahaan tersebut dinilai semakin

tinggi pula.Begitu juga sebaliknya. Melalui penilaian saham inilah para investor akan

bisa memutuskan untuk menentukan strategi investasi melalui keputusan untuk

membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya.

Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat

memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah seringkali

diartikan bahwa kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Namun bila harganya

terlalu tinggi dapat mempengaruhi kemampuan investor untuk membeli saham

sehingga saham menjadi kurang likuid dan membuat harga saham sulit untuk

meningkat lagi. Untuk itulah banyak perusahaan melakukan split terhadap sahamnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli investor dan harga saham tersebut.

2.1.3.6Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga pasar saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor

yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah informasi. Informasi yang

mempengaruhi harga saham terdiri dari :

1. Investor yang berkaitan dengan faktor fundamental, yaitu kemampuan meminjam

perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi


(34)

2. Infomasi yang berkaitan dengan teknis, yaitu perkembangan kurs, keadaan pasar

dan kekuatan pasar.

3. Informasi lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yaitu tingkat inflasi, kebijakan

moneter, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi perusahaan dan

kondisi politik.

Menurut Arifin (2007 : 115) faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu :

a. Kondisi fundamental Emiten

Faktor Fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja

emiten itu sendiri. semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya

terhadapa kenaikan harga saham di pasaran. begitu juga sebaliknya, semakin

menurun kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya dalam penurunan harga

saham sehingga para investor dapat memperhatikan kinerja emiten sebagai acuan

untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

Saham-saham yang berpredikat blue chip, tentu salah satu tujuan para investor

dikarenakan memiliki resiko yang sangat kecil. ini dikarenakan factor fundamental

perusahaan sebagai emiten sangat baik.

b. Hukum Permintaan dan Penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran menjadi faktor penting kedua

setelah faktor fundamental karena para investor selalu memperhatikan kinerja

perusahaan dari faktor ini. Transaksi-transaksi yang terjadi dalam seharian akan


(35)

saham yang dimiliki sehingga akan sangat berpengaruh terhadap harga saham dan

jumlah lembar saham yang sedang beredar. Dengan demikian semakin tinggi jumlah

penawaran terhadap saham tersebut maka akan menaikan harga saham tersebut.

c. Tingkat Suku Bunga (SBI)

Faktor suku bunga ini penting untuk diperhatikan karena rata-rata semua

orang termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil yang lebih besar dari

saham yang dimilikinya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat

pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan.

Yang dimaksud dengan suku bunga disini yaitu suku bunga yang

diberlakukan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral yang mengontrol dan

mengawasi seluruh kegiatan perbankan. Namun suku bunga yang tinggi akan

berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti

deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya dibandingkan investasi dalam

bentuk saham. Karenanya para investor akan ramai-ramai menjual sahamnya dan

dananya kemudian akan ditempatkan di bank. penjualan saham yang serentak ini

akan berdampak pada penurunan harga saham dipasaran secara signifikan.

d. Valuta Asing

Dalam kehidupan perekonomian global yang terjadi dewasa ini hampir tidak

ada satupun Negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh

pergerakan valuta asing, khususnya terhadap pengaruh US Dollar. karena Dollar

Amerika telah menjadi semacam mata uang internasional maka, mau tidak mau setiap


(36)

Apabila suku bunga Dollar naik, para investor, terutama investor asing,

mengharapkan hal yang sama. Mereka berbondong-bondong menjual saham yang

mereka miliki untuk ditempatkan dalam perusahaan dalam bentuk Dollar. secara

otomatis harga saham menjadi turun.

e. Dana Asing di Bursa

Dana asing di Bursa perlu diketahui karena memiliki pengaruh yang sangat

besar. jika sebuah bura dikuasai oleh investor asing maka ada kecendrungan transaksi

saham sedikit banyak tergantung pada investor asing tersebut. Investor local pun akan

banyak menjadi pengikut investor asing.

Jika semakin besar dana asing yang ditanamkan, hal itu akan menandakan

bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif, yang berarti pertumbuhan

ekonomi tidak lagi negative yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten

untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa

mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan social politik maupun

keamanannya. Jadi, besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan sangat

berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham.

f. Indeks harga Saham gabungan (IHSG)

Sebenarnya IHSG lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa

saham yang terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan

harga saham. Karena bursa saham merupakan salah satu indicator perekonomian

sebuah Negara maka diperlukanlah sebuah standar perhitungan tentang transaksi yang


(37)

dipergunakan sebagai tolak ukur kondisi perekonomian dan investasi sebuah Negara.

Untuk di Negara Indonesia khususnya, perhitungan tersebut adalah Indeks Harga

Saham Gabungan.

g. News dan Rumors

Semua berita yang beredar dimasyarakat yang menyangkut berbagai hal baik

itu masalah ekonomi, social, politik, keamanan, hingga berita seputar rencana

reshuffle cabinet, semuanya disebut news dan rumors.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel

2.1.4.1 Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham

Menurut Mukhtarudin Desmoon (2007:72) Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan terhadap pihak luar sehingga

beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak

pemegang saham (dalam bentuk deviden). Tingginya DER selanjutnya akan

mempengaruhi minat investor pada perusahaan tertentu, karena pasti investor lebih

tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.

2.1.4.2 Hubungan Tingkat Suku Bungan dengan Harga Saham

Sedangkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan Bank Indonesia akan

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi karena semakin besar suku

bunga yang diterapkan maka akan mengurangi keputusan berinvestasi dalam bentuk

saham. Hal ini juga dikuatkan oleh teori yang dinyatakan oleh Eduardus Tandelilin (2010, 343) yaitu :


(38)

“Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Tingkat suku bunga yang tinggi menyebabkan investor menarik investasinya pada

saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito.” 2.1.4.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dan Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham

Menurut Sunariyah (2006 :49) bahwa perusahaan yang mempunyai Debt to Equty Ratio (DER) yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas

perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan

yang bersangkutan.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Indriana (2008)

Bahwa rasio leverage dalam hal ini adalah DER dari bank tersebut selalu

mengalami fluktuasi. Saat DER bank tersebut mengalami peningkatan

berarti bank tersebut kurang baik dalam pengelolaan modal untuk

membiayai hutang yang dimiliki perusahaan, hal ini menandakan bahwa

kinerja bank tersebut kurang efisien dan efektif sehingga dapat berdampak

investor mengurungkan niatnya untuk menanamkan modalnya pada bank

tersebut, apabila kondisi seperti ini tidak ditindak lanjuti oleh pihak

manajemen bank akan berdampak dicoretnya bank tersebut dari daftar


(39)

ROA juga mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Saat ROA

meningkat berarti bank tersebut baik dalam pengelolaan aktiva, modal,

dan pendapatan operasional sehingga dapat meningkatkan laba dari bank

tersebut, hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya di

bank tersebut. Namun untuk BOPO semakin rendah itu berarti semakin

baik bank tersebut dalam meminimumkan biaya operasional sehingga

dapat meningkatkan pendapatan operasional bank tersebut maupun

sebaliknya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardani (2009)

Bahwa analisis rasio-rasio EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yang dibutuhkan oleh

investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan yang bersangkutan.

Beberapa tahun terakhir, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan

khususnya pusat pertanggung jawaban investasi telah berkembang suatu

pendekatan baru yaitu Economic Value Added (EVA).

Dasar pengukuran pendekatan EVA adalah sektor riil perusahaan,

sehingga penggunaan pendekatan ini tidak membutuhan perbandingan

dengan perusahaan sejenis. Dengan menggunakan metode EVA

perusahaan akan memfokuskan pada penciptaan nilai perusahaan. Karena

memasukkan unsur biaya modal dalam perhitungannya, pendekatan ini


(40)

tapi juga secara eksplisit mempertimbangkan resiko yang dihadapi oleh

perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh EPS pada

harga saham, Untuk mengetahui pengaruh PER pada harga saham, untuk

mengetahui pengaruh ROE pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh

FL pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh DER pada harga

saham, untuk mengetahui pengaruh CR pada harga saham, untuk

mengetahui pengaruh ROA pada harga saham, untuk mengetahui

pengaruh Harga saham terhadap kinerja untuk mengetahui pengaruh EPS,

PER, ROE, FL, DER, CR, ROA pada harga saham dan dampaknya

terhadap kinerja perusahaan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ardian Agung Witjaksono (2010)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga

SBI berpengaruh negatif terhadap IHSG. Ini memperkuat dari tinjauan

pustaka mengenai tingkat suku bunga SBI yang telah diuraikan di bab II.

Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian dari Ben S

Bernanke dan Kenneth N. Kuttner (2003) yang mengemukakan bahwa

tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat berpengaruh negatif

terhadap indeks di pasar modal Amerika Serikat.

Kemudian menunjukkan bahwa variabel harga minyak dunia berpengaruh

positif terhadap IHSG. Ini memperkuat dari tinjauan pustaka mengenai


(41)

mendukung hasil dari penelitian Lutz Kilian dan Cheolbeom Park (2007),

yang menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak akibat peningkatan

perekonomian ekonomi akan berpengaruh positif terhadap indeks pasar

modal.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Prihantini (2009)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi akan

mengakibatkan penurunan harga saham, karena menyebabkan kenaikan

harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya produksi dan

harga jual barang akan menjadi semakin tinggi. Harga jual yang tinggi

akan menyebabkan menurunnya daya beli, hal ini akan mempengaruhi

keuntungan perusahaan dan akhirnya berpengaruh terhadap harga saham

yang mengalami penurunan.

Kemudian menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel nilai tukar sebesar -0,00004 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,031, dimana nilai ini signifikan pada tingkat

signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap return saham dapat diterima.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Puspita Sari (2009)

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Posisi Devisa Netto (PDN), Net


(42)

Interest Margin (NIM), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Suku Bunga SBI terhadap Return On Asset (ROA). Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa variabel PDN dan Suku Bunga SBI tidak menunjukkan pengaruh

signifikan terhadap ROA. Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh

positif signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO

berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari

ketujuhvariabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 72%,

sedangkansisanya 28% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan


(43)

Tabel 2.1

Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan

Pengaruh DER, BOPO, ROA, dan EPS terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Bank Devisa.

(Novi Indriana 2008)

Meneliti variabel DER dan variabel Harga Saham

Penelitian ini tidak membahas tentang tingkat suku bunga.

Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE,FL, DER, CR, ROA pada Harga Saham dan dampaknya terhadap Knerja Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI Periode 2005-2009.

(Angrawit Kusumawardani 2009)

Variabel yang digunakan DER dan Harga Saham

Penelitian ini hanya membahas DER dan Harga Saham saja namun tidak embahas tentang Tingkat Suku Bunga.

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. (Ardian Agung Witjaksono 2010)

Variabel yang diteliti tentang Tingkat Suku Bunga SBI.

Penelitian ini menggunakan Tingkat Suku Bunga SBI namun tidak membahas tentang Debt to Equity Ratio dan Harga Saham.

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR terhadap Return Saham.

(Ratna Prihantini 2009)

Variabel yang digunakan yaitu DER

Dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai Tingkat Suku Bunga dan Harga Saham hanya DER saja.

Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA.

(Diana Puspita Sari 2009)

Variabel yang diteliti sama menggunakan Suku Bunga SBI

Penelitian ini menggunakan Tingkat Suku Bunga SBI namun tidak membahas tentang Debt to Equity Ratio dan Harga Saham.


(44)

2.2 Kerangka Pemikiran

Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kashmir (2002:24) menjelaskan bahwa aktivitas perbankan yang utama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang biasa dikenal dalam dunia perbankan

dengan istilah funding. Menghimpun dana yang dimaksud adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari

masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar

masyarakat dapat menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Beberapa jenis

simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat seperti giro, tabungan, serifikat

deposito, dan deposito berjangka.

Dari pengertian diatas, kita dapat melihat bahwa pada dasarnya bank memiliki

dua kegiatan pokok yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (sebagai sarana

mobilisasi dana)

2. menyalurkan dana yang diperoleh darri masyarakat tersebut kepada

pihak-pihak yang memerlukannya (Aktivitas kredit).

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya

menunjukkan “solvabilitas” suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang “solvable” berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk


(45)

Sejalan dengan uraian tersebut maka, Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur pemodalan suatu perusahaan yang merupakan perbandingan

antara total hutang dengan ekuitas yang digunakan sebagai sumber pendanaan

perusahaan.

Menurut Lukman Dendawijaya, (2009:121-122) bahwa :

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal sendiri.

Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri

atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang. Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin

besar Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari perusahaan yang memiliki nilai

Debt To Equity Ratio (DER) yang tinggi.

Secara teoritis dapat dikatakan, bahwa investor mau melakukan investasi karena

menginginkan keuntungan atau pertambahan modalnya tanpa menanggung resiko,

perubahan suku bunga bank dapat mempengaruhi harga saham melalui tiga cara,


(46)

1. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum dan

profitabilitas perusahaan yakni deviden dan harga saham biasa.

2. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari obligasi dan

perolehan deviden dari saham-saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang

relatif antara saham dan obligasi

3. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan dengan

investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham.

Apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka hal tersebut akan

membuat para investor akan menarik dananya dan menginvestasikannya ke tempat

yang mempunyai resiko relatif kecil misalnya ke deposito. Sedangkan bila tingkat

suku bunga mengalami penurunan maka dana yang ditanamkan tersebut akan ditarik

dan para investor akan menginvestasikan dananya tersebut ke aspek yang lebih

menguntungkan lainya seperti ke pasar modal dengan membeli saham.

Menurut Ratih (2006:45) bahwa:

Pergerakan tingkat suku bunga SBI sangat berpengaruh terhadap efek pendapatan tetap. Kenaikan tingkat bunga SBI diharapkan dapat memberikan alternatif investasi karena orang lebih suka membeli SBI yang memberikan bunga tinggi. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proyeksikan pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI.

Menurut Dheny Wahyu (2009:37) dengan banyaknya investor yang mengalihkan dananya dari deposito ke pasar modal maka dengan sendirinya akan menyebabkan harga saham di pasar modal akan terdongkrak naik.

Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga


(47)

Harga saham sulit diprediksi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

tingkat suku bunga, inflasi, kondisi ekonomi nasional, kondisi politik, keamanan,

kebijakan pemerintah, dan lain-lainnya.

Industri perbankan umumnya mendapatkan dana masyarakat melalui deposit,

tabungan dan giro yang disetorkan oleh para nasabah. namun ada pula pembiayaan

perbankan dihasilkan dari pinjaman komersial, obligasi dan penyetaan saham di pasar

modal. seorang investor menginginkan nilai saham yang dimilikinya terus naik dan

mendapatkan keuntungan yang besar.

Menurut Jogiyanto (2000:88) bahwa:

Menurut Jogiyanto (2000:88) bahwa harga pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah diketahui.Harga pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.

Jika pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya

(closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

Menurut Martono dan harjito (2004:235) menyatakan bahwa:

Harga saham per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimana saham diperdagangkan. Bagi saham yang diperdagangkan secara aktif penetapan harga saham telah tersedia sedangkan bagi saham tidak aktif diperdagangkan harga pasar sulit diperoleh. Setiap waktu harga saham ini selalu berubah-ubah.


(48)

Sedangkan menurut BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) :

“Saham adalah Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva

perusahaan.”

Dari keterangan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Pengaruh DER dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham

Variabel X1 Debt to equity Ratio

(DER)

 Jumlah Utang

 Jumlah Modal Sendiri

(Lukman Dendawijaya 2009:121-122)

Teori Penghubung

(Sunariyah 2006 :49)

Variabel X2 Tingkat Suku Bunga

 Tingkat Bunga (SBI)

(Ratih 2006:45)

Variabel Y Harga saham

 Closing Price (Jogiyanto 2008:125) Teori Penghubung (Mukhtarudin Desmoon 2007:72) Teori Penghubung (E.Tandelilin 2010:343)


(49)

2.3Hipotesis

Dengan bertambah baiknya tingkat hutang (DER) yang dimiliki oleh bank dan

penurunan suku bunga yang di keluarkan oleh kebijakan Bank Indonesia maka akan

semakin baik pula kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan.

kondisi tersebut diharapkan akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya

pada sektor perbankan. semakin banyak investor yang menanamkan modalnya

disektor perbankan, berarti kinerja saham perbankan mengalami peningkatan.

Hipotesis adalah anggapan sementara yang harus diuji kebenarannya.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

“Bahwa Debt to Equity Ratio pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan Tingkat suku Bunga (SBI) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk baik secara simultan maupun parsial”.


(50)

39

3.1. Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek

penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan

sumber topik untuk penelitian dalam rangka menyusun suatu laporan.

Sedangkan Menurut Husein Umar (2005:303) mengatakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga

dimana dan kapan penelitian dilakukan.”

Adapun objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu analisis tingkat kesehatan bank dan tingkat suku bunga dan

harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini untuk

mengetahui besarnya pengaruh debt to equity ratio dan tingkat suku bunga

terhadap harga saham pada bank tersebut dalam kurun waktu 2004-2010.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan metode yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian dan merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian

serta merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum.

Pengertian metode penelitan menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai berikut :

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memcahkan dan mengantisipasi masalah.


(51)

Adapun metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah menggunakan metode penelitian deskriptif (kualitatif) dan penelitian

verifikatif (kuantitatif)yang dijelaskan melalui pengumpulan data di lapangan.

Penelitian Deskriptif menurut Umi Narimawati (2007:61) adalah

“Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar.”

Sedangkan pendekatan Kualitatif menurut Sugiyono (2008: 14) adalah sebagai berikut:

Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan

untuk menjawab tujuan penelitian (1) mengenai Debt to Equity Ratio, (2) mengetahui Tingkat Suku Bungadan (3) mengetahui Harga Saham.

Adapun Penelitian Verifikatif menurut Umi Narimawati (2007:61) adalah

“Pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik.

Sedangkan pendekatan kuantitatif menurut Sujoko Efferin (2004:34) adalah:

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (Quantitative), dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan atau permodelan sistematis.


(52)

Metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif ini digunakan

untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio dan Tingkat Suku Bunga secara

parsial dan simultan terhadap Harga Saham.

Dari penjelasan metode-metode diatas kesimpulannya adalah metode yang

digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode deskriptif analisis

dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan

kuantitatif, metode tersebut bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis

dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti dengan

cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data

dalam pengujian hipotesis.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan

agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam

melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan

penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan

sistematis sesuai dengan yang diharapkan penulis.

Desain penelitian menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) adalah sebagai berikut “Desain penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang

digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:84) adalah “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan


(53)

Dari pengertian - pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain

penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis

dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.

Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang

dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa desain penelitian merupakan

suatu cara bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian secara baik dan

sistematis. Adapun desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan fenomena

2. Identifikasi masalah

3. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif X1

Debt to Equity Ratio

Y Harga Saham X2


(54)

4. Melakukan pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti adalah Dokumentasi (Filing)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Sebelum melakukan penelitian lebih jauh lagi, penulis harus melakukan

perumusan operasional variable yang akan diteliti nantinya. Dalam penelitian ini

ada tiga variable yang akan diteliti yaitu X1 merupakan variable bebas pertama

dan X2 merupakan variable bebas kedua dalm hal ini keduanya memiliki

pengaruh terhadap Y yang merupakan variable terikat. variable X1 disini adalah

Debt to Equity Ratio yang diukur dengan perbandingan antara jumlah utang

dengan modal sendiri dan variable X2 yaitu Tingkat suku bunga yang didapatkan

dari data tahunan Bank Indonesia yaitu tingkat bunga (SBI). Sedangkan variable

Y disini yaitu Harga saham (Closing Price).

Menurut Sugiyono (2007 :31), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik


(55)

Tabel 3.1

Opersionalisasi Variabel Penelitian

Variable konsep variable Indikator ukuran Skala

(DER) X1

Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri.

(Lukman Dendawijaya, 2009:121)

 Total hutang  Modal Sendiri rumus:

% Rasio

Tingkat Suku Bunga

X2

Pergerakan tingkat suku bunga

SBI sangat berpengaruh

terhadap efek pendapatan tetap. Kenaikan tingkat bunga SBI diharapkan dapat memberikan alternatif investasi karena orang lebih suka membeli SBI yang memberikan bunga tinggi. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proyeksikan pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI.

(Ratyh 2006:45)

Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia

(SBI)

Per Desember / akhir tahun

% Rasio

Harga Saham

X3

Harga pasar merupakan harga yang paling mudah diketahui. Harga pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.

(Jogiyanto 2008:125)


(56)

3.2.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1Jenis Data

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

literatur-literatur dan laporan-laporan yang berhubungan dengan obyek

penelitian.Menurut Burhan Bungin menjelaskan bahwa :

“Data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder”.

Dari pengertian diatas disebutkan bahwa data sekunder merupakan data

yang diperoleh tidak secara langsung dari objek lapangan yang diteliti, berarti

data tersebut adalah sumber kedua di lapangan.

3.2.3.2. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan (Library Research)

pengumpulan data dilakukan dengan menelaah buku-buku ilmiah

untuk memeperoleh gambaran serta informasi teoritis yang berkaitan

dengan masalah penelitian, seperti petunjuk menganalisa laporan

keuangan dalam akuntansi maupunpenerapan perbankkan.

2. Studi Lapangan (Field Research)

pengumpulan data dilakukan dengan penelitian langsung ke tempat yang

diteliti dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. dokumentasi

yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari berbagai

literatur, buku, hasil penelitian yang sejenis dan media lain yang


(57)

dimaksudkan untuk mendapatkan teori yang mendukung masalah

dalam pembuatan penelitian ini.

b. observasi (observation)

observasi ini dilakukan secara nonpartisipan yaitu penelitian yang

dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan tetapi melalui

penelitian dari website PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Bandung untuk mendapatkan data laporan keuangan perusahaan guna

memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan dan data lain

yang dibutuhkan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.2.4 Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Populasi

populasi menurut sugiyono(2004:72) adalah sebagai berikut:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

berdasarkan penjelasan diatas, penulis hanya menentukan dan

menggunakan populasi dari data laporan keuangan tahunan dan

laporan pendukung pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk


(58)

3.2.4.2 Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Rancangan dalam mengambil sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan rancangan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling

design) yaitu tidak semua populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan

sampling. teknik yang dilakukan adalah purposive sampling (penilaian).

Menurut jonathan sarwono (2006:125) bahwa :

“purposive sampling (penilaian) adalah teknik yang dilakukan dengan

memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan dari informasi yang tersedia sesuai dengan penelitian yang berjalan sehingga perwakilannya terhadap populasi

dapat dipertanggungjawabkan.”

Sesuai dengan tujuan penelitian penulis ingin mengetahui besarnya pengaruh

Debt to Equity Ratio dan Tingkat Suku Bunga Bank terhadap Harga Saham PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Bandung. Maka sampel yang digunakan

untuk diuji dan dianalisis adalah data laporan keuangan tahunan dan laporan

pendukung dari Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga yang dikeluarkan

Bank Indonesia per Desember (Akhir Tahun) yang telah dipublikasikan oleh Bank

Indonesia dan Harga Saham pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk


(59)

3.2.5. Rancangan Analisis Dan Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis

1. Analisis Deskriptif/Kualitatif

Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang

akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakteristik data

sampel. dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah nomor 1 (satu) dan 2 (dua), yaitu bagaimana perkembangan

Debt to Equity Ratio dan bagaimana Tingkat Suku Bunga pada PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk, yaitu dengan cara membandingkan tahun dasar dengan

tahun sekarang, kemudian diuraikan ke dalam grafik,tabel atau diagram.

2. Analisis Verifikatif/Kuantitatif

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2006:149) “Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikan atau diturunkun nilainya.”

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Menurut Usman (2003:241) bahwa ;

Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau

lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).”

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio dan Tingkat Suku Bunga secara


(60)

Y = a + b1X1 + b2X2

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Untuk mencari nilai “a“ dan “b“ maka digunakan rumus persamaan

sebagai berikut :

Sebelum rumus-rumus diatas digunakan, terlebih dahulu dilakukan

perhitungan- perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

b1 = ( ΣX2² ) ( ΣX1Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX1Y ) ( ΣX1² ) ( ΣX2² ) - (ΣX1X2) ²

b2 = ( ΣX1² ) ( ΣX1Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX2Y ) ( ΣX1² ) ( ΣX2² ) - (ΣX1X2) ²


(61)

7.

8.

2. Analisis Korelasi (Pearson)

Seberapa besar pengaruh antara variabel X1 dan X2 dan variabel Y dalam

penelitian ini, dibuktikan dengan menggunakan analisis Korelasi (Pearson). Karena dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian skala

pengukuran rasio. Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam

positif atau negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam

besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≥ 1 apabila :

R = 1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan positif

(mendekati 1 pengaruh sangat kuat dan positif)

R = -1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan negatif

(mendekati -1 pengaruh sangat kuat dan negatif)

R = 0 Maka pengaruh X dan Y lemah sekali atau bahkan tidak ada


(62)

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2004:183)

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara X1 terhadap Y dan X2

terhadap Y adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi antara Debt to Equity Ratio (X1) terhadap

Harga Saham (Y)

b. Menghitung koefisien korelasi antara Tingkat Suku Bunga (X2) terhadap


(63)

c. Menghitung koefisien korelasi antara Debt to Equity Ratio (X1) terhadap

Tingkat Suku Bunga (X2)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

X1 = Debt to Equity Ratio

X2 = Tingkat Suku Bunga

Y = Harga Saham

Rumus di atas digunakan untuk mencari koefisien, dimana koefisien

korelasi ini digunakan untuk mencari korelasi secara parsial dan simultan adalah

sebagai berikut :

a. Korelasi secara parsial antara X1 Debt to Equity Ratio dan Y Harga Saham,

apabila X2 Tingkat Suku Bungadianggap konstan dengan perhitungan sebagai

berikut :

b. Koefisien korelasi secara parsial antara X2 Tingkat Suku Bunga dan Y Harga

Saham, apabila X1 Debt to Equity Ratio dianggap konstan dengan perhitungan


(64)

c. Korelasi secara simultan antara X1 Debt to Equity Ratio dan X2 Tingkat Suku

Bungaterhadap Y Harga Saham dengan perhitungan sebagai berikut :

3. Koefisien Determinasi

Menurut Mudrajad Kuncoro (2001:100) Koefsien pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol (0) dan satu (1). Nilai r2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel amat terbatas. Jika nilai yang mendekati satu bertati

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien ini digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel “X1” dan “X2” terhadap variabel “Y”.

Adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah:

Sumber: Andi Supangat 2006

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi (pearson )

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase Kd = r2 x 100%


(1)

2. Analisis Korelasi

Correlations

Control Variables DER Harga_Saham

Suku_Bunga DER Correlation 1.000 .628

Significance (1-tailed) . .091

df 0 4

Harga_Saham Correlation .628 1.000

Significance (1-tailed) .091 .

df 4 0

Berdasarkan hasil perhitungan manual dan output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi statistics 17 tersebut maka di dapat hasil nilai korelasi Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham adalah 0,628, artinya hubungan variabel Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham kuat (berdasarkan tabel interpretasi dapat dilihat pada tabel 3.2). Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham searah, artinya jika Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka Harga Saham akan meningkat. Berdasarkan hasil dari tabel diatas dengan menggunakan program SPSS versi statistics 17, korelasi tersebut tidak signifikan karena nilai significance > 0,05. Maka dapat disimpulkan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki korelasi kuat yang tidak siginfikan dengan Harga Saham.


(2)

b. Koefisien korelasi secara parsial antara X2 Tingkat Suku Bunga dengan Y Harga Saham

Correlations

Control Variables Suku_Bunga Harga_Saham

DER Suku_Bunga Correlation 1.000 -.484

Significance (1-tailed) . .165

Df 0 4

Harga_Saham Correlation -.484 1.000

Significance (1-tailed) .165 .

Df 4 0

Berdasarkan hasil perhitungan manual dan output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi statistics 17 tersebut maka di dapat hasil nilai korelasi untuk pengaruh Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham adalah -0,484, artinya hubungan variabel Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham sedang (berdasarkan tabel interpretasi dapat dilihat pada tabel 3.2). Korelasi negatif menunjukkan bahwa hubungan antara Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham tidak searah, artinya jika Tingkat Suku Bunga naik maka Harga Saham akan menurun dan sebaliknya. Berdasarkan hasil dari tabel diatas dengan menggunakan program SPSS versi statistics 17, korelasi tersebut tidak signifikan karena nilai significance > 0,05. Maka dapat disimpulkan Tingkat Suku Bunga memiliki korelasi sedang yang tidak siginfikan dengan Harga Saham.


(3)

c. Korelasi secara simultan antara X1DER dan X2 Tingkat Suku Bunga dengan Y Harga Saham

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .811a .658 .486 1988.774

a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, DER b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan hasil perhitungan manual dan output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi statistics 17 tersebut maka di dapat hasil nilai korelasi untuk pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham secara simultan adalah 0,811, artinya hubungan variabel Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham secara simultan sangat kuat (berdasarkan tabel interpretasi dapat dilihat pada tabel 3.2). Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham secara simultan searah, artinya jika Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga mengalami kenaikan maka Harga Saham akan meningkat.


(4)

3. Koefisien Determinasi

a. Koefisien Determinasi Secara Simultan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .811a .658 .486 1988.774

a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, DER b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan perhitungan manual dan menggunakan program SPSS versi statistics 17 dapat diperoleh koefisien determinasi, yaitu sebesar 0,658. Ini berarti bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga mempengaruhi Harga Saham secara simultan selama tahun 2004 sampai dengan 2010 adalah sebesar 65,8% sedangkan sisanya sebesar 34,2% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kas, piutang, persediaan, modal, penjualan, biaya usaha (biaya umum & administrasi, biaya penjualan dan biaya lain-lain). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk termasuk dalam kategori kuat.


(5)

b. Koefisien Determinasi Secara Parsial

Coefficientsa

Model

Standardized Coefficients Correlations

Beta Zero-order

1 (Constant)

DER .550 .743

Suku Bunga -.377 -.659

a. Dependent Variable: Harga Saham

Berikut hasil pengaruh secara parsial antara Debt to Equity Ratio (DER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham dengan rumus beta X zero order :

• Variabel Debt to Equity Ratio (DER) = 0,550 x 0,743 = 0,409 atau 40,9%

• Variabel Tingkat Suku Bunga = -0,377 x -0,659 = 0,249 atau 24,9%

Dari hasil perhitungan secara parsial di atas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap terhadap Harga Saham adalah Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 40,9% dan diikuti Tingkat Suku Bunga sebesar 24,9% maka total pengaruh secara keseluruhan sebesar 65,8 % dan sisanya 34,2% merupakan variabel lain yang tidak diteliti.


(6)