Hubungan Umur Dengan Penderita TB Paru BTA+ Hubungan Jenis Kelamin Dengan Penderita TB Paru BTA+ Hubungan Status Gizi Dengan Penderita TB Paru BTA+

4.1.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat yaitu penderita TB Paru BTA+, dengan variabel bebas yaitu variabel umur, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, imunisasi BCG, kebiasaan merokok, pengetahuan, kepadatan hunian, dan pencahayaan hunian. Hasil analisis bivariat akan disajikan dalam beberapa tabel berikut. 4.1.2.1. Hubungan Umur Dengan Penderita TB Paru BTA+ Tabel 4.2 Hubungan Umur Dengan Penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014 Umur TB Paru BTA + Total p value OR 95 CI Kasus Kontrol n n n Produktif 108 51,9 100 48,1 208 100,0 0,092 1,800 0,837- 3,871 Non produktif 12 37,5 20 62,5 32 100,0 Total 120 50,0 120 50,0 240 100,0 Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,092 artinya p alpha 0,05, sehingga dengan alpha 5 dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan penderita TB paru BTA+. 4.1.2.2. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Penderita TB Paru BTA+ Tabel 4.3 Hubungan Jenis kelamin Dengan Penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014 Jenis Kelamin TB Paru BTA + Total p value OR 95 CI Kasus Kontrol n n n Laki-laki 76 54,3 64 45,7 140 100,0 0,075 1,511 0,902- 2,533 Perempuan 44 44,0 56 56,0 100 100,0 Total 120 50,0 120 50,0 240 100,0 Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,075 artinya p alpha 0,05, sehingga dengan alpha 5 dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penderita TB paru BTA+. 4.1.2.3 Hubungan Status Gizi Dengan Penderita TB Paru BTA+ Tabel 4.4 Hubungan Status Gizi Dengan Penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014 Status Gizi TB Paru BTA + Total p value OR 95 CI Kasus Kontrol n n n Kurang 52 65,0 28 35,0 80 100,0 0,001 2,513 1,441- 4,382 Cukup 68 42,5 92 57,5 160 100,0 Total 120 50,0 120 50,0 240 100,0 Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,001 artinya p alpha 0,05, sehingga dengan alpha 5 dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan penderita TB paru BTA+. Selain itu diperoleh nilai OR= 2,513 CI= 1,441-4,382, artinya responden yang status gizinya kurang, akan beresiko menderita TB Paru BTA+ sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan responden yang status gizinya baik. 4.1.2.4. Hubungan Pekerjaan Dengan Penderita TB Paru BTA+