Tabel 2.1 Penyesuaian berdasarkan Metode Garis Lurus
Thn. Harga perolehan Beban
Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
1 Rp.20,000,000
Rp.3,600,000 Rp. 3,600,000 Rp. 6,400,000 2
Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 7,200,000 Rp. 2,800,000
3 Rp.20,000,000
Rp.3,600,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 4
Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000
5 Rp.20,000,000
Rp.3,600,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000
Metode garis lurus lebih sesuai jika dipergunakan oleh perusahaan yang produksinya dari tahun ke tahun tidak banyak
berfluktuasi. Bila produksi dari tahun ke tahun sangat bervariasi, penggunaan metode garis lurus kurang tepat, karena penghapusan
selalu sama setiap tahunnya. Pada periode dimana produksinya rendah, beban penyusutan per unit bisa menjadi lebih besar,
demikian sebaliknya. Fluktuasi beban penyustan mempengaruhi tingkat penjualan. Pada saat pasar sedang sepi dimana prosuksi
kecil, harga pokok produk tersebut bisa menjadi tinggi. Demikian sebaliknya, pada saat pasar sedang ramai, harga pokok justru
rendah.
b. Metode pembebanan menurun decreasingt-charge-
depreciation
1 Metode-jumlah-angka tahun sum-of-the-year-digit method
Dalam metode jumlah angka tahun beban penyusutan akan menurun secara tetap, karena angka pecahan dikalikan
setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa jika ada. Pecahan dihitung dalam periode umur aktiva
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang ikut menurun, sedangkan penyebutnya adalah hasil penjumlahan
angka-angka itu. Jika suatu aktiva taksiran umurnya 5 tahun, maka penyebut pecahan penyusutan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut : r= nn+1
2 = 15
atau dapat dihitung dengan cara lain yaitu : 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15
Contoh : PT X membeli peralatan seharga Rp.20.000.000,- dengan
taksiran umur ekonomis 5 tahun dan nilai residunya ditaksir sebesar Rp.2.000.000,-
Harga Perolehan : Rp.20.000.000,-
Nilai Sisa Nilai Buku
: Rp.18.000.000,- : Rp. 2.000.000,-
Tabel 2.2 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun
Thn Dasar
Penyusutan Beban Penyusutan
Akumu-lasi Penyusu-
tan Nilai
Buku
Rp.20,000,000 1
Rp.18,000,000 515 x Rp.18.000.000
=Rp.6,000,000 Rp. 6,000,000 Rp.14,000,000
2 Rp.18,000,000
415 x Rp.18.000.000 =Rp.4,800,000
Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 3
Rp.18,000,000 315 x Rp.18.000.000
=Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000
4 Rp.18,000,000
215 x Rp.18.000.000 =Rp.2,400,000
Rp.16,800,000 Rp. 3,200,000 5
Rp.18,000,000 115 x Rp.18.000.000
=Rp.1,200,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000
Universitas Sumatera Utara
2 Metode-saldo-menurun Saldo-menurun-ganda declining
double declining – balance – method
Metode saldo menurun adalah perhitungan beban
penyusutan dalam suatu periode dengan mengalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap,
dengan menggunakan rumus :
n
c s
- 1
r =
Keterangan : r = persentase per tahun
s = nilai sisa n = taksiran umur prmakaian
c = harga perolehan Contoh
PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dengan
penyusutan saldo menurun, dapat dihitung sebagai berikut
5 n
000 Rp.20.000.
00 Rp.2.000.0
- 1
r c
s -
1 r
= =
dibulatkan 37
r 63
, 1
r =
− =
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun
Thn Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
Rp.20,000,000 1 37 x Rp.20.000.000 = Rp.6,400,000 Rp.2,466,667 Rp.17,533,333
2 37 x Rp.20.000.000 = Rp.6,487,333 Rp.4,196,622 Rp.15,803,378 3 37 x Rp.20.000.000 = Rp.5,847,250 Rp.5,366,072 Rp.14,633,928
4 37 x Rp.20.000.000 = Rp.5,414,553 Rp.6,088,013 Rp.13,911,987 5 37 x Rp.20.000.000 = Rp.5,147,435 Rp.6,431,175 Rp. 3,568,825
Beban penyusutan yang dihitung dengan metode saldo menurun tiap periode akan semakin kecil dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Metode saldo menurun tidak dapat digunakan apabila aktiva yang dihitung tersebut tidak memiliki
nilai sisa. Metode saldo menurun ganda hampir sama dengan metode
saldo menurun. Perbedaanya hanya terletak pada penentuan persentase tarif penyusutan. Untuk menentukan persentase tarif
penyusutan dalam periode ini dengan mengalikan dua persentase tarif penyusutan yang digunakan dalam menghitung penyusutan
garis lurus tanpa memperhatikan nilai sisa. Misalnya suatu peralatan dengan taksiran umur 5 tahun maka tarif berganda
adalah 21005 = 40. Contoh
PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dan
penyusutan dapat dihitung sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda:
Thn Nilai Buku
Aktiva Awal Tahun
Tarif Saldo
Menurun Ganda
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
Rp.20,000,000 1
Rp.20,000,000 40 Rp.8,000,000 Rp. 8,000,000 Rp.12,000,000 2
Rp.12,000,000 40 Rp.4,800,000 Rp.12,800,000 Rp. 7,200,000
3 Rp. 7,200,000 40
Rp.2,880,000 Rp.15,680,000 Rp. 4,320,000 4
Rp. 4,320,000 40 Rp.1,728,000 Rp.17,408,000 Rp. 2,592,000
5 Rp. 2,592,000 40
Rp. 592,000 Rp.16,816,000 Rp. 2,000,000
Beban penyusutan pada tahun terakhir terbatas hanya pada Rp. 592.000,- karena nilai buku tidak boleh lebih rendah dari
nilai sisa.
2. Berdasarkan penggunaan a. Metode-jam-jasa service-hour-method