tinggi Tahiro, 2003: 57. Lagipula perbedaan gaji yang diberikan perusahaan besar dan kecil di Jepang sebenarnya tak jauh berbeda. Kalaupun ada perbedaan,
itu terletak pada pemberian bonus, yang besarnya didasarkan pada keuntungan yang didapat perusahaan.
Pada perusahaan kecil atau sedang, biasanya memberikan bonus dua kali setahun, yakni pada musim panas dan tahun baru. Sementara itu bagi perusahaan
besar serta mapan, biasanya memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena itu memberikan bonus empat bulan gaji, sehingga karyawannya mendapatkan 16
bulan gaji dalam setahun. Dengan adanya perangsang perbedaan bonus ini, karyawan lebih
memikirkan untuk rajin bekerja guna membesarkan perusahaan tempatnya bekerja daripada pindah bekerja di perusahaan lain. Dengan kerja keras, perusahaan akan
menjadi besar dan keuntungannya akan kembali kepada karyawan. Dengan tidak pindah-pindah bekerja, maka masa kerja mereka menjadi panjang pula dan ini
amat mempengaruhi besarnya nilai pensiun yang akan mereka peroleh nantinya. Di samping itu, dengan tidak berpindah-pindah kerja, akan memperlihatkan
bahwa dedikasinya sebagai seorang karyawan tetap baik, setia pada perusahaan dan tidak pernah membuat kesalahan.
3.4 Industrialisasi di Jepang
Pembangunan ekonomi Jepang dalam banyak segi merupakan hasil yang mengagumkan. Negara ini merupakan negara pertanian feodal dan langka sumber
daya alamnya, yang ditransformasi menjadi negara industri yang kaya dalam
Universitas Sumatera Utara
jangka waktu yang amat pendek. Salah satu yang sangat potensial dalam perkembangan sumber daya alam adalah hasil hutan.
Di abad ke-18 hutan yang dieksploitasi yang bertujuan untuk mengumpulkan kayu dari hutan alam telah tergantikan oleh hutan buatan yang
senantiasa terus menerus menghasilkan kayu. Setelah restorasi Meiji tahun 1968, lahan hutan dibagi menjadi milik swasta dan pemerintah. Hutan nasional luasnya
kira-kira 7,3 juta hektar dari total hutan Jepang, dan sisanya dimiliki oleh pemerintah lokal. Luas hutan swasta meliputi 56 dari total hutan. Sebagai
hasilnya Jepang menempati urutan yang tinggi di kalangan negara-negara penghasil kayu dunia, walaupun hasilnya tidak sampai memenuhi setengah dari
kebutuhannya sendiri yang sangat memerlukan pulp bubur kayu yang berguna untuk industri dan perumahan swasta.
Laut yang mengelilingi Jepang juga merupakan kekayaan ekonomi yang pokok bagi Jepang. Lautan adalah sumber pengadaan yang pokok untuk protein
ikan dan juga ganggang laut yang kaya vitamin yang banyak sekali digunakan oleh orang Jepang dalam masakannya.
Pembudidayaan hasil laut dilakukan untuk meningkatkan industri perikanan Jepang. Negara ini telah lama melakukan pembiakan ikan, tiram, dan
ganggang laut. Dan sejumlah besar pusat ternak ikan dan kerang-kerangan telah berdiri di sepanjang pantai Jepang, dimana spesies ikan dan kerang-kerangan
tertentu dikembangbiakkan dengan teknologi yang kemudian di lepas ke laut sampai ukuran tertentu yang cocok untuk dipanen.
Universitas Sumatera Utara
Bangsa Jepang sangat sadar bahwa sumber daya alam di negerinya sangat terbatas, maka orang Jepang menitikberatkan perkembangan industrinya kepada
keterampilan dan keahlian tenaga manusia membuat barang-barang untuk diekspor dari bahan-bahan baku yang mereka impor.
Untuk mewujudkan hal tersebut bangsa Jepang menganut filsafat bahwa manusia dapat diubah keadaan dan sifatnya melalui usaha orang lain atau usaha
sendiri. Mereka kurang atau bahkan tidak percaya, bahwa manusia sudah sejak semula ditetapkan dalam keadaan tertentu yang tidak dapat diubah atau berubah
Suryohadiprojo, 1981 :210. Dengan filsafat itu dapat dipahami bahwa pendidikan memperoleh tempat
penting dalam kehidupan bangsa. Karena itu, sejak dulu kala pendidikan termasuk pendidikan pada diri pribadi dilakukan dengan giat.
Pada masa Tokugawa, shogun dan para daimyo mengadakan sekolah- sekolah untuk anak-anak samurai. Memang lembaga-lembaga pendidikan itu lebih
mementingkan pendidikan watak dan olahraga, tetapi diberikan juga pendidikan berhitung, menulis dan membaca Salviana,skripsi 2005,34bahkan lambat laun
keshogunan juga mengadakan pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu dunia Barat yang diperoleh melalui orang-orang Belanda yang diizinkan membuka
perwakilan dagang di pulau Deshima di teluk Nagasaki. Dari ilmu Barat yang diutamakan adalah yang berkaitan dengan ilmu militer dan kedokteran. Untuk
rakyat yang bukan samurai juga ada sekolah-sekolah yang diselenggarakan di kuil-kuil Buddha, yang dinamakan Terakoya tera :kuil Budha.
Universitas Sumatera Utara
Pendidkan yang teratur dan modern dimulai dalam Restorasi Meiji. Pemerintah Meiji menyadari bahwa Jepang tidak akan mungkin mengejar ilmu
pengetahuan dan teknologi Barat, kalau pendidikan melalui sekolah tidak diorganisasikan dan diselenggarakan dengan luas dan teratur. Oleh sebab itu,
sejak tahun 1872 ditetapkan kewajiban belajar bagi seluruh rakyat selama empat tahun. Memang mula-mula pelaksanaan ketetapan ini menghadapi banyak
kesulitan-kesulitan, baik dari segi biaya maupun kesadaran rakyat. Tetapi karena adanya tekad dan sifat makoto sungguh-sungguh orang Jepang, maka lambat
laun berjalan dengan baik. Melalui pendidikan di sekolah, rakyat dapat memperoleh pelajaran yang
diperlukan untuk modernisasi bangsa dalam bidang pertanian terutama untuk industrialisasi. Pemerintah juga menyadari bahwa tidak hanya diperlukan basis
yang luas berupa rakyat yang terdidik, tetapi juga diperlukan kemahiran- kemahiran teknis dan kader-kader pemerintahan serta dunia usaha.
Dalam usaha mendapatkan dana yang diperlukan untuk industrialisasi, pemerintah Meiji tidak menggunakan cara yang mudah yaitu menarik penanaman
modal asing, tetapi memilih meningkatkan dana yang diperlukan dari dalam negeri dengan jalan mengadakan pajak tanah. Kalau dulu petani harus membayar
pajak berupa beras kepada daimyo, maka setelah Restorasi Meiji pajak harus dibayar dengan uang kepada pemerintah pusat karena samurai telah dihapuskan
sebagai penguasa daerah. Untuk menciptakan pajak uang yang tarifnya seragam bagi seluruh negara, pemerintah Meiji melakukan perombakan pajak dan
melahirkan pajak tanah yang baru. Dengan pajak berupa uang, maka pemerintah
Universitas Sumatera Utara
mempunyai sumber penghasilan yang tetap dan stabil, karena tidak bergantung pada baik buruknya panen. Pajak ini merupakan pajak terbesar selama beberapa
dasawarsa pertama zaman Meiji, serta merupakan sumber penghasilan keuangan terbesar bagi pengeluaran pemerintah untuk tujuan pembangunan.
Salah satu kegiatan besar ekonomi yang dilakukan pemerintah Meiji adalah pembuatan prasarana. Pada tahun 1869 pemerintah memutuskan untuk
membangun jalan kereta api. Pada tahun 1872 jalur kereta pertama dibuka antara Tokyo dan Yokohama. Angkatan laut juga dimodernisasikan dengan mengimpor
kapal-kapal uap dari Barat. Pemerintah tidak memiliki secara langsung perusahaan-perusahaan pelayaran itu, tetapi memberi subsidi yang besar kepada
Iwasaki Yataro pendiri Mitsubishi agar membangun armada kapal niaga yang modern guna melayani volume angkatan laut yang terus meningkat. Pemerintah
juga memodernisasikan jaringan komunikasi, dengan membuka pelayanan pos dan telegraf. Pada akhir tahun 1885 terdapat lebih dari 5000 kantor pos yang
melayani sekitar 100 juta kiriman pertahun. Jaringan telegraf berkembang dengan cepat, namun perluasan jaringan telepon sampai akhir tahun 1885 hanya
mengalami kemajuan yang kecil. Kebijaksanaan ekonomi lainnya yang dilakukan pemerintah Meiji adalah
penggunaan organisasi saham bersama sebagai bentuk badan hukum. Kebijakan ini diambil karena jumlah modal yang diperlukan oleh skala perusahaan modern
jauh melampaui kemampuan seorang pedagang atau suatu keluarga. Tahun 1871, untuk pertama kali perusahaan-perusahaan saham patungan yang pertama
didirikan dalam bidang pengangkutan, keuangan dan usaha reklamasi tanah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bidang manufakturing, saham patungan yang pertama didirikan pada tahun 1873 untuk usaha penggulungan sutera.
Aspek yang paling menonjol dari pembangunan ekonomi selama periode tahun 1886-1911 adalah meningkatnya industri tekstil katun. Pertengahan tahun
1880-an benang tenun pintalan mesin masih merupakan bagian kecil dari konsumsi total. Kemudian dengan segera pabrik-pabrik pemintalan yang besar
didirikan dan pemintalan dengan tangan berangsur-angsur lenyap. Menjelang tahun 1911, industri pemintalan telah berhasil berdiri tegak dengan kokoh selaku
industri ekspor. Kemudian, dengan berdirinya pabrik pemintalan Jepang di Shanghai pada tahun 1911, merupakan awal yang penting bagi perkembangan
penanaman modal di luar negeri. Pada tahun 1886-1911 pertanian juga merupakan salah satu sektor
ekonomi yang penting, karena kemajuan yang dicapai oleh pertanian cukup berarti. Selanjutnya, karena produksi sektor industri meningkat, kian banyak
orang yang pindah dari produsen menjadi konsumen pertanian. Akibatnya persentase penduduk yang membeli makanan kian besar. Sekiranya kenyataan ini
tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, maka impor bahan makanan pasti akan menguras devisa dan mengekang industrialisasi. Penerimaan pajak
tanah juga pemasukan yang penting untuk anggaran belanja negara. Pemasukan ini memungkinkan teralokasinya dana untuk mendorong perkembangan industri.
Selain dari itu, meningkatnya produksi teh dan bahan sutera memungkinkan masuknya devisa yang diperlukan untuk membeli mesin serta bahan baku industri
Universitas Sumatera Utara
dari luar negeri. Singkatnya, pertanian telah memainkan peranan penunjang yang penting terhadap industrialisasi Jepang.
3.5 Sistem Manajemen Orang Jepang