Ruang Lingkup Pembahasan Tinjauan Pustaka

muda di Jepang cukup berpengaruh. Dalam hal ini sesuai dengan topik bahasan penulis yaitu pemakaian wakamono no kotoba dalam sebuah komik original Jepang. Dari uraian diatas dapat kita ambil suatu masalah yang berkaitan dengan apa yang ingin diangkat oleh penulis. Yaitu variasi bahasa berdasarkan penuturnya yang disebut sosiolek, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Dalam hal ini bahasa slang adalah pembahasan yang termasuk didalamnya. Adapun permasalahan yang ingin saya bahas adalah : 1. Wakamono no kotoba apa saja yang terdapat dalam komik Detective Conan. 2. Bagaimana pembentukan kosakata wakamono no kotoba dalam komik Detective Conan. 3. Bagaimana ciri khas wakamono no kotoba dalam komik Detective Conan.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Sesuai dengan judul proposal yang terlampir dihalaman depan. Maka ruang lingkup pembahasan adalah penggunaan bahasa prokem atau wakamono no kotoba yang terdapat pada komik Detective Conan versi original Jepang. Disini penulis akan menggunakan 8 seri dari komik tersebut, yaitu mulai jilid 10-17. Dari penggunaan-penggunaan wakamono no kotoba yang terdapat dalam komik tersebut akan diambil suatu gambaran tentang penggunaan wakamono no kotoba dalam pergaulan anak muda di Jepang dewasa ini, dan melihat perkembangan wakamono no kotoba di Jepang.

1.4 Tinjauan Pustaka

Menurut Abdul Chaer dan Leony 2004 : 11 bahasa adalah sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil sifat bahasa yang bersifat beragam. Maksudnya meskipun Universitas Sumatera Utara sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam. Hal ini sesuai dengan Kridalaksana 1974 : 134 yang mendefenisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi tesebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan. Harman dan Stork 1972 : 65 membedakan variasi berdasarkan kriteria a latar belakang geografi dan sosial penutur, b medium yang digunakan, dan c pokok pembicaraan. Remaja dan anak muda 13-24 tahun merupakan bagian dari masyarakat tutur yang memiliki bahasa-bahasa tersendiri. Bahasa-bahasa tersebut lebih merupakan kosakata dari pada pola-pola kalimat. Kita mengenal bahasa tersebut dengan sebutan bahasa gaul, bahasa slang di Inggris dan wakamono no kotoba di Jepang. Yang dimaksud dengan bahasa slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Slang bersifat temporal sehingga kosakata yang digunakan sering berubah-ubah Kawira 1990 : 54. Dari pandangan teori diatas dapat diketahui bahasa memiliki bentuk yang beragam, dan keragaman ini dipengaruhi banyak faktor yang salah satunya latar belakang sosial dari penutur bahasa. Sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang paling sesuai digunakan dalam melihat studi kasus tentang ragam bahasa, termasuk ragam bahasa prokem.

1.5 Kerangka Teori