Definis Sejara Pajak Bumi dan Bangunan

B. Pajak Bumi dan Bangunan

1. Definis

gai tempat t diusahakan. 11

2. Sejara

jak tanah yang d i Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang dikenakan atas bumi danatau bangunan. Dalam Pasal 1 UU Pajak Bumi dan Bangunan, Bumi adalah permukaan bumi perairan dan tubuh bumi yang berada di bawahnya. Sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan yang diperuntukkan seba tinggal, atau tempat berusaha, atau tempat yang dapa h Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia Sejarah pemungutan pajak di Indonesia bermula dari keberadaan VOC di Indonesia pada tahun 1619. 12 Berdasarkan kedaulatan yang diberikan oleh pemerintah Kerajaan Belanda, VOC beranggapan bahwa tanah-tanah yang dikuasainya adalah miliknya. Pajak tanah ditetapkan pada tahun 1685, yang besarnya adalah 0,25 dari harga tanah dan berlaku untuk jangka waktu 3 tiga tahun. Pajak ini merupakan cikal bakal dari Pajak Verpoding, yaitu pa ikenakan pada bidang tanah dengan hak-hak barat atau Eropa. 13 Tanggal 1 Januari 1800, VOC dibubarkan dan wilayah Indonesia dikuasai Kerajaan Belanda, yang terkenal dengan nama Bataafsche Republiek. 11 Rochmat Soemitro dan Zainal Muttaqin, Pajak Bumi dan Bangunan, hal. 2. 12 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 46 13 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 47 Pada sa ajibkan rakyat menyerahkan 15 bagian dari hasil panenn n bahwa Inggris memiliki tanah jajahannya teori domein at itu di Belanda sedang terjadi perubahan konsep tentang cara mengelola tanah jajahan, yang dijiwai asas liberalisme. 14 Namun pada tahun 1806, Belanda dijajah oleh Perancis, kemudian Belanda dijadikan Kerajaan Holland yang dipimpin oleh Louis Napoleon. Tahun 1801 sampai dengan tahun 1806, Herman Willem Daendels yang diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang pertama. Ia melaksanakan pemerintahan dengan mengurangi kekuasaan serta hak-hak bupati, terutama yang menyangkut penguasaan tanah dan pemakaian tenaga kerja yang sesuai dengan prinsip kebebasan berdagang. Untuk membangun jalan raya dari Anyer ke Panarukan, Deandels mew ya dengan penerapan sanksi yang sangat berat bagi para pelanggarnya, yaitu lima tahun penjara. Ketika pulau Jawa dikuasai oleh Inggris, pemerintahan dipimpin oleh Sir Thomas Stanford Raffles . Ia menerapkan sistem sewa tanah Land Rent. Ide tersebut didasari anggapa , sedangkan rakyat Indonesia dianggap sebagai penggarap saja, sehingga wajib membayar sewa. 15 Setelah Indonesia dikuasai kembali oleh Belanda, di pulau Jawa terjadi pemberontakan Pangeran Diponegoro, yang menelan biaya sangat banyak, sehingga jenderal Van de Bosch menetapkan kultuurstelsel tanam paksa 14 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal.48. 15 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 49 sebagai pengganti Land Rent. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat untuk menyerahkan hasil tanaman yang dapat diekspor, dengan ketentuan bahwa 20 dari ha sebagi akibat dari ketentuan bahwa rakyat diwajibkan untuk m sil garapan wajib ditanami dengan jenis tanaman wajib yang hasilnya laku di Eropa. 16 Pada masa penjajahan Jepang, Land Rent berganti nama menjadi pajak tanah dan pada tahun 1944 namanya diganti lagi menjadi pajak bumi. Peraturannya tidak mengalami perubahan, akan tetapi sejalan dengan peperangan yang dilakukan pemerintah Japang, dibutuhkan dana yang lebih banyak sehingga rakyat semakin menderita enyerahkan 60 dari hasil panennya yang pada akhirnya menimbulkan kelaparan di mana-mana. Meskipun Indonesia telah merdeka, semua pajak-pajak yang dikenakan berdasarkan peraturan zaman kolonial masih tetap diberlakukan, serperti di Jawa, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan telah diselenggarakan suatu pendaftaran tanah Indonesia dengan tujuan untuk pemungutan pajak bumi Fiscale Kadaster. 17 Namun setelah negara-negara Republik Indonesia Serikat RIS dihapuskan, pada tahun 1952, Indonesia mendapatkan kedaulatan secara penuh, kemudian diberlakukan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1952 Lembaran Negara 1952 Nomor 43. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan secara tegas bahwa di seluruh Indonesia berlaku semua undang-undang pajak, baik 16 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 50. 17 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 52. yang berasal dari zaman kolonial maupun yang berasal dari masa RIS dan yang berasal dari Negara Republik Indonesia. Dengan menyebutkan undang-undang pajak satu persatu, pada tahun 1959, Pajak Bumi ini dirubah dengan nama Pajak Hasil Bumi, pengenaan pajak tidak didasarkan atas nilai dari tanah, tetapi berdasarkan hasil yang diperoleh dari tanah, padahal hasil dari tanah telah dikenak nan daerah. Pada dasarnya , Inlandsverpoding dan Pajak Hasil Bumi y 3. ukum Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah Undang-undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 an pajak pendapatan, yang pada waktu itu telah dikenakan dengan istilah Overgangsbelasting pajak peralihan. 18 Tahun 1952, Pajak Hasil Bumi, pengenaannya didasarkan atas hasil yang dikeluarkan dari tanah, yang juga merupakan objek pajak dari pajak penghasilan dihapuskan dan pada tahun 1959 pajak atas hasil bumi dipungut lagi dengan nama Iuran Pemungutan Daerah IPEDA, yang merupakan pajak pemerintah pusat, namun pemungutan dan pelaksanaannya diserahkan kepada pemerintah daerah dan dipergunakan untuk membiayai pembangu IPEDA menggantikan fungsi dari Verpoding ang dikenakan atas harta tak bergerak tanah. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan Dasar h Tahun 1994. 19 18 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah, hal. 53. 19 Mardiasmo, Perpajakan, hal. 315.

4. Subjek