Analisis Beban dan Tampang Profil I .1 Analisis Beban

1 b c a 1 1 00 1 20 20 Trotoar Sandaran Lap. Aspal d e 1 1 20 20 00 Lantai Kayu 0.05 0.05 0.1 BAB IV APLIKASI Dalam bab IV ini akan dianalisis dimensi profil yang memenuhi persyaratan kekuatan dan stabilitas serta terjadinya pengurangan dimensi gelagar memanjang akibat pengaruh penambahan balok-balok diafragma dengan memakai rumus umum tekuk lateral yang telah diselesaikan pada bab sebelumnya. IV.1 Analisis Beban dan Tampang Profil I IV.1.1 Analisis Beban Beban yang perl;u diperhatikan adalah beban akibat lantai kenderaan, beban gander truk, dan beban D muatan merata dan muatan garis berdasarkan peraturan PU baru. Untuk beban akibat lantai kenderaan, penulis mengambil dimensi lantai kenderaan seperti pada gambar 4.1. Ketiga beban ini diperiksa sedemikian rupa sehingga didapati kondisi pembebanan maximum yang akan dipakai dalam pendimensian. a. Akibat beban lantai kenderaan Gambar 4.1 Beban akibat lantai kenderaan Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Lantai kenderaan dan trotoar terbuat dari kayu kelas I dan lapisan aspal, dimana γ kayu = 1,0 tm 3 . Beban untuk jembatan: Lantai kayu : 0.05 x 6.8 x 1,0 = 0,340 tm Lantai aspal : 0.04 x 4.8 x 2 = 0,384 tm Trotoar : 2 0,05 x 1,0 x 1,0 = 0,100 tm Sandaran : 2 1 x 0,10 x 7.85 = 0.785 tm q = 1,1840 tm Beban untuk 1 gelagar: q = 1,1845 = 0,25 tm b. Akibat beban gandar truk Posisi gandar truk diletakkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pembebanan maksimum pada gelagar memanjang. Posisi pada gambar 4.2 akan memberikan nilai maksimum. Beban gander kenderaan: P1 P2 P3 5 00 4 00 1 20 20 1 00 1 1 a b c 75 1 00 20 20 1 1 d e Gambar 4.2 Kondisi maksimum akibat beban gander truk Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Pengaruh beban gander truk pada masing-masing gelagar diselesaikan dengan metode cross. 1 1 00 1 A 20 20 1 B C 75 1 1 20 20 1 D E 00 Gambar 4.3 Pembebanan untuk metode Cross Kosfisien distribusi: • Titik A AB = 1 • Titik B BA : BC = 4EI1,2 : 4EI1,2 = 1:1 BA = 0,5 : BC = 0,5 • Titik C CB : CD = 4EI1,2 : 4EI1,2 = 1:1 CB = 0,5 : CD = 0,5 • Titik D DC : DE = 4EI1,2 : 4EI1,2 = 1:1 DC = 0,5 : DE = 0,5 • Titik E ED = 1 Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Momen Primer a. Untuk P 1 = 5 T Tm L b Pa M Tm L Pab M DC CD 683 , 2 , 1 65 , 55 , 5 807 , 2 , 1 65 , 55 , 5 2 2 2 2 2 2 2 2 − = = − = + = = + = b. Untuk P 2 = 20 T Tm M Tm M DC CD 731 , 2 2 , 1 65 , 55 , 20 227 , 3 2 , 1 65 , 55 , 20 2 2 2 2 − = = = = Tabel 4.1.1 Metode Cross untuk P = 5 T Titik A B C D E Batang AA AB BA BC CB CD DC DE ED EE g -1.0 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -1.0 FEM 0.000 0.000 0.000 0.000 0.807 -0.683 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.202 -0.404 -0.404 0.342 0.342 0.171 0.050 0.101 0.101 0.050 0.171 -0.202 -0.085 - 0.171 -0.050 -0.025 -0.055 -0.111 -0.111 0.144 0.144 0.072 0.020 0.040 0.040 0.020 0.072 -0.055 -0.036 - 0.072 -0.020 -0.010 -0.023 -0.046 -0.046 0.046 0.046 0.023 0.008 0.017 0.017 0.008 0.023 -0.023 -0.011 - 0.023 -0.008 -0.004 -0.008 -0.016 -0.016 0.017 0.017 0.009 0.003 0.006 0.006 0.003 0.009 -0.008 -0.004 - 0.009 -0.003 -0.001 -0.003 -0.006 -0.006 0.006 0.006 0.003 0.001 0.002 0.002 0.001 0.003 -0.003 -0.002 - 0.003 -0.001 -0.001 -0.001 -0.002 -0.002 0.002 0.002 0.001 0.000 0.001 0.001 0.000 0.001 -0.001 -0.001 - 0.001 0.000 0.000 0.000 -0.001 -0.001 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Momen Akhir 000 0.000 0.1249 0.1255 0.5009 0.5009 0.4178 0.4178 0.000 Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Tabel 4.1.2 Metode Cross untuk P = 20 T Titik A B C D E Batang AA AB BA BC CB CD DC DE ED EE m -1.0 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -0.5 -1.0 FEM 0.000 0.000 0.000 0.000 3.227 -2.731 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.807 -1.614 -1.614 1.366 1.366 0.683 0.202 0.403 0.403 0.202 0.683 -0.807 0.341 0.683 0.202 0.101 -0.221 -0.442 -0.442 0.574 0.574 0.287 0.080 0.161 0.161 0.080 0.287 -0.221 0.144 0.287 0.080 0.040 -0.092 -0.184 -0.184 0.182 0.182 0.091 0.033 0.066 0.066 0.033 0.091 -0.092 0.046 0.091 0.033 0.017 -0.031 -0.062 -0.062 0.069 0.069 0.034 0.012 0.024 0.024 0.012 0.034 -0.031 0.017 0.034 0.012 0.006 -0.012 -0.023 -0.023 0.024 0.024 0.012 0.004 0.009 0.009 0.004 0.012 -0.012 0.006 0.012 0.004 0.002 -0.004 -0.008 -0.008 0.009 0.009 0.004 0.002 0.003 0.003 0.002 0.004 -0.004 0.002 0.004 0.002 0.001 -0.001 -0.003 -0.003 0.003 0.003 0.002 0.001 0.001 0.001 0.001 0.002 -0.001 0.001 0.002 0.001 0.000 -0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 -0.001 0.000 0.001 Momen Akhir 0.000 0.000 0.501 -0.501 -2.003 2.004 -1.672 1.671 0.000 0.0000 Dengan menghitung pengaruh momen – momen yang terjadi pada tiap titik, maka beban – beban terpusat yang diperoleh uintuk tiap gelagar memanjang menjadi seperti berikut: L = 15 P1 P2 P3 00 4 00 5 00 A B Gambar 4.4 Beban truk setelah dicrosskan Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Dari analisa struktur metode cross diperoleh momen-momen yang bekerja pada gelagar. Setelah difreebodykan maka diperoleh nilai P 1 dan P 2 yang terlihat pada tabel 4.1.3. 2.088 0.418 17.912 17.494 0.418 13.198 11.110 10.283 8.890 1.393 1.393 C 2.004 0.522 C 2.004 1.00 A A 1.00 0.104 A A P = 20 T 1.20 B 0.501 4.374 1.20 B 0.501 4.478 P = 5 T 0.104 1.20 B 0.501 1.20 B 0.501 0.65 2.004 C 1.20 3.300 P = 20 T D 1.672 D 1.672 2.570 0.65 2.778 2.004 C 1.20 P = 5 T 2.222 0.348 D 1.672 D 1.672 1.20 E E 1.00 0.348 1.20 E E 1.00 nilai P 1 dan P 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.1.3 Nilai P 1 dan P 2 setelah dicrosskan Balok P 1 P 2 A 0,104 0,418 B 4,374 17,494 C 3,300 13,198 D 2,570 10,283 E 0,348 1,393 Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009 Gelagar b memikul beban yang paling besar dengan P 1 = 4,374 T dan P 2 = 17,494 T serta q = 0,25 Tm 2 . Nilai – nilai ini disubstitusikan pada persamaan momen dari bab II, setelah terlebih dahulu didapat nilai x maksimum. ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + + + − + + + = 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 1 1 max q P P P L q s L P L P s L P X m X 86 , 6 2 15 25 , 494 , 17 494 , 17 374 , 4 2 2 15 25 , 5 15 494 , 17 15 494 , 17 4 15 374 , 4 2 max = + + + + − + + + = M x = P 1 Y 1 + P 2 Y 2 + P 3 Y 3 + qo 12 Ly 2 dan untuk x max = 6,86 m x L L s x y − − = 1 1 86 . 6 15 15 4 86 . 6 1 − − = y = 1.55 x L L x y − = 2 86 . 6 15 15 86 . 6 2 − = y = 3.72 x L s x L y 2 3 − − = 86 , 6 15 5 86 , 6 15 3 − − = y = 1.44 2 3 3 2 2 1 1 2 1 qLy y P y P y P M x + + + = = 4.374 x 1.55 + 17.494 x 3.72 + 17.494 x 1.44 + 1.10912 x 15 x 3.72 M max = 104,02 Tm. Arfan Jamal Asikin Zalukhu : Analisi Pengaruh Diafragma Terhadap Tekuk Lateral Pada Gelagar Memanjang Jembatan, 2007. USU Repository © 2009

c. Muatan D muatan garis P dan muatan terbagi rata p