Pengaruh konsentrasi Sukrosa Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak
PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA DAN AGAR - AGAR
TERHADAP MUTU PERMEN JELLY SIRSAK
SKRIPSI
Oleh:
NURHASANAH
070305004/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
(2)
PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA DAN AGAR - AGAR
TERHADAP MUTU PERMEN JELLY SIRSAK
SKRIPSI
Oleh:
NURHASANAH
070305004/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
(3)
Judul Skripsi : Pengaruh konsentrasi Sukrosa Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak
Nama : Nurhasanah
NIM : 070305004
Departemen : Teknologi Pertanian Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ir. Rona J. Nainggolan, SU Mimi Nurminah, STP, M.Si
Ketua Anggota
Mengetahui :
Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MS Ketua Departemen
(4)
ABSTRAK
NURHASANAH: Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak, dibimbing oleh RONA J. NAINGGOLAN dan MIMI NURMINAH.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi sukrosa dan agar-agar terhadap mutu permen jelly sirsak. Penelitian ini dilakukan pada Mei-Agustus 2011 di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu konsentrasi sukrosa (S) : (60, 62, 65 dan 67%) dan konsentrasi agar-agar (A) : (2.5, 2.7, 3.0, dan 3.2%). Parameter yang dianalisa adalah kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, total asam, kadar abu, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan dan tekstur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, total asam, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan, tekstur dan berbeda tidak nyata terhadap kadar abu . Konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, kadar abu, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan, dan berbeda nyata terhadap uji organoleptik tekstur serta berbeda tidak nyata terhadap total asam. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat dan uji organoleptik warna. Konsentrasi sukrosa 65% dan konsentrasi agar-agar 3% menghasilkan permen jelly sirsak yang terbaik dan lebih diterima.
Kata Kunci : Permen jelly sirsak, Sukrosa, Agar-agar
ABSTRACT
NURHASANAH: Effect of sucrose concentration and agar on quality of the soursop soft candy, supervised by RONA J. NAINGGOLAN and MIMI NURMINAH.
The aim of this research was to find the effect of the sucrose concentration and agar on quality of soursop soft candy. This research was conducted in May-August 2010 at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors, ie : sucrose concentration (S) : (60, 62, 65 and 67%) and agar concentration (A) : (2.5, 2.7, 3.0 and 3.2%). Parameters analyzed were fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, total acid, organoleptic color, odor, sweetness, and texture.
The results showed that sucrose concentration had highly significant effect on fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, total acid, organoleptic color, odor, texture, and sweetness, and had no significant effect on ash content. The agar concentration had highly significant effect on fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, organoleptic color, odor, texture, and sweetness, and had no significant effect on total acid. Interactions of two factors had highly significant effect on fiber content and color. Sucrose concentration of 65% and 3% agar produced the best quality of soursop soft candy
(5)
RIWAYAT HIDUP
NURHASANAH, dilahirkan di Medan pada tanggal 20 September 1989
dari Ayahanda Alm. Ahmad Syurkani dan Ibunda Alm. Fatimah. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Laksamana Martadinata Medan dan
pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui
jalur PMP. Penulis memilih Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif menjadi pengurus IMTHP
(Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian). Penulis merupakan asisten di
Laboratorium Teknologi Pangan mulai tahun 2009-2011.
Penulis telah mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan
Nusantara IV Kebun Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun,
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ir. Rona J. Nainggolan, SU selaku ketua komisi pembimbing dan
Ibu Mimi Nurminah, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
membimbing dan memberi masukan berharga kepada penulis mulai dari
penetapan judul, melakukan penelitian, sampai pada tahap skripsi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Ayahanda
Alm. Ahmad Syurkani, Ibunda Alm. Fatimah, Abangda Abu Said Mubarok dan
Muhammad Saidul Murtado yang telah memberikan motivasi dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini. Disamping itu penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian Departemen Teknologi Pertanian, serta semua teman-teman stambuk 07
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2011
(7)
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Permen Jelly ... 4
Pembagian Permen ... 5
Buah Sirsak ... 6
Komposisi Kimia Buah Sirsak ... 7
Manfaat Buah Sirsak ... 8
Bahan Pembuatan Permen Jelly ... 10
Sukrosa... 10
Agar - agar ... 11
Pembuatan Permen Jelly ... 13
Pengemasan ... 13
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 15
Bahan Penelitian ... 15
Reagensia Penelitian ... 15
Alat Penelitian ... 15
Metode Penelitian ... 16
Model Rancangan ... 17
Pelaksanaan Penelitian ... 17
(8)
Penentuan Kadar Serat... 18
Penentuan Kadar Air ... 19
Penentuan TSS (Total Soluble Solid) ... 20
Penentuan Kadar Vitamin C ... 20
Penentuan Total Asam ... 20
Penentuan Kadar Abu ... 21
Penentuan Uji Organoleptik Warna, aroma, kemanisan dan tekstur ) ... 21
Skema Pembuatan Permen Jelly sirsak ... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Sukrosa terhadap Parameter yang Diamati ... 24
Pengaruh Konsentrasi Agar-agar terhadap Parameter yang Diamati ... 25
Kadar Serat (%) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar serat ... 27
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat ... 28
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap kadar serat ... 30
Kadar Air (%) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar air ... 33
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar air... 34
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap kadar air ... 36
Total Soluble Solid (oBrix) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap total soluble solid ... 36
Pengaruh Konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid ... 38
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap total soluble solid ... 40
Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar vitamin C ... 40
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar vitamin C ... 42
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap kadar vitamin C ... 43
Total Asam (%) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap total asam ... 44
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap total asam ... 45
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap total asam ... 46
Kadar Abu (%) Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar abu ... 46
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar abu ... 46
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap kadar abu... 48
Uji Organoleptik warna Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik warna ... 48
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik warna ... 50
(9)
Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap uji organoleptik warna ... 51 Uji Organoleptik Aroma
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik aroma ... 54 Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik aroma ... 55 Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap uji organoleptik aroma ... 57 Uji Organoleptik Kemanisan
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik . kemanisan ... 58
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik kemanisan ... 59 Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap uji organoleptik kemanisan ... 61 Uji Organoleptik Tekstur
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik tekstur ... 62
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik tekstur ... 63 Pengaruh interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan agar-agar terhadap uji organoleptik tekstur ... 65
KESI MPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 66 Saran ... 67
(10)
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Jenis-jenis permen ... 6
2. Komposisi kimia buah sirsak setiap 100 gram bahan ... 8
3. Skala uji hedonik terhadap warna ... 21
4. Skala uji hedonik terhadap aroma ... 22
5. Skala uji hedonik terhadap kemanisan ... 22
6. Skala uji hedonik terhadap tekstur ... 22
7. Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap parameter yang diamati ... 24
8. Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap parameter yang diamati ... 25
9. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar serat ... 27
10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat ... 29
11. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat (%) ... 31
12. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar air ... 33
13. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar air ... 35
14. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap total soluble solid ... 37
15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid ... 38
16. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar vitamin C ... 40
17. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar vitamin C ... 42
(11)
18. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap
total asam ... 44
19. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap
kadar abu ... 46
20. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap
uji organoleptik warna ... 48
21. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap
uji organoleptik warna ... 50
22. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik warna ... 52
23. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap
uji organoleptik aroma ... 54
24. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap
uji organoleptik aroma ... 56
25. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap
uji organoleptik kemanisan ... 58
26. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap
uji organoleptik kemanisan ... 60
27. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap
uji organoleptik tekstur ... 62
28. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap
(12)
DAFTAR GAMBAR
No Hal
1. Skema pembuatan permen jelly sirsak ... 23
2. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar serat ... 28
3. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar serat ... 29
4. Hubungan interaksi kosentrasi sukrosa dan agar-agar dengan kadar serat ... 32
5. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar air ... 34
6. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar air ... 35
7. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan total soluble solid ... 37
8. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan total soluble solid ... 39
9. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar vitamin C ... 41
10. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar vitamin C ... 43
11. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan total asam ... 45
12. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar abu ... 47
13. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan uji organoleptik warna... 49
14. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan uji organoleptik warna ... 51
15. Hubungan interaksi konsentrasi sukrosa dan agar-agar dengan uji organoleptik warna ... 53
16. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan uji organoleptik aroma ... 55
17. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan uji organoleptik aroma... 57
18. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan uji organoleptik kemanisan... 59
19. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan uji organoleptik kemanisan . 61
20. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan uji organoleptik tekstur ... 63
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Data pengamatan analisa kadar serat (%) ...70
2. Daftar analisis sidik ragam kadar serat (%) ...70
3. Data pengamatan analisa kadar air (%) ...71
4. Daftar analisis sidik ragam kadar air (%) ...71
5. Data pengamatan analisa TSS (oBrix) ...72
6. Daftar analisis sidik ragam TSS (oBrix) ...72
7. Data pengamatan analisa kadar vitamin C (mg/100 g bahan) ...73
8. Daftar analisis sidik ragam kadar vitamin C (mg/100 g bahan) ...73
9. Data pengamatan analisa total asam (%) ...74
10. Daftar analisis sidik ragam total asam (%) ...74
11. Data pengamatan analisa kadar abu (%) ...75
12. Daftar analisis sidik ragam kadar abu (%) ...75
13. Data pengamatan analisa uji organoleptik warna ...76
14. Daftar analisis sidik ragam uji organoleptik warna ...76
15. Data pengamatan analisa uji organoleptik aroma ...77
16. Daftar analisis sidik ragam uji organoleptik aroma ...77
17. Data pengamatan analisa uji organoleptik kemanisan ...78
18. Daftar analisis sidik ragam uji organoleptik kemanisan ...78
19. Data pengamatan analisa uji organoleptik tekstur ...79
(14)
ABSTRAK
NURHASANAH: Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak, dibimbing oleh RONA J. NAINGGOLAN dan MIMI NURMINAH.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi sukrosa dan agar-agar terhadap mutu permen jelly sirsak. Penelitian ini dilakukan pada Mei-Agustus 2011 di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu konsentrasi sukrosa (S) : (60, 62, 65 dan 67%) dan konsentrasi agar-agar (A) : (2.5, 2.7, 3.0, dan 3.2%). Parameter yang dianalisa adalah kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, total asam, kadar abu, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan dan tekstur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, total asam, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan, tekstur dan berbeda tidak nyata terhadap kadar abu . Konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, kadar abu, uji organoleptik warna, aroma, kemanisan, dan berbeda nyata terhadap uji organoleptik tekstur serta berbeda tidak nyata terhadap total asam. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat dan uji organoleptik warna. Konsentrasi sukrosa 65% dan konsentrasi agar-agar 3% menghasilkan permen jelly sirsak yang terbaik dan lebih diterima.
Kata Kunci : Permen jelly sirsak, Sukrosa, Agar-agar
ABSTRACT
NURHASANAH: Effect of sucrose concentration and agar on quality of the soursop soft candy, supervised by RONA J. NAINGGOLAN and MIMI NURMINAH.
The aim of this research was to find the effect of the sucrose concentration and agar on quality of soursop soft candy. This research was conducted in May-August 2010 at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors, ie : sucrose concentration (S) : (60, 62, 65 and 67%) and agar concentration (A) : (2.5, 2.7, 3.0 and 3.2%). Parameters analyzed were fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, total acid, organoleptic color, odor, sweetness, and texture.
The results showed that sucrose concentration had highly significant effect on fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, total acid, organoleptic color, odor, texture, and sweetness, and had no significant effect on ash content. The agar concentration had highly significant effect on fiber content, moisture content, total solube solid, vitamin C, organoleptic color, odor, texture, and sweetness, and had no significant effect on total acid. Interactions of two factors had highly significant effect on fiber content and color. Sucrose concentration of 65% and 3% agar produced the best quality of soursop soft candy
(15)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa berbagai
upaya telah dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Pada
awalnya berbasis pada sumber daya alam yang ada disekitarnya, demikian halnya
dengan nenek moyang kita. Mereka telah mempunyai pengalaman panjang dan
turun temurun dalam menyeleksi berbagai sumber daya hayati disekitarnya, yang
mereka anggap dan yakin bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dan terapi
penyakit.
Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata
tumbuhan berguna yang berasal dari
diambil
dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut.
2.5 kg. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam.
Buah ini sering digunakan untuk bahan baku minuman serta es krim.
Kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah
satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan
fruktosa) dengan kadar 81.9–93.6% dari kandungan gula total.
Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0.3 g/100 g), sehingga sangat baik
untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil,
(16)
sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg/100 g daging buah. Kebutuhan
vitamin C/orang/hari (yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi hanya dengan
mengkonsumsi 300 g daging buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup
tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan. Mineral yang cukup
dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g
daging buah. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang,
sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat
osteoporosis. Buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu
diantaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber).
Buah sirsak tidak hanya dijadikan makanan segar, namun telah
dimanfaatkan sebagai bahan industri seperti sirup, dodol, jelly, wajik, marmalade,
juice, kembang gula, dan asinan sirsak yang memiliki nilai tambah walaupun masih terbatas pada skala industri rumah tangga. Dengan demikian diperlukan
usaha peningkatan produksi dengan memperbaiki cara budidaya, pasca panen
serta industri pengolahan.
Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari
buah-buahan, bahan pembentuk gel atau dengan penambahan essens untuk
menghasilkan berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta
mempunyai tekstur kenyal seperti permen karet. Bahan pembentuk gel yang
biasa digunakan antara lain gelatin, karagenan atau agar-agar. Permen jelly
tergolong makanan semi basah, oleh karena itu cepat rusak, maka dari itu perlu
(17)
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
Dan Agar-agar Terhadap Mutu Permen Jelly Sirsak”. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi sukrosa dan
agar-agar yang tepat. Untuk menghasilkan mutu permen jelly sirsak terbaik. Untuk
mengetahui cara pembuatan permen jelly sirsak.
Kegunaan Penelitian
Sebagai sumber informasi ilmiah pada pembuatan permen jelly sirsak.
Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hipotesis Penelitian
Konsentrasi sukrosa dan agar-agar yang ditambahkan akan berpengaruh
(18)
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Permen Jelly
Permen adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula
dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa sampai tercapai kadar
air kira-kira 3%. Biasanya suhu yang digunakan sebagai petunjuk kandungan
padatan. Sesudah didihkan sampai mencapai kandungan padatan yang diinginkan
(kurang lebih 150oC) sirup dituangkan pada cetakan dan dibiarkan tercetak. Seni
membuat permen dengan daya tahan yang memuaskan terletak pada pembuatan
produk dengan kadar air minimum dan sedikit saja kecenderungan untuk
mengkristal (Buckle, et al., 1987).
Permen adalah sejenis
mencairkan
permen yang dihasilkan.
menengah menghasilkan permen lunak, dan suhu dingin menghasilkan permen
kenyal. Permen dinikmati karena rasa1, 2011).
Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari
buah-buahan, bahan pembentuk gel atau dengan penambahan essens untuk
menghasilkan berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta
mempunyai tekstur kenyal seperti permen karet. Bahan pembentuk gel yang
biasa digunakan antara lain gelatin, karagenan atau agar-agar. Permen jelly
tergolong makanan semi basah, oleh karena itu cepat rusak, maka dari itu
(19)
Jelly merupakan makanan yang berbentuk semi padat, yang memiliki bau,
rasa, warna dan tekstur yang normal dengan penambahan gula dan bahan
tambahan makanan seperti pemanis buatan, pewarna tambahan dan pengawet.
Permen jelly merupakan makanan yang disukai dan telah dikenal oleh masyarakat
luas, karena murah, praktis dan memiliki berbagai rasa yang kebanyakan
menyerupai rasa buah-buahan. Gelatin merupakan salah satu jenis hidrokoloid
yang dapat diaplikasikan ke dalam jelly. Hidrokoloid lain yang juga dapat
diaplikasikan ke dalam jelly diantaranya adalah: pektin, agar, pati termodifikasi,
alginat, dan karagenan yang juga berfungsi sebagai bahan pembentuk gel
(Latief, 1989)
Tekstur permen jelly banyak tergantung pada bahan gel yang digunakan.
Jelly gelatin mempunyai konsistensi yang lunak dan bersifat seperti karet, jelly
agar-agar lunak dengan tekstur rapuh. Pektin menghasilkan agar-agar yang rapuh
dan lunak, tetapi menghasilkan gel yang baik pada pH rendah. Karagenan
menghasilkan gel yang kuat. Pembuatan permen karet dan jelly meliputi
pembuatan campuran gula yang dimasak dengan kandungan padatan yang
diperlukan dan penambahan bahan pembentuk gel (Buckle, et al., 1987).
Pembagian Permen
Permen yang banyak beredar di kalangan masyarakat berjenis permen
keras (hard candy) dan lunak (soft candy). Permen keras adalah permen yang
padat teksturnya. Dimakan dengan cara menghisap, pada permen keras yang perlu
diuji di antaranya adalah bahan baku utamanya berupa glukosa. Sementara
permen lunak ditandai dengan teksturnya yang lunak. Jenis permen ini bukan
(20)
lunak terbagi menjadi tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah gum, carragenan
(rumput laut) dan gelatin (Ningsih, 2010).
Jenis permen yang telah banyak beredar di pasaran diantaranya hard
candy, soft candy jelly dan soft candy non jelly. Meskipun telah banyak dijumpai jenis permen jelly (soft candy jelly) di Indonesia, tetapi sebagian besar merupakan
produk impor dari Amerika, Jerman, Cina dan Jepang. Permen jelly merupakan
produk semi basah yang terbuat dari komponen-komponen air, flavor, gula dan
bahan pembentuk gel (Wikipedia1, 2011).
Tabel 1. Jenis-jenis Permen
Tekstur Contoh
Permen yang mengkristal
Kristal besar Rock candy
Kristal kecil Fondant, Fudge
Permen yang tidak mengkristal
Hard candy Szour balls, Butterscoth
Brittles Peanut brittle
Chewy candy Caramel, Taffy
Gummy candy Marshmallo, Jellies, Gumdrops
Sumber: Potter, (1986).
Buah Sirsak
Sirsak (Annona muricata L.) berasal dari Amerika Selatan. Daya adaptasi
tanaman ini luas sehingga mudah dikembangkan. Saat ini di Indonesia dikenal dua
jenis sirsak yang berbeda rasanya. Pertama adalah sirsak yang rasanya manis asam
dan banyak bijinya. Jenis ini telah tersebar luas dalam jumlah besar. Kedua adalah
sirsak yang rasanya manis, lengket di lidah, dan bijinya sedikit. Jenis kedua ini
dikenal dengan sebutan sirsak ratu karena ditemukan di Pelabuhan Ratu dan baru
dikembangkan dalam jumlah kecil di daerah Sukabumi dan sekitarnya
(21)
mencapai 2.5 kg. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna
hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku minuman serta es krim.
Buah sirsak mengandung banyak
gizi lainnya adalah
beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alam
(Wikipedia2, 2011).
Mutu buah sirsak terutama ditentukan oleh derajat ketuaan dan
kematangan serta kemulusannya. Buah sirsak dinyatakan tua apabila telah
mencapai tingkat perkembangan maksimum, yang menjamin dapat tercapainya
proses pematangan yang sempurna. Ketuaan dapat ditandai dari bentuk buah,
warna kulit, ukuran buah (panjang, lebar dan berat), serta kerapatan duri
(Sjaifullah, 1996).
Komposisi Kimia Buah Sirsak
Bagian tanaman sirsak, termasuk daun dan buah, mengandung senyawa
yang cukup bernilai, seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi,
vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Metabolit sekunder yang terkandung di
dalamnya adalah senyawa golongan tanin, fitosterol dan alkaloida. Tiap 100 gram
sirsak mengandung 65 kalori; protein 1.0 g; lemak 0.3 g; serat 2 g; karbohidrat
16.3 g; kalsium 14 mg; fosfor 27 mg; besi 0.6 mg; vitamin A 10 mg; vitamin B1
0.07 mg; vitamin C 20 mg; dan air 81.79 g (Wikipedia2, 2011)
Buah sirsak terdiri dari 67.5% daging buah, 20% kulit buah, 8.5% biji
buah, dan 4% inti buah. Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam
(22)
gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81.9–93.6% dari kandungan
gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0.3 g/100 g), sehingga
sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non
volatil, terutama asam malat dan asam sitrat (Novita, 2011).
Buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu
diantaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu
mencapai 3.3 g/100 g daging buah. Konsumsi 100 gram daging buah dapat
memenuhi 13% kebutuhan serat pangan sehari. Buah sirsak merupakan buah
yang kaya akan senyawa fitokimia, sehingga dapat dipastikan bahwa
buah tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan
(Wikipedia2, 2011).
Tabel 2. komposisi Kimia Buah Sirak Setiap 100 gram bahan
Komposisi Kimia Jumlah
Air (g) 81.70
Protein (g) 1.00
lemak (g) 0.30
Karbohidrat (g) 16.30
Energi (kal) 65.00
Kalsium (mg) 14.00
Pospor (mg) 27.00
Besi (mg) 0.60
Vitamin A (SI) 10.00
Vitamin C (mg) 20.00
Vitamin B1 0.07
Sumber: Depertemen Kesehatan RI, (1992)
Manfaat Buah Sirsak
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan
antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
(23)
adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g.
Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang, sehingga
berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis
Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang
sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain
menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur
(fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah
tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik
(Verheij dan Coronel, 1997).
Hasil riset beberapa peneliti membuktikan bahwa buah sirsak dapat
melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
Energi meningkat dan penampilan fisik membaik. Secara efektif memilih target
dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker
usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas. Daya kerjanya 10.000
kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan
dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan. Tidak seperti
terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh
sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel-sel-sel sehat
Khasiat buah sirsak karena mengandung vitamin C cukup tinggi, sirsak
dimanfaatkan sebagai zat anti-sorbutik yang dapat mengatasi kekurangan vitamin
C dalam tubuh. Buah sirsak juga berkhasiat sebagai anti sembelit, pengobatan
(24)
Bahan Pembuatan Permen Jelly Sukrosa
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam
pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu. Untuk industri-industri
makanan biasa digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar, dan
dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup).
Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan,
sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula
invert (Winarno, 2004).
Sukrosa juga dikenal dengan gula meja, terdapat terutama dalam gula tebu.
Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa yang sama banyak.
Sukrosa sangat mudah larut pada rentang suhu yang lebar. Sifat ini menjadikan
sukrosa bahan yang sangat baik untuk sirup dan makanan lain yang mengandung
gula (deMan, 1989).
Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan
berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai
pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menurunkan aktivitas air dari bahan pangan
Faktor utama yang mempengaruhi mutu sukrosa adalah pemanasan.
Penggunaan teknik konsentrasi hampa udara dalam proses penggilingan dan
pemurnian mengurangi inversi sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, juga
(25)
menyebabkan berkurangnya hasil dan kadar air yang tinggi pada produk akhir
(Buckle, et al., 1987).
Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan
suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa
manis yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan pemanis.
Masing-masing pemanis berbeda kemampuannya untuk merangsang indera
perasa. Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya adalah suhu dan sifat mediumnya (cair atau
padat). Nilai intensitas rasa manis biasanya diukur dengan membandingkannya
dengan kemanisan sukrosa 100% (Cahyadi, 2009).
Kondisi optimum untuk pembentukan gel adalah yaitu konsentrasi gula
sekitar 60-65%. Konsentrasi pektin sekitar 0.75-1.5% dan biasanya pektin
terdapat secara alami dalam jaringan buah-buahan sebagai hasil dari degradasi
protopektin selama pematangan, dan mungkin ditambahkan dalam bentuk
padat atau cair untuk melengkapi buah-buahan yang kekurangan pektin.
Konsentrasi asam pada pembentukan gel sekitar pH 3.2-3.4%
(Buckle, et al., 1987).
Agar-agar
Agar-agar adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput
laut. Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air
bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling
merapat, memadat dan membentuk kisi–kisi yang menahan molekul-molekul air
(26)
Agar dan alginat keduanya adalah polisakarida yang diekstrak dari rumput
laut. Senyawa-senyawa ini tidak mempunyai nilai nutrisi, seperti pektin mereka
dapat membentuk gel. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan beberapa macam
makanan termasuk es krim dan jelly (Gaman dan Sherrington, 1992).
Agar adalah istilah umum yang lebih berkaitan dengan ciri-ciri gel. Agar
terdiri atas fraksi yang mengandung sulfat disebut agarosa dan fraksi yang tidak
mengandung sulfat disebut agaropektin. Agarosa dapat membentuk gel,
sedangkan agaropektin tidak dapat membentuk gel. Agar bersifat anionik, dapat
membentuk gel yang jernih (Cahyadi, 2009).
Agar-agar sebenarnya adalah
yang mengisi
Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat (fiber) lunak yang
tinggi dan kalori yang rendah. Ia tergolong kelompok
suatu
juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering
dipakai sebagai media dalam
Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan penolong
atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel.
Kelebihan ini digunakan dalam beberapa industri antara lain. Dalam industri
makanan penggunaan agar-agar terbanyak adalah pada industri makanan, seperti
dalam pembuatan jelly dan permen (Anonimous, 1999).
Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Pada
suhu 32-39oC berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair pada suhu di bawah
(27)
seperti
bertekstur 'kenyal'. Sifat ini menarik secara inderawi, sehingga banyak olahan
makanan melibatkan agar-agar (Aslam, 1991).
Pembuatan Permen Jelly
Pembuatan permen jelly meliputi pengambilan sari buah 50% dari berat
bahan keseluruhan dan dimasukkan ke dalam beaker glass. Ditambahkan sukrosa
dan HFS, sirup glukosa dan asam sitrat ke dalam beaker glass yang telah berisi
sari buah masing-masing sesuai perlakuan yaitu 70, 75, 80 dan 85% untuk
sukrosa 10, 15, 20 dan 25% serta 5% untuk HFS dan 10% untuk sirup glukosa
dan asam sitrat secukupnya. Larutan selanjutnya dipanaskan pada suhu 90-100oC
sampai semua tercampur homogen dan sebagian air menguap. Kemudian
ditambahkan pektin sesuai perlakuan dan dilanjutkan pemanasan sampai larutan
mengental dan membentuk benang tipis yang tidak terputus. Selanjutnya larutan
permen dituang ke dalam cetakan. Permen yang telah dicetak didinginkan pada
suhu ruang selama 1 jam. Selanjutnya permen yang telah mengeras disimpan
selama 24 jam dalam lemari pendingin. Setelah dikeluarkan dari lemari pendingin
permen dibiarkan pada suhu ruang selama 1 jam untuk menetralkan suhu. Permen
dikeluarkan dari cetakan dan ditaburin dengan tepung tapioka dan tepung gula
(Zulfaini, 2004).
Pengemasan
Pengemasan adalah wadah atau pembungkusan yang dapat membantu,
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan. Fungsi
pengemasan pada bahan pangan yaitu mewadahi produk selama distribusi dari
(28)
identitas produk, meningkatkan efisiensi, melindungi pengaruh buruk dari luar
dan melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, memperluas
pemakaian dan pengemasan produk, menambah daya tarik calon pembeli,
sarana informasi atau iklan, dan memberi kenyamanan bagi pemakai
(Julianti dan Nurminah, 2006).
Ediblefilm merupakan jenis kemasan primer yang sangat prosektif dan
aman, karena bersifat edible, alami, nontoksik, dan praktis. Perbedaan ediblefilm
dan ediblecoating terletak pada metode aplikasinya. Coating diaplikasikan dan
dibentuk secara langsung pada produk yang dikemas. Sedangkan film dibentuk
menyerupai lapisan tipis terlebih dahulu, lantas diaplikasikan ke produk yang
dikemas. Ediblefilm/coating merupakan lapisan tipis dan kontiniu, terbuat dari
bahan-bahan yang dapat dimakan, dengan melapisi komponen makanan atau
diletakkan di antara komponen makanan. Lapisan ini bisa mencegah hilangnya
senyawa-senyawa volatil pada aroma atau flavor khas suatu produk pangan
(29)
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan
selama 4 (empat) bulan yaitu bulan Mei sampai Agustus 2011.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah sirsak, sukrosa
dan agar-agar yang dibeli di Pasar Brayan, Medan.
Reagensia Penelitian
Adapun reagensia yang digunakan dalam penelitian ini adalah H2SO4
0.255 N, NaOH 0.313 N, K2SO4 10%, Alkohol, Iodine (I2) 0.01 N, pati 1%,
NaOH 0.01 N, indikator phenolphtalein.
Alat Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk ekstraksi
buah yaitu pisau, blender, kain saring, piring, sendok makan, gelas, dan
timbangan. Peralatan yang digunakan untuk mengetahui mutu permen jelly
meliputi, pendingin balik, kertas saring, spatula, corong, pompa hisap, desikator,
neraca analitik, oven, buret, muffle, cawan porselin, cawan almunium, mortal, alu,
erlenmeyer, beaker glass, handrefraktometer, pipet tetes dan peralatan gelas
(30)
Metode Penelitian (Bangun, 1991)
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL), yang terdiri dari dua faktor, yaitu:
faktor I : Konsentrasi Sukrosa (S) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:
S1 = 60%
S2 = 62%
S3 = 65%
S4 = 67%
faktor II : Konsentrasi Agar - agar (A) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:
A1 = 2.5%
A2 = 2.7%
A3 = 3.0%
A4 = 3.2%
Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah
4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut:
Tc (n-1) ≥ 15 16 (n-1) ≥ 15 16 n ≥ 31
n ≥ 1.93...dibulatkan menjadi 2
(31)
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua
faktorial dengan model sebagai berikut:
Ŷijk= µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk dimana:
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor A pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
αi : Efek faktor S pada taraf ke-i
βj : Efek faktor A pada taraf ke-j
(αβ)ij : Efek interaksi faktor S pada taraf ke-i dan faktor A pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor A pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range
(LSR).
Pelaksanaan Penelitian
1. Pembuatan Permen Jelly Sirsak
Buah sirsak yang telah matang disortasi dan dicuci dengan air bersih,
kemudian dipisahkan kulit dan biji dari daging buahnya. Timbang daging buah
sebanyak 100 gram. Setelah itu buah dihancurkan dengan blender, dengan
perbandingan daging buah dan air yaitu sebesar 1:2. Kemudian disaring dengan
menggunakan kain saring, lalu 100 gram sari sirsak yang diperoleh ditambahkan
(32)
kemudian dilakukan pemanasan sambil diaduk hingga suhu 90oC. Kemudian
ditambahkan agar-agar sesuai perlakuan yaitu A1 (2.5%), A2 (2.7%), A3 (3.0%)
dan A4 (3.2%). Dilakukan pengadukan selama pemanasan hingga suhu mencapai
90oC. setelah itu diangkat dan didinginkan hingga suhu mencapai 45oC, kemudian
dicetak dan didinginkan dalam lemari pendingin selama 12 jam. Setelah itu
dikeringkan dengan oven pada suhu 50oC selama 2 hari. Kemudian dilakukan
pengamatan terhadap beberapa parameter.
Parameter yang Diamati adalah sebagai berikut : 1. Kadar serat
2. Kadar air
3. Total soluble Solid (TSS)
4. Kadar vitamin C
5. Total asam
6. Kadar abu
7. Uji organoleptik terhadap warna, aroma, kemanisan dan tekstur
Prosedur pengukuran analisis dari parameter yang diamati 1. Penentuan kadar serat (%) (Sudarmadji, et al., 1989)
Ditimbang permen jelly sirsak yang telah halus sebanyak 2 gram,
dipindahkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, ditambahkan 200 ml larutan H2SO4
0.255 N dan ditutup dengan pendingin balik, didihkan selama 30 menit dan
kadang kala digoyang-goyangkan. Disaring suspensi melalui kertas saring dan
residu yang tertinggal di dalam erlenmeyer dicuci dengan aquades mendidih.
Dicuci residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (uji
(33)
saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatula, dan sisanya dicuci dengan
larutan NaOH 0.313 N mendidih sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke
dalam erlenmeyer. Didihkan dengan pendingin balik selama 30 menit. Disaring
melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan
K2SO4 10 %, cuci lagi residu dengan aquades mendidih dan kemudian cuci lagi
lebih kurang 15 ml alkohol. Dikeringkan kertas saring beserta isinya pada suhu
110oC sampai beratnya konstan (1-2 jam), didinginkan dalam desikator dan
timbang dengan mengurangkan berat kertas saring yang digunakan.
Kadar serat kasar dapat dihitung dengan rumus:
Berat residu = Berat serat kasar
2. Penentuan kadar air (%) (AOAC, 1984)
Ditimbang permen jelly sirsak sebanyak 5 gram di dalam cawan
alumunium yang telah diketahui berat kosongnya. Kemudian bahan tersebut
dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar 105 oC – 110 oC selama 3 jam,
selanjutnya didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang
kembali. Setelah itu, bahan dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit,
kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang.
Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan.
Berat awal – Berat akhir
Kadar air = x 100%
(34)
3. Penentuan total soluble solid (TSS) (AOAC, 1978)
Permen jelly sirsak yang dihasilkan diencerkan terlebih dahulu.
Kemudian diteteskan pada lensa alat hand-refraktometer. Angka yang terbaca
antara batas terang dan gelap merupakan besar TSS bahan dikali dengan faktor
pengenceran dalam oBrix.
4. Penentuan kadar vitamin C (Jacobs, 1958)
Ditimbang permen jelly sirsak sebanyak 10 gram, dimasukkan
kedalam beaker glass dan ditambahkan aquades sampai volume 100 ml
kemudian diaduk hingga merata dan disaring dengan kertas saring. Diambil
filtratnya sebanyak 10 ml lalu ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1% dan dititrasi
segera dengan larutan Iodine 0.01 N. Titrasi dianggap selesai bila timbul warna
biru stabil.
ml I2 0.01 N x 0.88 x FP x 100
Kadar vitamin C (mg/100 g bahan)=
Berat contoh (g)
5. Penentuan total asam (Ranganna, 1978)
Ditimbang permen jelly sirsak sebanyak 10 gram, dimasukkan ke
dalam beaker glass dan ditambahkan aquades sampai volume 100 ml. Diaduk
hingga merata dan disaring dengan kertas saring. Diambil filtratnya sebanyak 10
ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan phenolphtalen 1%
sebanyak 2-3 tetes kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0.01 N. Titrasi
dihentikan setelah timbul warna merah jambu yang stabil.
Dihitung total asam dengan rumus:
ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP
Total asam = x 100%
Berat contoh (g) x 1000 x valensi
(35)
6. Penentuan kadar abu (Sudarmadji, et al., 1989)
Penentuan kadar abu dilakukan dengan menggunakan muffle. Permen
jelly sirsak ditimbang sebanyak 5 gram, kemudian dikeringkan dalam oven
terlebih dahulu selama 5 jam dengan suhu 105oC, lalu didinginkan dalam
desikator selama 15 menit. Kemudian permen jelly sirsak yang sudah kering
dimasukkan ke dalam muffle dengan suhu 300oC selama 1 jam dan dinaikkan
suhu menjadi 500oC selama 3 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 15
menit lalu ditimbang beratnya. Kadar abu dihitung dengan rumus :
Berat setelah dikeringkan
Kadar abu = x 100%
Berat sebelum dikeringkan
7. Uji organoleptik (warna, aroma, kemanisan dan tekstur) (Soekarto, 1985)
Uji organoleptik warna terhadap permen jelly sirsak dilakukan dengan
uji kesukaan atau uji hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan
memberikan kode pada bahan yang akan di uji kepada 10 panelis yang melakukan
penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria seperti Tabel berikut :
Tabel 3. Skala uji hedonik terhadap warna
Skala hedonik Skala numerik
Sangat bening 4
Bening 3
Agak bening 2
Tidak bening 1
Uji organoleptik aroma terhadap permen jelly sirsak dilakukan dengan
uji kesukaan atau uji hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan
(36)
melakukan penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria seperti Tabel
berikut :
Tabel 4. Skala uji hedonik terhadap aroma
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Tidak suka 1
Uji organoleptik kemanisan terhadap permen jelly sirsak dilakukan
dengan uji kesukaan atau uji hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan
memberikan kode pada bahan yang akan di uji kepada 10 panelis yang melakukan
penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria seperti Tabel berikut:
Tabel 5. Skala uji hedonik terhadap kemanisan
Skala hedonik Skala numerik
Sangat manis 4
Manis 3
Agak manis 2
Tidak tidak 1
Uji organoleptik tekstur terhadap permen jelly sirsak dilakukan dengan
uji kesukaan atau uji hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan
memberikan kode pada bahan yang akan di uji kepada 10 panelis yang melakukan
penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria seperti Tabel berikut :
Tabel 6. Skala hedonik terhadap tekstur
Skala hedonik Skala numerik
Sangat kenyal 4
Kenyal 3
Agak kenyal 2
(37)
Gambar 1. Skema Pembuatan Permen Jelly Sirsak Sirsak
Ditimbang daging buah 100 gram
Diblender dengan perbandingan buah : air = 1:2
Dipanaskan dan diaduk hingga suhu mencapai 90oC
Sari buah sirsak
Pengamatan: 1. Kadar Serat 2. Kadar Air
3. Total Soluble Solid (TSS) 4. Kadar vitamin C
5. Total asam (TA) 6. kadar abu
7. Uji organoleptik warna, Dipisahkan kulit dan biji
Ditambahkan agar-agar sesuai perlakuan
Dipanaskan dan diaduk hingga suhu 90oC
Konsentrasi agar – agar (A) : A1 = 2.5%
A2 = 2.7% A3 = 3.0% A4 = 3.2%
Konsentrasi sukrosa (S) : S1 = 60%
S2 = 62% S3 = 65% S4 = 67%
Didinginkan hingga suhu 45oC
Didinginkan pada lemari pendingin dengan suhu 10oC selama 12 jam
Disaring dan diambil sari buah sirsak sebanyak 100 gram
Permen Jelly Sirsak Dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC selama 2 hari
Disortasi dan dicuci
(38)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi Sukrosa terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi sukrosa
pada permen jelly sirsak yang dihasilkan terhadap kadar serat, kadar air,
total soluble solid (TSS), kadar vitamin C, total asam, kadar abu dan nilai organoleptik (sebagai faktor mutu), dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap parameter yang diamati
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa konsentrasi sukrosa memberikan
pengaruh terhadap parameter yang diuji. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa kadar
serat tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (konsentrasi sukrosa 60%) yaitu sebesar
1.44% dan terendah terdapat pada S4 (konsentrasi sukrosa 67%) yaitu sebesar
1.30%. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan S1 yaitu sebesar 11.73% dan
terendah terdapat pada S4 yaitu sebesar 10.93%. Total soluble solid tertinggi
terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 65.55 oBrix dan terendah terdapat pada
S1 yaitu sebesar 47.36 oBrix. Vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan S1 yaitu
sebesar 27.72 mg/100 g bahan dan terendah terdapat pada S4 yaitu sebesar 15.29
mg/100 g bahan. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan S1 yaitu sebesar
0.37% dan terendah terdapat pada S4 yaitu sebesar 0.32%. Kadar abu tertinggi
terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 0.25% dan yang terendah terdapat pada
Konsentrasi Kadar Kadar KVC Total Kadar Uji organoleptik sukrosa serat air TSS (mg/100 asam abu warna aroma kema tekstur
(%) (%) (oBrix) g bahan (%) (%) nisan
S1 = 60% 1.44 11.73 47.36 27.72 0.37 0.23 3.00 2.95 2.69 2.10
S2 = 62% 1.38 11.45 53.83 23.87 0.35 0.24 3.00 2.95 2.86 2.53
S3 = 65% 1.33 11.31 59.13 19.47 0.33 0.24 3.00 2.99 3.10 2.89
(39)
S1 yaitu sebesar 0.23%. Nilai organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan
S1 yaitu sebesar 3.00 (warna permen jelly sirsak bening) dan terendah terdapat
pada S4 yaitu sebesar 2.89 (warna permen jelly sirsak agak bening). Nilai
organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 2.99 (aroma
permen jelly sirsak agak suka) dan terendah terdapat pada S1 yaitu sebesar
2.95 (aroma permen jelly sirsak agak suka). Nilai organoleptik kemanisan
tertinggi terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 3.66 (kemanisan permen jelly
sirsak manis) dan terendah terdapat pada S1 yaitu sebesar 2.69 (kemanisan permen
jelly sirsak agak manis). Nilai organoleptik tekstur tertinggi terdapat pada
perlakuan S4 yaitu sebesar 2.9 (tekstur permen jelly sirsak agak kenyal) dan
terendah terdapat pada S1 yaitu sebesar 2.10 (tekstur permen jelly sirsak agak
kenyal).
Pengaruh Konsentrasi Agar-agar terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi agar-agar
pada permen jelly sirsak yang dihasilkan terhadap kadar serat, kadar air,
total soluble solid (TSS), kadar vitamin C, total asam, kadar abu dan nilai organoleptik (sebagai faktor mutu), dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap parameter yang diamati
Konsentrasi Kadar Kadar KVC Total Kadar Uji organoleptik
agar-agar serat air TSS (mg/100 asam abu warna aroma Kema tekstur (%) (%) (oBrix) g bahan (%) (%) nisan A1 = 2.5 % 1.03 13.20 54.21 20.13 0.35 0.16 3.00 3.00 2.98 2.49
A2 = 2.7 % 1.29 12.10 55.65 21.12 0.34 0.22 2.99 3.00 3.03 2.54
A3 = 3.0 % 1.45 11.10 57.28 22.00 0.34 0.25 2.96 2.91 3.13 2.78
A4 = 3.2 % 1.68 9.10 58.73 23.10 0.33 0.32 2.94 2.93 3.19 2.63 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa konsentrasi agar-agar memberikan
(40)
serat tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (konsentrasi agar-agar 3.2%) yaitu
sebesar 1.68% dan terendah terdapat pada A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu
sebesar 1.03%. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan A1 yaitu sebesar
13.19% dan terendah terdapat pada A4 yaitu sebesar 9.10%. Total soluble solid
tertinggi terdapat pada perlakuan A4 yaitu sebesar 58.73 oBrix dan terendah
terdapat pada A1 yaitu sebesar 54.21 oBrix. Vitamin C tertinggi terdapat pada
perlakuan A4 yaitu sebesar 23.10 mg/100 g bahan dan terendah terdapat pada
A1 yaitu sebesar 20.13 mg/100 g bahan. Total asam tertinggi terdapat pada
perlakuan A1 yaitu sebesar 0.35% dan terendah terdapat pada A4 yaitu sebesar
0.33%. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan A4 yaitu sebesar 0.32% dan
yang terendah terdapat pada A1 yaitu sebesar 0.16%. Nilai organoleptik warna
tertinggi terdapat pada perlakuan A1 yaitu sebesar 3.00 (warna permen jelly
sirsak bening) dan terendah terdapat pada A4 yaitu sebesar 2.94 (warna permen
jelly sirsak agak bening). Nilai organoleptik aroma tertinggi terdapat pada
perlakuan A1 yaitu sebesar 3.00 (aroma permen jelly sirsak suka) dan terendah
terdapat pada A3 (konsentrasi agar-agar 3.0%) yaitu sebesar 2.91 (aroma permen
jelly sirsak agak suka). Nilai organoleptik kemanisan tertinggi terdapat pada
perlakuan A4 yaitu sebesar 3.19 (kemanisan permen jelly sirsak manis) dan
terendah terdapat pada A1 yaitu sebesar 2.98 (kemanisan permen jelly sirsak agak
manis). Nilai organoleptik tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan A3 yaitu
sebesar 2.78 (tekstur permen jelly sirsak agak kenyal) dan terendah terdapat pada
(41)
Kadar Serat (%)
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar serat
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar serat permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Untuk melihat pengaruh konsentrasi sukrosa yang ditambahkan telah
dilakukan uji LSR seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Uji LSR efek utama konsentrasi sukrosa terhadap kadar serat
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 sukrosa 0.05 0.01
- - - S1 = 60% 1.44 a A
2 0.026 0.036 S2 = 62% 1.38 b B
3 0.028 0.038 S3 = 65% 1.33 c C
4 0.028 0.039 S4 = 67% 1.30 d C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda sangat nyata
dengan S2, S3 dan S4. Perlakuan S2 berbeda sangat nyata dengan S3 dan S4.
Perlakuan S3 berbeda nyata dengan S4. Kadar serat tertinggi terdapat pada
perlakuan S1 (konsentrasi sukrosa 60%) yaitu sebesar 1.44% dan terendah terdapat
pada perlakuan S4 (konsentrasi sukrosa 67%) yaitu sebesar 1.30%.
Hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan kadar serat dapat dilihat
(42)
Gambar 2. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar serat
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa
yang ditambahkan maka kadar serat permen jelly sirsak semakin menurun.
Penurunan kadar serat mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada
Gambar 2. Hal ini disebabkan oleh karena sukrosa yang tidak mengandung serat
ditambahkan menjadi semakin tinggi maka semakin besar pembagi untuk
memperoleh persentase kadar serat, sehingga kadar serat semakin menurun.
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap kadar serat permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Untuk melihat pengaruh penambahan konsentrasi agar-agar yang
ditambahkan telah dilakukan uji LSR seperti pada Tabel 10.
ŷ
(43)
=-Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 agar-agar 0.05 0.01
- - - A1 = 2.5% 1.03 d D
2 0.026 0.036 A2 = 2.7% 1.29 c C
3 0.028 0.038 A3 = 3.0% 1.45 b B
4 0.028 0.039 A4 = 3.2% 1.68 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata
dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar serat tertinggi terdapat pada
perlakuan A4 (konsentrasi agar-agar 3.2%) yaitu sebesar 1.68% dan terendah
terdapat pada A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu sebesar 1.03%.
Hubungan antara konsentrasi agar-agar dengan kadar serat (%) dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar serat ŷ
(44)
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi agar-agar
yang ditambahkan maka kadar serat permen jelly sirsak semakin meningkat.
Peningkatan kadar serat mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada
Gambar 3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (2004), yang menyatakan
bahwa agar-agar mengandung serat (fiber) yang tinggi, sehingga semakin tinggi
konsentrasi agar-agar yang ditambahkan maka kadar serat akan semakin tinggi.
Pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa
pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap kadar serat permen jelly
sirsak yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh interaksi
konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat tiap-tiap
(45)
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar serat
Jarak LSR Perlakuan
Rataan Notasi
0.05 0.01 0.05 0.01
- - - S1A1 1.05 m M
2 0.053 0.072 S1A2 1.38 gh GH
3 0.055 0.076 S1A3 1.57 e CDE
4 0.057 0.078 S1A4 1.76 a A
5 0.058 0.080 S2A1 1.04 mn MN
6 0.059 0.081 S2A2 1.33 hij HIJ
7 0.059 0.082 S2A3 1.47 f F
8 0.059 0.083 S2A4 1.70 ab AB
9 0.060 0.084 S3A1 1.03 mno MNO
10 0.060 0.084 S3A2 1.24 kl KL
11 0.060 0.085 S3A3 1.40 g GH
12 0.060 0.085 S3A4 1.65 bc BC
13 0.060 0.085 S4A1 1.03 mno MNO
14 0.061 0.086 S4A2 1.25 k JK
15 0.061 0.086 S4A3 1.35 ghi GHI
16 0.061 0.086 S4A4 1.64 bcd BCD
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Kadar serat tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan S1A4 yaitu
sebesar 1.76 % dan terendah diperoleh pada S1A1 yaitu sebesar 1.03 %.
Hubungan interaksi konsentrasi sukrosa dan konsentrasi agar-agar dengan
(46)
Gambar 4. Hubungan interaksi konsentrasi sukrosa dan konsentrasi agar-agar dengan kadar serat
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa
maka kadar serat permen jelly sirsak semakin menurun. Semakin tinggi
konsentrasi agar-agar maka kadar serat permen jelly sirsak semakin meningkat.
Hal ini bisa dijelaskan karena sukrosa tidak mengandung serat dan agar-agar
mengandung serat. Jadi semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka kadar serat akan
semakin menurun, sedangkan semakin tinggi konsentrasi agar-agar maka kadar
serat semakin meningkat.
ŷ
r =-ŷ
r =-ŷ
r
=-ŷ r =-A1
A2
A3
(47)
Kadar Air (%)
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar air
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh yang berbeda sanagat nyata (P<0.01)
terhadap kadar air permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi
sukrosa terhadap kadar air tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar air
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 sukrosa 0.05 0.01
- - - S1 = 60% 11.73 a A
2 0.346 0.477 S2 = 62% 11.45 ab AB
3 0.364 0.501 S3 = 65% 11.31 bc ABC
4 0.373 0.514 S4 = 67% 10.93 d C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda tidak nyata
dengan S2 dan berbeda nyata dengan S3 serta berbeda sangat nyata dengan S4.
Perlakuan S2 berbeda tidak nyata dengan S3 dan berdeda sangat nyata dengan S4.
Perlakuan S3 berbeda nyata dengan S4. Kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan S1 (konsentrasi sukrosa 60%) yaitu sebesar 11.73% dan terendah
terdapat pada S4 (konsentrasi sukrosa 67%) yaitu sebesar 10.93%.
Hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan kadar air dapat dilihat pada
(48)
Gambar 5. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar air
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa
yang ditambahkan maka kadar air semakin menurun. Penurunan kadar air
mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 5. Terjadinya
penurunan kadar air dengan konsentrasi sukrosa yang meningkat disebabkan
sukrosa dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan kekentalan dan cenderung
mengikat komponen polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (2004),
yang menyatakan bahwa sukrosa dan air merupakan senyawa polar, oleh karena
itu jika sukrosa dalam suatu sistem meningkat maka jumlah air yang terikat akan
menurun.
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar air
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap kadar air permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh penambahan
konsentrasi agar-agar terhadap kadar air tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 13.
ŷ r=-
(49)
Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar air
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 agar-agar 0.05 0.01
- - - A1 = 2.5% 13.19 a A
2 0.346 0.477 A2 = 2.7% 12.05 b B
3 0.364 0.501 A3 = 3.0% 11.08 c C
4 0.373 0.514 A4 = 3.2% 9.10 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata
dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu sebesar 13.19% dan terendah
terdapat pada A4 (konsentrasi agar-agar 3.2%) yaitu sebesar 9.10%.
Hubungan antara konsentrasi agar-agar dengan kadar air dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar air
ŷ
(50)
=-Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi agar-agar
yang ditambahkan maka kadar air semakin menurun. Penurunan kadar air
mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 6. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Winarno dan Rahayu (1994), yang menyatakan bahwa
agar-agar sebagai pengemulsi, pemantap dan pengental yang ditambahkan ke dalam
bahan makanan dapat memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan
serta meningkatkan viskositas bahan dan mengurangi kadar air pada bahan itu
sendiri, sehingga semakin tinggi konsentrasi agar-agar di dalam bahan maka
jumlah padatan akan semakin meningkat dan kadar air bahan akan menurun.
Pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar air
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh
interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh
yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap kadar air permen jelly sirsak yang
dihasilkan sehingga Uji LSR tidak dilanjutkan.
Total Soluble Solid (o Brix)
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap total soluble solid
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap total soluble solid permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi
sukrosa terhadap total soluble solid tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
(51)
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap total soluble solid
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 sukrosa 0.05 0.01
- - - S1 = 60% 47.36 d D
2 0.916 1.261 S2 = 62% 53.83 c C
3 0.961 1.325 S3 = 65% 59.13 b B
4 0.986 1.358 S4 = 67% 65.55 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda sangat nyata
dengan S2, S3 dan S4. Perlakuan S2 berbeda sangat nyata dengan S3 dan S4.
Perlakuan S3 berbeda sangat nyata dengan S4. Total soluble solid tertinggi
terdapat pada perlakuan S4 (konsentrasi sukrosa 67%) yaitu sebesar 65.55 oBrix
dan terendah terdapat pada S1 (konsentrasi sukrosa 60%) yaitu sebesar
47.36 oBrix.
Hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan total soluble solid dapat
dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan total soluble solid
ŷ
(52)
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa
yang ditambahkan maka total soluble solid semakin meningkat. Peningkatan
kadar total soluble solid mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada
Gambar 7. Terjadinya peningkatan total soluble solid disebabkan sukrosa larut
didalam air, sehingga semakin banyak konsentrasi sukrosa maka semakin
meningkat total soluble solidnya. Total soluble solid merupakan total padatan
terlarut yang terdapat di dalam bahan, yang terdiri dari karbohidrat, protein,
mineral dan vitamin yang dapat larut dalam air. Winarno (2004), yang
menyatakan bahwa jika sukrosa di larutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian
besar sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang larut.
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap total soluble solid permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh penambahan
konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid tiap-tiap perlakuan dapat dilihat
pada Tabel 15.
Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 agar-agar 0.05 0.01
- - - A1 = 2.5% 54.21 d D
2 0.916 1.261 A2 = 2.7% 55.65 c C 3 0.961 1.325 A3 = 3.0% 57.28 b B
4 0.986 1.358 A4 = 3.2% 58.73 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
(53)
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata
dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Total soluble solid tertinggi
terdapat pada perlakuan A4 (konsentrasi agar-agar 3.2%) yaitu sebesar 58.73oBrix
dan terendah terdapat pada A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu sebesar 54.21
o Brix.
Hubungan antara konsentrasi sirsak dengan total soluble solid dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan total soluble solid
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi agar-agar
yang ditambahkan maka total soluble solid semakin meningkat. Peningkatan total
soluble solid mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 8. Semakin tinggi konsentrasi agar-agar maka semakin tinggi TSS. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fardiaz (1986), yang menyatakan bahwa sifat agar-agar
tidak hanya dapat mengikat molekul air namun juga dapat mengikat asam-asam
organik, gula dan senyawa-senyawa lainnya yang terperangkap di dalam struktur
ŷ
(54)
gel yang terbentuk yang akan menyebabkan padatan terlarut akan semakin
banyak, sehingga semakin tinggi konsentrasi agar-agar maka TSS semakin
meningkat.
Pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap total soluble solid
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh
interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh
yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap total soluble solid permen jelly sirsak
yang dihasilkan sehingga Uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan)
Pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar vitamin C
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap kadar vitamin C permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Untuk melihat pengaruh konsentrasi sukrosa yang ditambahkan telah
dilakukan uji LSR seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kadar vitamin C
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 sukrosa 0.05 0.01
- - - S1 = 60% 27.72 a A
2 0.437 0.601 S2 = 62% 23.87 b B
3 0.458 0.632 S3 = 65% 19.49 c C
4 0.470 0.648 S4 = 67% 15.29 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa perlakuan S1 berbeda sangat nyata
(55)
Perlakuan S3 berbeda sangat nyata dengan S4. Kadar vitamin C tertinggi terdapat
pada perlakuan S1 (konsentrasi sukrosa 67%) yaitu sebesar 27.72 mg/100 g bahan
dan terendah terdapat pada S4 (konsentrasi sukrosa 60%) yaitu sebesar 15.29
mg/100 g bahan.
Hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan kadar vitamin C dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan konsentrasi sukrosa dengan kadar vitamin C
Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa
yang ditambahkan maka kadar vitamin C semakin menurun. Penurunan kadar
vitamin C mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 9.
Terjadinya penurunan kadar vitamin C dengan penambahan konsentrasi sukrosa
disebabkan oleh sukrosa dan vitamin C saling mengikat, sehingga semakin tinggi
konsentrasi sukrosa maka semakin menurun kadar vitamin C pada bahan.
ŷ
(56)
Pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar vitamin C
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa pengaruh
konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01)
terhadap kadar vitamin C permen jelly sirsak yang dihasilkan.
Untuk melihat pengaruh penambahan konsentrasi agar-agar yang
ditambahkan telah dilakukan uji LSR seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap kadar vitamin C
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 agar-agar 0.05 0.01
- - - A1 = 2.5% 20.13 d D
2 0.437 0.601 A2 = 2.7% 21.12 c C
3 0.458 0.632 A3 = 3.0% 22.00 b B
4 0.470 0.648 A4 = 3.2% 23.10 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata
dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar vitamin C tertinggi
terdapat pada perlakuan A4 (konsentrasi agar-agar 3.2%) yaitu sebesar 23.10
mg/100 g bahan dan terendah terdapat pada A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu
sebesar 20.13 mg/100 g bahan.
Hubungan antara konsentrasi agar-agar dengan kadar vitamin C dapat
(57)
Gambar 10. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan kadar vitamin C
Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi agar-agar
yang ditambahkan maka kadar vitamin C semakin meningkat. Peningkatan kadar
vitamin C mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 10.
Peningkatan konsentrasi agar-agar yang ditambahkan berhubungan dengan sifat
agar-agar yang sangat mudah mengikat molekul-molekul air juga
senyawa-senyawa lain seperti vitamin C, asam-asam organik, yang terdapat di dalam
campuran, sehingga senyawa yang mudah menguap atau rusak oleh proses
pengolahan dapat dihambat sebagian dengan penambahan agar-agar
Winarno (2004).
Pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap kadar vitamin C
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa pengaruh
interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh
yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap kadar vitamin C permen jelly sirsak
yang dihasilkan sehingga Uji LSR tidak dilanjutkan.
ŷ
(1)
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh penambahan konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik warna tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik tekstur
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 agar-agar 0.05 0.01
- - - A1 = 2.5% 2.49 bc BC
2 0.189 0.261 A2 = 2.7% 2.54 bc AB
3 0.199 0.274 A3 = 3.0% 2.78 a A
4 0.204 0.281 A4 = 3.2% 2.63 ab AB
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 28 dapat dilihat bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata dengan A3, berbeda tidak nyata dengan A2 dan A4. Perlakuan A2 berbeda nyata dengan A3, berbeda tidak nyata dengan A4. Perlakuan A3 berbeda tidak nyata dengan A4. Nilai uji organoleptik tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan A3 (konsentrasi agar-agar 3.0%) yaitu sebesar 2.78 dan nilai rendah terdapat pada A1 (konsentrasi agar-agar 2.5%) yaitu sebesar 2.49.
Hubungan antara konsentrasi agar-agar dengan organoleptik tekstur dapat dilihat pada Gambar 21.
(2)
Gambar 21. Hubungan konsentrasi agar-agar dengan uji organoleptik tekstur
Pada Gambar 21 dapat dilihat bahwa semakin tinggi kosentrasi agar-agar maka tekstur pada permen jelly sirsak akan semakin keras. Untuk menghasilkan tekstur permen jelly yang terbaik maka konsentrasi agar-agar yang digunakan adalah 3 %. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Cahyadi (2009), yang menyatakan bahwa agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan penolong atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembentuk gel. Pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar terhadap uji organoleptik tekstur
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 10) dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap uji organoleptik tekstur permen jelly sirsak yang dihasilkan sehingga Uji LSR tidak dilanjutkan.
ŷ
(3)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh konsentrasi sukrosa dan konsentrasi agar-agar terhadap parameter yang diamati dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsentrasi sukrosa memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, total asam, dan nilai organoleptik warna, aroma, kemanisan dan tekstur. Konsentrasi sukrosa memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar abu. Semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka total soluble solid, kadar abu, uji organoleptik aroma, rasa dan tekstur akan semakin meningkat, sedangkan kadar serat, kadar air, kadar vitamin C, total asam, dan uji organoleptik warna semakin menurun.
2. Konsentrasi agar-agar memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, kadar air, total soluble solid, vitamin C, kadar abu, uji organoleptik warna, aroma, dan kemanisan. Konsentrasi agar-agar memberi pengaruh berbeda nyata terhadap uji organoleptik tekstur. Konsentrasi agar-agar memberikan pengaruh tidak nyata terhadap total asam. Semakin tinggi konsentrasi agar-agar maka kadar serat, total soluble solid, vitamin C, kadar abu, uji organoleptik kemanisan akan semakin meningkat, sedangkan kadar air, total asam, uji organoleptik warna, aroma dan teksur semakin menurun. 3. Interaksi antara konsentrasi sukrosa dengan konsentrasi agar-agar memberi
pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar serat, uji organoleptik warna dan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kadar
(4)
air, total soluble solid, vitamin C, total asam, kadar abu, uji organoleptik aroma, kemanisan dan tekstur.
Saran
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan pembuatan permen jelly sirsak yang baik dan dapat diterima, disarankan menggunakan konsentrasi sukrosa 65 % dan konsentrasi agar-agar 3 % (S3A3).
2. Untuk mendapatkan permen jelly yang kenyal perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan gelatin.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Aslam, L. M., 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisium, Yogyakarta.
Anonimous, 1991. Budidaya, Pengolahan, Dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
AOAC, 1984. Official Methods of Analysis. 11th edition. Association of Official Analytical Chemists Inc., Washington, D.C.
Buckle, K.A., R. A. Edwards, G. H. Fleet and M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Cahyadi, W., 2009. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi Kedua. Bumi Aksara, Jakarta.
Charalombous, G., 1981. Flavor of Foods and Beverages: Chemistry and Technology. Academic Press, USA.
deMan, M. J., 1989. Kimia Makanan. Penerjemah : K. Padmawinata. ITB-Press, Jakarta.
Fardiaz, 1986. Hidrokoloid dalam Industri Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. IPB-Press, Bandung
Firman, A., 2011. Jenis-jenis Gula dan Produk Terkait. (20 April 2011)
Gaman, P. M, dan B. Sherrington, 1992. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Penerjemah Gardjito, M., Sri N, A. Murdiati dan Sardjono. UGM-Press, Yogyakarta.
Iriani, I., 2009. Kemasan Makanan yang bisa Dimakan. http://www.suaramerdeka.com (20 April 2011).
Jacobs, M. B., 1958. The Chemistry and Technology of Food and Food Product. Interscience Publishers, New York.
Julianti, E. dan M. Nurminah, 2006. Pengemasan. USU-Press, Medan.
Latief, J.H. 1989. Mempelajari Jenis Dan Proporsi Bahan-Bahan Pembentuk Gel Dalam Pengolahan Jeli Agar. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
Malik, I., 2010. Pembuatan Permen Jelly. (20 April 2011).
(6)
Ningsih, 2010. Permen Keras dan Permen Lunak .
Novita, 2011. Manfaat Sirsak. Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis for Fruit and Vegetable Product. Tata
Mc. Graw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Sjaifullah, 1996. Petunjuk Memilih Buah Segar. Penebar Swaday, Jakarta.
Soekarto, 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. IPB, Bogor.
Sudarmadji, S., B. Haryona dan Suhardi, 1989. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Syarief, R dan A. Irawati, 1988. Pengetahuan Bahan Pangan untuk Industri. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Verheij, E. W. M dan R. E. Coronel, 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 2 Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Terjemahan S. Somaatmadja. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wikipedia1, 2011. Pengertian Permen.
Wikipedia2, 2011. Manfaat Buah Sirsak.
(5 April 2011).
Wikipedia3, 2010. Agar-agar.
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winarno, F. G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia, Jakarta.
Winarno, F. G., dan T. S. Rahayu, 1994. Bahan Makanan untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sninar Harapan, Jakarta.
Yuliarti, N. 2009. Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Andi, Yogyakarta. Zulfaini, F., 2004. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Sukrosa dengan High
Fructose Syrup (HFS) dan Konsentrasi Pektin terhadap Mutu Permen Jelly. Skripsi Fakultas Pertanian USU, Medan.