Rubrik Media dan Kita

Ya Ummi : Konsultasi seputar rumah tannga dan pernikahan Jejak : Cerita seputar sejarah perempuan shaihah • Artikel : Media dan Kita : Membahas pengaruh media terhadap kita Ufuk Dalam : Liputan Islam lokal Ufuk Luar : Liputan Islam mancanegara Perjalanan : pengalaman perjalanan seseorang ke luar negeri • Keluarga : Kolom Ayah : Kolom lepas tentang keuarga dari sudut pandang seorang ayah Konsultasi Keuangan : Berisi konsultasi keuangan Obrolan : Catatan akhir dari redaksi • Cantik : Kecantikan, Sketsa • Fiksi : Cerita bersambung, cerita pendek • Dapur : Resep masakan

E. Rubrik Media dan Kita

Rubrik Media dan Kita mempunyai bahasan berbeda setiap bulannya dan mencerminkan visi misi majalah Ummi, media dan kita termasuk rubrik yang dipegang oleh redaksi, sedangkan untuk nara sumber oleh Nina M Armando, beliau seorang Dosen di Dept. Komunikasi dan juga Sekretaris MARKA dan KIDIA. Dalam majalah Ummi khususnya rubrik Media dan Kita ditulis dengan bahasa apa adanya dan peristiwa yang faktual, Nina M Armando sendiri alami, menjadikan rubrik media dan kita tersebut reasonable dan sesuai dengan peristiwa atau kondisi kebanyakan para keluarga. Penulis media dan kita Nina M Armando, beliau yakin banyak orang tua yang sudah merasa cerdas bahkan intelek bisa dan percaya diri mengatur banyak hal, cara-cara, untuk menghalangi bagaimana anak-anak tidak tergila-gila pada TV; tapi pasti akan merasa masih jauh dari apa yang mereka seharusnya lakukan setelah mebaca rubrik ini. Itu sudah lebih baik, Nina M Armando, juga yakin masih banyak diluar sana, orang tua yang sama sekali tidak menyadari atau bahkan tidak perduli akan urusan keluarga, perkembangan anak, khususnya anak dan media. 27 Dengan menampilkan topik-topik yang hangat dan aktual, majalah Ummi senantiasa setia mengunjungi pembacanya setiap bulannya. Banyak tips praktis yang bisa kita dapatkan terutama bagi para wanita dengan segala macam permasalahannya. Banyak para orang tua mengadu ke majalah Ummi dan mereka merasa takut dengan dampak negatif tayangan televisi yang seolah tanpa sensor. Memang ada Lembaga Sensor yang mengawasi agar tidak muncul tayangan yang berbau 27 Nina M.Armando 2004. Bijak mengkonsumsi TV. Ummi Edisi Khusus 2004 SARA dan Pornografi. Tapi ternyata itu tidak cukup. Masih banyak tayangan televisi yang memang tidak porno dan mengandung SARA, tapi justru mengandung kekerasan, pelecehan terhadap orang lain, sikap tidak menghormati orang tua dan gaya pakaian yang tidak sesuai dengan budaya kita. Yang ironis, kekerasan dan pelecehan terhadap wanita justru banyak ditemukan pada film anak-anak yang ditayang media televisi seperti Doraemon, Crayon Sinchan dan P- Man, film anak tersebut merupakan film yang termasuk digemari alias memiliki rating tinggi. Jika film anak sudah mengandung hal yang negatif sedemikian, bagaimana dengan tayangan lain seperti sinetron dan infotainment yang sempat di fatwa haram oleh MUI beberapa waktu yang lalu. Memang dari segi orang tua yang memiliki berbagai macam kesibukan, membebaskan anak terutama balita untuk menonton televisi sungguh meringankan. Anak jadi punya kesibukan sendiri, tidak rewel dan tidak keluyuran di luar rumah. Padahal, dampak negatifnya sangat besar bagi perkembangan anakbalita tersebut. Memperhatikan berbagai dampak negatif televisi tersebut, harusnya para orang tua sengaja tidak mengenalkan televisi pada anak semenjak lahir hingga berumur 1,5 tahun. Bukan berarti anti televisi. Nina M Armando dan suaminya sepakat untuk mengenalkan televisi secara terbatas kepada anaknya yang sudah berusia 4 atau 5 tahun sehingga sudah bisa diajak diskusi mengenai tayangan yang baik atau yang buruk, dan tidak akan melarang secara semena-mena karena sejatinya media televisi juga punya beberapa kelebihan. Menurut rubrik media dan kita Ada beberapa acara televisi yang baik untuk anak seperti laptop si Unyil dan Bocah petualang di Trans 7, surat untuk sahabat di Trans TV, serta beberapa film dokumenter tentang hewan liar atau discovery chanel di beberapa TV swasta lain. Beberapa acara televisi diatas memberikan banyak hal yang positif bagi anak. Anak dikenalkan dengan lingkungan sekitar dan anak-anak sebayanya yang berada jauh di tempat yang berbeda. Ini akan membuat anak tidak kaget jika suatu saat bertemu dengan anak dari Papua yang berkulit hitam dan berambut kribo. Mereka akan mengenal dan menyadari keanekaragaman budaya bangsa kita. Mungkin dengan buku kita bisa mengajarkan hal serupa, tapi bagaimana dengan dialek khas daerah anak tersebut. Melalui film dokumenter hewan liar, anak akan semakin mengenal berbagai macam jenis hewan dan perilakunya secara alami dan nyata secara audio dan visual. Sebuah pengalaman yang tidak bisa diberikan buku ataupun koran. Rubrik media dan kita juga membantu para orang tua mengambil jalan tengah. Kita yang harus pintar-pintar memilih dan mensajikan mana yang sesuai untuk anak kita berdasarkan pertimbangan usia dan minatnya. Bukan berdasar selera kita. Mentang-mentang kita suka baca lalu anak disuruh membaca terus. Atau sebaliknya, karena kita suka nonton televisi maka anak kita cekoki dengan tayangan televisi secara terus menerus. Tidak selamanya menonton televisi jelek dan tidak selamanya membaca buku terus menerus itu bagus. 28 Televisi memberikan informasi dan hiburan dalam bentuk audio visual sementara buku lebih pada bentuk tercetak yang dapat disimpan dan dibaca sewaktu-waktu. 28 Nina M. Armando 2005. “Mengendalikan TV? BISA…”. Ummi, April 2005 Seharusnya para orang tua sudah membaca majalah Ummi khususnya rubrik Media dan Kita sejak TV mulai berisi acara-acara yang tanpa batas khususnya untuk anak-anak, lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Dengan menampilkan topik-topik yang hangat dan aktual, pada rubrik media dan kita senantiasa setia mengunjungi pembacanya setiap bulannya. Banyak tips praktis yang bisa kita dapatkan terutama bagi para wanita dengan segala macam permasalahannya mengenai medi Melalui rubrik media dan kita diharapkan menjadi solusi bagi orang tua terutama ibu dalam mendidik anaknya berkaitan dengan masalah televisi secara seimbang. Bersikap ekstrem dengan menghilangkan atau meniadakan televisi dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang hampir mustahil dalam era dunia media penyiaran saat ini. Jalan tengah yang harus diambil adalah dengan menerima kehadirannya, tetapi harus mampu menjinakkannya. Didalam rubrik media dan kita akan ditemukan solusinya Yang paling penting adalah kita harus “melek media” yang bisa kita wujudkan dalam aktivitas-aktivitas seperti: 1. Memilih media yang baiksehat untuk anak-anak 2. Menjadi pendamping saat anak mengkonsumsi media mediasi bagi anak. 3. Menggunakan panduan atau mengetahui jadwal media 4. Meletakkan media di tempat terbuka, mudah dipantau oleh orang-orang disekitarnya. 5. Sebaiknya anak tidak mendapatkan televisi pribadi. 6. Mendorong orang tua untuk banyak mendongeng dan bercerita kepada anak – anak. 7. Menciptakan kondisi agar anak-anak mencintai buku. 8. Menjalin komunikasi yang intensif antara orangtua, guru dan anak sehingga terjalin kerjasama yang saling mendukung pendidikan dan perkembangan anak. Kita memang bisa sangat khawatir dengan dampak buruk media, terutama bagi anak-anak dan remaja, kalangan yang paling rentan terpengaruh oleh media. Tetapi mengisolasi mereka dari media adalah suatu hal yang tidak bisa kita lakukan seratus persen , sebab: • Media ada di mana-mana. • Ada sisi positif dari media yang bisa dimanfaatkan sebagai media informasi dan pendidikan bagi keluarga. Media ibarat pisau bermata dua, semua kembali kepada pemakainya. Jika media dianggap belum selektif dalam menyajikan tayangan, mengapa kita tidak menggunakan hak kita sebagai konsumen?. Kita dapat lebih bijak dan selektif dalam memilih tontonan dan bacaan yang sehat. Pilih, beli, baca dan tontonlah tayangan media yang mengandung unsur informasi, hiburan dan pendidikan yang sehat bagi keluarga kita. Ingatkan anak-anak, keluarga serta rekan-rekan di sekeliling kita dan ajaklah mereka untuk menghentikan konsumsi tayangan yang mengandung unsur seks, kekerasan dan gaya hidup yang tidak “membumi” sehingga kita bisa memanfaatkan media di sekitar kita dengan sebaik-baiknya untuk pembelajaran anak-anak kita. Majalah Ummi khususnya rubrik “media dan kita” sederhana, tapi sangat bermanfaat. Faktanya : media memang tidak bisa disingkirkan atau dihilangkan tapi di ’siasati’ sehingga kita anak+orangtua yang mengatur media TV agar tidak mengatur kita Selain menyajikan informasi melalui tulisan, majalah Ummi juga menfasilitasi minat pembaca Ummi untuk mengembangkan kemampuan menulisnya dengan mengadakan pelatihan menulis yang rutin diadakan setiap tahun. Kegiatan tahunan lainnya adalah UMMI AWARD, lomba pemilihan ibu teladan versi Ummi, tidak hanya itu majalah Ummi juga sering mengadakan talk show dan ikut serta dalam bock fair untuk lebih mendekatkan diri dengan pembacanya.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN PADA RUBRIK MEDIA