1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini secara tidak langsung memberikan peluang yang semakin beragam untuk semua
angkatan kerja. Salah satu yang tergolong angkatan kerja adalah sarjana ekonomi khususnya program studi akuntansi.Program studi akuntansi
merupakan salah satu program studi yang paling banyak diminati oleh mahasiswa saat ini.Penelitian Benny dan Yuskar 2006 menyebutkan
bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan program studi akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional dibidang
akuntansi. Seiring sejalan dengan itu, perkembangan dunia bisnis juga memerlukan lulusan akuntansi yang berkualitas dan siap pakai dalam dunia
kerja. Untuk merespon hal tersebut maka desain kurikulum sejak di bangku Sekolah Menengah Atas SMA hingga ke tingkat perguruan tinggi sudah
diarahkan untuk menjadi akuntan publik dan sistem pendidikan juga didesain agar relevan dengan dunia kerja bagi sarjana akuntansi.Akan tetapi
melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, tidak banyak sarjana akuntansi yang berkarir sebagai akuntan publik. Padahal potensi akuntanpublikdi
Indonesia sangatlah besar. Jumlah perusahaan yang mencapai puluhan ribu dimana dapat dianalogikan setiap perusahaan membutuhkan jasa akuntan
publik untuk memeriksa laporan keuangannya.
2 Forddanta 2012 menyebutkan bahwa pertumbuhan akuntan publik
masih rendah yaitu hanya 4 per tahun. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai PPAJP mencatat jumlah akuntan yang terdaftar di Indonesia
sebanyak 51.800 orang. Tetapi dari seluruh akuntan tersebut yang menjadi akuntan publik per Pebruari 2014 hanya 1.075 orang.Terjadi kenaikan
jumlah sebesar 76 orang dari tahun 2013 yang hanya sebanyak999 orang. Akan tetapi kenaikan yang terjadi tidak sebanding jika dibandingkan
dengan akuntan baru yang dapat mencapai sekitar 1.500 orang setiap tahunnya.Selanjutnya apabila dibandingkan dengan negara tetangga di
kawasan ASEAN, jumlah akuntan publik di Indonesia yang berpenduduk sekitar 250 juta jiwa relatif sedikit
. Sementara itu Chairunnisa dalam Jurnal
Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura tahun
2014menjelaskan :
negara-negara tetangga seperti Singapura dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa mempunyai akuntan publik sekitar 15.000 orang,
Philipina dengan jumlah penduduk 88 juta jiwa mempunyai akuntan publik sebanyak 15.000 orang, Thailand dengan jumlah penduduk 66
juta jiwa mempunyai akuntan publik 6.000 orang, dan Vietnam dengan jumlah penduduk 85 juta jiwa mempuyai akuntan publik
1.500 orang. Sebagai tambahan, negeri jiran Malaysia yang jumlah penduduknya
kurang dari 30 juta jiwa, memiliki tak kurang dari 2.500 akuntan publik yang terdaftar dan aktif.Rendahnya perkembangan jumlah akuntan publik di
Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mungkin dapat mempengaruhi minat seseorang untuk tidak menjadikan profesi akuntan
3 publik sebagai pilihan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut Jam’an, 2011 : a.
Landasan hukum terkait profesi akuntan dan pelaporan akuntansi keuangan yang belum memadai untuk memberikan peran bagi akuntan
publik terdapat kewajiban audit untuk perusahaan Pasal 68 UU PT No.40, untuk perusahaan dengan aset atau peredaran bruto tertentu
tetapi tidak ada pengawasan dan sanksi apabila ketentuan itu tidak dipatuhi, baru diterbitkanya UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik. b.
Pangsa pasar jasa audit yang terbatas jumlahnya. Terkait dengan faktor sebelumnya yaitu masih sedikitnya jumlah perusahaan terbuka dan
jumlah perusahaan lain yang terikat dengan kebutuhan audit. c.
Perspektif atas risiko profesi risiko hukum yang mengikat dalam jasa audit dan assurance.
d. Tingginya biaya diantaranya biaya untuk pendidikan, ujian profesi,
perizinan, dan pelatihan profesional berkelanjutan. Selain itu, Chairunnisa 2014 menambahkan “perbedaan jumlah
yang terlalu jauh tersebut juga disebabkan oleh sulitnya melalui berbagai proses dan tes yang harus dijalani oleh tiap-tiap calon akuntan publik. Tidak
hanya harus mempunyai pendidikan tinggi, namun mereka juga harus mempunyai pengalaman dan pengakuan dari Kementerian Keuangan”.
Pemilihan sebuah karir bagi sarjana akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntan publik saja, banyak pilihan profesi lainnya yang dapat mereka
4 selami tergantung dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Dalam dunia
kerja, ada banyak jenis karir yang dapat ditekuni oleh sarjana akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap sarjana akuntansi bebas memilih karir apa
yang ingin dicapai. Apabila ingin berkarir sebagai akuntan publik, sarjana akuntansi
harus bersaing dengan sarjana non-akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik setelah disahkannya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Kuningsih dan Harto, 2013. Profesi akuntan memang sangat berperan penting dan
memiliki tempat yang istimewa dalam dunia bisnis. Sama halnya dengan profesi-profesi yang lain, profesi akuntan juga dituntut untuk memiliki
keahlian lebih dalam bidang akuntansi. Profesi akuntan juga memiliki tanggungjawab terhadap apa yang diperbuat, seperti halnya terhadap
pekerjaan, organisasi, masyarakat dan dirinya sendiri. Harris dan Djamhuri 2011 menjelaskan, “Profesi Akuntan adalah pekerjaan yang tidak hanya
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup semata, tetapi juga memerlukan standar-standar kualitas, kode etik profesi sehingga integritas
profesi akuntan senantiasa terjaga, dan akuntan semestinya senantiasa menjaga hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitarnya”. Oleh
karena itu, profesi akuntan diharapkan tidak hanya mahir secara teknis tetapi juga mampu bertindak secara profesional sesuai dengan kode etik
profesionalisme yang berlaku.
5 Karir merupakan suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam
pada skill, expertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja yang lebih luas Bird, 1994
dalam Rahayuningsih, 2002. Sedangkan Greenberg dan Baron 2000 : 215 menyatakan bahwa karir tersebut meliputi urutan pengalaman pekerjaan
seseorang selama jangka waktu tertentu. Pilihan karir mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk tentang berbagai macam
karir Holland, 1995 dalam Rahayuningsih, 2002. Persepsi dan stereotype karir merupakan hal penting untuk menentukan karir karena persepsi
mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen, dan text
book yang dibaca ataupun digunakan Stolle, 1976. Dalam pemilihan karir harus didasari oleh minat dan rencana karir
yang jelas. Minat dan rencana karir yang jelas akan sangat berguna bagi mahasiswa dan pihak perguruan tinggi dalam penyusunan kurikulum agar
materi kuliah dapat tersampaikan secara efektif sesuai dengan profesi pilihan mahasiswa kedepannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu stimulasi
untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karir yang diinginkannya sejak masih dibangku kuliah agar mahasiswa dapat
memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal Widyasari, 2010.
Minat pemilihan karir khususnya karir yang ditawarkan oleh program studi akuntansi yakni salah satunya sebagai akuntan, pastinya
6 semua mahasiswa akuntansi mempunyai minat terhadap pilihan karir
tersebut. Dari penelitian sebelumnya, terdapat berbagai macam faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karir. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2009, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menjadi akuntan publik secara simultan. Sementara itu seorang peneliti,
Chan 2012, meneliti apakah faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, personalitas dan prestasi akademik siswa mempengaruhi pemilihan karir akuntan publik dan menuliskan hasil
penelitiannya dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Unika Widya Mandala Surabaya tahun 2012 bahwa pelatihan profesional dan personalitas
berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi akuntan publik. Sebaliknya variabel penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja
dan prestasi akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi akuntan publik.
Seorang mahasiswa dalam merencanakan karirnya tentu mempunyai pertimbangan atau faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
profesi yang akan dipilih. Hal apa yang menjadi latar belakang pemilihan profesi tersebut dan apa yang diharapkan mahasiswa dari pilihannya
7 tersebut merupakan pertanyaan penting dalam pemilihan profesi. Penelitian
kali ini meneliti mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir menjadi akuntan publik, faktor-faktor
tersebut yaitu motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Sebagai seorang fresh graduate tentunya akan mempertimbangkan beberapa faktor tersebut sebelum
menjatuhkan pilihan pada profesi sebagai akuntan publik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan penelitian yang
dilakukan oleh Sugahara dan Boland 2009 dengan ruang lingkup penelitian di Indonesia, khususnya di Medan. Akan tetapi beberapa variabel
yang digunakan oleh peneliti sudah pernah diteliti sebelumnya dengan beberapa variabel berbeda. Sugahara dan Boland 2009 meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa bisnis di Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada dua
kelompok yaitu kelompok akuntansi dan kelompok non-akuntansi. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara dua kelompok tersebut. Selanjutnya penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruh utama yang mempengaruhi pilihan kejuruan
bagi mahasiswa akuntansi didasarkan pada nilai-nilai intrinsik. Sedangkan mahasiswa non-akuntansi memilih prospek karir sebagai faktor utama ketika
memilih karir. Perbedaan lainnya dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini dengan penelitian terdahulu adalah :
8 1.
Peneliti menambahkan variabel independen menjadi sembilan variabel yaitu motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.
2. Penelitian ini dilakukan di kota Medan pada 3 perguruan tinggi negeri
di Sumatera Utara. Sedangkan peneliti sebelumnya melakukan penelitian diperguruan tinggi Jepang pada tingkat sarjana dan
pascasarjana.Maka dari itu, penelitian ini dilakukan pada tempat dan objek yang berbeda.
3. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2006, sedangkan
penelitian yang sekarang dilakukan pada tahun 2015. Dari uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian mengenai minat berkarir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik. Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi tertulis untuk
mengetahui, mempelajari, memahami, bahkan menganalisis lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat tersebut. Seperti halnya
penelitian yang dilakukan Sugahara dan Boland 2009 tersebut sangat penting bagi pendidik akuntansi di Jepang karena mereka berusaha
mengatasi permasalahan ketidakpopulariannya profesi akuntan saat itu. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mengatasi
ketidakpopularian profesi akuntan publik agar dapat meningkatkan jumlah peminat profesi akuntan publik di Indonesia dan menjadi sumber referensi
dalam pengembangan penelitian selanjutnya serta dapat menjadi stimulasi
9 bagi mahasiswa akuntansi agar lebih serius dalam pemilihan karir untuk
masa depannya. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki judul sebagai berikut :
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik Studi Pada Mahasiswa
Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Medan”. 1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh secara parsial
maupun simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi berkarir sebagai akuntan publik ?
2. Bagaimana motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh terhadap minat
mahasiswa akuntansi berkarir sebagai akuntan publik ? 3.
Apakah terdapat perbedaan pandangan antara mahasiswa akuntansi di Universitas Sumatera Utara USU, Universitas Negeri Medan
UNIMED, dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara UINSUmengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir
sebagai akuntan publik ?
10 4.
Manakah variabel independen motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen minat mahasiswa
akuntansi berkarir sebagai akuntan publik ?
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian