. Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

wawancara, konsentrasi kuman juga tidak bisa diteliti karena tidak bisa mengukur bakteri Mikobakterium tuberkulosis dengan kontak. Penyakit HIVAIDS tidak masuk variable karena puskesmas belum melakukan pemeriksaan HIV bagi penderita TB. Penyakit DM juga tidak masuk variabel karena keterbatasan dana dan waktu untuk mendiagnosis DM. Dan dukungan keluarga tidak dimasukan, karena pasti semua keluarga akan mendukung pengobatan.

2.5 . Definisi Operasional

Tabel 2.1 Variabel Dependen yaitu kejadian penyakit TB Paru BTA +. No Variabel Difinisi Operasional Skala Kategori 1 Kejadian penyakit TB Paru BTA+ Penemuan kasus TB paru BTA+ yang di dapat berdasarkan informasi petugas program TB tanpa melihat riwayat pengobatan sebelumnya. Nominal 0 = penderita TB BTA+ 1 = pasien umum yang bukan penderita TB BTA+ Tabel 2.2 Variabel Independen yaitu faktor resiko yang meliputi : No Variabel Difinisi Operasional Skala Hasil 1 Pendidikan Jenjang sekolah yang pernah diraih dan mendapatkan ijazah. Ordinal 0 = rendah SD dan SMP 1 = Tinggi SMA ke atas 29 2 Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain, pencegahan, penyebab, penularan dan pengobatan TB Ordinal 0 = buruk Kurang bila jawaban benar ≤ 75 1 = Baik bila jawaban benar 75 14, 17 sambungan yang dinilai dengan 11 pertanyaan 3 Pekerjaan Status sosial yang sesuai dengan KTP Nominal 0 = Tidak Bekerja 1 = Bekerja 4 Pendapatan Tingkat penghasilan keluarga diukur dari pengeluaran rata-rata perbulan dalam satuan rupiah Ordinal 0 = rendah bila ≤ 1,5 Juta bulan 1 = tinggi bila 1,5 Jutabulan 30, 31 5 Usia Lama hari hidup respon yang dihitung dari tanggal lahir dengan pembulatan Ordinal 0 = Usia produktif 15- 58 tahun 1 = Usia non produktif 15 tahun 58 tahun 26 6 Imunisasi BCG Adanya skor dapat dilihat pada lengan atas Nominal 0 = tidak diimunisasi 1 = diimunisasi. 7 Status Gizi Penilaian indeks masa tubuh yang diukur dengan rumus BBTB Ordinal 0 = IMT 18,5 kurang 1 = IMT ≥ 18,5 cukup 32 8 Kepadatan hunian Perbandingan luas rumah dengan jumlah orang yang tinggal di rumah tersebut Ordinal 0 = padat bila ≤ 10 m 2 1 orang 1 = tidak padat bila 10 m 2 1 orang 28 9 Merokok Responden memiliki kebiasaan merokok lebih dari 6 bulan Nominal 0 = Merokok, lebih dari 6 bulan 1 = Tidak Merokok merokok kurang dari 6 bulan 33 10 Pencahayaan hunian sinar matahari masuk kerumah yang ditandai dengan adanya terang pada siang hari di dalam rumah Nominal 0 = Gelap, bila memerlukan alat penerangan untuk membaca pada siang hari di dalam rumah 1 = Terang, bila Tidak memerlukan alat penerangan untuk membaca pada siang hari di dalam rumah 27 11 Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin secara biologis Nominal 0 = laki-laki 1= perempuan 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian menggunakan studi observasional dengan jenis desain penelitian studi kasus kontrol case control study. Kasus adalah seseorang dengan gejala klinis TB dan hasil laboratorium BTA+ yang sudah didiagnosis oleh Puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang pada Januari 2014 hingga Agustus 2014, sedangkan kontrol adalah seseorang yang datang ke puskesmas saat peneliti mengambil data pada kasus dengan jumlah dan waktu yang sama di Puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang selama 1 bulan, yaitu pada bulan Agustus hingga September 2014. Peneliti mengambil data di 5 puskesmas di wilayah Kecamatan Serang Kota Serang karena disana terdapat banyak masyarakat yang menderita TB Paru. Selain itu Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten yang merupakan representasi daerah lain di Provinsi Banten sehingga sangat terjangkau untuk diteliti oleh peneliti karena peneliti sudah mengenal dan beberapa kali melakukan observasi awal riset. Adapun puskesmas tempat penelitian adalah Puskesmas Serang Kota, Puskesmas Rau, Puskesmas Unyur, Puskesmas Ciracas dan Puskesmas Singandaru.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien yang datang berobat di wilayah Puskesmas Kecamatan Serang Kota Serang. Sedangkan sampel kasus dalam penelitian ini adalah semua penderita TB BTA+ yang berobat di Puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang pada September 2014 mundur ke belakang, dan sebagai kontrol adalah pasien umum yang berobat di pada tempat, bulan, dan tahun yang sama. Besar sampel minimal yang diperlukan pada kasus kontrol dihitung dengan menggunakan rumus dalam buku Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. 2