dari luar negeri. Singkatnya, pertanian telah memainkan peranan penunjang yang penting terhadap industrialisasi Jepang.
3.5 Sistem Manajemen Orang Jepang
Manajemen merupakan suatu istilah baru di dunia untuk sesuatu yang telah ada sejak dulu kala. Oleh sebab itu pengertian manajemen di Jepang
memperoleh dua pengaruh utama. Yang pertama adalah pengaruh dari keadaan masyarakat Jepang sendiri serta sifat-sifatnya yang khas. Dan yang kedua adalah
pengaruh dari dunia luar Jepang, khususnya pengaruh dari Eropa Barat sejak Restorasi Meiji hingga Perang Dunia II dan dari AS sejak selesainya Perang
Dunia II. Kita sudah mengetahui bahwa masyarakat Jepang sangat dipengaruhi oleh sifat solidaritas kelompok. Karena itu pendekatan terhadap manajemen
umum serta kepemimpinan dan manajemen personil pun sesuai dengan sifat tersebut.
Pada permulaan Restorasi Meiji ada pemimpin-pemimpin Jepang yang sekembalinya dari Eropa atau AS berpendapat bahwa Jepang harus menganut
sistem individualisme. Tetapi pengaruh mereka tidak lama dan tidak meluas, sehingga Jepang tetap pada sifatnya sendiri. Keberhasilan utama Jepang terletak
pada pengembangan tenaga manusia, sehingga dapat mengatasi kelemahannya dalam ketiadaan sumber-sumber energi dan bahan mentah. Jepang membuktikan
betapa besar arti faktor manusia, bahwa dalam diri manusia tersimpul kekuatan yang besar apabila dapat dikembangkan. Hal tersebut adalah hasil dari manajemen
umum serta kepemimpinan dan manejemen personil yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Adapun sistem manejemen orang Jepang sangat ditonjolkan adalah sebagai berikut :
1. Hubungan antara pemimpin dan kelompok
2. Cara pengambilan keputusan
3. Manajemen personil
4. Peranan informasi
1. Hubungan antara pemimpin dan kelompok.
Arti dari kehidupan berkelompok di Jepang sangat kuat. Dapat dikatakan bahwa sekalipun individu dihargai sebagai suatu nilai penting, tetapi nilai
kelompok lebih tinggi daripada individu. Seorang pemimpin pada hakekatnya juga individu, maka ia pun menempatkan dirinya dibawah kelompok dan tidak
sama tinggi, apalagi di atasnya. Pemimpin senantiasa memperhatikan pendapat kelompok dan memperhatikan setiap anggotanya, karena mereka membentuk
kelompok secara bersama-sama. Sebab itulah seorang pemimpin perusahaan besar di Jepang tidak mudah memberhentikan buruh perusahaannya.
Di dalam negara atau kelompoknya sendiri seorang pemimpin Jepang senantiasa menempatkan diri di bawah kepentingan kelompoknya. Kemajuan
kelompoknya menjadi ukuran bagi keberhasilannya, karena baginya kemajuan sebagai individu ditentukan oleh kemajuan kelompoknya. Sebaliknya kalau
kehadirannya sebagai pemimpin justru menimbulkan kemunduran kelompok, maka ia akan mengundurkan diri meskipun mungkin bukan karena kesalahan dari
Universitas Sumatera Utara