Tinjauan Tentang Gangguan Proses Pigmentasi Kulit

2.3 Tinjauan Tentang Gangguan Proses Pigmentasi Kulit

Melanin memiliki fungsi fotoprotektif pada kulit manusia, namun akumulasi dari jumlah melanin yang abnormal karena produksi melanin secara berlebihan atau distribusi melanin yang tidak merata pada epidermis, dermis atau keduanya menyebabkan kulit menjadi terlihat lebih gelap dan timbul noda hitam pada bagian- bagian tertentu kulit sehingga menghasilkan bercak yang berpigmen yang mungkin menjadi masalah estetik menyebabkan gangguan pigmen wajah hiperpigmentasi kulit Cayce et al., 2004. Adapun gangguan hiperpigmentasi yang lebih umum meliputi: a. Melasma Melasma adalah gangguan pigmentasi yang ditandai dengan peningkatan melanin secara lambat, hipermelanosis simetris dengan warna yang tidak teratur mulai dari coklat muda hingga abu - abu dan coklat tua. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan melasma meliputi paparan sinar UV, kehamilan, terapi hormon, pengaruh genetik, kosmetik tertentu, disfungsi endokrin atau hepatik Cayce et al., 2004. b. Lentigo Lentigo merupakan bintik-bintik coklat akibat peningkatan jumlah melanosit di epidermis. Lentigo mencakup berbagai lesi hiperpigmentasi, meliputi lentigo simpleks, spilus nevus, lentigo agminated, solar lentigo, dan lentigo maligna. Bagian tubuh yang sering mengalami solar lentigo meliputi punggung tangan, wajah, lengan, punggung, leher, dan dada Cayce et al., 2004. c. Hiperpigmentasi Postinflamasi Hiperpigmentasi postinflamasi ditandai dengan adanya makula yang memisah secara samar dengan tepi berbulu disebabkan karena terjadi peradangan, erupsi pada kulit seperti jerawat, dermatitis kontak, dermatitis atopik, trauma dan ruam. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya melanin yang banyak di dasar epidermis, terutama pada orang-orang berkulit coklat tua yang beresiko tinggi mengalami hiperpigmentasi dibandingkan orang berkulit putih Cayce et al., 2004.

2.4 Tinjauan Tentang Enzim Tirosinase

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Sebagai Pelembab Kulit Alami

94 452 97

Rancang Bangun Alat Pembuat Sari Pada Kacang Kedelai (Glycine Max)

1 36 75

Respon Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Dengan Pemberian Indole Butyric Acid (Iba) Dan Benzyl Amino Purine (Bap) Secara In Vitro

0 47 78

Keragaman Genetik Mutan Kedelai (Glycine max L.) M2 dan M3 Berdasarkan Marka RAPD Serta Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi M3 Hasil Mutasi Kolkisin

2 41 126

Respon Generatif Beberapa Genotipe Kedelai (Glycine Max l. Merr)Bermikoriza Pada Beberapa Tingkat Kelembaban Tanah

0 28 79

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Pemberian Kompos Kulit Buah Kakao dan Pupuk Fosfat

3 30 78

Formulasi dan Evaluasi Ekstrak Etanol Edamame (Glycine Max) sebagai Sediaan Krim Pemutih;

2 23 94

Formulasi Vanishing Cream dan Lotion Ekstrak Etanol Tempe Kedelai Cap “Dua Putri’’ sebagai Agen Pemutih Kulit Alami:

20 62 139

FORMULASI EKSTRAK BIJI KEDELAI (Glycine max L.) DALAM SEDIAAN GEL MENGGUNAKAN BASIS HPMC: Formulasi Ekstrak Biji Kedelai (Glycine Max L.) Dalam Sediaan Gel Menggunakan Basis Hpmc: Uji Stabilitas Fisik Dan Efek Pada Kulit Manusia.

0 3 16

FORMULASI EKSTRAK BIJI KEDELAI (Glycine max L.) DALAM SEDIAAN GEL MENGGUNAKAN BASIS HPMC: Formulasi Ekstrak Biji Kedelai (Glycine Max L.) Dalam Sediaan Gel Menggunakan Basis Hpmc: Uji Stabilitas Fisik Dan Efek Pada Kulit Manusia.

0 2 12