kesulitan ekonomi dari para anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk meningkatkan seseorang membayar terlebih dahulu biaya kesehatannya atas
dasar spekulasi dari sebagian atau seluruh biaya kesehatannya yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
4.3. Defenisi Askes
Asuransi kesehatan
40
adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut
jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat
inap in-patient treatment dan rawat jalan out-patient treatment. Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan
asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum. Asuransi kesehatan
41
adalah suatu mekanisme pengalihan resiko sakit dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko
individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian
karena memperoleh jaminan.
40
http:id.wikipedia.orgwikiAsuransi_kesehatan. Akses tanggal 25 Januari 2014.
41
http:www.indonesian-publichealth.com201301pengertian-asuransi-kesehatan.html. akses tanggal 25 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
Sistem asuransi kesehatan bagi banyak negara meripakan bagian dari sistem jamianan sosial yang semakin lama semakin berkembang
42
. Yang termasuk didalam jangkauan assuransi sosial meliputi :
1. Tabungan hari tua
2. Jaminan hari tua
3. Jaminan kesehatan
4. Jaminan kecelakaan
5. Jaminan kematian
Asuransi kesehatan merupakan bagian dari asuransi jiwa yang obyeknya jiwa. Tujuan asuransi kesehatan adalah memperalihkan resiko sakit dari
tertanggung kepada penanggung, ssehingga kewajiban pennggung adalah memberikan pelayanan biaya perawatan kesehatan kepada tertanggung apabila
sakit. Dimana sistem asuransi kesehatan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kesulitan ekonomi dalam pembiayaan kesehatan
43
.
Secara garis besar sistem pembiayaan kesehatan dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
44
: 1.
Sistem pelayanan kesehatan nasional 2.
Sistem pembiayaan kesehatan yang diserahkan pada mekanisme pasar dengan asuransi kesehatan profit komersil sebagai pilar utamanya
42
Sri Rejeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press, Semarang, halaman 35.
43
Sulastomo, 2000, Manejemen Kesehatan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, halaman 35.
44
Ali Ghufron Mukti dan Moertjahjo, 2007, Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi Terintegrasi, Yogyakarta : Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manejemen Asuransi Jaminan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada dan Asosiasi Jaminan Sosial Daerah, halaman 9.
Universitas Sumatera Utara
3. Sistem asuransi kesehatan sosial
4. Sistem pembiayaan kesehatan sosialis.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Resiko sakit pada dasarnya akan selau dihadapi oleh setiap manusia, hanya saat kapan resiko tersebut akan terjadi yang tidak bisa dipastikan. Apabila resiko sakit
benar-benar terjadi, maka diperlukan usaha bagaimana untuk mengatasi resiko dengan upaya menyembuhkan sakitnya agar tidak berkelanjutan dan tidak
mengganggu aktivitas yang dapat menimbulkan kerugian. Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia, oleh sebab itu hanya
dengan sehatlah aktivitas dapat dilaksanakan secara maksimal. Adapun resiko kesehatan terhadap setiap orang pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu : a.
Faktor usia Faktor usia berpengaruh trehadap resiko kesehatan. Semakin
bertambahnya usia seseorang, akan semakin mudah terserang penyakit tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang akan dapat berpengaruh terhadap tingkat resiko tertentu yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami gangguan kesehatannya
45
. c.
Faktor Manusia Faktor manusia dapat terjadi karena kesalahan, ketidakpastian atau
kekurang hati-hatian sendiri atau kesalahan orang lain. d.
Faktor Alam Faktor alam dapat mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan
46
.
Berbicara tentang asuransi kesehatan juga tidak terlepas dari individu dan kelompok manusia dimana manusia memerlukan jaminan kesehatan bagi dirinya,
asuransi kesehatan merupakan suatu organ yang di dalamnya terdapat suatu budaya yang dihasilkan dari pemikiran manusia dan tidak terlepas dari tingkah
laku sosial. Pandangan perspektif masyarakat terhadap asuransi kesehatan pastilah
berbeda-beda tergantung pada masyarakat itu sendiri melihat tawaran yang diberikan oleh pihak asuransi kesehatan untuk menjamin kesehatan para calon
nasabah dan nasabahnya. Disamping itu, kebudayaan memberikan konsepsi dan sikap para individu
tentang kesehataan, tentang sakit, obat-obatan dan memberikan sumbangsih
45
Ascobat Gani dan Yaslis Ilyas, 2000, Dasar-dasar Asuranssi Kesehatan Bagian A, Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan KM UI dan PT. Persero Asuransi Kesehatan Indonesia,
halaman : 119-121.
46
Latief suryono 2003, op cit hal.68-69.
Universitas Sumatera Utara
terhadap dunia kesehatan untuk melihat bagaimana konsepsi yang ada di masyarakat mengenai kesehatan. Dengan demikian para ahli kesehatan nantinya
bisa mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-istiadat lainnya, karena setiap kelompok masyarakat memiliki budaya yang berbeda-beda
pula Koentjaraningrat 1985: 32. Untuk itu, pembicaraan mengenai asuransi kesehatan sangat erat
kaitannya dengan kebudayaan, Hochstrasser dan Tapp dalam Foster dan Anderson mengatakan bahwa antropologi kesehataan berkenaan dengan pemahaman
biobudaya manusia dan karya-karyanya yang berhubungan dengan dengan kesehatan dan pengobatan. 2009: 11, dalam hal ini dapat dilihat bahwa
hubungan antara kesehatan dan budaya erat kaitannya. WordGoodEnough mengatakan budaya bukanlah suat fenomena material,
tidak terdiri atas benda, manusia, perilaku atau emosi. Dia adalah pengorganisasian dari hal-hal tersebut
47
. Dalam hal ini peneliti beranggapan bahwa asuransi kesehatan adalah organisasi yang dibentuk untuk menjamin
kesehatan individu ataupun kelompok masyarakat. Di dalam bukunya fosteranderson juga membahas hubungan antara
penyakit dengan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia
48
, juga antropologi dipandang oleh para dokter sebagai disiplin biobudaya yang memberi
perhatian pada aspek biologis dan sosial-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
47
http:repository.upi.eduoperatoruploadd_pu_0607862_chapter3.pdf.diakses pada 17 juli 2013
48
Foster dan Anderson, “Antropologi Kesehatan”, Jakarta 2009 : Universitas Indonesia, halaman 11.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat fosteranderson kita mengetahui korelasi antara kesehatan dengan antropologi, dimana manusia memiliki kehidupan yang bersosial dan
berbudaya yang tidak dapat hidup sendiri dan setiap manusia memiliki tingkah laku yang berbeda pula sehingga penyakit yang diderita setiap manusia berbeda
tergantung juga pada budaya individu, kelompok mereka masing-masing.
Visi dan Misi ASKES
Visi : Menjadi spesialis dan pusat unggulan Asuransi Kesehatan di Indonesia. Misi :
1. Memberikan kepastian jaminan pemeliharaan kesehatan kepada peserta
masyarakat Indonesia melalui sistem pengelolaan yang efektif dan efisien
2. Mengoptimalkan pengelolaan dana dan pengembangan sistem untuk
memberikan pelayanan prima secara berkelanjutan kepada peserta3. 3.
Mengembangkan pegawai untuk mencapai kinerja optimal dan menjadi salah satu keunggulan bersaing utama perusahaan.
4. Membangun kordinasi dan kemitraan yang erat dengan seluruh stake
holder untuk bersama menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11 : Lambang Logo ASKES
Pelayanan puskesmas terhadap pengguna ASKES
Pemerintah sudah menyediakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pusat kesehatan. Puskesmas merupakan lembaga kesehatan milik pemerintah
yang dibuka untuk melayani kesehatan semua masyarakat. Dalam hal ini juga, puskesmas tidak boleh membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada setiap
pasien-pasiennya. Khususnya bagi yang menggunakan kartu ASKES, puskesmas juga harus melayani dengan baik, seperti pasien lain yang membayar biaya
pengobatannya. Berbeda dengan Rumah Sakit, di rumah sakit pasien biasanya akan
mendapatkan pengobatan dengan pelayanan fasilitas kesehatan yang lebih lengkapa darpada puskesmas. Bagi mereka yang memiliki kartu ASKES, mereka
Universitas Sumatera Utara
juga akan mendapatkan pelayanan sama seperti pasien-pasien lainnya, dengan melihat golongan-golongannya sebagai pegawai negeri sipil. Golongan 1 akan
mendapatkan pelayanan untuk golongan 1, tidak boleh ada kecurangan, misalnya, golongan 1 yang meminta pelayanan kesehatan untuk golongan 4 atau apapun
bentuk kecurangan lainnya.
4.4. Asuransi Prudential