BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan pada Tabel 2.1: Tabel 2.1:
Penelitian Terdahulu
N0 Peneliti dan
Tahun Judul
Variabel Penelitian
Alat Analisis
Hasil Penelitian
1 Fairuzzabadi
Juli 2011 Pengaruh
Sumberdaya Tak berwujud Pada
Kinerja Organisasional
Pada Institusi Pendidikan Tinggi
swasta di Yogyakarta:
Pendekatan Komplementarian.
Variabel Independen: 1. Kapabilitas
manajerial 2. Modal manusia
3. Reputasi organisasional
persepsian 4. Pengauditan
Internal 5. Hubungan
ketenagakerjaan 6. Budaya
organisasional 7. Kapabilitas
relasional organisasi
Variabel Kontrol: 1. kinerja
organisasional Analisis
regresi berganda
melalui program
SPSS 16. Dari 7 hasil pengujian
Hipotesis menunjukkan bahwa hanya hubungan
ketenagakerjaan tidak berpengaruh
signifikan pada kinerja organisasional
2 Laosma
Tulus L Tobing
Semarang 2006
Analisis Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Keunggulan
Bersaing Pada PT. Bank Negara
Indonesia Persero Tbk
Medan Variabel Independen:
1. Pengamatan Lingkungan
2. Implementasi Strategi
Differensiasi Variabel Dependen:
1. Kualitas Layanan 2. Keunggulan
Bersaing SEM
Penelitian ini hanya menemukan 3 variabel
yang secara signifikan berpengaruh
terhadap keunggulan bersaing yaitu:
pengamatan lingkungan, kualitas
layanan, dan implementasi
strategi diferensiasi. Pengukuran kinerja
pada penelitian ini hanya berdasarkan pada
persepsi Pimpinan unit kerja, tanpa memakai
data-data yang berupa data
akuntansi keuangan
Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
N0 Peneliti
dan Tahun
Judul Variabel
Penelitian Alat
Analisis Hasil
Penelitian
3 Didik
Purwanto Semarang
2006 Membangun
Strategi Diferensiatif
Melalui Sumberdaya
Potensial Perusahaan Untuk
Mencapai Keunggulan
Bersaing Yang Berkelajutan
Studi Kasus Pada Industri jasa
Pengecetan Mobil di Semarang.
Variabel Independen:
1. Inovasi 2. Budaya
Perusahaan 3. Pembelajaran
organisasi 4. Orientasi Pasar
Variabel Dependen: 1. Strategi
Diferensiasi 2. Keunggulan
Bersaing yang Berkelanjutan
SEM Faktor sumberdaya
potensial berupa inovasi, budaya
perusahaan, pembelajaran
organisasi, dan orientasi pasar
dapat mempengaruhi strategi diferensiatif
yang selanjutnya dapat meningkatkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
4 Ani Solihat
Bandung 2011
Pengaruh Sumberdaya Dan
Kapabilitas Terhadap
Keunggulan Posisi : Survei pada
Program Studi Manajemen di
Perguruan Tinggi KotaKabupaten
Bandung Variabel
Independen: 1. Sumber daya
2. Kapabilitas Variabel Dependen:
1. keunggulan posisi
SEM Pengaruh sumberdaya
dan kapabilitas terhadap keunggulan
posisi secara simultan bernilai18,521,
sedangkan secara parsial masing-masing
H0 diterima
5 I Nengah
Suardhika Bali 2012
Model Integrasi Dalam Resources-
Based View Untuk Penerapan Strstegi
Bersaing Dan Pencapaian
Kinerja Usaha Pada UKM di
Bali. Variabel
Independen: 1. Sumberdaya
strategis 2. Orientasi kewira-
usahaan 3. Dinamika
lingkungan Variabel Dependen:
1. Strategi bersaing 2. Kinerja usaha
keunggulan posisi
SEM Temuan penelitian
secara keseluruhan mengindikasikan
bahwa kombinasi sumber- daya strategis
dan orientasi kewirausahaan
merupakan instrumen strategis yang men-
dasari UKM untuk menerapkan strategi
bersaing, sehingga mampu memperbaiki
atau meningkatkan posisi kompetitifnya
Sumber: Jurnal-jurnal yang sudah dirangkum
2.2. Definisi Strategi
Setiap organisasi dalam usaha mencapai tujuannya memerlukan alat yang berperan sebagai akselerator dan dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Apakah strategi itu? Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti jendral. Maksudnya disini adalah strategi berarti seni para jendral. Maka dari
sudut pandang militer strategi adalah cara menempatkan pasukan atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dapat dikalahkan Hill dan Jones, 2009. Berbeda dengan
Hubbard 2004, menyatakan strategi adalah keputusan-keputusan yang memiliki arti jangka menengah hingga jangka panjang terhadap aktivitas-aktivitas organisasi yang meliputi
implementasi keputusan-keputusan tersebut untuk menciptakan nilai bagi konsumen dan sekaligus mengalahkan para pesaing.
Istilah strategi sudah dapat digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja aplikasinya disesuaikan
dengan jenis organisasi yang menerapkannya, karena dalam arti yang sesungguhnya manajemen puncak memang terlibat dalam satu bentuk “perperangan tertentu” Siagian, 2002.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi memainkan peran penting dalam menentukan dan mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Konsep
mengenai strategi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Oleh karena itu. dalam penelitian ini yang dimaksud strategi adalah keputusan-keputusan yang memiliki arti untuk
jangka pendek, menengah dan jangka panjang terhadap aktivitas-aktivitas perguruan tinggi yang meliputi implementasi keputusan-keputusan tersebut untuk menciptakan nilai tambah
bagi masyarakat dan sekaligus mengalahkan para pesaing dan menciptakan keunggulan.
2.3. Keunggulan Bersaing
Competitive Advantage
Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki keunggulan bersaing apabila dapat melakukan sesuatu ketika perusahaan saingan tidak dapat melakukannya atau memiliki sesuatu
yang amat diinginkan oleh perusahaan saingan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Welch dalam Rangkuti 2006, menyatakan keunggulan bersaing merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk berhasil dalam memenangkan persaingan, apabila
perusahaan tidak memiliki keunggulan bersaing, jangan coba-coba untuk melakukan persaingan. Lain halnya menurut Crown 2007, menyatakan keunggulan bersaing yaitu suatu
posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor atau pesaing. Sementara menurut Hill dan Jones 2009, menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang memiliki keunggulan
bersaing bila profitabilitasnya lebih besar dari pada keuntungan rata-rata bagi setiap perusahaan yang bergerak pada industri yang sama.
Berdasarkan beberapa pengertian keunggulan bersaing diatas, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa keunggulan bersaing merupakan segala sesuatu yang
dimiliki oleh perguruan tinggi baik sumber daya, kemampuan, keterampilan, pengaturan dan lain sebagainya dimana hal tersebut dapat dijadikan sumber kekuatan perguruan tinggi dalam
melakukan persingan dan dapat dijadikan sumber keberhasilan sebuah perguruan tinggi.
2.3.1. Model Keunggulan Kompetitif.
Untuk menganalisis keunggulan kompetitif digunakan tiga pendekatan alternatif model Kuncoro, 2006 yaitu:
1. Model Organisasi-Industri Industrial-Organization atau IO.
Model ini menganggap bahwa kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan industri eksternal lebih penting dari pada berbagai faktor internal dalam
upaya perusahaan mencapai keunggulan kompetitif. Model ini sangat ditentukan oleh karakteristik diluar perusahaan.
Model IO merupakan kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sejak tahun
1960 sampai tahun 1980-an, lingkungan eksternal telah dipertimbangkan sebagai penentu
Universitas Sumatera Utara
utama strategi perusahaan yang dipilih untuk mencapai keberhasilan. Model IO menjelaskan tentang pengaruh lingkungan eksternal terhadap kegiatan strategi perusahaan Hitt et al. 2002.
2. Model berbasis sumberdaya Resource-Based View atau RBV.
Model ini percaya bahwa kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh karateristik yang ada didalam perusahaan itu sendiri. Model ini memfokuskan pada pengembangan dan
perolehan sumberdaya dan kapabilitas yang berharga sehingga sulit untuk ditiru oleh pesaing. Menurut perspektif RBV perbedaan dalam kinerja perusahaan disebabkan terutama oleh faktor
keunikan sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dan bukan karena karakteristik struktur industri Sampurno, 2010.
Pendekatan berbasis sumberdaya terhadap keunggulan menyakini bahwa sumberdaya internal lebih penting bagi perusahaan dari pada berbagai faktor eksternal dalam upaya meraih
dan mempertahankan keunggulan kompetitif David, 2008. Dasar pemikiran RBV adalah bahwa pada dasarnya perusahaan berbeda karena masing-masing perusahaan memiliki
sejumlah sumberdaya tertentu yang bersifat unik. Oleh karena banyak sumberdaya yang tidak dapat diperoleh dengan segera instan, maka pilihan strategi perusahaan dibatasi oleh jumlah
sumberdaya yang tersedia pada saat itu dan oleh kecepatan perusahaan untuk memperoleh sumberdaya baru. Tanpa adanya keragaman dan tingkat perubahan sumberdaya antar
perusahaan, maka tiap perusahaan dapat memilih strategi manapun yang diinginkan sehingga strategi yang berhasil dapat langsung ditiru dan akhirnya laba akan menurun sampai nol. Oleh
karenanya, perbedaan sumberdaya merupakan inti dari strategi dan sangat penting bagi kesinambungan keunggulan kompetitif Collins Montgomery, 2005.
Berdasarkan Model RBV, above-average returns bagi suatu perusahaan amat ditentukan oleh karakteriktik di dalam perusahaan. Model ini memfokuskan pada
Universitas Sumatera Utara
pengembangan atau perolehan sumberdayadan kapabilitas yg berharga, yang sulit atau tak mungkin ditiru oleh para pesaing.
Model ini mengasumsikan bahwa: a. Tiap organisasi merupakan sekumpulan sumberdaya dan kemampuan unik yang
merupakan dasar untuk strategi dan sumber utama profitabilitasnya. b. Perusahaan memperoleh sumberdaya yang berbeda serta mengembangkan kemampuan
yang unik. Oleh karenanya, seluruh perusahaan bersaing dalam industri tertentu mungkin tidak memiliki sumberdaya atau kemampuan strategis yang sama.
c. Sumberdaya tidak terlalu mudah berpindah antar perusahaan berlawanan dengan model IO
Analisis sumberdaya perusahaan dan posisinya dalam persaingan merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengembangan strategi menggunakan RBV Thompson et al,
2007. Menurut Hitt et al. 2002, analisis RBV dapat dilakukan dengan 5 tahapan, yaitu :
a. Mengidentifikasi sumberdaya dari perusahaan dan kemudian mempelajari kekuatan dan kelemahan dibanding dengan pesaing.
b. Menentukan kapabilitas perusahaan yang unggul. c. Memastikan potensi dari sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dalam artian yang
memiliki keunggulan daya saing. d. Memilih sebuah industri yang menarik.
e. Memilih strategi yang paling memungkinkan perusahaan memanfaatkan sumberdaya dan kapabilitasnya berkaitan dengan peluang-peluang lingkungan eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan perusahaan menawarkan value melalui low-cost or differentiated products merupakan hasil dari serangkaian aktivitas nilai-tambah yang mendukung. Analisis
RBV ini terdiri atas sumberdaya berwujud, sumberdaya tak berwujud dan kapabilitas: Menurut Barney dalam Lumpkin, 2003, sumberdaya meliputi:
1. Sumberdaya berwujud Tangible Aset s, Merupakan aset yang dapat dilihat dan dihitung. Sumberdaya ini mudah untuk
diidentifikasi serta dievaluasi. Termasuk kedalam sumberdaya ini dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.2.
Tabel 2.2: Sumberdaya berwujud Tangible Aset s
Sumberdaya keuangan Kemampuan menghasilkan dana bagi perusahaan
Sumberdaya organisasi Planning, controlling dan coordinating system
Sumberdaya fisik Lokasi plant dan equipment, akses kepada bahan
baku Sumberdaya teknologi
Paten, merek dagang, hak cipta dan komputer.
Sumber : Hitt et al, 2002
Sumberdaya berwujud sulit ditiru oleh pesaing dan memiliki daya tahan yang lama sehingga
banyak perusahaan yang menggunakannya dalam membentuk keunggulan bersaing.
2. Sumberdaya tidak berwujud Intangible Aset s Adalah aset yang dapat dirasakan manfaatnya tetapi tidak berwujud. Ada tiga tipe
sumberdaya yang tergolong dalam sumberdaya tidak berwujud yaitu : sumberdaya manusia, inovasi dan reputasi, contoh-contoh yang tergolong kedalam tipe sumberdaya ini dapat dilihat
berdasarkan Tabel 2.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3: Sumberdaya Tak Berwujud Intangible Aset s
Sumberdaya manusia Pengetahuan, kepercayaan, kemampuan managerial,
rutinitas organisasi Inovasi
Ide, kemampuan ilmiah, kapasitas dalam berinovasi Reputasi
Reputasi dengan komsumen, merek, persepsi dari kualitas produk, daya tahan produk, reputasi dengan
supplier.
Sumber : Hitt et al, 2002
3. Kapabilitas organisasi, meliputi: kompetensiketrampilan perusahaan untuk mentransfer input menjadi output serta kemampuan untuk memadukan sumberdaya berwujud maupun
tidak berwujud dengan menggunakan proses organisasional untuk mencapai hasil yang diharapkan, misal: produk dan jasa inovatif, pengembangan produk, keunggulan layanan
pelanggan.
Menurut Kuncoro 2006 ciri utama perusahaan yang menggunakan model RBV sebagai berikut:
a. Perusahaan pada intinya adalah sekumpulan kapabilitas b. Efektivitas suatu perusahaan tergantung dari kesesuaian antara kapabilitas dengan pasar
yang dilayani oleh perusahaan. c. Pertumbuhan suatu perusahaan dibatasi oleh kapabilitas yang dimilikinya.
d. Kapabilitas dapat dibeli atau diciptakan dan tersedia bagi semua perusahaan, namun ada juga kapabilitas yang tidak dapat atau relatif sulit ditiru.
3. Model Gerilya Guerilla
Dalam model Gerilya dikenal Hiperkompetisi yaitu lingkungan bisnis yang diwarnai dengan perubahan terus-menerus dimana untuk memenangkan persaingan dalam lingkungan
yang hiperkompetitif, diperlukan visi terhadap perubahan dan gangguan, kapabilitas, dan taktik. Dasar pemikiran gerilya bahwa keunggulan kompetitif hanyalah sementara, maka
Universitas Sumatera Utara
perlunya para pembuatan kebijakan menyadari betapa kacaunya lingkungan eksternal sehingga dapat mempengaruhi keunggulan kompetitif dan berapa lama keunggulan kompetitif dapat
berlangsung, sehingga di perlukan pemain yang inovatif, agresif dan fleksibel.
Tabel 2.4: Perbandingan pendekatan model Industrial-Organization IO, Resource- Based View RBV, dan Gerilya
IO RBV
Gerilya Keunggulan
Kompetitif Positioning
dalam industri Memiliki aset dan
kapabilitas perisahaan yang
khas Sementara
Penentu Profitabilitas
Karateristik Industri; posisi
perusahaan dalam industri
Jenis, jumlah, dan nature sumberdaya
perusahaan Kemampuan untuk
berubah dan mengejutkan pesaing
dengan tindakan strategik
Fokus Eksternal
Internal Eksternal dan Internal
Perhatian Utama
Persaingan Sumberdaya
kompetensi Situasi yang terus
berubah-ubah secara radikal
Pilihan Strategik
Memilih industri yang menarik;
posisi yang sesuai
Mengembangkan sumberdaya dan
kapabilitas yang khas
Menyesuaikan diri dengan perubahan
yang cepat dan terjadi secara berulang;
mengejutkan pesaing
Sumber: Coulter 2002 dalam Kuncoro 2006
2.3.2. Keunggulan Bersaing Bidang Jasa Pendidikan
Perguruan tinggi yang kurang atau tidak memiliki keunggulan bersaing, akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan keberadaan dirinya dalam industri pendidikan,
Universitas Sumatera Utara
terutama karena semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi dari tahun ke tahun, sehingga berdampak pada tingkat persaingan yang semakin ketat dan kompleks, dan juga karena
semakin selektifnya masyarakat pengguna pendidikan tinggi dalam memilih suatu perguruan tinggi yang akan dimasukinya.
Sesuai dengan pandangan Kotler dan Fox 2003 mengungkapkan bahwa: “Setiap perguruan tinggi menghadapi persaingan”. Oleh karenanya, bagi perguruan tinggi, upaya memiliki
keunggulan bersaing merupakan determinan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan keberlanjutan suatu perguruan tinggi itu sendiri. Namun demikian perlu
dipahami bahwa, keunggulan bersaing jasa pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keunggulan bersaing secara sehat dan berwibawa, bukan keunggulan bersaing dengan
menghalalkan berbagai cara yang tidak sehat. Persaingan sehat dan berwibawa ini merupakan kata kunci yang teramat penting dalam suatu persaingan industri.
Ketatnya tingkat persaingan antar perguruan tinggi yang sudah ada semakin lama semakin terasa secara jelas. Perguruan tinggi yang kurang mempunyai keunggulan terlihat
semakin menurun kinerjanya dan tidak berkembang baik. Sebaliknya perguruan tinggi yang dikelola dengan cara yang profesional akan semakin kuat dan mapan sebagai suatu lembaga
pendidikan tinggi yang bermutu. Harus menjadi perhatian bahwa, tujuan perguruan tinggi bukanlah berorientasi pada profit atau pencarian keuntungan, namun demikian bukan pula
suatu badan amal. Akan tetapi sesungguhnya perguruan tinggi sebagai suatu industri yang mempunyai tujuan mulia, selayaknya dikelola secara profesional, beradab, dan berkarsa tinggi
untuk membentuk suatu perguruan tinggi yang mempunyai keunggulan bersaing.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Sumberdaya
Resource dan Kapabilitas Capability
2.4.1. Sumberdaya Resource Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor: 108DIKTIKep2001, tentang Pedoman Pembukaan Program Studi danatau Jurusan, yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor: 234U2000, tentang Pendirian Perguruan Tinggi, menetapkan diantaranya adalah sumberdaya berisikan gambaran mengenai kondisi sumberdaya yang disediakan untuk
melaksanakan program studi danatau jurusan yang yang diusulkan, meliputi aspek dosen, aspek sarana prasarana, dan aspek tenaga administrasi penunjang akademik. Sedangkan
menurut Kuncoro 2006 menyatakan sumberdaya merupakan seluruh aset, baik berwujud dan tidak berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan, menciptakan, dan
menjual produk atau jasanya kepada pelanggan. Sedangkan Barney 1991 menambahkan bahwa budaya organisasi merupakan sumber penting dari keunggulan kompetitif, karena
budaya organisasi merupakan “jantung” dari upaya organisasi untuk memperbaiki efektivitas dan kualitas produk dan layanan secara keseluruhan.
Sumberdaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, sumberdaya berwujud terdiri dari semua aset atau item fisik yang dimiliki perguruan tinggi yang dapat dilihat dan dihitung,
seperti sumberdaya keuangan, sumberdaya organisasi, sumberdaya fisik, dan sumberdaya teknologi. Sedangkan sumberdaya tidak berwujud dalam penelitian ini adalah semua yang
dimiliki oleh perguruan tinggi yang bisa dirasakan, dilihat tetapi tidak bisa disentuh tidak memiliki bentuk fisik seperti: sumberdaya manusia, inovasi, reputasi dan budaya organisasi.
Kemampuan untuk memaksimalkan produktivitas itu sangat penting. Untuk mencapai hal itu perguruan tinggi perlu mengupayakan agar sumberdaya-sumberdaya yang ada dapat
menunjang usaha yang lebih besar. Untuk membuat sumberdaya perguruan tinggi sebagai landasan strategi jangka panjang tergantung pada dua hal: pertama, sumberdaya menjadi dasar
Universitas Sumatera Utara
bagi arah strategi perguruan tinggi, dan kedua, sumberdaya adalah sumber utama keunggulan perguruan tinggi.
Perumusan strategi berbasis sumberdaya, tidak hanya menyangkut masalah pemanfatan sumberdaya yang ada, tetapi juga menyangkut pembentukan basis sumberdaya perguruan
tinggi. Proses ini meliputi penggantian investasi sebagai simpanan stok sumberdaya perusahaan dan menambah sumberdaya guna menunjang dan mengembangkan posisi
keunggulan kompetitif serta untuk memperluas aset peluang strategis perguruan tinggi. Untuk itu sangat menarik melakukan penelitian mengenai sumberdaya yang mampu meningkatkan
keunggulan posisi pada sebuah perguruan tinggi.
2.4.2. Kapabilitas Capability Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor: 108DIKTIKep2001, tentang Pedoman Pembukaan Program Studi danatau Jurusan, yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor: 234U2000, tentang Pendirian Perguruan Tinggi, menetapkan diantaranya adalah manajemen akademik berisi mengenai bagaimana program studi akan dikelola,
bagaimana rencana pengembangan program studi baik jangka pendek 1-3 tahun kedepan maupun jangka menengah 3- 5 tahun kedepan dan jangka panjang 5 – 10 tahun kedepan,
bagaimana sumberdaya yang dikelola dan dikembangkan tanpa mengganggu program studi lain serta bagaimana mutu akademik program studi tersebut akan dibina, dan dukungan
kerjasama yang ada sangat membantu mengembangkan program studi tersebut dalam hal: a. Rencana pengembangan program studi.
b. Manajemen sumber daya c. Manajemen mutu akademis
d. Dukungan kerjasama
Universitas Sumatera Utara
Kapabilitas mengacu pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumberdaya- sumberdaya baik fisik maupun non fisik untuk menghasilkan produk barang dan jasa
Carpenter dan Sanders, 2007. Kemampuan perusahaan dihasilkan melalui struktur, proses dan sistem kontrol organisasi. Kegiatan ini menentukan bagaimana dan dimana keputusan
dibuat dalam suatu perusahaan, perilaku-perilaku yang dihargai perusahaan, dan norma serta nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan Hill dan Jones, 2009. Sementara itu, yang
dimaksud dengan kapabilitas menurut Day 1994 adalah akumulasi keahlian skill dan pengetahuan yang kompleks dan dimanfaatkan melalui proses organisasi untuk
mengkoordinasikan aktivitas dan memberdaya-gunakan aset perusahaan. Kapabilitas dalam penelitian ini adalah kemampuan dan pengetahuan perguruan tinggi
dalam mengkombinasikan, mengembangkan, mengalokasikan dan memberdaya-gunakan sumber-sumber dayanya tanpa mengganggu program studi lain serta bagaimana mutu
akademik program studi tersebut akan dibina, dan dukungan kerjasama yang ada sangat membantu mengembangkan program studi yang terdiri dari, rencana pengembangan program
studi, manajemen sumber daya, manajemen mutu akademis, dan dukungan kerjasama.
2.5. Posisi Bersaing
Competitive Positioning
Posisi secara tradisional disebut sebagai strategi untuk memerangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk yang kita tawarkan dapat menciptakan keunggulan posisi.
Prinsip dasar posisi bersaing adalah berkaitan dengan bagaimana pelanggan mempersepsikan persaingan perusahaan, produkjasa atau merek. Hal ini penting untuk diingat bahwa posisi
boleh berlaku untuk berbagai level yang terdiri dari perusahaan, produk dan jasa, serta merek. Menurut Hooley 2008 posisi bersaing adalah tindakan merancang penawaran dan
citra perusahaan sehingga lebih berarti dan berbeda posisi bersaing dalam target pikiran konsumen. Sedangkan dalam konteks penguasa pasar, Ries dan Trout 2001 menyatakan
Universitas Sumatera Utara
positioning berkaitan dengan apa yang perusahaan lakukan dalam benak konsumennya atau bagaimana perusahaan memposisikan produknya dalam benak konsumen. Hal ini sejalan
dengan Kotler 2002, yang menyatakan positioning adalah suatu tindakan atau langkah- langkah dari perusahaan untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana
konsumen di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. Di samping itu, juga menjelaskan beberapa cara
positioning di antaranya adalah: a.
Penentuan posisi menurut atribut. Perusahaan memposisikan diri dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, model dan lain
sebagainya. b.
Penentuan posisi produk menurut manfaat. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.
c. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan. Memposisikan seperangkat nilai-
nilai penggunaan atau penerapan produk sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya.
d. Penentuan posisi menurut pemakai. Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk
sejumlah kelompok pemakai, sebuah atau beberapa komunitas. e.
Penentuan posisi menurut pesaing. Produk diposisikan secara keseluruhan untuk menonjolkan nama mereknya secara utuh dan lebih baik daripada pesaing.
f. Penentuan posisi menurut kategori produk. Posisi produk sebagai pemimpin dalam suatu
kategori produk. g.
Penentuan posisi produk menurut harga atau kualitas. Produk diposisikan sebagai produk yang menawarkan nilai terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan posisi bersaing adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari perguruan tinggi untuk mendesain citra perguruan tinggi dan penawaran
nilai dimana masyarakat di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perguruan tinggi, dibandingkan dengan pesaingnya melalui cara positioning
program studi yang terdiri dari posisi menurut manfaat, posisi menurut penggunaan atau penerapan, posisi menurut pemakai, dan posisi menurut harga atau kualitas, dan akhirnya akan
menciptakan keunggulan posisi.
2.6. Keunggulan Posisi
Positioning Advantage
Perguruan tinggi dapat mengidentifikasikan keunggulan-keunggulan apa saja yang dimiliki dan akan terus dikembangkan oleh perguruan tinggi dibandingkan dengan para
pesaing, maka perguruan tinggi perlu memahami pola persaingan yang ada serta posisi perguruan tinggi dalam persaingan. Hal ini sejalan dengan pendapat Crown 2007 yang
menyatakan bahwa untuk mencapai keunggulan bersaing perusahaan harus memiliki suatu posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor atau pesaing. Hal ini bukanlah hal
yang mudah dan sebenarnya juga tidak terlalu sulit. Berbeda dengan pandangan Kotler 2002 menyatakan bahwa posisi adalah inti-nya strategi, sedangkan strategi adalah upaya untuk
menghasilkan posisi yang unik dan berharga bagi perusahaan. Posisi menjadi acuan bagi penyusunan diferensiasi dan menjadi landasan dalam membangun ekuitas merek. Keunggulan
merupakan diferensiasi yang memberikan keunggulan nilai bagi pelanggan. Perbedaan penampilan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan menghasilkan manfaat unik yang
dapat menutupi harga yang tinggi. Untuk menciptakan keunggulan posisi maka perguruan tinggi harus terlebih dahulu
menemukan potensi-potensi sumberdaya yang dimilikinya, yang bisa menjadi kekuatan melalui cara menciptakan diferensiasi dan biaya bersaing. Sesuai dengan pandapat Kotler
Universitas Sumatera Utara
2002 yang menyatakan bahwa untuk menciptakan diferensiasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kepentingan Importance adalah perbedaan harus menciptakan nilai manfaat yang tinggi untuk sejumlah pelanggan.
b. Keistimewaanciri khas Distintive adalah perbedaan tidak dapat ditiru atau dilakukan lebih baik oleh orang lain.
c. Superior adalah perbedaan yang harus menyediakan cara unggul bagi pelanggan untuk memperoleh manfaat tersebut.
d. Mudah disampaikan Communicable adalah perbedaan yang harus mampu dikomunikasikan kepada pelanggan dan dimengerti oleh pelanggan.
e. Terjangkau Affordable adalah target pelanggan yang mampu menjangkau untuk membayar perbedaan tersebut.
f. Menguntungkan Profitable adalah perbedaan akan perintah harga yang memadai untuk membuat hal tersebut menguntungkan bagi perusahaan.
Definisi keunggulan posisi dalam penelitian ini adalah perguruan tinggi yang memiliki posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor atau pesaing dan dapat memberikan
nilai dan menghasilkan manfaat unik yang sesuai dengan keinginan masyarakat serta dapat menutupi biaya yang tinggi dengan menciptakan diferensiasi agar dapat memenuhi kriteria;
kepentingan, keistimewaan ciri khas, terjangkau, dan menguntungkan.
2.6.1. Mencapai Keunggulan dengan Diferensiasi. Bagi perguruan tinggi, keunggulan bersaing dapat dibentuk melalui banyak cara.
Seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Fox 2003 persaingan suatu perguruan tinggi dapat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan aset pemasaran untuk membentuk keunggulan bersaing. Aset pemasaran tersebut antara lain adalah melalui aspek-aspek berikut:
a. Mutu program pendidikan program quality, yaitu keunggulan bersaing perguruan tinggi dapat diciptakan dengan mengutamakan pada mutu program pendidikan yang ditawarkan.
Tentunya mutu program pendidikan tersebut adalah yang tercermin dari mulai input, proses, output hingga outcome pendidikan yang dihasilkan.
b. Diferensiasi program pendidikan program uniqueness, yaitu keunggulan karena keunikan atau diferensiasi program pendidikan yang ditawarkan. Jadi suatu perguruan tinggi dapat
memiliki nilai keunggulan karena program pendidikan yang ditawarkannya berbeda dari pesaing, dan selain berbeda juga program tersebut sesungguhnya dibutuhkan oleh suatu
segmen pasar tertentu dalam jangka panjang. c. Biaya atau harga price, yaitu keunggulan karena biaya pendidikannya sesuai dan layak
dengan program pendidikan serta jasa layanan pendidikan yang ditawarkannya. Biaya bukan berarti biayanya harus paling murah, atau sebaliknya sangat mahal, tetapi yang
dimaksud adalah kesesuaian antara mutu program dan jasa layanan pendidikan yang ditawakan dengan biayanya, sehingga sesungguhnya jika dikalkulasi antara biaya cost
dan manfaat benefit, maka akan memberikan hasil penilaian bahwa biaya pendidikannya layak, dan dirasakan lebih rendah dibandingkan pesaing.
d. Reputasi lembaga reputation, yaitu keunggulan bersaing suatu perguruan tinggi dikarenakan adanya reputasi atau citra baik perguruan tinggi tersebut di mata
masyarakatnya. Penilaian reputasi tersebut baik yang berasal dari dalam internal maupun dari luar eksternal perguruan tinggi. Pembentukan reputasi atau citra ini bukanlah sesuatu
yang mudah, karena citra yang dibentuk merupakan akumulasi penilaian yang membutuhkan waktu tidak sebentar. Suatu perguruan tinggi yang sudah mempunyai citra
kurang baik di mata masyarakatnya, sangat sulit untuk memulihkan citranya kearah yang
Universitas Sumatera Utara
lebih baik. Sebaliknya, citra baik suatu perguruan tinggi yang sudah terbentuk memerlukan upaya
dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk mempertahankan dan meningkatkannya.
e. SDM lembaga yang berkualifikasi baik, yaitu keunggulan bersaing karena suatu perguruan tinggi memiliki SDM, yaitu terdiri dari para pimpinan, dosen-dosen, karyawan, dan
mahasiswanya yang berkualifikasi baik. SDM yang dimaksud terdiri dari para pimpinan yang profesional, dosen-dosen yang memenuhi dan memiliki kualifikasi yang memenuhi
syarat dan kompetensi sangat baik, karyawan yang berkinerja tinggi, serta mahasiswa- mahasiswanya yang bermutu.
Dalam praktiknya, suatu organisasi dapat menekankan pada salah satu atau kombinasi dari beberapa aspek tersebut, yang mungkin berbeda aspek penekanannya antara satu dengan
organisasi lainnya. Dalam penelitian ini tentunya untuk mendapatkan keunggulan bersaing, suatu perguruan tinggi dapat menekankan pada salah satu aspek atau beberapa aspek tertentu,
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan perguruan tinggi yang terdiri dari mutu program pendidikan, diferensiasi program pendidikan, biaya atau harga, reputasi lembaga, SDM,
disebut sebagai atribut perguruan tinggi.
2.6.2. Mencapai Keunggulan dengan Biaya Rendah Perguruan tinggi yang menekankan pada aspek keunggulan biaya, dicirikan oleh
perguruan tinggi yang lebih menitikberatkan pada faktor efisiensi biaya. Dengan strategi ini suatu perguruan tinggi akan menekankan pada efisiensi pengelolaan biaya pendidikan untuk
suatu cakupan persaingan atau sasaran pasar yang luas, tentunya dengan tetap memperhatikan pula pentingnya mutu pendidikan. Untuk keberhasilan perguruan tinggi yang lebih
menekankan pada strategi ini, diperlukan perencanaan, penggunaan, dan pengendalian biaya
Universitas Sumatera Utara
yang baik. Diharapkan dengan pengelolaan biaya pendidikan secara baik tersebut, maka perguruan tinggi akan dapat lebih unggul dari pesaingnya.
Inti dari keunggulan biaya ini bertujuan untuk meminimalkan pemborosan dari berbagai aspek pengelolaan pendidikan, baik pemborosan karena ketidakefisienan biaya itu
sendiri, waktu, dan upaya yang dilakukan. Bukan mustahil ketidakberhasilan suatu perguruan tinggi dalam bersaing dikarenakan adanya pengelolaan biaya pendidikan yang tidak efisien dan
pemborosan terjadi di mana-mana dalam setiap bidang internal lembaga, sehingga akibat lebih lanjutnya adalah berdampak pada mahalnya biaya pendidikan bagi peserta didik SPP yang
ditetapkan, adanya berbagai sumbangan-sumbangan yang dibebankan kepada mahasiswa sehingga menyulitkan mereka para orang tua karena mahalnya biaya total pendidikan yang
harus dikeluarkan, dan lain-lain biaya yang sejenis. Oleh karena itu adanya efisiensi biaya merupakan salah satu unsur penting bagi keunggulan bersaing suatu perguruan tinggi.
Keunggulan biaya rendah atau efisiensi biaya ini sangat ditentukan oleh struktur organisasi.
2.6.3. Hubungan Diferensiasi dengan Biaya Rendah Keunggulan dalam kepemimpinan biaya rendah dan keunggulan diferensiasi
sebagaimana diuraikan di atas bahwa didalam menciptakan keunggulan diferensiasi terdapat aspek biaya pendidikan yang akan digunakan untuk keperluan memberikan jasa pelayanan
pendidikan. Sedangkan keunggulan biaya rendah menekankan pada efisiensi pengelolaan biaya pendidikan untuk suatu cakupan persaingan atau sasaran pasar yang luas, tentunya dengan
tetap memperhatikan pula pentingnya mutu pendidikan. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa keunggulan diferensiasi dapat diciptakan melalui perencanaan, penggunaan, dan
pengendalian biaya yang baik sehingga mampu meminimalkan pemborosan terjadi dari berbagai aspek pengelolaan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu perguruan tinggi dapat juga menekankan aspek keunggulan bersaingnya berdasarkan keunggulan fokus, yaitu upaya lembaga dalam mendapatkan keunggulan
bersaingnya dengan memilih cakupan lingkup persaingan yang sempit dalam suatu segmen pasar industri. Suatu perguruan tinggi yang menggunakan keunggulan fokus memilih suatu
segmen atau kelompok segmen dalam industri bersangkutan yang lebih terbatas, dan menyesuaikan kemampuan lembaganya untuk melayani segmen khusus tersebut.
Sesuai dengan pandangan Porter 2008 yang menyatakan bahwa keunggulan fokus dapat dilakukan melalui fokus biaya cost fokus dan fokus diferensiasi differentiation fokus
pada segmen sasarannya.
KEUNGGULAN
Biaya Rendah Diferensiasi
Sasaran Luas
CAKUPAN PERSAINGAN
Sasaran Sempit
Sumber: Crown 2007
Gambar 2.1: Strategi generik keunggulan bersaing.
Kombinasi yang berbeda dari tingkat diferensiasi dan tingkat biaya akan menghasilkan posisi bersaing yang berbeda. Perusahaan yang paling berhasil adalah mereka yang
mempunyai latar struktur biaya yang menguntungkan dan yang memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi.
2.7. Hubungan Sumberdaya dan Kapabilitas dengan Keunggulan Posisi
Menurut Barney 1991 karateristik industri dan perusahaan jasa tidak lebih dari industri yang menekankan pada kapabilitas dan potensi sumberdaya untuk mencapai
Keunggulan Biaya
Fokus Biaya Diferensiasi
Fokus Diferensiasi
Universitas Sumatera Utara
keunggulan posisi bersaing. Sedangkan menurut Rangkuti 2006 ada tiga elemen penting yang sangat dibutuhkan untuk memiliki keunggulan bersaing, yaitu:
a. Potensi keunggulan bersaing
Potensi sumberdaya yang dimiliki setiap perusahaan berbeda dengan perusahaan lain yang meliputi keahlian yang dimiliki oleh para menejer, karyawan, kemampuan pengelolaan
perusahaan, fasilitas yang miliki, dan sebagainya. Semakin tinggi kualitas potensi sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan, semakin mudah perusahaan itu memilih dan
mengimplementasikan rencana strategisnya. Selain potensi keahlian dan sumber daya, perusahaan juga perlu memiliki pengendalian yang sangat baik. Kemampuan pengendalian
yang baik ini termasuk kemampuan melakukan pengawasan serta kemampuan menganalisis jalannya bisnis secara keseluruhan.
b. Posisi keunggulan
Kepemimpinan di bidang biaya cost leadership atau diferensiasi sehingga pelanggan memperoleh keuntungan dari nilai yang diperolehnya merupakan hasil dari posisi keunggulan
bersaing. Artinya harga yang dibayarkan oleh pelanggan sesuai dengan kualitas produk yang diperoleh. Biaya produksi yang relatif rendah mengakibatkan perusahaan mampu menjual
dengan harga yang relatif lebih murah dibanding dengan harga jual yang ditawarkan oleh pesaing.
Faktor yang sangat penting dalam menentukan posisi keunggulan bersaing adalah menentukan kapan, dimana, dan bagaimana kita dapat bersaing.
c. Kinerja yang dihasilkan
Potensi dan posisi keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan secara optimal, maka pelanggan akan memperoleh keuntungan dari harga produk yang relatif
murah dan mendapatkan kualitas yang baik dan sesuai dengan harapan. Selanjutnya, semua ini akan menghasilkan tingkat kepuasan yang tinggi, loyalitas yang tinggi, market share semakin
Universitas Sumatera Utara
besar, dan tingkat profitabilitas tinggi kepada perusahaan. Artinya adalah harga jual menjadi semakin rendah dan pelanggan memperoleh manfaat lebih banyak dari perusahaan. Setelah
keunggulan bersaing dapat diidentifikasikan, selanjutnya adalah menentukan bagamana produk tersebut disegmentasikan, siapa yang menjadi pangsa pasarnya dan bagaimana posisi yang
diharapkan dari produk tersebut. Hubungan sumberdaya dan kapabilitas dengan keunggulan posisi yang dimaksud dalam
penelitian ini berpendapat bahwa keunggulan bersaing adalah tidak diam, berputar memberikan prestasi akhir dan seterusnya. Pandangan yang memetakan keunggulan bersaing
ke dalam tiga persoalan yaitu persoalan sumber-sumber keunggulan, persoalan keunggulan posisi dan persoalan prestasi dari posisi keunggulan ditambah umpan balik pada sumberdaya,
keterampilan dan pengendalian. Posisi yang kompetitif memberikan definisi tentang bagaimana perusahaan akan
bersaing dalam melayani target pasar dan keunggulan kompetitif yang akan ditempuh. Daya tarik pasar akan tergantung sebagian pada sumberdaya yang tersedia untuk membangun posisi
kompetitif yang kuat, dan harus dipertahankan melalui sumberdaya yang unik yang dimiliki perusahaan. Hubungan antara tekanan orientasi pasar, sumberdaya perusahaan, dan posisi
kompetitif adalah menghasilkan dampak untuk menentukan keunggulan posisi. Bagaimanapun teori pandangan berbasis sumberdaya perusahaan dianggap bernilai sebagai sumberdaya lebih
lanjut dari wawasan kedalam inti kemampuan perusahaan untuk penentuan keunggulan posisi.
2.8. Kerangka Berpikir
Perguruan tinggi yang memiliki keunggulan posisi adalah perguruan tinggi yang mampu melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat oleh perguruan tinggi lain, dalam artian
bahwa perguruan tinggi tersebut memiliki keunikan yang sulit ditiru.
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan bersaing merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perguruan tinggi baik sumberdaya, kemampuan, keterampilan, pengaturan dan lain sebagainya dimana hal
tersebut dapat dijadikan sumber kekuatan perguruan tinggi dalam melakukan persaingan dan dapat dijadikan sumber keberhasilan sebuah perguruan tinggi yang dilakukan dengan cara yang
sehat dan berwibawa, bukan keunggulan bersaing dengan menghalalkan berbagai cara yang tidak sehat.
Kemampuan dan pengetahuan perguruan tinggi dalam mengkombinasikan, mengembangkan, mengalokasikan dan memberdaya-gunakan sumberdaya-sumberdaya-nya
tanpa mengganggu program studi lain serta bagaimana mutu akademik program studi tersebut akan dibina, dan dukungan kerjasama yang ada sangat membantu mengembangkan program
studi. Sumberdaya yang dimaksud adalah sumberdaya berwujud yang terdiri dari semua aset atau item fisik yang dimiliki perguruan tinggi yang dapat dilihat dan dihitung seperti
sumberdaya keuangan, sumberdaya organisasi, sumberdaya fisik, dan sumberdaya teknologi, dan sumberdaya tidak berwujud yang terdiri dari semua yang dimiliki oleh perguruan tinggi
yang dapat dirasakan manfaatnya, dilihat tetapi tidak bisa disentuh tidak memiliki bentuk fisik seperti: sumberdaya manusia, inovasi, reputasi dan budaya organisasi.
Tindakan atau langkah-langkah dari perguruan tinggi untuk mendesain citra perguruan tinggi dan penawaran nilai dimana masyarakat di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perguruan tinggi, dibandingkan dengan pesaingnya melalui cara menentukan posisi bersaing program studi seperti posisi menurut manfaat, posisi
menurut penggunaan atau penerapan, posisi menurut pemakai, dan posisi menurut harga atau kualitas, dan akhirnya akan menciptakan keunggulan posisi.
Keunggulan posisi dapat diciptakan melalui perencanaan, penggunaan, dan pengendalian biaya yang baik sehingga mampu meminimalkan pemborosan yang terjadi dari
berbagai aspek pengelolaan pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa keunggulan bersaing
Universitas Sumatera Utara
adalah tidak diam, berputar memberikan prestasi akhir dan seterusnya. Hal ini terjadi karena perguruan tinggi yang memiliki posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor atau
pesaing dan dapat memberikan nilai dan menghasilkan manfaat unik yang sesuai dengan keinginan masyarakat serta dapat menutupi biaya yang tinggi dengan menciptakan diferensiasi
berdasarkan kepada kepentingan, keistimewaanciri khas, terjangkau, dan menguntungkan. Pandangan yang memetakan keunggulan bersaing ke dalam tiga persoalan yaitu
persoalan sumber-sumber keunggulan, persoalan keunggulan posisi dan persoalan prestasi dari posisi keunggulan ditambah umpan balik pada sumber daya, keterampilan dan pengendalian.
Berdasarkan uraian di atas, maka digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berukut:
Tidak diteliti Diteliti
Gambar 2.2: Kerangka pemikiran analisis Resource-Based View dalam strategi menentukan keunggulan posisi
Strategi Keunggulan
Bersaing Model
Organisasi Industri IO
Model Berbasis
Sumber Daya Resource-
Based View – RBV
Sumber Daya Resource
1. Sumber Daya Berwujud
tangible 2. Sumber Daya
Tidak Berwujud intangible
Kapabilitas Capabilities
Model Posisi
Bersaing Keunggulan
Posisi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dirumuskan paradigma penelitian tentang analisis RBV dalam strategi menentukan keunggulan posisi program studi magister
ilmu hukum sebagai berikut:
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2013
Gambar 2.3: Paradigma penelitian analisis RBV Resource-Based View dalam strategi menentukan keunggulan posisi
2.9. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan pertanyaan yang penting karena hipotesis ini merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian, sebagaimana pendapat Sugiyono 2002
“Hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Berdasarkan pengertian hipotesis, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Hipotesis 1 : Kapabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap posisi
bersaing. Hipotesis 2
: Sumberdaya berwujud berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap posisi bersaing.
H5 H4
H3 H2
H1 Sumberdaya
Berwujud
Kapabilitas
Sumberdaya Tidak Berwujud
Posisi Bersaing
Keunggulan Posisi
H6
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis 3 : Sumberdaya tidak berwujud berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap posisi bersaing. Hipotesis 4
: Posisi bersaing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan posisi.
Hipotesis 5 : Sumberdaya berwujud berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keunggulan posisi
. Hipotesis 6
: Sumberdaya tidak berwujud berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keunggulan posisi
.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN