Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

(1)

UPAYA PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA USIA PRODUKTIF (20-45 TAHUN) DI POLI PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

ROZI BUANA 091121020

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Segala Puji kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat dan hidayah Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Upaya Pencegahan Osteoporosisi Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.

Peneliti menyadari dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi serta bahasa yang digunakan, hal ini dikarenakan pengetahuan dan kemampuan peneliti masih terbatas. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun agar penelitian ini dapat menjadi lebih baik dikemudian hari.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, FINACS selaku Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

3. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku dosen pembimbing I Proposal dan Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Farida Lindasari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing II Proposal dan Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 5. Rosina Tarigan, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, CWCC, selaku dosen penguji


(4)

6. Salbiah, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing Akademik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf dan dosen pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Orang yang paling special ayahanda Ramang, ibunda Hasnah, adinda Rosmeri dan Bobi Handika Buana yang telah banyak memberikan dukungan baik itu pengorbanan dan perjuangan, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa menjadi inspirasi yang mampu melahirkan goresan-goresan indah setiap ananda melangkah.

9. The last but not least, to my Love : Nourma Lestari Harahap, AMK, thanks for your love and all your motivation.

10.Rekan-rekan mahasiswa jalur B stambuk 2009 di Fakultas Keperawatan USU semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya dan terima kasih atas kebersamaannya, support serta semangat yang selalu kalian berikan.

Akhir kata peneliti sekali lagi mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Medan, 12 Januari 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wanita Usia Produktif ... 5

2.2. Osteoporosis ... 6

2.2.1. Defenisi ... 6

2.2.2. Penyebab ... 6

2.2.3. Klasifikasi ... 7

2.2.4. Patofisiologi ... 8

2.2.5. Manifestasi Klinis ... 9

2.2.6. Pemeriksaan Penunjang ... 11

2.2.7. Pengobatan ... 11

2.3. Pencegahan Osteoporosis ... 12

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual ... 20

3.2. Definisi Operasional ... 21


(6)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.4. Pertimbangan Etik ... 23

4.5. Instrumen Penelitian ... 24

4.6. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 26

4.7. Pengumpulan Data... 27

4.8. Analisa Data ... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 29

5.2. Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Lembar Bukti Bimbingan

4. Lembar Surat Pengambilan Data Dari Fakultas Keperawatan 5. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data Dari RS 6. Lembar Surat Pengambilan Data Dari Fakultas Keperawatan 7. Lembar Surat Izin Penelitian Dari RS

8. Analisa Data Demografi 9. Analisa Data Pernyataan

10.Distribusi Frekuensi Pernyataan 11.Analisa Hasil Penelitian

12.Uji Reliabilitas 13.Taksasi Dana

14.Jadwal Pelaksanaan Proposal dan Skripsi 15.Daftar Riwayat Hidup


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Asupan Kalsium Optimal ... 16 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Data Demografi ... 30 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Upaya Pencegahan Osteoporosis ... 31


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

Judul : Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Penulis : Rozi Buana

Nim : 091121020

Jurusan : Sarjana Keperawatan (SKep)

Tahun Akademik : 2009/2010

ABSTRAK

Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan meningkatkan resiko patah tulang. Masa tulang laki-laki dan perempuan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Massa tulang pada perempuan berkurang lebih cepat dibanding kan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan pada masa menopause, fungsi ovarium menurun drastis yang berdampak pada berkurangnya produksi hormone estrogen dan progesterone. Saat hormone estrogen turun kadarnya karena usia yang lanjut (menopause), terjadilah penurunan aktivitas sel osteoblas (pembentukan tulang baru) dan peningkatan kerja sel osteoklas (penghancuran tulang). Dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa Osteoporosis lebih banyak menyerang perempuan, yaitu 2,5 kali lebih sering dibandingkan laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sampel yang diambil adalah wanita usia produktif (20-45 tahun) sebanyak 120 orang dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) 104 responden (86,7 %) memiliki upaya cukup, sedangkan 11 responden (9,2 %) memiliki upaya baik dan 5 responden (4,2 %) memiliki upaya buruk. Penelitian ini merekomendasikan agar tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan mengenai osteoporosis pada masyarakat dan jika memungkinkan bekerja sama dengan berbagai pihak sebaiknya dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang untuk mengetahui sejak dini kejadian osteoporosis.


(10)

Judul : Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Penulis : Rozi Buana

Nim : 091121020

Jurusan : Sarjana Keperawatan (SKep)

Tahun Akademik : 2009/2010

ABSTRAK

Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan meningkatkan resiko patah tulang. Masa tulang laki-laki dan perempuan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Massa tulang pada perempuan berkurang lebih cepat dibanding kan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan pada masa menopause, fungsi ovarium menurun drastis yang berdampak pada berkurangnya produksi hormone estrogen dan progesterone. Saat hormone estrogen turun kadarnya karena usia yang lanjut (menopause), terjadilah penurunan aktivitas sel osteoblas (pembentukan tulang baru) dan peningkatan kerja sel osteoklas (penghancuran tulang). Dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa Osteoporosis lebih banyak menyerang perempuan, yaitu 2,5 kali lebih sering dibandingkan laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sampel yang diambil adalah wanita usia produktif (20-45 tahun) sebanyak 120 orang dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) 104 responden (86,7 %) memiliki upaya cukup, sedangkan 11 responden (9,2 %) memiliki upaya baik dan 5 responden (4,2 %) memiliki upaya buruk. Penelitian ini merekomendasikan agar tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan mengenai osteoporosis pada masyarakat dan jika memungkinkan bekerja sama dengan berbagai pihak sebaiknya dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang untuk mengetahui sejak dini kejadian osteoporosis.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tulang merupakan rangka pembentuk dan penopang tubuh utama manusia, termasuk jaringan dan organ didalamnya. Kerangka manusia terdiri dari tulang keras, tulang rawan (kartilago), sendi, serta ligament (jaringan ikat) dan tendon. Tulang adalah jaringan keras yang merupakan komponen utama pembentuk rangka (Iskandar, 2009).

Ketika usia semakin bertambah ada satu kelainan yang dinamakan

osteoporosis atau tulang keropos yang mengakibat kan punggung mulai

membungkuk, tulang rapuh , mudah patah dan tubuh tampak semakin pendek. Hal ini jelas suatu masalah kesehatan pada saat menghadapi masa tua nantinya dan tanpa di sadari masalah kesehatan ini bisa dicegah sejak dini oleh diri sendiri (Hans, 2009).

Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan meningkatkan resiko patah tulang. Masa tulang laki-laki dan perempuan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Massa tulang pada perempuan berkurang lebih cepat dibanding kan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan pada masa menopause, fungsi ovarium menurun drastis yang berdampak pada berkurangnya produksi hormone estrogen dan progesterone. Saat hormone estrogen turun kadarnya karena usia yang lanjut (menopause), terjadilah


(12)

kerja sel osteoklas (penghancuran tulang). Dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa Osteoporosis lebih banyak menyerang perempuan, yaitu 2,5 kali lebih sering dibandingkan laki-laki (Iskandar, 2009).

Beberapa dekade ke depan, saat generasi semakin tua, dampak ekonomi dan sosial patah tulang akibat osteoporosis akan semakin meningkat. Saat ini dana yang dihabiskan sekitar 140 triliun rupiah per tahun untuk mengatasi patah tulang akibat osteoporosis dan dampak-dampaknya. Pada tahun 2020 diperkirakan, angka ini akan dua kali lebih besar, dengan perkiraan biaya sebesar 300 triliun rupiah per tahun. Dinegara Eropa Barat dan Amerika utara, 20 persen penderita usia lanjut yang patah tulang panggul meninggal dalam waktu 6 bulan, catatan pada tahun 2003 di Amerika, patah tulang belakang setiap tahun mencapai 1.200.000 kasus dan telah dikatakan tiap 20 detik osteoporosis menimbulkan patah tulang, sementara penderita Osteoporosis Negara Indonesia jauh lebih besar yang mematok angka 19,7 persen dari seluruh penduduk. Cataan dibeberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan bahkan sudah mencapai 30 persen (lebih tinggi dari persentase luar negeri). Berkenaan dengan statistic yang sangat mengejutkan ini, tugas pelayanan kesehatan berusaha mengurangi jumlah penderita dan mencegah kemungkinan terjadinya Osteoporosis (Felecia, 2009 dan Hans 2009).

Usaha-usaha yang perlu di lakukan untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah dengan mengurangi kebiasaan merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung hormone steroid dan tiroid atau mengurangi dosis penggunaannya jika diperlukan dalam pengobatan tertentu,


(13)

nutrisi yang baik khususnya asupan kalsium yang cukup, melakukan olah raga secara teratur, berjemur ± 15 menit dibawah sinar matahari pagi atau sore, upayakan mencapai berat tubuh yang ideal, batasi penggunaan garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl), mengko nsumsi suplemen dan vitamin seperti : Boron, Tembaga, Mangan, Magnesium, Asam Lemak Omega-3, Fitoestrogen, Ipriflavon, Vitamin A, Vitamin B (Asam Folat, Vitamin B12, Vitamin B6), Vitamin C, Vitamin K, Zink dan Bantu dengan obat-obatan yang telah banyak dikembangkan dalam dunia kedokteran di antaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan testosteron. Estrogen merupakan hormon yang menurun jumlahnya dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause. Hal ini ditengarai sebagai penyebab osteoporosis utama pada wanita. Obat berisi hormon estrogen yang diberikan pada wanita pasca menopause diharapkan dapat mencegah osteoporosis (Felecia, 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tanggal 31 Maret 2010, terdapat pasien osteoporosis berjumlah 4 pasien pada bulan Januari s/d Desember 2009 yang berkunjung dipoli Penyakit Dalam. Jumlah wanita usia produktif dari bulan Januari s/d Desember 2009 sekitar 1200 pasien yang berkunjung di poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, penting di lakukan penelitian tentang upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) Di Poli Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.


(14)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Upaya Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :

1.4.1. Instansi Pendidikan

Sebagai salah satu bahan masukan mengenai data-data tentang pencegahan Osteoporosis bagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 1.4.2. Instansi Kesehatan

Agar petugas kesehatan mampu memahami dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini bagi pasien dan masyarakat khususnya wanita di usia produktif agar terhindar dari Osteoporosis.

1.4.3. Untuk peneliti selanjutnya

Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian yang terkait di masa yang akan datang.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. WANITA USIA PRODUKTIF

Usia antara 20 sampai 45 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur atau masa usia produktif. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima dan bugar agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya untuk persiapan masa tua nantinya seperti penyakit yang kerap menjadi permasalah dunia terhadap wanita setelah masa menopause yang dikenal dengan Osteoporosis (Hurlock, 1990).

Fase-Fase Perkembangan Manusia

1) Prenatal (sebelum lahir) atau pralahir 2) Masa Natal

Masa natal terdiri dari : a. Infancy atau neonatus

b. Masa bayi (antara 2 minggu sampai 2 tahun) (dari lahir sampai 14 hari)

c. Masa anak (2-10 atau 11 tahun)

Anak prasekolah (usia 2-5 tahun)

Anak usia sekolah (usia 5 atau 6 tahun-12 tahun) 3) Masa Remaja (12-21 tahun)

Masa ramaja terdiri dari : a. Praremaja (12-14 tahun)


(16)

c. Remaja lanjut (17-20 tahun) 4) Dewasa

Fase dewasa ini terbagi lagi atas berikut ini: a. Dewasa awal (20-45 tahun)

b. Dewasa menengah (45-60 tahun) c. Masa tua ( usia lebih dari 60 tahun)

(Hurlock, 1990).

2.2. OSTEOPOROSIS 2.2.1. Defenisi

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Tulang yang rapuh dan keropos ini mudah patah atau fraktur (Hans, 2009).

2.2.2. Penyebab

Penyebab osteoporosis secara garis besarnya dikelompokkan ke dalam dua kategori :

1) Penyebab primer : menopause, usia lanjut, penyebab lain yang tidak diketahui.

2) Penyebab sekunder : pemakaian obat kortikosteroid, gangguan metabolisme, gizi buruk, penyerapan yang buruk, penyakit tulang sum-sum, gangguan


(17)

fungsi ginjal, penyakit hepar, penyakit paru kronis, cedera urat saraf tulang belakang, rheumatic, transplantasi organ (Iskandar, 2009).

2.2.3. Klasifikasi Osteoporosis 1) Osteoporosis Primer

Jenis osteoporosis ini faktor pemicunya adalah merokok, aktivitas, pubertas tertunda, berat badan rendah, alkohol, ras kulit putih/asia, riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium yang rendah.

Osteoporosis primer ini terdiri dari dua bagian yakni :

a) Tipe I (Post-menopausal): Terjadi 15-20 tahun setelah menopause (53-75 tahun). Ditandai oleh fraktur belakang tipe crush, colles’fracture, dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini disebabkan luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut, diman jaringan trabekular lebih responsif terhadap defisiensi estrogen.

b) Tipe II (Senile): Terjadi pada pria dan wanita usia lebih diatas 70 tahun. Ditandai oleh fraktur panggul dan tulang belakang tipe wedge. Hilangnya massa tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut (Ferdinand, 2008).

2) Osteoporosis sekunder

Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Penyebabnya meliputi ekses kortosteroid, hipertirodisme, multipel mieloma, malnutrisi, difisiensi estrogen, hiperparatiroidisme, faktor genetik, dan obat-obatan (Ferdinand, 2008).


(18)

2.2.4. Patofisiologi

Osteoporosis adalah abnormal pada proses remodeling tulang di mana

resopsi tulang melebihi formasi tulang menyebabkan hilangnya massa tulang. Mineralisasi tulang tetap terjadi. Remodeling tulang digambarkan dengan keseimbangan fungsi osteoblas dan osteoklas. Meskipun petumbuhan terhenti, remodeling tulang berlanjut. Proses dinamik ini meliputi resorbsi pada satu permukaan tulang dan deposisi pembentukan tulang pada tempat yang berlawanan. Hal ini dipengaruhi oleh weight bearing dan gravitasi, dan juga masalah-masalah seperti penyakit sistemik. Proses seluler dilaksanakan oleh sel tulang spesifik dan dimodulasi oleh hormon lokal dan sistemik serta peptide (Ferdinand, 2008).

Osteoblas adalah sel pembentuk tulang. Mereka membentuk dan

mesekresika kolagen (kebanyakan tipe I) dan nonkolagen organik-komponen pada fase matrik tulang. Mereka mempunyai peranan penting pada mineralisasi matrik organik. Protein nonkolagen produksi osteoblas meliputi osteokalsin (komponen nonkolagen tulang terbesar), 20% dari total massa tulang; osteonektin; protein

sialyted dan phosphorylated; dan thrombospondin. Peran protein nonkolagen

tersebut tidak diketahui tapi sintesisnya diatur oleh hormon paratiroid (PTH) dan 1,25 dihidroksivitamin D. Mereka juga berperan pada kemotaksis dan adhesi sel. Pada proses pembentukan matrik tulang organik, ostoblas terperangkap diantara formasi jaringan baru, kehilangan kemampuan sintesis dan menjadi osteosit (Ferdinand, 2008).


(19)

Osteoklas adalah sel terpenting pada resorpsi tulang. Mereka digambarkan

dengan ukurannya yang besar dan penampakan yang multinucleated. Sel ini bergabung menjadi tulang melalui permukaan reseptor. Penggabungan pada permukaan osteoklas tulang membentuk bagian yang dikenal sebagai “sealing

zone”. Resorpsi tulang terjadi oleh kerja proteinase asam pada pusat ruang isolasi

subosteoklas yang dikenal sebagai lakuna Howship. Membran plasma dari sel ini diinvaginasi membentuk ruffled border. Osteoklas mungkin berasal dari sel induk sum-sum tulang, yang juga menghasilkan makrofag-monosi (Ferdinand, 2008).

Kalsitonin menghambat fungsi ostoklas langsung dengan mengikat reseptor

afinitas tinggi; kalsitonin mungkin tidak langsung mempengaruhi fungsi osteoblas. Level kalsitonin menurun pada wanita dibandingkan pria, tapi defisiensi kalsitonin tidak berperan pada usia-osteoporosis. Namun defisiensi estrogen menyebabkan penurunan massa tulang secara signifikan. Pada beberapa tahun pertama paksa menopause terjadi penurunan massa tulang yang cepat sebesar 5 % pertahun pada tulang trabekular dan 2-3 % per tahun pada tulang kortikal. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas osteoklas. Selanjutnya didominasi oleh osteoblas dan hilangnya massa tulang menjadi 1-2 % atau kurang per tahun (Ferdinand, 2008).

2.2.5. Manisfestasi Klinis

Keluhan dan tanda yang sering dijumpai pada pasien osteoporosis sebagai berikut :


(20)

1) Nyeri

Rasa nyeri didaerah punggung bisa disertai dengan atau tanpa fraktur. Pada fraktur kompresi diruas tulang belakang, mendadak timbul rasa nyeri yang hebat dan terlokalisir diruas yang terkena. Rasa nyeri berkurang bila penderita istrahat ditempat tidur atau pada waktu bangun tidur pagi. Namun rasa nyeri tersebut bertambah saat duduk, berdiri, membungkuk, berjalan atau melakukan suatu gerakan yang salah serta bila pasien batuk, bersin, mengedan dan mengangkat barang (Setiawan, 2002).

2) Fraktur

Pada penderita osteoporosis, fraktur yang terjadi seringkali timbul spontan atau akibat benturan ringan. Fraktur yang sering terjadi dipergelangan tangan, leher tulang paha dan ruas tulang belakang (Setiawan, 2002).

3) Berkurangnya tinggi badan

Penyusutan tinggi badan terjadi akibat adanya kompresi fraktur diruas tulang belakang. Biasanya disertai dengan gejala nyeri hebat selama beberapa hari sampi beberapa bulan atau tanpa gejala apapun (Setiawan, 2002).

4) Deformitas tulang belakang

Deformitas atau kelainan bentuk tulang belakang bisa terjadi akibat kompresi fraktur (Setiawan, 2002).


(21)

2.2.6. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan ini meliputi darah lengkap, albumin, fosfor, ureum, T3, T4, serum protein elektroforesis dan urin lengkap. Juga dilakukan pemeriksaan kadar kalsium, kreatinin, hidroksiprolin, fosfatase alkali, dan osteokalsin untuk mengetahui secara tidak langsung adanya gangguan keseimbangan resorpsi dan pembentukan tulang.

2) Pemeriksaan Radiologis (x-ray) 3) Pemeriksaan lain

- Single photon Absorptiometry (SPA) - Dual Photon Absorptiometry (DSA)

- Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA)

- Qhuantitative Computed Tomography (QCT) atau Osteo_CT - Local Neutron Activation

- Scattered Radiation dan

- Quantitative Ultrasound (QUS) (Setiawan, 2002)

2.2.7. Pengobatan Osteoporosis

Setelah ditentukan bahwa obat-obatan diperlukan, harus diputuskan macam obat-obatan yang diminum. Pilihan obat-obatan yang disetujui oleh U.S Food and Drug Administration (FDA/Semacam BPOM di Indonesia) untuk pencegahan atau pengobatan osteoporosis antara lain :


(22)

a. Therapi hormone atau estrogen b. Raloxifene (Evista)

c. Alendronat (Fosamax) d. Risedronat (Actonel)

e. Kalsitonin dengan disemprotkan ke hidung (Miacalcin) f. Hormon paratiroid (PTH atau Forteo)

(Felicia, 2009)

2.3. PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS

Semua orang, pria atau wanita, tua atau muda, harus mengerti cara mencegah penyakit-penyakit degeneratif kronis misalnya diabetes, jantung koroner, stroke, dan penyakit Osteoporosis. Semakin dini dalam mengambil langkah pencegahan, maka tulang akan semakin kuat, sehingga makin kecil kemungkinan mengalami patah tulang akibat keropos (Hans, 2009).

Kunci dari pencegahan osteoporosis ada beberapa macam yakni :

1) Mengurangi Faktor Risiko

Salah satu factor terpenting dalam mencegah osteoporosis adalah menghilang kan atau mengurangi factor-faktor resiko seperti :

a. Merokok

Kebiasaan pertama dan terpenting dalam daftar kebiasaan yang merusak tulang adalah merokok. Merokok secara langsung meracuni sel-sel pembuat tulang. Selain itu, merokok juga mengurangi kadar hormone estrogen dan dapat mengakibatkan menopause dini. Para perokok secara keseluruhan kurang


(23)

melakukan aktivitas fisik dan gaya hidup pasif adalah factor risiko lain yang menyebabkan berkembangnya osteoporosis. Berhenti merokok merupakan cara penting untuk mengurangi resiko patah tulang khususnya pada tulang pinggul sampai 20 persen selama 5 tahun (Felicia, 2009).

b. Obat-obatan

Sejumlah obat-obatan dapat mempengaruhi kesehatan tulang, mengurangi pencapaian massa tulang maksimum atau meningkatkan pengeroposan tulang. Obat-obatan tersebut meliputi terutama hormon steroid dan tiroid. Steroid disebut juga glukokortikoid, kortikosteroid, prednisone, kortison, dan medrol yang biasanya berbentuk pil, tetapi ada juga yang berbentuk cairan untuk disuntikkan dalam pembuluh darah dan dalam bentuk hirup. Pengunaan obat ini harus selalu dalam pengawasan dokter dan menjalani test darah secara berkala untuk memastikan bahwa dosis yang diberikan sudah tepat (Felicia, 2009).

c. Alkohol

Mengonsumsi alcohol secara berlebihan mempunyai dampak yang sangat besar pada massa tulang atau kerapuhan tulang kondisi ini bisa terjadi lantaran adanya kegagalan yang sistematis sifatnya dalam pemeliharaan kadar mineral kalsium yang merupakan unsure penting dalam kepadatan tulang (Felicia, 2009 dan Muljadi 2000).

d. Peminum Kopi

Kopi mengandung Kafein yang tinggi yang menyebabkan rasa kantuk menjadi hilang, reaksi gerak lebih cepat, kewaspadaan dan konsentrasi meningkat


(24)

cita rasanya, kesan ritual yang dimilikinya dan kehangatan yang ditimbulkannya. Tanpa disadari, minuman ini juga membawa hasil yang merugikan bagi kesehatan. Konsumsi kopi yang berlebihan dapat meningkatkan kadar homeosistein (produk olahan protein), kadar kolesterol, penurunan kadar vitamin B6 dan penurunan kepadatan tulang (Muljadi, 2000).

e. Mengurangi Peluang Terjatuh

Sebagian besar patah tulang terjadi karena terjatuh. Oleh karena itu upayakan untuk mengurangi kemungkinan terjatuh hal ini dapat memberikan dampak yang besar pada pencegahan osteoporosis. Terutama orang yang memiliki pandangan mata yang kabur, pendengaran berkurang, keseimbangan sudah terganggu dan ada kelemahan pada kaki, lutut dan juga panggul.

Beberapa tips agar tidak mudah jatuh a) Periksa mata secara rutin.

b) Gunakan kacamata khususnya pada penderita mata kabu.

c) Gunakan alat bantu, seperti tongkat atau walker khususnya pada penderita gangguan keseimbangan.

d) Keamanan dalam rumah. Jangan ada benda yang membuat anda mudah tersandung atau terjatuh, contohnya kabel telepon, karpet yang terlipat, penataan mebel dalam ruangan yang menghalangi jalan atau lantai yang licin dan naik turun.

e) Penerangan rumah harus memadai khususnya lorong yang dilewati pada malam hari.


(25)

g) Gunakan kursi roda bila anda memang tidak sanggup berjalan jauh, misalnya berjalan-jalan di mal, ditaman dan dibandara udara.

h) Perhatikan pakaian demi keamanan, misalnya menggunakan sepatu yang solnya tidak licin dan bagian bawah baju harus cukup pendek supaya tidak tersandung.

(Hans, 2009 dan Felicia, 2009)

f. Fungsi Menstruasi Yang Normal

Pada wanita muda, fungsi menstruasi yang tidak normal dapat dikaitkan dengan massa tulang yang rendah. Periode menstruasi yang sangat jarang atau interval antar menstruasi yang lama merupakan tanda tidak mencukupinya hormone estrogen dalam tubuh (Felicia, 2009).

2) Nutrisi Yang Benar

Nutrisi yang benar adalah hal penting untuk kesehatan tulang dan pencegahan osteoporosis. Dimulai pada usia kanak-kanak dan Remaja, kalori dan protein yang cukup serta kalsium dan vitamin D yang sesuai kebutuhan sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang hingga mencapai puncak massa tulang. Bahan nutrisi ini harus terus diberikan dan dipertahankan agar proses resorpsi atau penghancuran tulang serta formasi atau pembentukan tulang kembali berjalan dengan stabil, sehingga terbentuklah tulang yang sehat, padat dan kuat (Hans, 2009).

Dibawah ini dibahas tentang nutrisi yang baik bagi pencegahan osteoporosis yakni :


(26)

a. Kalsium

Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat membantu memproduksi massa tulang maksimum yang lebih tinggi. Massa tulang yang maksimum adalah jumlah tulang maksimum yang pernah dicapai oleh seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya dibagian pinggul tempat sebagian pengeroposan terjadi. Dikalangan wanita pramenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeropoasan tulang (Felicia, 2009).

Sumber kalsium dari pangan : semangka, keju, susu, susu kedelai, kubis, kacang-kacangan seperti almond, wijen, beras ponni, kale, brokoli, tahu, tempe, sarden (termasuk sarden kaleng), collard greens, buah ara (kering) (Iskandar, 2009).

Asupan Kalsium Optimal (Felecia, 2009)

Usia Dalam Tahun Keperluan Kalsium Harian

1 - 3 4 - 8 9 - 18 19 - 50 51 atau lebih

500 mg 800 mg 1.300 mg

1000 mg 1.200 mg


(27)

b. Vitamin D

Vitamin D bertanggung jawab atas penyerapan kalsium yang optimal dan mungkin juga mempunyai efek langsung pada tulang. Sumber Vitamin D : produk susu yang diperkaya salmon, sarden, ikan herring, telur, hati ayam, yoghurt tanpa lemak, keju tanpa lemak (Felicia, 2009 dan Iskandar, 2009).

c. Vitamin C

Peningkatan konsumsi vitamin C diperlukan untuk meminimalkan terjadinya rematik dan Osteoporosis. Vitamin C diperlukan pada setiap tahap dalam sintesis kolagen. Sumber vitamin C : apel, avokad, belimbing manis, jambu biji, jeruk kiwi, mengga, melon, nanas, papaya, pir, pisang, semangka, stroberi, bayam merah, brokoli, buncis, jagung, kacang panjang, kapri manis, ketimun, kubis, labu kuning, lettuce, paprika, selendri, tomat, ubi jalar, wortel, merica manis, kantelop, taoge, kol, kentang manis, kangkung, lada (Iskandar, 2009).

d. Zat Besi

Zat besi berperan untuk mempertahankan kepadatan mineral tulang berkaitan dengan fungsinya pada sintesis kolagen (protein berserat pada jaringan ikat, tulang, tulang, tulang rawan), yang merupakan komponen kunci tulang. Zat besi berperan sebagai kofaktor (komponen nonprotein enzim) bagi enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis kolagen. Sumber Zat Besi : terdapat dalam berbagai jenis pangan, hewani dan nabati seperti daging merah, hati sapi, daging sapi, hati ayam, tiram, kerang, cokelat, kacang merah, biji mete, kubis, biji bunga matahari, ubi jalar, kentang, daun singkong, serta bayam, ceri, wortel dan selada (Iskandar,


(28)

e. Boron

Baron sangat penting untuk mempertahankan kemudaan tulang dan mencegah osteoporosis. Boron bekerja sama dengan vitamin D, kalsium, dan fosfor membantu dalam mencegah agar tulang tidak kehilangan kalsium dan mineral yang lain. Sumber Boron : apel, kacang-kacangan dan sayuran hijau, almond, hazelnut, madu, kismis (Iskandar, 2009).

f. Seng (Zinc)

Mengkonsumsi makanan yang mengandung seng (zinc) dapat membantu metabolism tulang. Seng memiliki peran yang cukup besar dalam berbagai aspek metabolism, salah satunya metabolism tulang dan otot. Sumber Seng : kuning telur, daging ayam, sapi, biji-bijian, roti, susu, kacang-kacangan, ikan (Iskandar, 2009).

g. Beras Ponni

Beras herbal ponni juga dapat digunakan untuk mencegah osteoporosis karena mengandung kalsium (0,7 % per 100 gr nasi) dan fosfor (3,2 % per 100 gr nasi) cukup tinggi. Kandungan kalorinya juga rendah, yaitu 60 kalori (beras biasa 154 kal)/100 gr ; sehingga baik untuk penderita diabetes. Kombinasi keduanya sangat penting untuk mengatasi keropos tulang dan membantu pertumbuhan tulang dan gigi (Iskandar, 2009).

h. Fosfor

Fosfor merupakan unsure pembentukan tulang yang dibutuhkan tubuh, penting bagi reproduksi sel mengubah karbohidrat menjadi energy dan menstabilkan keseimbangan asam basa darah. Sumber fosfor : daging, ayam, ikan,


(29)

produk susu, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, sayuran dan buah-buahan (Iskandar, 2009).

i. Magnesium

Magnesium membantu mengatur pemasukan dan pengeluaran kalsium dari sel pembuluh darah dan memiliki peranan penting dalam pencegahan osteoporosis. Sumber Magnesium dari pengan : kacang kedelai, almound, kacang kering, kacang lima, tiram, biji-bijian, tahu, gandum lengkap (Iskandar, 2009).

3) Olah Raga Teratur

Olah raga adalah cara paling penting untuk membantu mencegah osteoporosis, mempertahankan kesehatan secara umum, dan menghindari penyakit kronis lainnya, seperti kanker dan penyakit pembuluh darah (Felicia, 2009).

Menerapkan pola hidup sehat dengan berolah raga secara teratur salah satunya jauh lebih murah biayanya ketimbang terkena gangguan osteoporosis. Pola hidup sehat itu antara lain dengan cukup tidur, olah raga secara teratur (seperti jalan kaki, berenang, senam aerobic), olah raga beban seperti naik tangga, hal ini mampu meningkatkan kepadataan tulang (Iskandar, 2009).

Contoh-contoh latihan yang dapat mempertahankan masa tulang dan kekuatan otot pada wanita dalam masa reproduktif dan menoupouse yakni : dengan melakukan senam aerobic, jalan kaki cepat (jogging), dansa aerobic, bersepeda diluar ruangan, lompat tali, renang, olah raga raket, berkebun hingga mengeluarkan keringat, angkat beban atau latihan di gym, ski cross-country, dansa dan yoga (Nancy, 2001).


(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Soekidjo, 2005). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori dan kerangka konseptual ini bertujuan untuk menggambarkan kerangka upaya tentang pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di poli penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Adapun kerangka konsep yang digunakan pada penelitian yang berjudul upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di poli penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka Konsep

Wanita Usia Produktif

Pencegahan Osteoporosis :

 Faktor Resiko

 Nutrisi

 Olah Raga

 Baik

 Cukup


(31)

3.2. Defenisi Operasional

Usaha-usaha yang dilakukan wanita usia produktif (20-45 Tahun) untuk mencegah munculnya osteoporosis dari aspek faktor resiko, nutrisi dan olah raga serta diukur dengan questioner dalam menggunakan jawaban: selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah, rentang nilai yang digunakan antara 1 sampai 4.


(32)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi yang di ambil dalam penelitian ini adalah wanita usia produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 1200 orang pada bulan Januari s/d Desember 2009.

4.2.2. Sampel Penelitian

Tehnik pengambilan sample yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu teknik penempatan sample dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan dikehendaki peneliti (Soekidjo, 2005). Pengambilan populasi kurang 100, maka lebih baik di ambil semuanya sehingga penelitinya merupakan penelitian populasi, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih tergantung kemampuan peneliti (Suharsimi, 2007). Maka peneliti mengambil 10% dari 1200 orang sehingga jumlah sample dalam penelitian ini 120 orang.

Sampel yang diambil mempunyai beberapa ketentuan dan kriteria yang ditetap kan yaitu :


(33)

1. Wanita usia produktif (20-45 tahun) dipoli penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan

2. Tidak menderita osteoporosis 3. Dapat berbahasa Indonesia 4. Dapat membaca dan menulis 5. Bersedia menjadi responden

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada bulan Juni s/d Juli 2010. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini karena dipoli penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik berdasarkan informasi dari bagian litbang bahwa penelitian yang menyangkut tentang upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) belum pernah dilakukan, merupakan Rumah Sakit pendidikan, lokasi rumah sakit yang strategis dan memiliki pasien yang tinggi jumlah wanita diusia produktif.

4.4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah instusi pendidikan mengirimkan surat persetujuan untuk dilakukan penelitian disampaikan kepada Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan dan pihak Direktur menyetujui penelitian tersebut dan memberikan balasannya kembali ke Instansi Pendidikan. Peneliti menyerah kan langsung lembar persetujuan kepada responden, kemudian peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Jika responden bersedia


(34)

persetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden. Kerahasiaan catatan mengenai responden dijamin dengan menggunakan inisial responden atau memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner dan menyimpan instrumen penelitian selesai digunakan untuk kepentingan peneliti.

4.5. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner. Data lembar kuesioner berisi data demografi dan data quesioner upaya pencegahan osteoporosis.

4.5.1. Kuesioner Demografi

Kuesioner data demografi pasien yang meliputi umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan sebagai pendukung untuk variabel penelitian.

4.5.2. Kuesioner Upaya pencegahan Osteoporosis

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dilakukan dengan kuesioner yang akan dibagikan, kemudian lembaran kuesioner dibagi kepada wanita usia produktif (20-45 tahun) untuk diisi dan dijawab sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuesioner yang berisi tentang upaya pencegahan penyakit osteoporosis. Jumlah pertanyaan tersebut sebanyak 15 pertanyaan, diantaranya 1-6 berisi tentang faktor-faktor resiko, 7-12 berisi tentang nutrisi dan 13-15 berisi tentang olah raga. Pertanyaan ini terdiri dari pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif dibagi menjadi 11 pertanyaan yaitu terdapat pada nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,


(35)

15 dan pertanyaan negatif dibagi menjadi 4 pertanyaan yaitu terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4.

Pada pertanyaan positif apabila responden menjawab selalu nilai nya 4, sering nilai nya 3, kadang-kadang 2, tidak pernah 1, pada pertanyaan negatif, apabila responden menjawab selalu nilai nya 1, sering nilai nya 2, kadang-kadang nilai nya 3 dan tidak pernah nila nya 4.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengkaji upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) dikategorikan atas 3 kelas interval. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 60, berdasarkan rumus statistika P = rentang dibagi dengan banyak kelas (menurut sudjana, 1992). Dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah) sebesar 45 dan dibagi atas 3 kategori kelai yaitu buruk, sedang dan baik, maka diperoleh panjang kelas sebesar 15.

Dengan P = 15 dan nilai terendah adalah 15 sebagai batas bawah kelas pertama, maka upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) dikategorikan dalam kelas interval sebagai berikut :

47 – 60 : Baik 31 – 46 : Cukup 15 – 30 : Buruk


(36)

4.6. Validitas dan Reliabilitas instrumen 4.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002). Untuk menguju validitasi berdasarkan tinjauan pustaka selanjutnya dikonsultasikan kepada yang berkompeten dibidang tersebut (setiadi, 2007). Instrumen penelitian telah dikonsultasikan kepada seorang ahli yakni Dudut Tanjung, Skp, MKep, Sp.KMB di Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan USU dan dinyatakan telah valid.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Uji realiabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas konsistensi internal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pemberian instrument hanya satu kali dengan bentuk instrument kepada satu subjek studi ( Dempsey, 2002). Instrument pengukuran yang memiliki reliabilitas sempurna koefisiennya 1,00. Akan tetapi jarang sekali instrument penelitian yang benar-benar reliabel. Reliabel yang sering dilaporkan biasanya kurang dari 1,00 yaitu 0,80 ; 0,70 ; atau 0,50 (Dempsey, 2002). Hasil reliabelitas pada istrument ini adalah 0,75 dengan menggunakan rumus cronbach’s alpha.


(37)

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lansung kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU), mengirim surat ijin dari permohonan izin institusi pendidikan ketempat penelitian (RSUP Haji Adam Malik Medan), peneliti hadir dipoli penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan untuk bertemu responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya, memberikan lembar persetujuan menjadi responden dan melakukan observasi, menjelaskan kepada calon responden atau keluarga pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan manfaat penelitian, peneliti membagi kuesioner dan meminta responden atau keluarga pasien untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian, setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai dengan waktu 15 menit, setelah dibagi dikumpulkan dan diperiksa, data yang tidak lengkap dilengkapi saat itu juga.

4.8. Analisa Data

Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah – langkah yaitu memeriksa kembali semua kuisioner yang telah diisi oleh responden, dengan maksud untuk memeriksa apakah setiap kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk (editing). Memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah diajukan untuk mempermudah sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data (coding). Untuk mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan


(38)

dilakukan melalui pengolahan dan secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS dan Microsoft Office Excel.

Dari pengolahan data statistik deskriptif, data demografi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di Poli Penyakit Dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan yang dilakukan pengumpulan data mulai Maret s/d Agustus 2010.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dijabarkan tentang deskripsi karakteristik responden dan upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencangkup umur, berat badan, tinggi badan, suku, pendidikan, penghasilan perbulan.

Dari 120 orang responden yang berobat ke poli penyakit dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan yang menjadi responden pada penelitian ini didapat karakteristik responden yaitu, mayoritas responden berusia 27-35 tahun sebanyak 45 responden (37,5 %), berat badan responden 43-56 kg sebanyak 57 responden (47,5 %), tinggi badan responden 156-166 cm sebanyak 64 responden (53,3 %), suku responden jawa sebanyak 40 responden (33,3 %), pendidikan Peguruan tinggi sebanyak 49 responden (40,8 %), penghasilan >Rp. 1.000.000 sebanyak 67 responden sebanyak 67 responden (55,8), pekerjaan sebanyak IRT dan Pegawai Negeri sebanyak 26 responden (21,7 %).


(40)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan data demografi wanita usia produktif (20-45

tahun) di poli penyakit dalam RSUP. H.Adam Malik Medan (N=120)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Umur

 18-26 Tahun 39 32,5

 27-35 Tahun 45 37,5

 36-44 Tahun 31 25,8

 45-53 Tahun 5 4,2

2. Berat Badan

 29-42 Kg 7 5,8

 43-56 Kg 57 47,5

 57-70 Kg 51 42,5

 71-84 Kg 5 4,2

3. Tinggi Badan

 134-144 cm 7 5,8

 145-155 cm 41 34,2

 156-166 cm 64 53,3

 167-177 cm 8 6,7

4. Suku

 Jawa 40 33,3

 Karo 20 16,7

 Melayu 19 15,8

 Toba 17 14.2

 Simalungun 13 10.8

 Lain-lain 11 9,2

5. Pendidikan

 Perguruan Tinggi 49 40,8

 SMA 36 30,0

 SMP 23 19,2

 SD 12 10.0

6. Penghasilan

 < Rp. 1.000.000 67 55,8

 Rp. 1.000.000-1.500.000. 26 21,7

 Rp. 1.500.000-2.000.000. 14 11,7

 Rp. 2.000.000. 13 10,8

7. Pekerjaan

 IRT 26 21,7

 Pegawai Negeri 26 21,7

 Bertani/ Buruh 24 20,0

 Pegawai swasta 21 17,5


(41)

5.1.2. Upaya Pencegahan Osteoporosis

Untuk mengetahui upaya pencegahan osteoporosis pada wanita dilakukan dengan cara membagi 3 interval yaitu, Baik, Cukup dan Buruk.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama melakukan penelitian mulai dari bulan juni s/d juli 2010 di poli penyakit dalam RSUP. H.Adam Malik Medan diperoleh upaya pencegahan osteoporosis sebagian besar adalah Cukup dengan jumlah frekuensi 104 responden (86,7 %).

Tabel 3. Distribusi frekuensi persentase upaya pencegahan osteoporosis

Frekuensi Persentase (%)

Baik 11 9,2

Cukup 104 86,7

Buruk 5 4,2

Total 120 100.0

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89 responden (74,2 %) menyatakan tidak pernah merokok. Hal ini seiring dengan penjelasan Hans (2009) bahwa mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok merupakan salah satu upaya penting dalam mengurangi faktor resiko terjadinya osteoporosis. Demikian juga dengan penjelasan Felicia (2009) bahwa kebiasaan pertama dan terpenting dalam daftar yang merusak tulang adalah merokok. Merokok secara langsung meracuni sel-sel pembuat atau pembentukan tulang, selain itu merokok juga dapat mengurangi kadar hormon estrogen dan dapat mengakibatkan menopause dini.


(42)

tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung hormon steroid dan hormon tiroid mampu mengurangi terjadinya osteoporosis. Felicia (2009) menyatakan bahwa obat-obatan steroid dan tiroid dapat mempengaruhi kesehatan tulang, mengurangi pencapaian masa tulang maksimum atau meningkatkan pengeroposan tulang.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 106 orang (88,3 %) menyatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Hal ini seiring dengan penjelasan Hans (2009) bahwa terlalu banyak atau sering minum alkohol juga berakibat buruk bagi tulang. Selain langsung merusak tulang, alkohol juga biasa menghambat pembentukan kembali tulang yang sudah keropos.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41 orang (34,2 %) menyatakan sering mengkonsumsi Boron seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau. Hal ini seiring dengan penjelesan Iskandar (2009) bahwa baron sangat penting untuk mempertahankan kemudaan tulang dan mencegah osteoporosis. Boron bekerjasama dengan vitamin D, kalsium dan fosfor membantu dalam mencegah agar tulang tidak kehilangan kalsium dan mineral lain.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41 orang (34,2 %) menyatakan sering mengkonsumsi zat besi seperti daging, kerang, ubi jalar, kentang dan bayam. Hal ini seiring dengan penjelasan Iskandar (2009) bahwa zat besi dapat mencegah osteoporosis. Zat besi berperan untuk mempertahankan kepadatan mineral tulang berkaitan dengan fungsi nya pada sintesis kolagen (protein berserat pada jaringan ikat, tulang, tulang rawan ) yang merupakan komponen kunci


(43)

tulang. Zat besi berperan sebagai kofaktor (komponen non protein enzim) bagi enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis kolagen.

Dari hasil penelitian menunjukkan hanya 14 orang (11,7 %) menyatakan selalu melakukan olah raga. Hans (2009) mengemukakan bahwa bahwa olah raga teratur merupakan upaya pencegahan osteoporosis yang penting, yang selain baik untuk kesehatan secara keseluruhan. Olah raga juga dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, jantung, penyumbatan pembulah darah dan bahkan kanker. Dan menurut Tobing (2006) mengatakan bahwa olah raga telah terbukti bermanfaat dalam memilihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu olah raga dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 48 orang (40,0 %) menyatakan tidak pernah minum kopi. Muljadi (2000) menyatakan bahwa mengkonsumsi kopi yang berlebihan dapat meningkatkan kadar homeosistein (produk olahan protein), kadar kolesterol, penurunan kadar vitamin B6 dan penurunan kepadatan tulang yang akan mengakibat kan osteoporosis. Hans (2009) juga mengatakan mengkonsumsi kopi secara berlebihan dapat menambah pelepasan kalsium ditulang, sehingga lebih banyak kalsium yang dikeluarkan melalui urin, metabolism fosfor juga akan terganggu oleh kandungan kafein didalam kopi yang bersifat asam dan memicu pengeroposan tulang.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 39 orang (32,5 %) menyatakan sering mengkonsumsi vitamin C seperti jeruk, apel, advokad, jambu biji dan


(44)

pembentukan tulang dan meningkatkan proses pengeroposan, karena vitamin C ini penting dalam pembentukan struktur protein dasar dari tulang.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 21 orang (17,5 %) menyatakan sering mengkonsumsi vitamin D seperti sarden, telur dan hati ayam. Hans (2009) mengatakan bahwa untuk membentuk tulang yang sehat diperlukan vitamin D untuk menyerap dan memetabolisme kalsium dalam tulang.


(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 Tahun) di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 120 responden dapat di tarik kesimpulan upaya pencegahan osteoporosis di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan mayoritas mengatakan upaya wanita usia produktif tersebut cukup dengan jumlah 104 responden (86,7 %), sedangkan yang baik berjumlah 11 responden (9,2 %) dan yang buruk berjumlah 5 responden (4,2). Hasil penelitian ini sebagai informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan upaya pencegahan osteoporosis agar wanita-wanita nantinya menjadi baik dalam pencegahan osteoporosis.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Praktek Keperawatan

Peran perawat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khusus nya pada wanita usia produktif mengenai kesehatan dan juga menekankan kepada masyarakat pentingnya tindakan pencegahan osteoporosis itu sendiri agar tidak terjadi osteoporosis pada usia dini nanti nya, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.


(46)

6.2.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan sebaiknya saat praktik lapangan lebih ditekankan kepada penyuluhan mengenai osteoporosis pada masyarakat dan jika memungkinkan bekerja sama dengan berbagai pihak sebaiknya dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang untuk mengetahui sejak dini kejadian osteoporosis. 6.2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya disarankan agar variabel bebas yang diteliti mencakup semua faktor yang mempengaruhi upaya pencegahan osteoporosis (pengetahuan, kepercayaan, tekanan kelompok dan individu, serta dukungan lingkungan).


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Dempsy, P. A, (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar Dan Latihan, Jakarta : EGC Felecia, C, (2009). Osteoporosis, Cetakan Pertama, Yogyakarta : B-First.

Hans, T, (2009). Osteoporosis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Iskandar, J, (2009). Osteoporosis, Cetakan ke Tiga, Jakarta : Buana Ilmu Populer. Muljadi, H, (2001). Mencegah Dan Mengatasi Osteoporosis, Cetakan Pertama,

Jakarta : Puspa swara.

Nancy, E.L, (2001). Osteoporosis Rapuh Tulang, Edisi I, Cetakan Pertama, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setiadi, (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu

Setiawan, D, (2002). Resep Tumbuhan Obat Untuk Penderita Osteoporosis, Cetakan pertama, Jakarta : Penebar Swadaya.

Soekidjo, N, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Ketiga, Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, (1992). Statistik Penelitian, Bandung : Tarsito

Suharsimin, A, (2007), Manajemen Penelitian, Cetakan ke Sembilan, Jakarta : Rineka Cipta

Hurlock, Elisabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan.Terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk.

Jakarta : Erlangga .

2010.


(48)

Lampiran 1

Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 tahun) Di Poli Penyakit

Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Oleh: Rozi Buana

Saya , Rozi Buana mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif (20-45 tahun) di poli penyakit dalam rumah sakit umum pusat haji adam malik medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dan syarat kelulusan menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, di mana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk menggundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.

Medan


(49)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

UPAYA PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA USIA PRODUKTIF ( 20 – 45 Tahun) DI POLI PENYAKIT DALAM RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN 2010

Petunjuk pengisian :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini, dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang telah disediakan.

I. Data Demografi

2. No. Responden ( )

3. Usia wanita :...Tahun 4. Berat badan :... Kg 5. Tinggi badan :...cm 6. Suku

Jawa

Toba

Karo

Simalungun


(50)

7. Pendidikan

Tamat SD

Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat

Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 8. Penghasilan perbulan

< Rp 1000.000

Rp 1000.000 – Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 >Rp 2.000.000

9. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Bertani/Buruh Pegawai Negeri Pegawai Swasta Lain-lain, sebutkan


(51)

II. Kuesioner Upaya Pencegahan Osteoporosis

No Pernyataan Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah 1 Saya merokok

2 Saya mengkonsumsi obat kortikosteroid, prednisone, kortisone dan medrol

3 Saya pengkonsumsi alkhol 4 Saya peminum kopi

5 Saya berjemur lebih kurang 15 menit dibawah sinar matahari pada pagi atau sore setiap hari 6 Saya mengkonsumsi garam dapur (NaCL)

terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (CL) 7 Saya mengkonsumsi makanan tinggi kalsium

seperti susu dan keju

8 Saya mengkonsumsi vitamin D seperti sarden, telur dan hati ayam

9 Saya mengkonsumsi vitamin C seperti Jeruk, apel, advokad, jambu biji dan mangga. 10 Saya mengkonsumsi Zat Besi seperti daging,

kerang, ubi jalar, kentang dan bayam. 11 Saya mengkonsumsi Boron seperti

kacang-kacangan dan sayuran hijau

12 Saya mengkonsumsi makanan yang

mengandung seng (zinc) seperti kuning telur, ikan, daging ayam dan daging sapi.

13 Saya melakukan olah raga

14 Saya melakukan olah raga beban berat serperti Fitnes, bersepeda dll.


(52)

Lampiran 3

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN I Nama Mahasiswa : Rozi Buana

NIM : 091121020

Judul Penelitian : Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Pembimbing : Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes No Tanggal Materi

Bimbingan Komentar / Saran

Tanda Tangan Pembimbing

1. 3-3-2010 - BAB 1 - Pendahuluan Pebaiki

2. 9-3-1010 - BAB 1 - Pendahuluan Perbaiki

3. 12-3-2010 - BAB 1

- BAB 2

- Pendahuluan Perbaiki - Ringkasan materi tentang

wanita dan osteoporosis - Jabarkan secara mendalam

tentang pencegahan osteoporosis

4. 17-3-2010 - BAB 1

- BAB 2

- ACC

- Lengkapi upaya

pencegahan osteoporosis - Lanjut BAB III

5. 20-3-2010 - BAB 1

- BAB 3

- ACC

- Perbaiki kerangka

konseptual

- Perbaiki defenisi


(53)

6. 25-3-2010 - BAB 3 - Perbaiki defenisi operasional

- Lanjut BAB IV

7. 1-4-2010 - BAB 3

- BAB 4

- Questioner

- ACC

- Cari jumlah populasi dan sampel

- Lengkapi instrument - Perbaiki

8. 9-4-2010 - BAB 4

- Questioner

- Analisa data ditambah

tentang distribusi frekuensi

- Validitas dan reliabilitas

- Lanjut konsul ke

pembimbing II - Perbaiki

9. 10-11-2010 - BAB 5 - Perbaiki dan lengkapi

hasil

10. 23-11-2010 - BAB 5 - Bahas item-item yang

paling menonjol berdasarkan teori dan hasil

penelitian

11. 25-11-2010 - BAB 5 - Analisis tambahan tentang Vitamin C, kopi dan Vitamin D

- Lengkapi abstrak, lembar persetujuan dll.

12. 02-12-2010 - BAB 5 - ACC

- Lengkapi semua dan


(54)

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN II Nama Mahasiswa : Rozi Buana

NIM : 091121020

Judul Penelitian : Upaya Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Usia Produktif (20-45 Tahun) Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Pembimbing : Farida Lindasari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep

No Tanggal Materi

Bimbingan Komentar / Saran

Tanda Tangan Pembimbing

1. 13-4-2010 - BAB 4

- Questioner

Perbiki

- Sampel penelitian - Pertimbangan etik - Pengumpulan data - Perbiki

2. 15-4-2010 - BAB 4

- Questioner

- ACC

- Perbaiki Questioner - Perbaiki

3. 15-4-2010 - Questioner - ACC

4. 02-12-2010 - BAB 5

- BAB 6

- Perbaiki cara penulisan pada table questioner

- Perbaiki saran bagi

peneliti 5. 06-12-2010 - BAB 5 & 6 - ACC


(55)

Lampiran 8

FREQUENCIES VARIABLES=USIA BB TB SUKU PENDIDIKAN PENGHASILAN PEKERJAAN /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

USIA BERAT

BADAN

TINGGI BADAN

SUKU PENDIDIK AN

PENGHASI LAN

PEKERJA AN

N Valid 120 120 120 120 120 120 120

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18-26 Tahun 39 32.5 32.5 32.5

27-35 Tahun 45 37.5 37.5 70.0

36-44 Tahun 31 25.8 25.8 95.8

45-53 Tahun 5 4.2 4.2 100.0


(56)

BERAT BADAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 29-42 Kg 7 5.8 5.8 5.8

43-56 Kg 57 47.5 47.5 53.3

57-70 Kg 51 42.5 42.5 95.8

71-84 Kg 5 4.2 4.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

TINGGI BADAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 134-144 cm 7 5.8 5.8 5.8

145-155 cm 41 34.2 34.2 40.0

156-166 cm 64 53.3 53.3 93.3

167-177 cm 8 6.7 6.7 100.0


(57)

SUKU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jawa 40 33.3 33.3 33.3

Toba 17 14.2 14.2 47.5

Karo 20 16.7 16.7 64.2

Simalungun 13 10.8 10.8 75.0

Melayu 19 15.8 15.8 90.8

Lain-lain 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 12 10.0 10.0 10.0

SMP 23 19.2 19.2 29.2

SMA 36 30.0 30.0 59.2


(58)

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < Rp. 1.000.000, 67 55.8 55.8 55.8

Rp. 1.000.000-1.500.000, 26 21.7 21.7 77.5

Rp. 1.500.000-2.000.000, 14 11.7 11.7 89.2

> Rp. 2.000.000, 13 10.8 10.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid IRT 26 21.7 21.7 21.7

Bertani / Buruh 24 20.0 20.0 41.7

Pegawai Negeri Sipil 26 21.7 21.7 63.3

Pegawai Swasta 21 17.5 17.5 80.8

Lain-lain 23 19.2 19.2 100.0


(59)

Lampiran 9

Frequency Table

Pernyataan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 10 8.3 8.3 8.3

Sering 1 .8 .8 9.2

Kadang-kadang 20 16.7 16.7 25.8

Tidak Pernah 89 74.2 74.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sering 11 9.2 9.2 9.2

Kadang-kadang 25 20.8 20.8 30.0

Tidak Pernah 84 70.0 70.0 100.0


(60)

Pernyataan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 2 1.7 1.7 1.7

Sering 2 1.7 1.7 3.3

Kadang-kadang 11 9.2 9.2 12.5

Tidak Pernah 105 87.5 87.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 18 15.0 15.0 15.0

Sering 23 19.2 19.2 34.2

Kadang-kadang 31 25.8 25.8 60.0

Tidak Pernah 48 40.0 40.0 100.0


(61)

Pernyataan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 38 31.7 31.7 31.7

Kadang-kadang 52 43.3 43.3 75.0

Sering 19 15.8 15.8 90.8

Selalu 11 9.2 9.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.7 1.7 1.7

Kadang-kadang 24 20.0 20.0 21.7

Sering 53 44.2 44.2 65.8

Selalu 41 34.2 34.2 100.0


(62)

Pernyataan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 38 31.7 31.7 31.7

Kadang-kadang 56 46.7 46.7 78.3

Sering 16 13.3 13.3 91.7

Selalu 10 8.3 8.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 14 11.7 11.7 11.7

Kadang-kadang 70 58.3 58.3 70.0

Sering 21 17.5 17.5 87.5

Selalu 15 12.5 12.5 100.0


(63)

Pernyataan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.7 1.7 1.7

Kadang-kadang 59 49.2 49.2 50.8

Sering 39 32.5 32.5 83.3

Selalu 20 16.7 16.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 8 6.7 6.7 6.7

Kadang-kadang 60 50.0 50.0 56.7

Sering 41 34.2 34.2 90.8

Selalu 11 9.2 9.2 100.0


(64)

Pernyataan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 7 5.8 5.8 5.8

Kadang-kadang 40 33.3 33.3 39.2

Sering 41 34.2 34.2 73.3

Selalu 32 26.7 26.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 16 13.3 13.3 13.3

Kadang-kadang 56 46.7 46.7 60.0

Sering 28 23.3 23.3 83.3

Selalu 20 16.7 16.7 100.0


(65)

Pernyataan 13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 34 28.3 28.3 28.3

Kadang-kadang 61 50.8 50.8 79.2

Sering 11 9.2 9.2 88.3

Selalu 14 11.7 11.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pernyataan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 59 49.2 49.2 49.2

Kadang-kadang 39 32.5 32.5 81.7

Sering 14 11.7 11.7 93.3

Selalu 8 6.7 6.7 100.0


(66)

Pernyataan 15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 37 30.8 30.8 30.8

Kadang-kadang 40 33.3 33.3 64.2

Sering 19 15.8 15.8 80.0

Selalu 24 20.0 20.0 100.0


(67)

Lampiran 10

Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.

No Pernyataan

Frekuensi (persentase) Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1. Saya merokok 10 (8.3) 1 (0.8) 20 (16.7) 89 (74.2)

2. Saya mengkonsumsi obat kortikosteroid, prednisone, kortisone dan medrol

0 (0.0) 10 (8.3) 25 (20.8) 85 (70.8)

3. Saya pengkonsumsi alkhol 2 (1.7) 1 (0.8) 11 (9.2) 106 (88.3)

4. Saya peminum kopi 18 (15.0) 23 (19.2) 31 (25.8) 48 (40.0)

5. Saya berjemur lebih kurang 15 menit dibawah sinar matahari pada pagi atau sore setiap hari

11 (9.2) 19 (15.8) 52 (43.3) 38 (31.7)

6. Saya mengkonsumsi garam dapur (NaCL) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (CL)

41 (34.2) 52 (44.2) 24 (20.2) 2 (1.7)

7. Saya mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu dan keju

10 (8.3) 16 (13.3) 56 (46.7) 38 (31.7) 8. Saya mengkonsumsi vitamin D

seperti sarden, telur dan hati ayam

15 (12.5) 21 (17.5) 70 (58.3) 14 (11.7) 9. Saya mengkonsumsi vitamin C

seperti Jeruk, apel, advokad, jambu biji dan mangga

20 (16.7) 39 (32.5) 59 (49.2) 2 (1.7)

10. Saya mengkonsumsi Zat Besi seperti daging, kerang, ubi jalar, kentang dan bayam.

11 (9.2) 41 (34.2) 60 (50.0) 8 (6.7)

11. Saya mengkonsumsi Boron seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau

32 (26.7) 41 (34.2) 40 (33.3) 7 (5.8) 12. Saya mengkonsumsi makanan yang

mengandung seng (zinc) seperti kuning telur, ikan, daging ayam dan daging sapi.

20 (16.7) 28 (23.3) 56 (46.7) 16 (13.3)

13. Saya melakukan olah raga 14 (11.7) 11 (9.2) 61 (50.8) 34 (28.3) 14. Saya melakukan olah raga beban

berat serperti Fitnes, bersepeda dll.

8 (6.7) 14 (11.7) 39 (32.5) 59 (49.2)


(68)

Lampiran 11

NEW FILE. DATASET ACTIVATE Data Set 1. DATASET CLOSE Data Set 0. FREQUENCIES VARIABLES=VAR00001 /STATISTICS=STDDEV

MEAN MEDIAN / ORDER=ANALYSIS. Frequencies

Statistics

VAR00001

N Valid 120

Missing 0

Mean 2.05

Median 2.00

Std. Deviation .363

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 5 4.2 4.2 4.2

Cukup 104 86.7 86.7 90.8

Baik 11 9.2 9.2 100.0


(69)

Lampiran 12

RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA. Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(70)

Lampiran 13

TAKSASI DANA A. Persiapan Proposal

1. Fotokopi materi dan pembelian buku = Rp. 200.000

2. Pencarian materi dari internet = Rp. 20.000

3. Print proposal = Rp. 100.000

4. Penggandaan dan penjilidan proposal = Rp. 50.000 5. Fotokopi transparan untuk persentasi = Rp. 30.000

B. Pengumpulan dan Analisa Data

1. Print lembar persetujuan dan lembar observasi = Rp. 15.000

2. Print kuesioner = Rp. 80.000

3. Biaya survey awal = Rp. 50.000

4. Biaya transportasi = Rp. 150.000

C. Penyusunan Hasil Perbaiakan

1. Print Perbaikan Laporan Skirpsi = Rp. 100.000

2. Penggandaan dan penjilidan laporan penelitian = Rp. 100.000

3. Registrasi Sidang skripsi = Rp. 350.000

D. Biaya tak terduga = Rp. 50.000


(71)

Lampiran 15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rozi Buana

Tempat/Tanggal lahir : Batupanjang, 23 Mei 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Masjid Batupanjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten

Bengkalis, Provinsi Riau

Pendidikan :

1. SD Negeri 1 Rupat Tahun 1993 – 1999 2. SMP Negeri 1 Rupat Tahun 1999 – 2002 3. SMA Negeri 1 Rupat Tahun 2002 – 2005

4. Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan Tahun 2005 – 2008


(1)

Pernyataan 15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 37 30.8 30.8 30.8

Kadang-kadang 40 33.3 33.3 64.2

Sering 19 15.8 15.8 80.0

Selalu 24 20.0 20.0 100.0


(2)

Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan upaya pencegahan osteoporosis pada wanita usia produktif di poli penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan.

No Pernyataan

Frekuensi (persentase) Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1. Saya merokok 10 (8.3) 1 (0.8) 20 (16.7) 89 (74.2)

2. Saya mengkonsumsi obat kortikosteroid, prednisone, kortisone dan medrol

0 (0.0) 10 (8.3) 25 (20.8) 85 (70.8)

3. Saya pengkonsumsi alkhol 2 (1.7) 1 (0.8) 11 (9.2) 106 (88.3)

4. Saya peminum kopi 18 (15.0) 23 (19.2) 31 (25.8) 48 (40.0)

5. Saya berjemur lebih kurang 15 menit dibawah sinar matahari pada pagi atau sore setiap hari

11 (9.2) 19 (15.8) 52 (43.3) 38 (31.7)

6. Saya mengkonsumsi garam dapur (NaCL) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (CL)

41 (34.2) 52 (44.2) 24 (20.2) 2 (1.7)

7. Saya mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu dan keju

10 (8.3) 16 (13.3) 56 (46.7) 38 (31.7) 8. Saya mengkonsumsi vitamin D

seperti sarden, telur dan hati ayam

15 (12.5) 21 (17.5) 70 (58.3) 14 (11.7) 9. Saya mengkonsumsi vitamin C

seperti Jeruk, apel, advokad, jambu biji dan mangga

20 (16.7) 39 (32.5) 59 (49.2) 2 (1.7)

10. Saya mengkonsumsi Zat Besi seperti daging, kerang, ubi jalar, kentang dan bayam.

11 (9.2) 41 (34.2) 60 (50.0) 8 (6.7)

11. Saya mengkonsumsi Boron seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau

32 (26.7) 41 (34.2) 40 (33.3) 7 (5.8) 12. Saya mengkonsumsi makanan yang

mengandung seng (zinc) seperti kuning telur, ikan, daging ayam dan daging sapi.

20 (16.7) 28 (23.3) 56 (46.7) 16 (13.3)

13. Saya melakukan olah raga 14 (11.7) 11 (9.2) 61 (50.8) 34 (28.3) 14. Saya melakukan olah raga beban

berat serperti Fitnes, bersepeda dll.

8 (6.7) 14 (11.7) 39 (32.5) 59 (49.2)


(3)

NEW FILE. DATASET ACTIVATE Data Set 1. DATASET CLOSE Data Set 0. FREQUENCIES VARIABLES=VAR00001 /STATISTICS=STDDEV

MEAN MEDIAN / ORDER=ANALYSIS. Frequencies

Statistics VAR00001

N Valid 120

Missing 0

Mean 2.05

Median 2.00

Std. Deviation .363

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 5 4.2 4.2 4.2

Cukup 104 86.7 86.7 90.8

Baik 11 9.2 9.2 100.0


(4)

RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA. Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

TAKSASI DANA A. Persiapan Proposal

1. Fotokopi materi dan pembelian buku = Rp. 200.000

2. Pencarian materi dari internet = Rp. 20.000

3. Print proposal = Rp. 100.000

4. Penggandaan dan penjilidan proposal = Rp. 50.000 5. Fotokopi transparan untuk persentasi = Rp. 30.000 B. Pengumpulan dan Analisa Data

1. Print lembar persetujuan dan lembar observasi = Rp. 15.000

2. Print kuesioner = Rp. 80.000

3. Biaya survey awal = Rp. 50.000

4. Biaya transportasi = Rp. 150.000

C. Penyusunan Hasil Perbaiakan

1. Print Perbaikan Laporan Skirpsi = Rp. 100.000

2. Penggandaan dan penjilidan laporan penelitian = Rp. 100.000

3. Registrasi Sidang skripsi = Rp. 350.000

D. Biaya tak terduga = Rp. 50.000


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rozi Buana

Tempat/Tanggal lahir : Batupanjang, 23 Mei 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Masjid Batupanjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten

Bengkalis, Provinsi Riau

Pendidikan :

1. SD Negeri 1 Rupat Tahun 1993 – 1999 2. SMP Negeri 1 Rupat Tahun 1999 – 2002 3. SMA Negeri 1 Rupat Tahun 2002 – 2005

4. Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan Tahun 2005 – 2008