Variabel Penelitian Instrumen Penelitian

Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu media-media tersebut tidak bisa digunakan. Hal ini disebabkan media-media tersebut masih terbungkus rapih diruangan perpustakaan sehingga para siswa tidak bisa menggunakan media-media tersebut. Dalam penelitian ini peneliti membawa sendiri media yang dibutuhkan dalam mendukung pembelajaran matematika menggunakan discovery learning. c. Kebiasaan mengajar guru sebelumnya Kelas yang dijadikan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas 5 dengan guru kelas Bapak Tatang. Beliau adalah guru senior berusia 50 tahun. Beliau telah mengajar di SDN Gadis selama 20 tahun. Beliau termasuk guru yang baik, interaktif, humoris, dan selalu memberikan motivasi kepada siswanya.

E. Variabel Penelitian

Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan . Adapun yang menjadi variabel terikat Y adalah kemampuan menyusun dan menguji konjektur serta self confidence. Dalam penelitian eksperimen variabel- variabel yang ada termasuk variable bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable, sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti sejak awal penelitian. Variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis. Di bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai variabel bebas diantaranya termasuk: metode mengajar, macam-macam penguatan reinforcements, frekuensi penguatan, sarana prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat yang sering juga disebut sabagai criterion variable merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas. Variabel terikat ini disebut dependent variable karena memang fungsi mereka yang tergantung dari variabel bebas. Yang sering dikelompokan sebagai variabel terikat dibidang pendidikan, misalnya hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya. Dalam penelitian ini materi yang akan dibahas adalah mengenai operasi pecahan. Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto 2006, hlm. 149, Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode ada dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk tes dan nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal mengenai operasi pecahan yang sama-sama digunakan baik pada satu kelompok kelas eksperimen maupun satu kelompok kelas kontrol. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretes dan pada saat postes . Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal. 2. Menyusun soal instrumen berdasarkan kisi-kisi. 3. Mengkonsultasikan instrumen dengan dosen pembimbing dan wali kelas V 4. Melakukan uji coba soal. 5. Menghitung item soal dengan validitas, reliabilitas tingkat daya pembeda dan tingkat kesukaran. 6. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematika dan self confidence siswa. a. Instrument Kemampuan Menyusun Dan Menguji Konjektur Matematika Sebelum digunakan, soal tes kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematika terlebih dahulu dilakukan uji coba terbatas dan dikonsultasikan kepada guru kelas. Uji coba terbatas ini dilakukan kepada 6 siswa kelas VI yang terdiri dari 2 siswa dari kelompok atas, 2 siswa dari kelompok tengah dan 2 siswa dari kelompok bawah. Dalam uji coba terbatas ini, peneliti memberikan instrumen dan membacakan soal-soal yang terdapat dalam instrumen kepada 6 orang siswa tersebut. Setelah itu, setiap orang siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai soal-soal yang sudah diberikan. Pendapat tersebut biasanya mencakup apakah kata-kata dalam soalnya mudah untuk dimengerti dan apakah soal tersebut bisa dikerjakan oleh mereka. Setelah melakukan uji terbatas instrumen tersebut dikonsultasikan kepada guru kelas Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apakah instrumen tersebut sesuai dengan kemampuan siswa kelas V. Setelah melakuakan uji coba terbatas dan dikonsultasikan kepada guru kelas, kemudian diujicobakan secara empiris. Uji coba secara empiris bertujuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas butir soal. Hasil pertimbangan uji coba terbatas dan konsultasi kepada guru kelas dikonsultasikan kembali dengan pembimbing penelitian. Langkah selanjutnya, instrumen diujicobakan kepada beberapa orang siswa diluar sample penelitian tetapi telah menerima materi yang diteskan. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk memperoleh tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Menggunakan aplikasi Anates seperti berikut : 1. Validitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrukConstruct Validity. Menurut Jack R. Fraenkel dalam Siregar 2010, hlm. 163 validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas lainnya,karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas kriteria. Uji Validitas menggunakn Software Anates. Rumus Korelasional Product Moment keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y ∑xy = jumlah perkalian x dan y X 2 = kuadrat dari x Y 2 = kuadrat dari y Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi antara -1,00 sampai +1,00. Koefisien negatif menunjukan hubungan kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukan kesejajaran. Hasil dari uji validitas menggunakan Anates dapat dilihat dari tabel 3.1 dan 3.2 dibawah ini. Tabel 3.1 Validitas Instrumen Menyusun Konjektur Nomor Soal Koefisien Korelasi Derajat Validitas Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 0.617 Sedang 2 0.748 Tinggi 3 0.622 Sedang 4 0.503 Sedang 5 0.859 Tinggi 6 0.774 Tinggi 7 0.653 Sedang 8 0.667 Sedang 9 0.636 Sedang Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa koefisien butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 0.503 sampai 0.859. Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika , berdasarkan derajar validitasnya diperoleh 3 butir soal mempunyai validitas tinggi dan 6 butir soal mempunyai validitas sedang. Tabel 3.2 Validitas Instrumen Menguji Konjektur Nomor Soal Koefisien Korelasi Signifikansi 1 0.643 Sedang 2 0.728 Tinggi 3 0.826 Tinggi 4 0.779 Tinggi 5 0.677 Sedang 6 0.628 Sedang 7 0.728 Tinggi 8 0.631 Sedang 9 0.625 Sedang Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2 diketahui bahwa koefisien butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 0.503 sampai 0.859. Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika dan 9 butir soal untuk kemampuan menguji konjektur, berdasarkan derajar validitasnya diperoleh 7 butir soal mempunyai validitas tinggi dan 11 butir soal mempunyai validitas sedang. Dengan demikian soal-soal tersebut dinyatakan valid dan layak digunakan untuk penelitian. 2. Reliabilitas Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Metode tes tunggal dilihat dari kepraktisannya lebih praktis dari pada dua metode sebelumnya. Metode ini hanya melakukan sekali tes kepada sekelompok subjek. Dengan demikian tidak perlu menunggu waktu maupun harus mempunyai data dari tes sejenis untuk dapat menentukan reliabilitasnya. Koefisien reliabilitas dapat diperoleh dengan cara membelah instrument menjadi dua, tiga, empat, atau bahkan sebanyak butir yang dimiliki oleh instrumen tersebut. Teknik perhitungannya tergantung pada banyaknya belahan, bentuk, serta sifat alat ukurnya. Beberapa teknik yang sering digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan metode tes tunggal ini salah satunya adalah Formula Kuder Richardson Reliabilitas menunjukan kepada kesenjangan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda atau tes yang berbeda diberikan kepada kelompok yang sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Formula ini dapat diterapkan pada instrumen yang yang mempunyai data skor dikotomi dari tes yang seolah - olah dibagi-bagi menjadi belahan sebanyak butir yang dimiliki. Hasil perhitungan dengan rumus lebih teliti, tetapi perhitungan lebih rumit. Rumus: 11 = − 1 2 − ∑ 2 Keterangan: r11 = koefisien reliabilitas n = banyaknya butir soal s2 = varians skor total p = proporsi subjek yang menjawab soal secara benar q = proporsi subjek yang menjawab soal secara salah q = 1 – p Nilai r yang diperoleh dari perhitungan menggunakan anates untuk instrumen menyusun konjektur matematika adalah r = 0.95 dan untuk instrumen menguji konjektur matematika adalah r = 0,90. Berdasarkan nilai di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa reliabilitas tes tersebut tinggi. Dengan demikian soal-soal tersebut dinyatakan reliabel dan layak digunakan untuk penelitian. Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi menurut Arikunto 2002, hlm. 213 adalah sebagai berikut: D = Bᴀ Jᴀ - Bв Jв = P ᴀ - Pв Keterangan: J = jumlah peserta tes J ᴀ = banyaknya peserta kelompok atas Jв = banyaknya peserta kelompok bawah B ᴀ = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Bв = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P ᴀ = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pв = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Hasil dari uji daya pembeda menggunakan Anates dapat dilihat dari tabel 3.3 dan 3.4 dibawah ini Tabel 3.3 Daya Pembeda Instrumen Menyusun Konjektur Matematika Nomor Soal Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda 1 47.50 Cukup 2 67.50 Cukup 3 67.50 Cukup 4 75.00 Baik 5 87.50 Baik 6 72.50 Baik 7 75.00 Baik 8 75.00 Baik 9 87.50 Baik Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa indeks daya pembeda butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 47.5 sampai 87.5 . Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika, berdasarkan daya pembedanya diperoleh 6 butir soal mempunyai daya pembeda baik dan 3 butir soal mempunyai daya pembeda cukup. Tabel 3.4 Daya Pembeda Instrumen Menguji Konjektur Matematika Nomor Soal Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda 1 80.00 Baik 2 87.50 Baik 3 85.00 Baik 4 87.50 Baik 5 75.00 Baik 6 75.00 Baik 7 77.50 Baik 8 62.50 Cukup 9 62.50 Cukup Berdasarkan tabel 3.3 dan 3.4 diketahui bahwa indeks daya pembeda butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 47.5 sampai 87.5 . Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika dan 9 butir soal untuk kemampuan menguji konjektur, berdasarkan daya pembedanya diperoleh 14 butir soal mempunyai daya pembeda baik dan 5 butir soal mempunyai daya pembeda cukup. Dengan demikian soal-soal tersebut dinyatakan layak digunakan untuk penelitian . 4. Tingkat Kesukaran Menurut Zainul dan Nasoetion 1993, hlm. 150, Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal. Penggunaan uji tingkat kesukaran ini agar instrument yang dibuat sesuai dengan proporsinya. Tingkat kesukaran butir dapat dibagi ke dalam tiga kelompok sebagaimana terlihat pada tabel Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Nilai P Sukar Sedang Mudah 0,00 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00 Sumber : Zainul dan Nasoetion 1993, hlm.153 Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa tingkat kesukaran sukar berada pada rentang 0,00- 0,25, tingkat kesukaran sedang berada pada rentang 0,26-0,75 dan tingkat kesukaran mudah berada pada rentang 0,76-1,00.Hasil dari uji daya pembeda menggunakan Anates dapat dilihat dari tabel 3.6 dan 3.7 dibawah ini. Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Instrumen Menyusun Konjektur Matematika Nomor Soal Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran 1 70.75 Mudah 2 70.25 Mudah 3 53.75 Sedang 4 57.50 Sedang 5 28.75 Sukar 6 43.75 Sedang 7 29.25 Sukar 8 37.50 Sedang 9 37.50 Sedang Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa indeks kesukaran butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 28.75 sampai 70.75 . Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika, berdasarkan tingkat kesukarannya diperoleh 2 butir soal mempunyai tingkat kesukaran mudah , 5 butir soal mempunyai tingkat kesukaran sedang dan 2 butir soal mempunyai tingkat kesukaran sukar . Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Instrumen Menguji Konjektur Matematika Nomor Soal Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran 1 70.50 Mudah 2 71.25 Mudah 3 42.50 Sedang 4 43.75 Sedang 5 37.50 Sedang 6 45.00 Sedang 7 46.25 Sedang 8 29. 25 Sukar 9 27.75 Sukar Berdasarkan tabel 3.6 dan 3.7 diketahui bahwa indeks kesukaran butir soal dengan skor total keseluruhan berada pada rentang 27.75 sampai 71.25 . Dari 9 butir soal untuk kemampuan menyusun konjektur matematika dan 9 butir soal untuk kemampuan menguji konjektur, berdasarkan tingkat kesukarannya diperoleh 4 butir soal mempunyai tingkat kesukaran mudah , 10 butir soal mempunyai tingkat kesukaran sedang dan 4 butir soal mempunyai tingkat kesukaran sukar. Dengan demikian soal-soal tersebut dinyatakan layak digunakan untuk penelitian . b. Instrumen Self-Confidence Instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek afektif yaitu self- confidence adalah angket skala sikap self-confidence, observasi dan wawancara. Angket skala sikap yang digunakan untuk mengukur self-confidence adalah skala Likert. Jawaban dari skala Likert STS bila sangat tidak setuju, TS apabila tidak setuju, S apabila setuju, dan SS apabila sangat setuju. Berikut criteria penilaian skala self-confidence : Sylvia Rabbani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8 Poin Skala Sikap Self-Confindence Skala Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Sebelum disusun angket skala sika self-confidence terlebih dahulu disusun kisi-kisi skala sikap self-confidence berdasarkan indicator self-confidence yang dikembangkan dalam penelitian ini pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Kisi-Kisi Skala Sikap Self-Confidence No Indicator yang Diukur + - 1 Menunjukan sikap yakin dengan kemampuan yang dimiliki 1 9 2 Menunjukan kemandirian dalam mengambil keputusan 10 2 3 Menunjukan kecerdasan matematika yang cukup 3 11 4 Menunjukan rasa optimis, bersikap tenang dan pantang menyerah 12 4 5 Memiliki kemampuan sosialisasi 5 13 6 Menunjukan sikap positif dalam menghadapi masalah 14 6 7 Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi 7 15 8 Memiliki kemampuan untuk berpikir obyektif, rasional dan realistis 16 8

G. Prosedur Penelitian