Ekstraksi Leaching dan Ekstraksi

grinding dengan alat yang disebut grinder. Grinding ini bisa dilakukan pada batuan, tau tanah dan lain-lain.

2.3.2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campuran cair dengan menggunakan sejumlah bahan pelarut cair solvent sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan solute berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching. Jadi ekstraksi terjadi jika larutan yang di dalamnya terdapat kelompok zat terlarut solute C dalam diluen A, kemudian ditambahkan larutan B solvent yang melarutkan C dan B tidak saling larut dengan A. Ekstraksi padat-cair dikerjakan dengan alat sokhlet, dimana pada ekstraksi ini terjadi kesetimbangan komponen diantara fase padat dan fasa cair pelarut Isa,1996. Apabila suatu zat terlarut dimasukkan ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka zat terlarut akan terdistribusi diantara dua pelarut tersebut. Pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan banyaknya zat yang terdistribusi dalam dua pelarut adalah tetap Weis,1983. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah peristiwa pelarutan terarah satu atau lebih senyawaan dari campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen 17 terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi. Ekstraksi bertingkat diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya Lucas et al.,1949. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar. 1. Proses pencampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan dipisahkan komponen–komponennya. 2. Proses pembentukan fase setimbang. 3. Proses pemisahan kedua fase setimbang. Sebagai tenaga pemisah, solvent harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling melarutkan. Oleh karena itu, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak yang merupakan larutan heterogen. Campuran heterogen adalah campuran dimana 2 fase yang bercampur nampak bidang batasnya. Fase yang banyak mengandung diluen zat terlarut disebut fase rafinat, sedangkan fase yang banyak mengandung solven dinamakan fase ekstrak. Terbentuknya dua fase cairan, memungkinkan semua komponen yang ada dalam campuran terbesar dalam masing–masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya, sehingga dicapai kesetimbangan fisis. Pemisahan kedua fase setimbang dengan mudah dapat dilakukan jika densitas fase rafinat dan fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi 18 jika densitas keduanya hampir sama proses pemisahan semakin sulit, sebab campuran tersebut cenderung untuk membentuk emulsi. Di bidang industri, ekstraksi sangat luas penggunaannya terutama jika larutan yang akan dipisahkan tediri dari komponen-komponen : 1. Mempunyai sifat penguapan relatif rendah. 2. Mempunyai titik didih yang berdekatan. 3. Sensitif terhadap panas. 4. Merupakan campuran azeotrop, yaitu campuran dimana fraksi mol dalam cairan sama dengan fraksi mol dalam uap. Komponen–komponen yang terdapat dalam larutan, menentukan jenismacam solvent yang digunakan dalam ekstraksi. Pada umumnya, proses ekstraksi tidak berdiri sendiri, tetapi melibatkan operasi–operasi lain sepeti proses pemungutan kembali solven dari larutannya terutama fase ekstrak, hingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai tenaga pemisah. Untuk maksud tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan misalnya dengan metode distilasi, pemanasan sederhana atau dengan cara pendinginan untuk mengurangi sifat kelarutannya. Gozan, 2006

2.3.3. Kriteria pelarut solvent