Kontribusi capaian sasaran pelaksanaan Renstra Bappeda Provinsi Posisi tingkat capaian kinerja Renstra Bappeda Provinsi Jawa

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 38 a. RPJMN 2010-2014 dan RKP 2010 sampai dengan 2014 memiliki tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur; b. Persentase kesesuaian antara muatan rancangan RPJMN dan RPJPN; c. Persentase kesesuaian antara muatan RPJMN dengan visi, misi, dan program Presiden terpilih; d. Persentase kesesuaian antara muatan rancangan RKP dengan RPJMN. 2. Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholders terhadap RPJMN 2010-2014, yang diukur dari: a. Pendapat stakeholders tentang penyusunan RPJMN; b. Pendapat stakeholders tentang dokumen RPJMN yang telah ditetapkan. 3. Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholders terhadap RKP, diukur dari: a. Pendapat stakeholders tentang proses penyusunan RKP; b. Pendapat stakeholders tentang dokumen RKP yang telah ditetapkan. b. Sasaran strategis dari tujuan kedua adalah “Terlaksananya penu- gasan lainnya dari PresidenPemerintah dalam kaitan dengan kebija- kan pembangunan nasional”, adalah persentase tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas penugasan khusus dari PemerintahPresiden. Berdasarkan analisa terhadap Renstra Kementerian PPN Bappenas Tahun 2010-2014 dan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 maka dapat ditelaah sebagai berikut:

a. Kontribusi capaian sasaran pelaksanaan Renstra Bappeda Provinsi

Jawa Tengah terhadap pencapaian Renstra Kementerian PPN Bappenas Tahun 2010-2014. Dalam mendukung pencapaian Renstra Kementerian PPN Bappenas Tahun 2010-2014, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 memiliki kontribusi yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada salah satu sasaran pelaksanaan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 yaitu meningkatnya kualitas dokumen Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 39 perencanaan pembangunan daerah. Dengan sasaran tersebut, secara langsung maupun tidak langsung peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disusun oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah akan berdampak pada penyusunan perenca- naan pembangunan nasional.

b. Posisi tingkat capaian kinerja Renstra Bappeda Provinsi Jawa

Tengah terhadap sasaran Renstra Kementerian PPNBappenas Tahun 2010-2014. Secara posisi capaian kinerja Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah terhadap sasaran Renstra Kementerian PPNBappenas Tahun 2010- 2014 adalah sama. Hal ini disebabkan karena capaian kinerja yang telah dicapai dalam pelaksanaan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah saling mendukung keseluruhan tercapainya sasaran Renstra Kementerian PPNBappenas Tahun 2010-2014. Sebagaimana dike- tahui bahwa sasaran yang terdapat dalam Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah memiliki kesamaan yang mendekati dengan sasaran Renstra Kementerian PPNBappenas Tahun 2010-2014.

B. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Kajian Lingkung-

an Hidup Strategis KLHS Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan produk perencanaan ruang yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan ruang, sehingga segala bentuk perencanaan pemba- ngunan harus mengacu pada rencana tata ruang yang berlaku. Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan Perda Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029. Dengan berjalannya aktivitas pemanfaatan ruang yang dinamis, perkembangan kebijakan nasional, dan kejadian bencana alam, berpo- tensi terjadinya perbedaan antara kondisi eksisting dengan rencana yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu harus dilakukan review terhadap RTRW Provinsi Jawa Tengah sebagaimana diatur dalam UU Nomor 26 Tahun 2007. Hasil review akan menjadi dasar perlu tidaknya dilakukan revisi RTRW. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 40 RTRW merupakan acuan pemanfaatan ruang yang masih bersifat umum, sehingga diperlukan dokumen rencana tata ruang yang lebih operasional, terutama untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi dan rencana tata ruang RTR kawasan strategis provinsi sebanyak 61 kawasan. Dalam perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, Bappeda sebagai Sekretariat dan Ketua Pokja Perencanaan BKPRD Provinsi Jawa Tengah, melakukan kegiatan koordinasi dengan SKPD terkait anggota BKPRD dalam penyusunan program dan penyusunan dokumen rencana tata ruang. Selain itu Bappeda juga berkewajiban memfasilitasi dan mengkoordinasi, serta mendukung program-program perwujudan rencana sebagaimana diatur dalam Lampiran II tentang Indikasi Program, baik perwujudan rencana struktur jaringan tran- sportasi, sumber daya air, energi, dan lain-lain, perwujudan rencana pola ruang kawasan lindung dan budidaya, dan pengembangan kawa- san strategis provinsi. Program-program yang memerlukan dukungan Bappeda secara langsung antara lain: Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan serta Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya; Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi serta Pengendalian dan Pengelolaan Kawasan Kawasan Rawan Bencana; Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan serta Pengemba- ngan dan Pengelolaan Kawasan Hutan Rakyat; Pengembangan Agropoli- tan; Pengembangan Agromarinepolitan; Pengembangan Kawasan Pariwi- sata; Pengendalian dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan; Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi. KLHS RPJMD Tahun 2013-2018 dilakukan bersamaan dengan Renstra SKPD, sehingga hasil penapisan dari KLHS RPJMD Tahun 2013- 2018 digunakan sebagai dasar untuk menentukan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD serta merumuskan mitigasi atau alternatif program berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dari hasil penapisan yang dilakukan dari 153 program prioritas dalam dokumen RPJMD Tahun 2013-2018 yang memiliki keterkaitan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 41 dengan isu strategis, maka terpilih 25 program prioritas yang memiliki pengaruh terhadap isu-isu strategis, sedangkan pada Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan dinilai tidak mempunyai pengaruh dampak terhadap isu strategis sehingga tidak perlu untuk merumuskan mitigasi atau alternatif program berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

3.3. Penentuan Isu-Isu Strategis