32
BAB II PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA
A. Pengertian Reksadana Syariah
Secara bahasa Reksadana tersusun dari 2 konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti himpunan uang. Dengan demikian
secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang yang dipelihara.
33
Reksadana mutual fund adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun dana
masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi MI. Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi,
instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa di antaranya.
34
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, ayat 27: “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana
yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai
Aktiva Bersih” NAB reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib
untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer
33
Asri Sitompul. Reksa dana;Pengantar dan Pengenalan Umum. Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003 hal 2.
34
Heri Sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. Yogyakarta : Ekonisia 2004, hal 201
Universitas Sumatera Utara
investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.
Reksadana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik harta shabib al-malrabb al-mal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal menurut ketentuan dan prinsip Syariah islam.
Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN No. 20DSN-MUIIV2001,
reksadana syariah Islamic investment funds adalah reksadana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal dengan manajer investasi wakil pemodal, maupun antara
manajer investasi dengan pengguna investasi. Jika membandingkan dengan reksa dana konvensional, keduanya tidak memiliki banyak perbedaan. Perbedaan
mendasar yaitu hanya terletak pada cara pengelolaan dan prinsip kebijakan investasi yang diterapkan. Kebijakan investasi reksa dana syariah adalah berbasis
instrumen investasi dengan cara-cara pengelolaan yang halal. Halal disini berarti bahwa perusahaan yang mengeluarkan instrumen investasi tersebut tidak boleh
melakukan usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip Islam. Misalnya,tidak melakukan perbuatan riba membungakan uang dan tidakmemakai strategi
investasi berdasarkan spekulasi, saham, obligasi dan sekuritas lainnya tidak berhubungan dengan produk minuman keras, produk yang mengandung babi,
bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya.
35
35
ttps:www.google.comsearch?q=Menurut+fatwa+dewan+syariah+nasional+28DSN 29+no.+20 2FDSM-MUI2 FIV2F20012C+reksadanaie=utf-8oe=utf-aq=t rls =
org. mozilla :id: official client=firefox-a diakses tanggal 27 Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta sahib sl-mal rabb al-mal dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al- mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan
pengguna investasi.
36
Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam.
Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada obligasi dari perusahaan yang pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah
Islam misalnya pabrik minuman beralkohol, industri pertenakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba dalam operasionalnya dan bisnis yang
mengandung maksiat.
37
Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan return dari
sumber yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata hanya mencari keuntungan, tetapi
juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen pada nilai- nilai religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.
38
Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk
pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik
36
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20DSN-MUIIX2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
37
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah, Medan: Prenada Media, 2009, hal. 168-169
38
Burhanuddin Susanto, Pasar Modal Syariah Tinjauan Hukum, Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2008, hal. 74
Universitas Sumatera Utara
Negara BUMN maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun
dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit.
Panduan bagi masyarkat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. Sayangnya produk investasi syariah yang lebih menguntungkan dari produk tabungan atau deposito perbankan
syariah ini kurang tersosialisasi. Pemilik dana investor yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada
Manajer Investasi. Reksadana Syariah akan bertindak dalam aqad mudharabah sebagai Mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai
bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksadana Syariah. Dana kumpulan Reksadana Syariah akan ditempatkan kembali ke dalam
kegiatan Emiten perusahaan lain melalui pembelian Efek Syariah. Dalam hal ini Reksadana Syariah berperan sebagai Mudharib dan Emiten berperan sebagai
Mudharib. Oleh karena itu hubungan seperti ini bisa disebut sebagai ikatan Mudharabah Bertingkat
39
. Pembeda reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah reksadana
syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi pada portfolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan yang
menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang
39
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20DSN-MUIIX2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
Universitas Sumatera Utara
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan
bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat,
perjudian, pornografi, dan sebagainya. Disamping itu, dalam pengelolaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke
arah spekulasi. Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan
ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik
Negara BUMN maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun
dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit.
Hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Produk
investasi ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan produk perbankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil.
Reksadana syariah memang sangat sesuai untuk investasi jangka panjang seperti persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya sekolah anak di masa depan. Saat ini
pilihannya pun semakin banyak.
Universitas Sumatera Utara
Skema Mekanisme Kerja Reksadana
Mengawasi Unit
Penyertaan
Laporan
Investasi
Sumber Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah 2009, hal 167
B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia