Air traffic control ATC adalah Kendali lalu lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat
terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot
tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara. 4. Keperluan Cuaca
a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu
mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai.
b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan
gelombang suara SODAR untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.
2.6 Pengenalan Program Harimau
Harimau Hydrometeorological Array for Intraseasonal Variation Monsoon Automonitoring merupakan program kerjasama
Indonesia dengan JAMSTEC Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology, yang dimulai sejak bulan Maret 2006 –
Oktober 2010. Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh
proses fisik variasi antarmusiman periode 60-90 harian yang terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di
Benua Maritim Indonesia BMI dan mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan
La Nina ENSO serta Indian Ocean Dipole IOD Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk :
¾ Penentuan waktu tanam komoditas pertanian, ¾ Manajemen sumber daya air,
¾ Transportasi laut, udara dan darat, ¾ Monitoring polusi udara.
¾ Peringatan dini ¾ Dan lain-lain
Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca Weather Radar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini
sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar XDR dan CDR serta Wind Profiler Radar WPR di wilayah ekuator Benua Maritim
Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat Sumbar. Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada
Februari dan Maret 2007. Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi
Kebumian dan Mitigasi Bencana GEOSTECH BPPT Puspitek Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung
hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di Indonesia pada 2009.
2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong.
Gambar. 2.1 Radar Doppler Serpong Sumber arsip BPPT
Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler Sumber : BPPT
Nama Radar Serpong
Program Pengembangan
HARIMAU Hydrometeorological Array for Intra Sesion Variation Moonsoon
Automonitoring
Lokasi PUSPITEK SERPONG
Koordinat 106,7 BT dan 6,4 LS
Kegunaan Observasi Cuaca
Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32
GHz Resolusi Temporal
6 menit Radius Jangkauan
100 km Elevasi 1
- 81 18 sudut elevasi, diantaranya 1
, 4,5
, dan 23,8 Ketinggian 4
meter Type Observasi
Observasi hujan Transmitter Power
75 KW 750.000 watt Output RAW
Image Data Source
http:www.rewarestore.jpjakartaradar.ph p
Spesifikasi RAW Image
Resolusi Spatial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data dalam GMT+7
Data Reflectivity awan dan hujan dalam dBz
2.6.2 Spesifikasi Radar
Doppler HARIMAU Padang.
Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang Sumber arsip BPPT
Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi radar Doppler Padang Sumber : BPPT
Type X-band Doppler Radar Pulse
Manufacturer Japan Radio Company Ltd
Model JMA-237 B
Frequency and Polarization 9770 MHz, Horizontal
Transmitter Peak Power 70 kW
Feeder Loss 1.5 dB
Minimum Detectable Level -111.6 dBm
Antenna Diameter and Weight 2.5 m, 730 kg
Antenna Rotation 30 degreesecond
0.6 degree surveillance Elevation Angle
0.6, 1.1, 2.4, 3.2, 4.1, 5.1, 6.3, 7.8, 9.6, 11.8, 14.5, 17.8, 21.8, 26.6, 32.6, 40.0,
50.0 degree volume scan Pulse Length
0.5 ms short, 0.9 ms long Beam Width
0.98 degree Coverage
80 km, 200 m interval Sampling Time
10 minutes Operating System and
RedHat Linux Enterprise 4, Sigmet IRIS
Processing RadarAnalysis ver. 8.10.4
2.7 Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem
2.7.1 Linux Ubuntu Sebagai Sistem Operasi Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source
yang menggunakan debian sebagai fondasinya dan dirilis secara berkala setiap enam bulan, fokus utama sistem operasi Ubuntu
adalah para pengguna dan kemudahan penggunaan dan pada setiap rilis
Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18 bulan. Ubuntu menyertakan lingkungan desktop Gnome KDE
XFCE terbaru di setiap rilis dan juga menyertakan beragam pilihan perangkat lunak untuk server dan desktop
2.7.2 Shell
script
Dalam lingkungan unix, kata shell mengacu pada semua program yang dapat dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell
script merupakan kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file. Extensi umum yang digunakan untuk shell script adalah .sh, sebenarnya
hal ini tidak mutlak karena pada dasarnya unix mengabaikan extensi file. Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani
command line itu sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut adalah Bourne Shell 1978 - Steve Bourne disingkat sh. Dalam sistem
operasi GNULinux shell yang menjadi standar adalah Bourne Again Shellbash. Bash merupakan shell yang kompatibel dengan sh dan
memiliki lebih banyak fitur. Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan
hafal sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi filecp, merename filemv, mencetak string echo, melihat filecat, dan
beberapa perintah dasar lainnya. Contoh shell script :
binbash Cd
mediajadi bincp
bejo.txt media2
Ket : shell script diatas menjalankan proses meng’copy file bejo.txt dari direktori mediajadi ke media2
2.7.3 Crontab
Apa itu cron? Cron adalah aplikasi daemon berjalan dibalik layar yang digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu
waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang telah
dispesifikasikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat juga crontab sistem, yang melakukan tugasnya seperti merotasi log dan
mengupdate database secara reguler.
Crontab adalah text sederhana yang memegang list perintah yang akan dijalankan pada waktu yang ditentukan. Perintah ini di kontrol oleh
cron daemon dan dieksekusi di balik layar oleh sistem. Informasi lengkapnya dapat ditemukan di manual page crontab.
Contoh crontab •
01 04 1 1 1 usrbinsomedirectorysomecommand
Contoh tersebut akan menjalankan usrbinsomedirectorysomecommand pada pukul 4:01am tanggal
1 January ditambah setiap hari senin di bulan Januari. Tanda asterisk dapat digunakan jadi setiap instance every hour, every
weekday, every month, etc. dari periode waktu dapat digunakan. Code:
• 01 04 usrbinsomedirectorysomecommand
Contoh di atas akan menjalankan usrbinsomedirectorysomecommand pada jam 4:01am setiap
hari, setiap bulan. •
01,31 04,05 1-15 1,6 usrbinsomedirectorysomecommand
Perintah di atas akan mejalankan perintah usrbinsomedirectorysomecommand pada pukul 4:01am,
4:31am dan 5:01am, 5:31am pada tanggal 1 sampai 15 setiap bulan Januar1 danJuni.
• 6 binsomecommand
Perintah diatas menjalankan perintah bin pada setiap 6 menit sekali.
2.7.4 Phython
Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam
penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di
dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI antarmuka pengguna grafis, dan basis datanya. Python dapat
digunakan dalam beberapa sistem operasi, seperti kebanyakan sistem UNIX, PCs DOS, Windows, OS2, Macintosh, dan lainnya. Pada
kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini menjadi standarisasi untuk disertakan dalam paket distribusinya.
2.7.5 Fortran
Bahasa fortran merupakan bahasa pemrogaman yang berorientasi kepada penggunaan di bidang komputasi, baik
komputasi di bidang sains, mapun teknik. Hal ini dapat dilihat dari “perhatian” bahasa tersebut pada data.
A. Karakter set pada fortran Didalam bahasa fortran karakter-karakter yang dikenal
antara lain : 1. Karakter Alphabetis
: A – Z
2. Karakter Numeris :
0, 1 – 9 3. Karakter
blank : b
4. Karakter Khusus :
,,? Dll.
Bentuk Umum : ekspresi
Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran
2.7.6 PostgreSql
PostgreSQL merupakan salah satu Database Management
System DBMS server open source. PostgreSQL memberikan
dukungan untuk Object Relational ORDBMS, dan didukung oleh sebuah team pengembang yang melakukan pekerjaannya dengan
komuninkasi lewat internet. Bahasa query PostgreSQL merupakan varian standar SQL.
Seperti kebanyakan bahasa relasional modern, SQL didasarkan pada kalkulus relasional tupel. Sebagai hasil, setiap query yang bisa
diformulasikan mempergunakan kalkulus relasional tupel, bisa juga diformulasikan mempergunakan SQL. Berikut adalah beberapa
sintask dalam PostgreSQL:
a Membuat Database
Untuk membuat database baru, digunakan sintask:
CREATE DATABASE nama_database
b Memasukkan Data
Untuk memasukkan data kedalam suatu tabel, digunakan sintask:
INSERT INTO nama_tabel field1,field2,... VALUES ’data1’,’data2’,....
c Mengedit Data
Untuk mengedit data yang telah dimasukkan sebelumnya kedalam tabel, digunakan sintask:
UPDATE nama_tabel SET fiel1d=nilai_baru, field2=nilai_baru,... WHERE syarat1,syarat2, ...
d Menampilkan atau Mencari Data
Untuk menampilkan data yang diinginkan, digunakan sintask:
SELECT field1,field2,... FROM nama_table WHERE syarat1,syarat2,...
e Menghapus Data
Untuk menghapus data didalam tabel, digunakan sintask:
DELETE FROM nama_tabel WHERE syarat1, syarat2,...
f Menghapus Database
Untuk menghapus database yang telah dibuat sebelumnya, digunakan sintask:
DROP DATABASE nama_database
2.7.7 Postgis
PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang berfungsi untuk menyimpan dan melakukan analisis data geospasial.
Fungsi dan kegunaannya sama dengan SDE Spatial Data Engine ESRI dan Oracle Spasial.
Berikut beberapa command line tools yang terdapat dalam PostGIS:
• shp2pgsql – Berfungsi untuk mengkonversi data dengan format shapefile .shp ke dalam
query-script .sql. • pgsql2shp – Berfungsi untuk mengkonversi
data dengan format query-script .sql ke dalam shapefile shp
2.8 Cuaca dan Iklim
Cuaca dari iklim dinyatakan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang terdiri dari : radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembapan
udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi
embun, hujan, salju dan evaporasi. 2.8.1
Cuaca
Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek kurang dari satu jam hingga 24 jam di suatu tempat
tertentu di bumi. Cuaca dicatat terus-menerus pada jam-jam tertentu secara rutin, menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan
untuk menentukan iklim.
2.8.2 Iklim
Iklim adalah sistesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur- unsur cuaca hari demi hari dan buka demi bulan dalam jangka panjang di
suatu tempat atau suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula
sebagai nilai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian, atau peluang kejadian dab sebagainya. Maka iklim sering
dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau wilayah. Iklim kuga dapat diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau
wilayah. 2.9
Proyeksi UTM
Singkatan dari Universal Transverse Mercator adalah sistem koordinat yang sudah diproyeksikan Transverse Mercartor dengan
membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda. Masing-masing selebar 6°. Zona 1 berada pada 180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat. Pertambahan
zona ke arah timur. 2.10
Pengertian Real Time
Menurut Arlinda 2005 dalam kamus istilah komputer dan internet realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya waktu aktual yang
dibutuhkan menjalankanmenyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang tetap mampu menjaga hubunganberinteraksi dengan dunia luar. Artinya,
memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang akan dibangun ini.
Sistem realtime menurut Pressman2002:16-17 terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :
3 Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi dari lingkungan eksternal
4 Komponen analisis yang mentransformasikan informasi pada saat dibutuhkan
oleh aplikasi. 5 Komponen control yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal.
6 Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar respon real-timenya dapat tetap terjaga.
2.11 Pengertian
Black Box Testing
Dalam pengujian program aplikasi ini menggunakan metode pengujian black box testing. Metode pengujian ini tidak memperhatikan
struktur internal atau sifat dari sebuah program atau modul. Black box testing menggunakan strategi dengan melakukan pengujian pemasukan data
secara menyeluruh. Dengan pengujian black box, data yang dimasukkan lalu diproses oleh
program aplikasi yang dibuat. Pengujian ini dilakukan agar dapat diketahui apakah fungsi dari program aplikasi menghasilkan output yang benar dan
sesuai dengan spesifikasi rancangan. Jika pada waktu pengujian program, output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, berarti
masih terdapat kesalahan pada program aplikasi tersebut, dan selanjutnya akan dilakukan perbaikan debugging untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi setelah proses pengujian program. Proses kerja ini juga dapat disebut dengan Trial and Error.
yaitu Neonet. Data yang didapatkan yaitu Product.RAW berupa data berbentuk binnary dengan format file .RAW dengan besar tiap file
14 Mb. Yang dihasilkan setiap 12 menit sekali.
3.2.1 Perangkat
Perangkat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah satu buah computer personal lengkap dengan spesifikasi
sebagai berikut: 1. Hardware atau perangkat keras:
a. Processor Dual core 2.6 GHz b. RAM 1.5 GB
c. VGA Card 128 MB d. HardDisk 100 GB
e. DVD-RW. 2. Software atau perangkat lunak:
a. Linux ubuntu v.8.04 sebagai Sistem Operasi b. fgs-mapserver_basic_5.4.0-fgs_9.5-linux-i386 sebagai
software pendukung dalam proses konversi, terutama dalam terciptanya lingkungan kerja bahasa phython.
c. GFORTRAN sebagai software compiler bahasa fortran.
d. PostgreSQL 8.3 dengan plugin PostGIS sebagai database. e. Ms. Word sebagai software pembantu dalam pembuatan
laporan. f. Ms. Visio sebagai design tools perancangan sistem.
3.3 Metodologi Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono 2008:300 setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ada 3 macam teknik. Pertama, observasi yang merupakan pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti; Kedua, wawancara yang merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi serta tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah;
Ketiga, studi pustaka dan literatur yang digunakan untuk membangun kerangka berpikir dasar teori.
Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, studi pustaka dan literatur.
a. Wawancara dan konsultasi
Koresponden kegiatan wawancara adalah orang yang berkecimpung langsung dalam proyek harimau ini, dengan data diri :
Nama : Bpk.
Winarno Jabatan
: Pengembang Sistem Radar doppler
Hasil wawancara dapat dilihat pada lembar lampiran 1. b.
Studi Pustaka Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan
menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka mengenai system konversi secara otomatis dan juga membaca buku-
buku referensi, e-book dan situs internet yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
c. Observasi Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan dan pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan
evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran dari data tersebut.
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan
apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan mengikuti metode atau prosedur – prosedur yang diberikan oleh suatu
metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil.
Kebutuhan
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Sistem
Gambar 3.1 System Development Life Cycle Turban, 2005
Analisis Kebutuhan Kebutuhan
Identifikasi Kebutuhan Perencanaan
Bentuk Sistem Yang Dibangun
Identifikasi Jenis Data
Deskripsi Tempat Penelitian
Analisis
Pengujian Sistem Testing
Rancang Alur Sistem Usulan DFD
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian
Pengkodean Coding
Pengujian Sistem Testing
Perancangan
Implementasi Rancang Kamus Data
Sistem Usulan Pengujian Sistem
Testing Pengujian Sistem
Testing Pengujian Sistem
Testing Pengujian Sistem
Testing Pengujian Sistem
Testing
3.3.2.1 Kebutuhan A. Analisa Kebutuhan
Dengan adanya data identifikasi radar doppler yang masih belum mempunyai nilai informasi, bersifat real time
yang tercipta secara otomatis tiap 12 menit sekali, maka dibutuhkan sebuah sistem konversi yang dapat
mengakomodir keseluruhan fungi-fungis tersebut. Dibutuhkan sebuah sistem yang berjalan secara otomatis dan
juga real time.
3.3.2.2 Perencanaan
Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti
permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya system konversi
otomatis ini. Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan
dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan
konsep sistem.
1. Identifikasi kebutuhan
Dalam hal ini kebutuhan dibangunnya sistem konversi otomatis yang dikembangkan oleh
penulis antara lain : I.
Kebutuhan akan sistem konversi yang handal dengan hasil akhir suatu database
spasial yang terintegrasi. II.
Sistem konversi yang dibangun harus bersifat otomatis total, dengan artian
sistem ini berjalan tanpa adanya campur tangan dari manusia sama sekali.
III. Sistem konversi yang dibangun harus
memuat fungsi guna mengeliminir data rainrate dengan nilai kurang daripada 7
dan -999 serta fungsi backup data-data yang dibutuhkan.
IV. Database spasial yang mempunyai
informasi waktu yang jelas dan akurat, sehingga dapat dipanggil dan di
manipulasi dengan mudah.
V. Kebutuhan adanya dua table guna
menampung data hasil konversi terbaru dan data hasil konversi data keseluruhan.
3.3.2.3 Analisis
Dari hasil konsultasi dan wawancara yang didapat, penulis sepakat dengan intitusi yang terkait yaitu neonet sistem yang akan
dibangun mempunyai kemampuan dan kelebihan sebagai berikut : 1. Sistem yang dibangun bersifat otomatis total. Dengan
proses data yang mempunyai interval waktu per-12 menit.
2. Data yang dihasilkan bersifat bersifat real time. 3. Mampu mengeliminir data rainrate dengan nilai lebih
kecil daripada 7 dan -999. 4. Mampu membackup secara otomatis data-data hasil
konversi yang dihasilkan. 5. Data yang dihasilkan mempunyai keterangan waktu
yang jelas dan presisi yaitu tahun, bulan, tanggal, jam dan menit. Sehingga dapat dengan mudah dilakukan
pemanggilan dan pemanipulasian pada basis data spasial yang dibangun.
6. Terdapat dua table guna menampung data hasil konversi terbaru dan data hasil konversi data
keseluruhan.
A. Identifikasi Jenis Data
Jenis data yang terdapat pada sistem konversi adalah :
• Gambar mentah .RAW
Sebuah file dengan format .Raw berisi dua informasi jenis informasi yang
berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel dan gambar metadata, metadata yang secara
harafiah diartikan sebagai data dari sebuah data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap
pengidentifikasian.
• TextFile .txt
Sebuah file teks yang sering disebut textfile
1
atau mempunyai sebuatan lama flatfile merupakan jenis file komputer yang
yang terstruktur sebagai urutan. Akhir dari sebuah file teks seringkali dinyatakan dengan
menempatkan satu atau lebih karakter khusus yang dikenal sebagai end-of-file marker,
setelah baris terakhir pada file teks. file dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah
dibaca atau dibuka, karena itu dianggap universal.
• Shapefile .shp, .shx dan .dbf Shapefile adalah Sebuah fitur kumpulan data
yang terdiri dari sebuah geometri dan atribut non-topological yang disimpan sebagai
bentuk yang terdiri dari satu set vector koordinat. Shapefiles memiliki keuntungan
dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam hal kecepatan menggambar dan mengedit.
Juga dapat menangani satu fitur yang tumpang tindih, file dengan ekstensi ini biasanya
berukuran kecil sehingga tidak memerlukan ruang hardisk yang besar dalam
penyimpanannya. File dengan jenis shapefile dapat mendukung berbagai fitur seperti
point,polygon serta area. Sebuah file shapefile mempunyai paket data
yang terdiri dari 3 jenis file yaitu : 1.
File dengan ekstensi .shp
Merupakan file yang berbentuk grafis yang pada setiap recordnya
menggambarkan suatu bentuk. 2.
File dengan ekstensi .shx Setipa record berisi offset dari catatan
file utama 3.
File dengan ekstensi .dbf Berisi atribut-atribut yang sesuai
dengan file utama yang digunakan sebagai database.
• Structure Query Languange.Sql
SQL Structured Query Language adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk
mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa
standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua
server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.
B. Bentuk Sistem yang dibangun
Bentuk sistem yang dibangun pada penelitian ini adalah sistem otomatis yang berjalan
pada Daemon, Dengan artian sistem ini berjalan
dibelakang layar. Sistem ini tidak mempunyai interface yang digunakan atau berfungi untuk proses
interaksi dengan user.
C. Deskripsi Tempat Penelitian
1. Profil NEONet-BPPT Nusantara Earth Observation Network
NEONet sebagai bagian dari Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam TISDA telah
berhasil dibangun pada tahun 2008. Fasilitas yang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan jejaring
kerjasama dalam observasi kebumian ini, telah juga melakukan proses pembangunan sistem observasi
terintegrasi dari beberapa kegiatan observasi kebumian di Indonesia. Untuk tahun 2008, proses
pembuatan sistem difokuskan pada observasi beberapa peristiwa alam yang terkait dengan
bencana. Selain pembangunan infrastruktur, di awal
tahun 2009 Neo-net telah melakukan grand- launching. Pada kegiatan tersebut telah dihadiri oleh
beberapa institusi yang memiliki kegiatan terkait dengan informasi kebumian. Dari beberapa
kerjasama dan koordinasi tersebut telah diluncurkan beberapa produk unggulan Neo-net antara lain:
1. Web GIS yang merupakan wadah untuk informasi spasial yang dapat diakses melalui
web. 2. Awal Earth yang merupakan aplikasi online
yang dapat menampilkan beragam informasi kebumian secara online, baik yang berskala
menitan maupun yang ter-update harian atau mingguan.
3. Geo-network yang merupakan wadah untuk mungkumpulkan meta-data informasi kebumian
di seluruh nusantara. 4. Integrated web yang merupakan antar-muka
yang menghubungkan seluruh produk di atas. Dalam pembangunannya, aplikasi tersebut telah
dibangun dengan sebuah peta dasar standar yang saat ini semakin dikembangkan dengan berfokus kepada
pengembangan pada topik bahasan satu persatu. 2. Tujuan Organisasi
Pengembangan Sistem Nusantara Earth Observation Network NEONet bertujuan untuk:
Membangun jejaring kerjasama network dalam rangka memadukan seluruh kegiatan
pemantauan dinamika sistem kebumian sehingga akan memudahkan pemerintah dan
seluruh masyarakat dalam memperoleh informasi yang akurat tentang kondisi
kebumian di seluruh wilayah nusantara. Membangun infrastruktur dan sistem
komunikasi yang handal untuk kegiatan pertukaran data dan informasi di antara
simpul-simpul jejaring network nodes. Melakukan diseminasi dan sosialisasi produk-
produk NEONet melalui media diseminasi dan sistem antar muka interface sehingga akan
memudahkan masyarakat dalam mengakses data, informasi dan sumberdaya yang tersedia
dalam jejaring NEONet.
3. Struktur Organisasi Struktur organisasi NEONet dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Kepala NEONet
Sekretaris Wakil Kelapa
Manajer Aset dan
Manajer Program
Anggota Anggota
Anggota Anggota
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Neonet
3.3.2.4 Design
Pada tahap ini dilakukan perancangan untuk sistem yang akan diajukan dengan mempergunakan beberapa tools yaitu
Data Flow Diagram DFD .Tahap perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai sistem
yang diusulkan.
1. Data Flow Diagram DFD Sistem yang akan dibuat Langkah-langkah membuat data flow diagram
dibagi menjadi 3 tahap atau 3 konstruksi DFD. Pertama, yaitu membuat diagram konteks. Diagram konteks dibuat
untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses.
Perancangan diagram konteks untuk sistem yang akan dibangun adalah menggambarkan bagaimana alur
proses data yang berjalan pada sistem konversi otomatis radar Doppler mulai dari mengunduh hasil identifikasi
radar Doppler yaitu berupa product1.raw menjadi basis data spasial yang sudah terintegrasi dan siap pakai.
Berikut diagram konteks untuk aplikasi Pembuatan Sistem konversi otomatis radar Doppler dalam proyek
harimau :
Gambar 3.4 Diagram Konteks
Alur Proses Sistem konversi otomatis data curah hujan
Tabel 3.1 Alur Proses Diagram Konteks Sistem konversi otomatis radar doppler
Nama Proses
:
Sistem Konversi otomatis Data Curah Hujan Deskripsi
:
Proses mendeskripsikan tentang sistem konversi otomatis radar doppler
Input
:
1.Data hasil identifikasi radar doppler Product1.Raw
Output
:
2. Basis Data Spasial Harimau 3.Data hasil konversi 2 cdrserpong.txt
3. Data hasil konversi 3 cdrserpong_xy.txt 4. Data hasil konversi 4 harimau shapefile
Kedua, yaitu membuat diagram nol. Diagram nol DFD level 1 ini menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks
serta hubungan entity, proses, alur data dan data store. Perancangan diagram nol untuk sistem yang diusulkan;
58
Gambar 3.5
Diagram level 0 Sistem Konversi Otom
atis Data Curah Hujan
Alur Proses Diagram Nol Sistem konversi otomatis data curah hujan
Tabel 3.2 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong.txt
No. Proses
:
1.0 Nama Proses
:
Konversi ke bentuk cdrserpong.txt Deskripsi
:
Proses tentang bagaimana proses konversi dari product1.RAW ke bentuk cdrserpong.txt
Input
:
Product1.RAW Output
:
cdrserpong.txt
Tabel 3.3 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt
No. Proses
:
2.0 Nama Proses
:
Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt Deskripsi
:
Proses tentang bagaimana proses konversi dari cdrserpong.txt ke bentuk cdrserpong_xy.txt
Input
:
cdrserpong.txt Output
:
cdrserpong_xy.txt
Tabel 3.4 Proses konversi ke bentuk Harimau Shapefile .shp, .shx. .dbf
No. Proses
:
3.0 Nama Proses
:
konversi ke bentuk Harimau Shapefile .shp, .shx. .dbf
Deskripsi
:
Proses tentang bagaimana proses konversi dari cdrserpong_xy.txt ke bentuk harimau shapefile
.shp, dbf, shx Input
:
cdrserpong_xy.txt Output
:
harimau shapefile .shp, dbf, shx
Tabel 3.5 Proses konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial
No. Proses
:
4.0 Nama Proses
:
konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial Deskripsi
:
Proses tentang bagaimana proses konversi dari harimau shapefile .shp, dbf, shx ke bentuk basis
data spasial harimau Input
:
Harimau shapefile .shp, dbf, shx Output
:
basis data spasial harimau
Tabel 3.6 Proses kompres file
No. Proses
:
5.0 Nama Proses
:
Kompres file Deskripsi
:
Proses mendeskripsikan tentang proses penyatuan data yang akan disimpan ke dalam 1 folder yang
kemudian akan di kompres dengan nama file sesuai dengan tanggal komputer pada saat proses konversi
dilakukan. Input
:
Product1.RAW, cdrserpong_xy.txt, harimau shapefile .shp, .dbf, .shx
Output
:
“tanggal komputer”.rar contoh: 2010-01-04-11-35.rar
Ketiga, yaitu membuat diagram detail DFD level 2. Diagram detail Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram nol. Diagram
yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. Dalam DFD level 1, masih terdapat beberapa proses yang dapat diuraikan lagi, diantaranya adalah proses
konversi ke bentuk .txt2, proses konversi ke bentuk harimau .shp, .dbf, .shx, dan proses konversi ke dalam basis data spasial.
Berikut merupakan diagram detail proses-proses yang telah disebutkan di atas :
a. Diagram detail level 1 proses 2.0
Gambar 3.6 Diagram level 1 proses 2.0
Alur proses DFD level 1 proses 2.0 konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt
Tabel 3.7 Proses buat file cdrserpong_xy.txt
No. Proses
:
2.1 Nama Proses
:
buat file cdrserpong_xy.txt Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan tentang proses awal dari konversi cdrserpong.txt ke cdrserpong_xy.txt
Input
:
cdrserpong.txt Output
:
cdrserpong_xy.txt kosong
Tabel 3.8 Proses filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan =7
No. Proses
:
2.2 Nama Proses
:
filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan =7 Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan penyaringan data rainirate dengan nilai rainrate -999 dan =7,
Rainrate dengan nilai = -999 tersebut tidak mempunyai nilai informasi kosong. Dan nilai
rainrate dengan nilai = 7 dianggap tidak memenuhi nilai rainrate yang bisa di olah karena nilainya
terlalu kecil. Input
:
cdrserpong_xy.txt Output
cdrserpong_xy.txt nilai rainrate dengan nilai -999 dan =7 sudah tereliminasi.
Tabel 3.9 Proses tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu
No. Proses
:
2.3 Nama Proses
:
tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu
Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan penambahan jumlah baris dan kolom guna menampung tipe data baru
dan keterangan waktu dengan format tahun, bulan, tanggal,jam hingga menit.
Input
:
cdrserpong_xy.txt nilai rainrate dengan nilai -999 dan =7 sudah tereliminasi.
Output cdrserpong_xy.txt sudah berdimensi waktu
a. Diagram detail level 1 proses 4.0
Gambar 3.7 Diagram level 2 proses 4.0
Alur proses DFD level 1 proses 4.0 integrasi dan konversi ke dalam basis data spasial
Tabel 3.10 Proses konversi ke cdserpong_xy.txt
No. Proses
:
4.1 Nama Proses
:
Proses konversi harimau shapefile Deskripsi
:
Proses tentang bagaimana proses konversi dari harimau shapefile .shp, dbf, shx ke bentuk basis
data spasial harimau. Input
:
Harimau shapefile .dbf, shp, shx Output
:
Basis data spasial harimau
Tabel 3.11
Proses hapus record tabel doppler_new No. Proses
:
4.2 Nama Proses
:
Proses hapus record tabel doppler_new Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan bagaimana proses pengosongan tabel doppler_new sebelum akan diisi
oleh data terbaru hasil konversi dari harimau shapfile.
Input
:
Basis data spasial harimau Output
:
Basis data spasial harimau doppler_new : kosong
Tabel 3.12 Proses isi record tabel doppler_new.
No. Proses
:
4.3 Nama Proses
:
Proses isi record tabel doppler_new Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan bagaimana pengisian data terbaru pada tabel doppler_new dari hasil
konversi harimau shapfile. Input
:
Basis data spasial harimau doppler_new : kosong Output
:
Basis data spasial harimau doppler_new : terisi data terbaru dan doppler_sum : Belum ada data terbaru
Tabel 3.13
Proses isi record tabel doppler_sum. No. Proses
:
4.3 Nama Proses
:
Proses isi record tabel doppler_sum Deskripsi
:
Proses ini mendeskripsikan bagaimana pengisian data terbaru pada tabel doppler_sum dari hasil
konversi harimau shapfile. Input
:
Basis data spasial harimau doppler_new : terisi data terbaru dan doppler_sum : Belum ada data terbaru
Output
:
Basis data spasial harimau doppler_new : terisi data terbaru dan doppler_sum : tambah data terbaru
1. Kamus Data
Kamus data berguna untuk mengetahui aliran data atau informasi apa saja yang terdapat pada saat analisis ataupun perancangan
sistem. Berikut adalah perancangan kamus data pada Sistem konversi otomatis radar Doppler :
Tabel 3.14 Kamus data Harimau
Raw image =product1.raw
{x+y+dbz+rainrate} Text file 1
=file cdrserpong.txt {x+y+dbz+rainrate}
Text file 2 =file cdrserpong_xy.txt
{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln + tgl + jam + mnt}
shapefile =file harimau
{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln + tgl + jam + mnt}
File sql =file harimau
{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln + tgl + jam + mnt}
3.3.2.5 Implementasi
Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan dari desain aplikasi sistem, dalam tahapan ini penulis mencoba menafsirkan atau menterjemahkan desain
aplikasi sistem kedalam bahasa pemrogrman yang dapat dimengerti oleh sistem komputer. Tahapan ini menjelaskan secara detail penggunaan sistem mulai dari
proses pemrograman hingga proses konversi, hingga terciptanya sebuah basis data spasial. Berikut tahap implementasi yang dilakukan :
1. Pembuatan folder yang dibutuhkan, sesuai dengan system konversi ini dengan konten-nya masing-masing mengenai
keterangan folder dan konten lebih jelasnya akan dibahas pada bab 4.
2. Installasi fgs-mapserver. 3. Installasi PostgreSQL dengan tambahan plug-in Postgis.
4. Installasi Gfortran. 5. Penempatan seluruh shell script pada path opt. Penjelasan
mengenai shell script akan dibahas pada bab 4. 6. Pembuatan file crontab baru untuk menjalankan system
konversi secara otomatis. 7. Pengaktifan file crontab dengan terminal.
3.3.3 Pengujian Sistem
a. Pengujian metode White Box
Pada tahapan pengujian sistem ini, dilakukan pengujian untuk memastikan apakah aplikasi yang penulis buat telah mencakupi seluruh fungsi
dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau masih adakah perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilakukan. Pengujian yang dilakukan penulis
menggunakan dua metode yaitu metode black box dan white box. Hasil pengujian sistem dilakukan agar dapat mengetahui apakah proses yang
dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Tabel 3.15 Tabel Hasil Pengujian White box
Hardware Pengujian Hasil
Intel pentium dual core 2.60 GHz, Memori 1.5
GB, hardisk 80GB, VGA card 128 MB, monitor 17
inchi dan resolusi layar 1024 x 768 pixels
Sistem Operasi Linux Ubuntu v 8.04
Baik
b. Pengujian metode Black Box
Tabel 3.16 Tabel Hasil Pengujian Black box
No. Nama Code
Input Output
Hasil
1. IrisReadsample Product1.RAW Cdrserpong.txt Benar
2. Bacaradar Cdrserpong.txt
Cdrserpong_xy.txt Benar
3. Txt2shp Cdrserpong_xy.txt Harimau
shapefile Benar
No. Nama Shell
script Fungsi Hasil
1. Ftpserpong - Download Product.RAW
Benar 2.
Rawtoshp -
Proses “cut” file product1.RAW dari path optharimauproduct1rawke
pathoptharimau IRISreadsample - Mengeksekusi
IrisREAD_sample - Proses “cut” file cdrserpong.txt dari path
optharimau product1raw ke path optharimau cdrserpong
Benar
3. Txt2 - Mengeksekusi
a.out - Menghapus
cdrserpong.txt - Proses “cut” file cdrserpong_xy.txt dari
path optharimau cdrserpong ke path optharimau cdrserpong_xy
Benar
4. Txttoshp - Mengeksekusi
txt2shp Benar
5. Shp2sql - Mengeksekusi
shp2sql Benar
6. Moveshp
- Proses “cut” file harimau shapefile dari path optharimau cdrserpong_xy ke
path optharimau shapefile Benar
7. Backup - Membuat folder dengan nama sesuai
waktu computer “date:y:m:d:H:M” - Proses “cut” file harimau shapefile dari
path optharimau shapefile ke path Benar
optharimau Backup“date:y:m:d:H:M” -
Proses “cut” file product1.RAW dari path optharimau IRISreadsample ke path
optharimau Backup“date:y:m:d:H:M” - Proses “cut” file cdrserpong_xy.txt dari
path optharimau cdrserpong_xy ke path optharimau
Backup“date:y:m:d:H:M” -
Kompres folder “date:y:m:d:H:M” -
Hapus folder “date:y:m:d:H:M”
b. Sistem minimum yang dibutuhkan Spesifikasi minimum hardware dan software yang
digunakan untuk dapat menjalankan program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:
1 Perangkat keras Hardware a. Prosessor Dual Core berkapasitas 2,6 GHz
b. Memory RAM berkapasitas 1.5 GB c. Hard Disk berkapasitas 80 GB
d. Monitor SVGA 17” e. Mouse dan Keyboard PS2USB
f. Printer 2 Perangkat lunak Software
a. OS Linux Ubuntu 8.04 b. Fgs Mapserver 4.1
c. Gfortran 95
d. PostgreSQL 8.4.1 dengan PostGIS 8.1.6
• Tempat menampung cdrserpong.txt sementara hasil konversi dari product1.raw.
• Tempat konversi cdrserpong.txt ke cdrserpong_xy.txt.
Konten : • a.out, merupakan hasil compile program
fortran bacaradar.f yang digunakan untuk merubah cdrserpong.txt menjadi
cdrserpong_xy.txt. • Bacaradar.f, bahasa pemrogaman fortran yang
belum di compile. I.
Folder cdrserpong_xy Fungsi :
• Tempat menampung sementara cdrserpong_xy.txt hasil konversi dari
cdrserpong.txt. • Tempat proses konversi cdrserpong_xy.txt
menjadi harimau shapefile. Konten :
• Txt2shp.py, merupakan bahasa pemrogaman phython yang digunakan untu merubah
cdrserpong_xy.txt menjadi bentuk harimau shapefile.
II. Folder shapefile
Fungsi : • Tempat menampung sementara harimau
shapefile hasil konversi dari cdrserpong_xy.txt
Konten : - III.
Folder IRISread Fungsi :
• Tempat terjadinya proses Product1.raw ke cdrserpong.txt, path detailnya :
IRISreadsample Konten :
• Program IRISread. IV.
Folder backup • Tempat penyimpanan seluruh file setelah
proses konversi terjadi.
4.2 Shelll Script Program