37
Gambar 4.4PetaPengunaan Lahan KabupatenPakpakBharat Sumber: Peta BPBD KabupatenPakpakBharat 2012
4.2 Potensi Bencana di Kabupaten PakpakBharat
Kecamatan SitelluTali UrangJeheKabupaten PakpakBharat memiliki potensi bencana, selain disebabkan oleh aktivitas alam.Dari identifikasi data, diperoleh
potensi bencana yang adalah: Tabel 4.3 Frekuensi Bencana di Kecamatan Sitellu Tali UrangJehe
No. JenisKejadian Bencana
Frekuensi Keterangan
1. Tanah Longsor
20 kali 71 titik
2. Gempa Bumi
1 kali 451 rumah
3. Angin Putting Beliung
2 kali 4 rumah
Sumber: BPBD Kabupaten Pakpak Bharat 2012
Universitas Sumatera Utara
38
1. Tanah Longsor Tanahlongsormerupakansalah satu jenis gerakan massatanahataubatuan,
ataupunpencampurankeduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Pemicu
dari terjadinya gerakantanah ini adalah curah hujan yang tinggi serta kelerengan tebing.
Kabupaten PakpakBharat berada pada ketinggian antara 700-1.500 meter di atas permukaan laut, keadaan lereng di dominasi oleh lereng bergelombang,
terjal dan curam. Oleh karena kondisi lereng tersebut menyebabkan bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten PakpakBharat.
Kondisi klimatologi Kabupaten PakpakBharat yang memiliki curah hujan yang tinggi sebesar 3.161 mm per hari atau rata-rata sekitar 263,41 mm tiap
bulannya mengakibatkan semakin tingginya kerentana terjadinya bencana tanah longsor. Selain tanah longsor, kondisi iklim tersebut juga
mengakibatkan terjadinya angin puting beliung yang bersamaan dengan hujan deras.
Darilaporananalisa taksiran
Kerugian dan
kerusakan DaLayang
dikeluarkan BPBD Kabupaten Pakpak Bharat 2011, tanah longsor sangat sering terjadi diKecamatan Sitellu Tali UrangJehe Kabupaten Pakpak
Bharatmengakibatkan kerusakan infrastruktur seperti jalan,saluran irigasi maupun perumahan-perumahan penduduk yang cukup tinggi serta kerugian
akibat bencana terutama penduduk yang besar. Tabel 4.3 dan Gambar 4.5
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 4.5:Foto Bencana Tanah Longsor Kabupaten PakpakBharat Sumber : Dokumentasi tanah longsor BPBD Kabupaten PakpakBharat 2012
2. GempaBumi Gempa bumi, dampak yang dapat timbul oleh gempa bumi ialah berupa
kerusakan atau kehancuran bangunan rumah, sekolah, rumah sakit dan bangunan umum lain dan konstruksi prasarana fisik jalan, jembatan,
bendungan, pelabuhan lautudara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain- lainserta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban akibat timbulnya
kepanikan. Kabupaten PakpakBharat adalah gempa bumi. Kabupaten Pakpak Bharat
berbatasan langsung dengan Provinsi NAD yaitu dengan Kabupaten Aceh
Universitas Sumatera Utara
40
Singkil dan Kota Subulussalam, yang merupakan daerah yang sering terjadi gempa bumi. Bilamana terjadi gempa bumi di daerah tersebut maka
Kabupaten Pakpak Bharat akan mengalami hal sama. Selain itu Kabupaten Pakpak Bharat juga berbatasan dengan Kabupaten Dairi, dimana terdapat
patahan renun yang sangat berpotensi mengakibatkan gempa bila terjadi pergerakan di patahan tersebut.
Tanggal 6 September 2011 pukul 00.55 Wib telah terjadi bencana Gempa Bumi di Kabupaten Pakpak Bharat dengan kekuatan 6,7 SR pada 59 Km
Timur Laut Singkil Baru.Pusat gempa bumi berada di Kabupaten Aceh Singkil Provinsi NAD yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pakpak
Bharat. Tabel 4.3. Akibat Bencana Gempa Bumi tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan
kerusakan perumahan, rumah ibadah, fasilitas umum pemerintahan, pendidikan,
kesehatan jalanjembatan,
irigasi, MCKair
bersih diKabupatenPakpak Bharat sebagai berikut:
1. Korban Jiwa: a.Meninggal Dunia dan Luka Berat
: Tidak ada
b.Luka Ringan :
6 orang 2. Taksiran Kerusakan dan Kerugian:
a.Kerusakan fisik akibat bencana sebesar Rp 62.253.000.000,-
b.Kerugianterkait sosial, ekonomi dan lintas sektorRp43.000.000.000,-
Universitas Sumatera Utara
41
Total kerusakan dan kerugian sebesar Rp.105. 253.000.000,-
Gambar 4.6:Foto Kejadian Gempa Bumi 6 September 2011 Sumber : Dokumentasi gempa bumi BPBD Kabupaten PakpakBharat2011
3. Angin Puting Beliung Kondisi klimatologi Kabupaten Pakpak Bharat yang memiliki curah hujan
yang tinggi sebesar 3.161 mm per hari atau rata-rata sekitar 263,41 mm tiap bulannya mengakibatkan semakin tingginya kerentanan terjadinya bencana
angin puting beliung.Kondisi iklim tersebut juga mengakibatkan terjadinya angin puting beliung yang bersamaan dengan hujan deras.
Pada hari Senin tanggal 18 Maret 2012 sekira pukul 16.30WIB telah terjadi angin puting beliung yang mengakibatkan robohnya atap bangunan antara
lain: Rumah tempat tinggal masyarakat sejumlah 97unit, Balai Desa 1 Unit
Universitas Sumatera Utara
42
dan standdi Pekan 9 unit serta pohon di sekitarrumah penduduk ada yang tumbang menerpa rumah penduduk dan jaringan listrik.Tidak ada korban
jiwa,hanya ada 1 orang yang luka ringan. Tabel 4.3 dan Gambar 4.7
Gambar 4.7:Foto Bencana Angin Puting Beliung, 18 Maret 2012 Sumber : Dokumentasi angin putting beliung BPBD Kabupaten PakpakBharat
2012 4.3 Peran
SertaMasyarakat dalamPenanggulanganBencana
di KabupatenPakpak Bharat
Peranserta masyarakat dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Pakpak Bharat merupakan upayamengatasi bencana mulai sebelum, saat hingga pasca
terjadinya bencana. Upaya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencanadimulai dengan adanya kebijakan yang bertujuan menanggulangi bencana
sesuai dengan peraturan yang ada. Strategi yang ditetapkan dalam menanggulangi
Universitas Sumatera Utara
43
bencana perlu disesuaikan dengan kondisi daerah. Operasi peran serta masyarakat dalampenanggulangan
bencana perlu
dipastikan efektif,
efisien dan
berkelanjutan.Untukmendukung pengembangan sistem peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana yang mencakup kebijakan, strategi, peran serta masyarakat
dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Pakpak Bharat meliputi kebijakan dan strategi dalam peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana.
4.3.1 Kebijakan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Pakpak Bharat
Peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan dalam situasi
sedang tidak terjadi bencana. Pengurangan risiko bencana merupakan bagian dari upaya penanggulangan bencanayang menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dengan masyarakat, kebijakan ini diuraikan dari 10 sepuluh sasaran dan 5 lima tujuan penanggulangan bencana. Selanjutnya terdapat 3 tiga misi yang
hendak dicapai untuk mewujudkan visi peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Pakpak Bharat
“Pakpak Bharat Tangguh dan Menghadapi Bencana”. Adapun misi penanggulangan bencana Kabupaten Pakpak
Bharatadalah: 1. Membangun ketahanan masyarakat dan kelembagaan.
Universitas Sumatera Utara
44
2. Mengurangi risiko bencana dengan membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur diseluruh lini secara terencana dan terpadu.
3. Memulihkan dampak bencana secara fisik dan psikologis. Dari misi tersebut, ditetapkan 5 lima tujuan peran serta masyarakat dalam
penanggulangan bencana Kabupaten Pakpak Bharat, yaitu: 1. Membangun sistem peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana
Kabupaten Pakpak Bharat yang handal. 2. Membangun kesiapsiagaan bencana secara partisipatif.
3. Mempersiapkan infrastruktur peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana yang tangguh.
4. Meminimalkan korban saat bencana dan mempercepat penyelesaian masadarurat bencana.
5. Melaksanakanupaya rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangkapemulihan stabilitas kehidupan daerah korban bencana.
4.3.2 Peran serta
masyarakat dalam
penanggulangan bencana
mengutamakanpengurangan risiko bencana Peransertapenanggulangan bencana mengutamakan pengurangan risiko
bencanadengantetapmelakukan penanganan darurat yang cepat dan tepat. Pengurangan risiko bencana dilakukan dengan mengidentifikasibencana. Terkait
dengan identifikasi
bencanatidak dapat
dipisahkan denganancaman
Universitas Sumatera Utara
45
bencana,kerentanan bencana, kemampuan menangani bencanadan analisa resiko bencana.Peristiwa bencana telah menimbulkankorban jiwa, kerusakan sarana dan
prasarana yang signifikandantelah memberikan kerugian secara tidak langsung terhadap faktor sosial dan ekonomi di wilayah ini.
Kerentanan wilayah dan penduduk terhadap ancaman meliputi kerentanan fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi.Kemampuan menangani bencana
meliputikemampuan kelembagaan, Sumber Daya Manusia SDM, dan sumber pendanaan yang didayagunakan dalam penanggulangan bencana.Penilaian atau
analisis risiko bencana bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah berdasarkan tingkat risikonya terhadap bencana. Hasil analisis menjadi acuan dalam perumusan tindakan
prioritas pengurangan risiko bencana.
4.3.3 Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana Peranserta dalam penanggulangan bencana dilaksanakan dengan mendukung
dan mengembangkan voluntarisme yang mempunyai kapasitas dalam menghadapi bencana.Peningkatan kapasitas bertujuan membangun kultur masyarakat untuk
menghadapi ancaman dan sadar akan bahaya yang akan dihadapi. Halyangpentingdalampeningkatankapasitasadalahmemandang
masyarakat sebagai subjek bukan sebagai objek. Penanggulangan bencanadalam proses
pembangunanperlu dikembangkan upaya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
46
1. Pendidikan bencana,
melalui program
formal maupun
informal,pelatihan,pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan yang profesional dan kompetensi yang diperlukan
2. Sosialisasi pengetahuan tentang bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya dapat menjadikan program implementasi menjadi lebih efektif
3. Pelatihandansimulasi dalam rangka memahami bencana yang akan ditimbulkan.
4.3.4 Programpemerintahterkaitperansertamasyarakat dalampenanggulangan bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai
beberapa tugas pokok, yaitu: 1. Menetapkanpedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencanayang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara.
2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana. 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana.
5. Evaluasi dan monitoring penyelenggaraan penanggulanganbencanadalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
Universitas Sumatera Utara
47
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran logistik penanggulangan bencana.
Diperlukanlangkah-langkah nyata di lapangan sebagai upaya untuk penanggulangan bencana yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan kerugian
akibat bencana.
4.4 Persepsi Masyarakat