2.1.7. Cara Penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak droplet nuklei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
10
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi
jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan
yang gelap dan lembab.
10
Daya faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dan lamanya menghirup udara
tersebut.
10
2.1.8. Inkubasi
Mulai saat masuknya bibit penyakit sampai timbulnya gejala adanya lesi primer atau reaksi tes tuberkulosis positif kira-kira
memakan waktu 3-8 minggu. Resiko menjadi TB paru setelah terinfeksi primer biasanya pada tahun pertama dan kedua. Infeksi laten dapat
berlangsung seumur hidup. Infeksi HIV meningkatkan resiko terhadap infeksi TB dan memperpendek masa inkubasi.
7
2.1.9. Program Penanggulangan TB
Strategi Direct Observed Treatment Short-Course DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada
pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insiden TB di masyarakat.
Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam pencegahan penularan TB. Dengan menggunakan strategi DOTS, biaya
program penanggulangan TB akan lebih hemat.
3
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci yaitu:
4
a. Komitmen politis
b. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
c. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB
dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
d. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
e. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
2.1.10.
Epidemiologi Penyakit TB Paru
Indonesia sekarang berada pada peringkat kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus
adalah sebesar 660,000 WHO, 2010 dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan
61,000 kematian per tahunnya. Angka MDR-TB diperkirakan sebesar 2 dari seluruh kasus TB baru lebih rendah dari estimasi di tingkat
regional sebesar 4 dan 20 dari kasus TB dengan pengobatan ulang. Diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB setiap tahunnya.
3
Meskipun memiliki beban penyakit TB yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama diantara High Burden Country di wilayah
WHO South-East Asian yang mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan pada tahun 2006. Pada
tahun 2009, tercatat sejumlah sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan dan diobati dan lebih dari 169.213 diantaranya terdeteksi
BTA+. Dengan demikian, Case Detection Rate untuk TB BTA+ adalah 73 per 100.000 Case Detection Rate 73. Rerata pencapaian angka
keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90 dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91. Pencapaian target global
tersebut merupakan tonggak pencapaian program pengendalian TB nasional yang utama.
3
2.1.11. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit TB Paru