2.3.2 Perkembangan Bahasa Slang di Jepang
Hingga pada masa akhir Perang Dunia ke-II perkembangan bahasa slang di Jepang tidak menunjukkan suatu perkembangankemajuan yang berarti, Kekalahan Jepang dalam
Perang Dunia ke-II telah membawa masyarakat Jepang pada situasi dan suasana kehidupan yang memperihatinkan. Kerugian yang disebabkan oleh kekalahan perang membawa
masyarakat Jepang untuk membangun kembali apa yang telah direnggut oleh perang. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi stagmasi perkembangan bahasa
slang pada masa ini. Konsentrasi dan fokus masyarakat terutama pemerintah adalah untuk membangun Jepang kembali. Sehingga ide-ide kreatif dan permainan kata untuk
menciptakan kosakata baru menjadi seakan terlupakan. Pada kurun waktu 1950-1970 perkembangan bahasa slang di Jepang dalam hal ini
wakamono kotoba, tidak menunjukan suatu perkembangan atau kemajuan yang cukup berarti. Pemakaian bahasa slang lebih sering digunakan oleh orang dewasa, terutama berdasarkan
bidang pekerjaannya. Misalnya para Yakuza mafia Jepang , masih tetap memiliki bahasa slang rahasiasandi mereka sendiri, yang terus mengalami perubahan dalam kosakata dan
makna kata dari bahasa slang mereka tersebut. Beberapa kosakata bahasa slang juga dikenal dan digunakan oleh orang-orang yang mempunyai bidang pekerjaan tertentu seperti, bidang
tehnik, hukum dan bisnis. Tetapi tidak sebanyak yang digunakan oleh para yakuzabandit. Hingga pada kurun waktu akhir 1980-an sampai akhir 1990-an pemakaian
wakamono kotoba oleh remaja dan kaula muda kembali menjadi fenomena. Hal ini dipengaruhi oleh tehnologi yang semakin maju, sehingga arus informasi dapat diterima
secara cepat. Didukung oleh pengaruh budaya asing, khususnya budaya barat yang membuat pola dan gaya hidup para remaja dan kaula muda berubah. Stasiun televisi yang semakin
banyak baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan berbagai macam program dan ditemukannya internet merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi dan mendukung
Universitas Sumatera Utara
distribusi pengunaan wakamono kotoba dikalangan remaja dan kaula muda di Jepang. Fenomena bahasa gaul ini diawali dengan apa yang disebut Kogyaru kotoba. Kogyaru
Kotoba berasal dari kata Kootoogakoo yang artinya SMU dan kata Gyaru atau Girl dalam bahasa Inggris. Sehingga Kogyaru Kotoba dapat diartikan sebagai bahasa percakapan siswi
SMU. Kogyaru kotoba ini kemudian karena dianggap menarik dan unik tidak hanya digunakan oleh sisiwi SMU saja, tetapi juga digunakan oleh para siswa dan kaula muda
dalam batasan usia remaja di Jepang. Jadi Kogyaru Kotoba adalah asal dari berkembangnya fenomena wakamono kotoba dikalangan remaja di Jepang.
Kurun waktu tahun 2000 hingga saat ini pemakaian wakamono kotoba tetap menjadi fenomena dari adanya variasi dalam bahasa. Kita dapat menemukan pemakaian wakamono
kotoba oleh remaja disekolah-sekolah, pusat-pusat pebelanjaan dan hiburan, tempat-tempat gaul dan bekumpul kaula muda dan tempat-tempat lain, dengan catatan situasi dan suasana
percakapan bersifat santaiakrab atau tidak bersifat resmiformal. “ Wakamono Kotoba telah menjadi suatu tren penggunaanya dalam percakapan sehari-hari remaja Jepang, bahasa
tersebut dengan mudah dapat ditemukan dimajalah-majalah, komik, televisi dan film-film remaja sehingga penyebaranya begitu cepat dan luas, menjadikan wakamono kotoba
bukanlah hal yang asing dalam dunia remaja dewasa ini” Asahi Shinbun : 2005
2.6 Pengaruh Bahasa Asing Dalam Perkembangan Wakamono Kotoba di Jepang