Teknik Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data

34

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Nasir, 2003. Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode atau teknik pengumpulan data Arikunto, 2006. Pada penelitian ini, instrumen pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah rekam medik. Rekam medis merupakan alat bantu dalam kegiatan pengumpulkan data sekunder. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap Permenkes No. 749aMenkesPerXII1989. Rekam medis yang digunakan berisi informasi mengenai penyakit stroke yang diderita pasien di RS dr. Soebandi Jember.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Nasir, 2003. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpun data berupa wawancara dan dokumentasi. a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti Mardalis, 2008. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data-data mengenai kejadian stroke berulang, pola makan, aktivtas fisik, merokok, tingkat stres, dan kepatuhan berobat dengan menggunakan kuesioner. b. Dokumentasi Teknik dokumentasi memungkinkan peneliti memperoleh informasi dan bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen. Teknik dokumentasi pada penelitian digunakan untuk memperoleh data mengenai kejadian stroke berulang yang didapatkan dengan melihat rekam medis responden. 35

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode atau teknik pengumpulan data Arikunto, 2006. Pada penelitian ini, instrumen pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Panduan wawancara berupa kuesioner Kuesioner merupakan alat bantu dalam kegiatan pengumpulkan data primer agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui Arikunto, 2006. Kuesioner yang digunakan berisi tentang pertanyaan terkait stroke berulang, pola makan, aktivitas fisik, merokok, tingkat stress, dan keteraturan berobat. Kuesioner derajat stres yang dikenal dengan sebutan Skala Holmes. Dalam skala ini terdapat 36 butir berbagai pengalaman dalam kehidupan seseorang, yang masing-masing diberi nilai score. Alat ukur ini dapat dilakukan oleh responden dan tentunya tidak semua ke-36 butir pertanyaan dalam kuesioner akan dialami oleh responden Hawari D, 2008, sedangkan kuesioner untuk menentukan pola makan responden, dengan menggunakan kuesioner FFQ Food Frequency Questionnaire. Kuesioner FFQ akan memberikan gambaran pola makan responden, yaitu makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta frekuensi jenis makan yang dikonsumsi oleh responden. b. Rekam medis Rekam medis merupakan alat bantu dalam kegiatan pengumpulkan data sekunder. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap Permenkes No. 749aMenkesPerXII1989. Rekam medis yang digunakan berisi informasi mengenai penderita stroke yang dirawat dan berobat di RSD dr. Soebandi. 36

3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Gambaran Obesitas pada Penderita Stroke Iskemik yang Dirawat Inap di SMF Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

1 56 69

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA DAN FAKTOR PENDUKUNG TERHADAP KEJADIAN KATARAK PADA PENDERITA KATARAK SENILIS (Studi Kasus pada Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember)

0 21 24

HUBUNGAN PARITAS PADA PENDERITA PRE-EKLAMPSIA BERAT TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSD DR. SOEBANDI KABUPATEN JEMBER

1 16 57

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANTERJADINYA STROKE BERULANG PADA PENDERITA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stroke Berulang Pada Penderita Pasca Stroke.

0 1 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stroke Berulang Pada Penderita Pasca Stroke.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYASTROKE BERULANG PADA PENDERITA PASCA STROKE Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stroke Berulang Pada Penderita Pasca Stroke.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI POLI SARAF Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral Dengan Kejadian Stroke Iskemik Di Poli Saraf RSUD Dr.Moewardi.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI POLI SARAF Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral Dengan Kejadian Stroke Iskemik Di Poli Saraf RSUD Dr.Moewardi.

0 2 19

HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PENDERITA STROKE DI YAYASAN STROKE SARNO KLATEN.

0 3 7

FIBRILLATION, DYSPHAGIA, SEX AND STROKE SEVERITY) TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA PENDERITA STROKE AKUT

0 0 61