Evaluasi Fasilitas Kerja dan Sikap Kerja pada Bagian Pengupasan 105–114 Eka Lestari Mahyuni
108
8. Peeling: proses pengupasan kulit ubi
terdiri dari 2 bagian yaitu; - First Peeling: yaitu pengupasan
pertama dalam bentuk proses mengupas kulit ubi yang telah
dipanggang. - Second peeling: yaitu pengupasan
kedua dalam proses mengupas kulit ubi yang masih tersisa hasil dari
proses first peeling. Bagian ini bisa disebut juga bagian sorting 1 dari
proses inti.
9. Sorting: proses penyortiran isi ubi dari
kotoran-kotoran ataupun serat-serat yang terdapat dalam isi ubi. Bagian ini terdiri
dari 2 bagian yaitu: - Sorting 2: membersihkan ubi dari
bintik-bintik hitam yang tersisa dan terdapat dalam ubi.
- Sorting 3: menyortir ubi lebih bersih dari bintik-bintik yang mungkin
masih terdapat dalam ubi.
10. Mincer: ubi yang telah disortir bersih
dihancurkan dalam mesin mincer.
11. Packing: ubi yang telah dihancurkan
dimasukkan dalam kantong plastik dan ditimbang beratnya sesuai permintaan.
12. Sorting plastic: ubi yang telah
dimasukkan dalam plastik disortir kembali untuk melihat apakah masih ada
sisa-sisa kotoran ubi di dalamnya.
13. Vacuum pack: setelah disortir kembali
kebersihannya, ubi yang telah dalam plastik dimasukkan ke dalam mesin
vakum untuk divakum.
14. Blancing: ubi diratakan atau dirapikan
dalam plastik yang telah divakum.
15. Chiller: ubi kemudian dikukus dalam
mesin perebusan.
16. Frozen: ubi yang telah dikemas tersebut
kemudian didinginkan kembali dalam ruang pendingin.
17. Packing: Setelah beku dingin sisa-sisa
pembekuan dikikis kemudian ubi dilewatkan melalui mesin methal
detector untuk melihat apakah didalamnya terdapat bahan-bahan logam
atau benda asing lainnya. Apabila tidak ada maka ubi dapat dimasukkan dalam
kotak packing.
18. Storage: ubi yang telah di-pack dalam
kotak disimpan dalam ruang pendingin kembali hingga jumlah kotak telah
memenuhi satu container untuk
kemudian dikirim ke Jepang.
A. Fasilitas Kerja
Untuk melihat kesesuaian fasilitas kerja dengan pekerja seperti yang dituju
dalam penelitian ini dapat diperoleh dari hasil pengukuran anthropometri pekerja.
Sutalaksana, 2001. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada perusahaan ini,
menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang digunakan oleh
pekerja khususnya pada pekerja bagian pengupasan peeling meliputi meja kerja,
kursi kerja dan alat potong pisau kerja yang digunakan dimana semua fasilitas yang
digunakan pekerja peeling ini tidak sesuai dengan anthropometri pekerja. Yang paling
jelas terlihat adalah kursi kerja yang mana dapat membentuk sikap kerja yang
membungkuk dalam keadaan statis saat bekerja sehingga memicu timbulnya rasa
lelah pada bagian punggung dan pinggang ke bawah. Begitu juga dengan alat potong yang
digunakan dimana dengan gagang yang kecil dan keras dan tidak sesuai dengan
anthropometri genggaman tangan pekerja, membuat pekerja membutuhkan energi yang
cukup besar untuk mengupas ubi yang bervariasi bentuk dan besarnya. Belum lagi
apabila ubi tersebut tidak terpanggang secara sempurna sehingga membuat ubi tersebut
menjadi keras dan sulit untuk dikupas. Akibatnya pekerja banyak merasakan sakit
pada tangan dan jari-jari mereka.
Dalam hal ini, interaksi salah satu fasilitas dengan fasilitas lainnya seperti kursi
dengan meja ataupun dengan pisau kerja yang digunakan dalam proses pengupasan,
tidak dapat dipisahkan. Dari kursi kerja yang tidak sesuai dengan anthropometri pekerja
menyebabkan pekerja lebih banyak menggunakan sandaran kaki footrest kursi
untuk menghindari posisi kaki yang menggantung saat duduk. Selain itu,
ketinggian meja juga tidak sesuai dan membuat pekerja membutuhkan energi yang
lebih besar pada bagian tangan mereka pada saat meletakkan ubi yang telah dikupas ke
dalam bowl yang diletakkan di atas meja. Postur kerja demikian yang terjadi secara
terus menerus sangat besar pengaruhnya untuk menimbulkan rasa lelah ataupun sakit
pada otot tangan.
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi Fasilitas Kerja dan Sikap Kerja pada Bagian Pengupasan 105–114
Eka Lestari Mahyuni 109
Data Anthropometri Pekerja Bagian Pengupasan Peeling
Dari hasil uji statistik yang dilakukan, menunjukkan bahwa semua data
anthropometri yang digunakan adalah seragam dan berdistribusi normal dan
seragam. Oleh karena itu semua data yang diukur dapat digunakan sesuai kebutuhan
dalam perancangan fasilitas yang ergonomis. Nilai perhitungan persentil dari data
anthropometri pekerja dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Untuk mengatasi ketidaksesuaian dari fasilitas yang digunakan ini, maka
diperlukan perancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan anthropometri
pekerja untuk memperbaiki fasilitas kerja yang digunakan sekarang ini oleh
perusahaan.
Tabel 1. Hasil perhitungan persentil dari data anthropometri posisi duduk pekerja bagian pengupasan peeling PT Keluarga Mitratani Sejahtera Binjai tahun 2004
Hasil Perhitungan No Anthropometri
dimensi tubuh
P 5
th
P 50
th
P 95
th
1. Tinggi duduk
tegak 74.78
79.68 84.58
2. Tinggi bahu duduk
51.09 55.26
59.42 3.
Tingi mata duduk 62.55
67.48 72.42
4. Tinggi siku
duduk 16.56
20.13 23.70
5. Tebal paha
9.62 11.69
13.76 6. Tinggi
popliteal 37.01
42.55 48.09
7. Pantat popliteal
36.44 40.52
44.60 8.
Pantat ke lutut 46.12
49.72 53.32
9. Lebar bahu
32.15 36.51
40.87 10. Lebar
pinggul 27.20
33.76 40.32
Tabel 2. Hasil perhitungan persentil dari data anthropometri tangan pekerja bagian pengupasan peeling PT Keluarga Mitratani Sejahtera Binjai tahun 2004
Hasil Perhitungan No Anthropometri
dimensi tubuh
P 5
th
P 50
th
P 95
th
1. Panjang tangan
13.59 15.46
17.34 2.
Panjang telapak tangan 6.03
7.64 9.25
3. Panjang ibu jari
3.56 5.06
6.56 4. Panjang
jari telunjuk
5.65 7.28
8.91 5. Panjang
jari tengah
6.43 8.19
9.95 6. Panjang
jari manis
5.46 7.35
9.24 7. Panjang
jari kelingking
3.65 5.57
7.49 8. Lebar
ibu jari
1.31 1.66
2.00 9.
Tebal ibu jari 1.18
1.39 1.60
10. Lebar jari telunjuk
1.29 1.50
1.71 11. Tebal
jari telunjuk
1.20 1.35
1.49 12.
Lebar jari tengah 1.41
1.56 1.71
13. Tebal jari
tengah 1.27
1.40 1.53
14. Lebar jari manis
1.30 1.42
1.54 15. Tebal
jari manis
1.18 1.31
1.44 16. Lebar
jari kelingking
1.17 1.27
1.37 17.
Tebal jari kelingking 0.99
1.15 1.31
18. Lebar telapak tangan
5.90 7.73
9.56 19.
Lebar telapak tangan sampai ibu jari 5.40
7.31 9.22
20. Lebar telapak tangan minimum
4.22 6.05
7.88 21.
Tebal telapak tangan 2.32
2.91 3.50
22. Tebal telapak tangan sampai ibu jari
1.92 2.41
2.90 23. Diameter
genggam maksimum
5.42 7.38
9.34 24.
Lebar maksimum ibu jari – kelingking 13.87
16.01 18.15
25. Lebar fungsional
maksimum 4.19
5.90 7.61
26. Segiempat min yg dpt dilewati tlpk tangan
5.37 7.41
9.45
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi Fasilitas Kerja dan Sikap Kerja pada Bagian Pengupasan 105–114 Eka Lestari Mahyuni