Latar Belakang Pengaruh pengungkapan sosial terhadap return saham : analisis komparatif perusahan high profile low profile yang terdaftar di bursa efek indonesia

16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang berorientasi pada profit profit oriented umumnya hanya berfokus pada keuntungan semata dan tidak akan mengeluarkan biaya yang tidak dapat ditandingkan dengan estimasi pendapatan masa mendatang. Karena memang tuntutan untuk meningkatkan keuntungan setiap investornya, sehingga mengabaikan dampak sosial yang disebabkan oleh adanya operasi perusahaan. Asumsi dasar setiap perusahaan bahwa dengan memberikan perhatian pada lingkungan sekitar dengan mengeluarkan biaya sosial, justru menurunkan profitabilitas dan pada akhirnya menurunkan nilai saham dan pembagian dividen karena memang jika ditelusuri tidak didapatkan potensi keuntungan dengan mengeluarkan biaya sosial. Tentunya hal ini tidak diinginkan manajemen perusahaan yang selalu berorientasi pada kemakmuran shareholder- nya. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, muncullah pertentangan dari berbagai kalangan bahwa setiap perusahaan seharusnya melakukan tanggung jawab sosial dari setiap dampak yang ditimbulkan dari operasi inti perusahaan. Hal ini dipelopori oleh negara-negara maju yang memang memiliki potensi mempengaruhi lingkungan secara signifikan. Berdasarkan dari pemikiran Howard R. Bowen dalam bukunya yang berjudul Social Responsibility of The Businessman, mulailah perubahan 17 paradigma masyarakat mengenai perlunya pertanggungjawaban sosial yang seharusnya dilakukan oleh setiap perusahaan. Sehingga menimbulkan banyak perdebatan diantara kalangan masyarakat dengan manajemen perusahaan, karena adanya perbedaan tujuan. Perusahaan bertujuan pada keuntungan, sementara masyarakat sekitar perusahaan juga tidak ingin lingkungan sekitar rusak akibat dari operasi perusahaan Majalah Bisnis CSR, 2008. Pada tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan di negara barat mulai memerhatikan dampak sosial yang diakibatkan dari operasi perusahaannya. Selain dari desakan masyarakat,juga telah timbul kesadaran dari internal perusahaan itu sendiri. Munculnya perusahaan-perusahaan pioneer menimbulkan banyak penelitian yang dilakukan oleh para akademisi dalam mengkaji efek dari adanya pertanggungjawaban sosial CSR dengan profitabilitas perusahaan. Dalam tahun terakhir, perusahaan-perusahaan telah meningkatkan ekspektasi mereka terhadap CSR dari lingkungan sosialnya Balmer dan Greysner, 2006; Michael, 2003; Whitehouse, 2006 dalam Herbert dan Schantz 2007. CSR berkaitan pada pemenuhan dengan kewajiban hukum sesuai dengan peraturan moral yang menjadikan suatu perilaku bisnis pada umumnya Herbert dan Schantz, 2007. Menguatnya program pertanggungjawaban sosial, membuat perusahaan mulai secara perlahan untuk memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar dari efek yang ditimbulkan karena adanya aktivitas operasi 18 perusahaan. CSR semakin berkembang hingga menjadi salah satu faktor keputusan investor dalam menanamkan modalnya. UU Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang memuat tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Pasal 1 ayat 3, dan pada Pasal 66 mengenai laporan tahunan, dalam ayat 2c disebutkan laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, mengharuskan adanya pertanggungjawaban sosial serta pengungkapannya disetiap perusahaan yang berbentuk PT. Perusahaan-perusahaan di Indonesia kini tidak lagi memprioritaskan keuntungan profit semata, namun sudah mempertimbangkan dan mengatasi masalah sosial social problems yang ada disekitar lingkungan tempat perusahaan itu berdiri, tanpa mempertimbangkan apakah operasi inti perusahaan memiliki dampak negatif pada lingkungannya. Dalam kacamata CSR, perusahaan yang operasi utamanya memiliki dampak sosial bagi lingkungan yang signifikan biasa dikategorikan dalam perusahaan high profile contohnya seperti perusahaan pertambangan. Dan sebaliknya, perusahaan yang dampaknya tidak signifikan dikategorikan dalam perusahaan low profile, contohnya seperti sektor perbankan Patten 1991 dalam Khoirunnisa, 2007. Besarnya dampak sosial perusahaan tergantung pada jenis atau karakteristik operasi perusahaan. Karakteristik operasi perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut pemenuhan tanggungjawab sosial yang lebih tinggi pula. Pelaksanaan tanggungjawab 19 sosial akan disosialisasikan kepada publik melalui pengungkapan soial dalam laporan tahunan Mirfazli dan Nurdiono, 2007:1. Pengungkapan pertanggungjawaban sosial CSR Disclosure kini dikaitkan dengan kinerja keuangan financial performance. Apakah memang benar, adanya biaya sosial yang dikeluarkan dapat memberikan kontribusi pada keuntungan perusahaan atau tidak? Dan pemahaman ini menjadi salah satu perdebatan di tingkat manajer, apakah mereka telah secara sistematis kehilangan peluang keuntungan miss profit opportunity jika para manajer memutuskan untuk berlawanan dengan perlindungan lingkungan yang alami King dan Lenox, 2002, dalam Arx dan Ziegler, 2008. Salah satu isu yang paling mendasar dalam CSR adalah kelangsungan ekonomis economic sustainability. Praktek CSR mungkin dapat disetujui dan lebih kepada pengembangan dalam lingkungan perusahaan hanya jika mereka tidak ingin membahayakan kelangsungan operasinya dalam persaingan pasar yang tinggi Becchetti dan Ciciretti, 2006. Berdasarkan hal ini, biaya CSR bukan sekedar ”makan siang gratis” yang umumnya mengakibatkan pada perubahan dalam ukuran relatif diantara target maksimalisasi nilai pemegang saham shareholder value maximization dengan maksimalisasi kemakmuran para corporate stakeholder seperti konsumen, komunitas lokal, pekerja, sub kontraktor Jensen, 2001:15; Tirole, 2001:26, dalam Becchetti dan Ciciretti, 2006. Jika memang penerapan dan pengungkapan CSR memberikan hubungan positif pada kinerja keuangan perusahaan. Berkaitan dengan hal 20 diatas, pengaruh dari CSR pada kinerja keuangan perusahaan pada umumnya dan pada capaian saham stock performance khususnya adalah pada akhirnya menjadi satu pertanyaan empiris. Menurut Urs von Arx dan Andreas Ziegler dalam Economics Working Paper Series dengan judul asli paper ” The Effect od CSR on Stock Performance : New Evidence for the USA and Europe ”, edisi Mei 2008. Hasil dari penelitian Arx dan Ziegler 2008 mengindikasikan bahwa lingkungan industri industry environtmental dan kinerja sosial social performance tidak memberikan pengaruh yang positif atau negatif dalam rata-data bulanan pengembalian saham average monthly stock return dalam Amerika Serikat dan Eropa. Becchetti et.all 2009 melakukan analisis empiris mengenai pengaruh dan relevansi program CSR pada kondisi pasar modal, dengan sampel data dari tahun 1990 hingga 2004. Dan hasil penelitian mereka menyimpulkan dua penemuan utama yaitu tren meningkat yang signifikan dalam nilai absolut dari pengembalian yang tidak wajar abnormal return dan efek negatif signifikan dalam pengembalian yang tidak wajar setelah pengumuman melalui Domini Index. Dilling 2008 melakukan penelitian empiris mengenai pengaruh pencantuman pada Dow Jones Sustainability World Index DJSI World terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut memberikan pandangan baru mengenai bukti empiris dalam reaksi harga saham stock price reaction. 21 Dengan tahun sampel antara 2002 sampai dengan 2005, dan sampel sebanyak 116 perusahaan yang terdaftar di DJSI World. Hasil dari penelitian yang dilakukan Dilling tersebut adalah, pada dua tahun awal, harga saham bereaksi positif ketika pertama kali pengumuman terdaftarnya perusahaan sampel dan pengaruhnya menurun setelah tahun selanjutnya. Namun menurut Dilling, tidak ada perbedaan reaksi investor pada pencantuman perusahaan ke DJSI World untuk beberapa negara. Kesimpulannya pelaporan CSR membuat investor dan stakeholder sulit menampung informasi untuk menentukan kualitas pelaporan CSR. Martin 2008 melakukan analisis mengenai maksimalisasi nilai pemegang saham dengan adanya kebijakan CSR. Martin menggunakan beberapa variabel program CSR dan menyimpulkan bahwa aktivitas CSR akan bernilai jika manajemen membantu mengembangkan reputasi perusahaan dalam setiap grup stakeholder, seperti pemasok, pelanggan, karyawan, dan komunitas. Dan jika reputasi tersebut ada, maka perusahaan berdiri menjadi lebih ”bermakna”, sehingga menarik investor dan meningkatkan nilai saham mereka. Becchetti dan Ciciretti 2006 melakukan penelitian ”Corporate Social Responsibility and Stock Market Performance ” dengan sampel yang cukup besar dalam rentang 14 tahun. Mereka menemukan bahwa SR Stocks Social Responsibility Stocks memiliki rata-rata signifikan pengembalian yang rendah dan variabel yang tidak kondisional saham biasa. Hasil ini disejajarkan dengan 22 bukti deskriptif mean rendah daily return dan varians dari strategi beli-dan- tahan buy-and-hold strategies dalam SR portfolio. Nelling dan Webb 2006 menyimpulkan bahwa menguatnya performance harga pasar saham dalam menunjukkan investasi besar suatu perusahaan dalam aspek CSR khususnya hubungan karyawan employee relations , namun aktivitas CSR tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Mereka juga mengatakan bahwa CSR digerakkan lebih dari karakteristik perusahaan yang tidak dapat diobservasi daripada dengan kinerja keuangan. Hill et.all 2007 dalam Majalah Bisnis dan CSR 2008:107, memberikan gambaran dari hasil penelitiannya mengenai pelaksanaan CSR sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan. Mereka mengungkapkan, setelah mengontrol berbagai variabel, perusahaan yang melakukan CSR pada jangka pendek 3 – 5 tahun tidak mengalami kenaikan saham yang signifikan. Namun, dalam jangka panjang 10 tahun, mengalami kenaikan nilai saham sangat signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR. Soana 2009 meneliti hubungan antara Corporate Social Performance CSP dengan Corporate Financial Performance CFP dalam sektor perbankan, dan hasilnya menyatakan bahwa data statistik dari bank nasional dan internasional yang berada di negara Italia tidak menunjukkan hubungan yang pasti atau signifikan apakah positif berpengaruh atau negatif mengenai korelasi diantara CSP dengan CFP. 23 Yuningsih 2008 melakukan pengujian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan publik, dengan sampel penelitian sebanyak 20 perusahaan terbesar berdasarkan nilai kapitalisasi pasar yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa karakteristik perusahaan mempengaruhi secara signifikan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial. Adi 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor, sebuah studi kasus pada perusahaan high profile yang terdaftar di BEJ. Dengan sampel sebanyak 26 perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengaruh dari pengungkapan sosial terhadap laporan tahunan kurang signifikan, sehingga tidak ada pengaruh pengungkapan sosial terhadap reaksi investor. Zubaidah 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh biaya sosial pada kinerja keuangan pada perusahaan semen yang listing di Bursa Efek Jakarta BEJ. Dan hasilnya menjelaskan bahwa biaya sosial memiliki pengaruh yang kuat pada kinerja keuangan. Dengan biaya CSR yang digunakan seperti biaya gaji, biaya air bersih, biaya bonus, dan biaya promosi. Dan biaya gaji adalah faktor CSR yang paling kuat dalam mempengaruhi kinerja keuangan. Saleh et.all 2008 melakukan pengujian empiris mengenai hubungan antara Pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan dalam Pasar Terbuka 24 yang berada di Malaysia, dengan menggunakan longitudinal data analysis. Hasilnya adalah terdapat sedikit bukti evidence dari pengaruh signifikan CSR dalam kinerja keuangan dalam hubungan jangka panjang. Brine et.all 2007 melakukan pengujian Corporate Social Responsibility and Financial Performance dalam konteks Australia, beberapa penggerak ekonomi untuk CSR telah mereka temukan yang mungkin dapat dijelaskan dari pemungutan sukarela oleh beberapa perusahaan. Hasil pertama mereka menerangkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan diantara CSR dengan kinerja keuangan. Yuniasih dan Wirakusuma 2007 melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Coprporace Governance sebagai variabel pemoderasi. Hasil dari penelitian tersebut antara lain adalah Return On Asset ROA positif mempengaruhi nilai perusahaan; pengungkapan CSR terbukti berpengaruh positif pada hubungan ROA dengan nilai perusahaan; dan, kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Kenta 2006 melakukan penelitian empiris mengenai pengaruh coporatee social terhadap financial performance pada perusahaan yang berada di Jepang. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan positif diantara CSP dengan CFP. Ketika mengambil pertimbangan dari variabel CSR, hasil mereka mendekati untuk mendukung hipotesis yang mereka kembangkan. 25 Sembiring 2005 telah melakukan penelitian empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, mengenai karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasilnya berupa ukuran perusahaan, karakteristik dan jumlah dari jajaran komisaris board of commisioner memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial, tetapi profitabilitas dan leverage tidak menunjukkan efek positif. Tsoutsoura 2004 dalam proyek aplikasi keuangan juga melakukan pengujian ”Corporate Social Responsibility and Financial Performances”, didasari dengan metode empiris dan data diambil dari rentang waktu 1996 sampai 2000 yang termasuk juga dalam SP 500. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan statistik yang signifikan, mendukung pandangan dari aktivitas pertanggungjawaban sosial CSR dapat dijadikan salah satu bagian keuntungan. Orlitzky et.all 2003 melakukan pengujian mengenai hubungan antara Corporate Social Performance CSP dengan Corporate Financial Performance CFP dengan menggunakan meta analisis dan sampel yang berjumlah 33.878 observasi. Hasilnya adalah terdapat asosiasi positif antara CSP dengan CFP. Contohnya, pendekatan CSP lebih berkorelasi dengan perhitungan dasar akuntansi dari CFP daripada dengan indikator berdasarkan pasar. Mahoney dan Roberts 2002 juga melakukan penelitian diantara hubungan sosial dan lingkungan perusahaan terhadap pengaruhnya dalam 26 kinerja keuangan dan instritusi kepemilikan, dengan menggunakan panel data selama empat tahun dari sampel perusahaan yang berada di Canada Canadian Firms . Mereka menemukan hubungan positif antara kinerja lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Ditambah lagi, hubungan positif antara aktivitas sosial perusahaan dengan institusi kepemilikan dalam bentuk saham shares. Dari hasil-hasil yang mereka temukan, mereka berargumen bahwa aktivitas sosial berhubungan positif dalam kesuksesan perusahaan. Beberapa bursa sudah menerapkan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR. New York Stock Exchange telah memiliki Dow Jones Sustainability Index DJSI bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai CSR yang baik. DJSI mulai dipraktekkan sejak tahun 1999. begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment SRI Index dan Financial Times Stock Exchange FTSE mempunyai FTSE4Good sejak 2001. Belakangan, inisiatif ini mulai diikuti oleh otoritas bursa saham di Asia, seperti Hanseng Stock Exhange dan Singapore Stock Exchange. Konsekuensi dari adanya indeks-indeks tersebut memacu investor global untuk menanamkan investasinya hanya di perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam indeks tersebut. Berdasarkan kajian dan paparan penelitian terdahulu yang telah disebutkan, untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pengungkapan Sosial Terhadap Return Saham”,Analisis 27 Komparatif pada Perusahaan High Profile dan Low Profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH ROI, ROE, EPS DAN EVA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA Pengaruh ROI, ROE, EPS Dan EVA Terhadap Return Saham Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.

0 1 13

PENGARUH ROI, ROE, EPS DAN EVA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA Pengaruh ROI, ROE, EPS Dan EVA Terhadap Return Saham Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.

0 2 18

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN TIPE INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : HIGH DAN LOW PROFILE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 4 97

PENGARUH RISK PROFILE, EARNINGS, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 7 124

ANALISA PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN HIGH PROFILE YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2007

0 0 13

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP CITRA PERUSAHAAN HIGH PROFILE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TERESIA OVILDA

1 2 26

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 55

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAN DENGAN PROFILE PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN TIPE INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : HIGH DAN LOW PROFILE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 25