Perpajakan Liabilitas Diestimasi Atas Imbalan Kerja Karyawan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan

o. Perpajakan

Berdasarkan PSAK No. 46 beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan dan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas dilunasi, yaitu dengan tarif pajak peraturan pajak yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Amandemen atas liabilitas perpajakan dicatat ketika ketetapan pajak diterima atau, jika keberatan diajukan oleh Entitas, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditentukan. Peraturan perpajakan Indonesia tidak mengenal konsep pajak konsolidasi. Sedangkan saldo pajak dalam laporan keuangan konsolidasian merupakan gabungan dari posisi saldo pajak Entitas dan Entitas Anak.

p. Liabilitas Diestimasi Atas Imbalan Kerja Karyawan

Entitas mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Sebelum 1 Januari 2005, Entitas mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan berdasarkan penilaian aktuaris sesuai dengan PSAK No. 24, Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, yang diterbitkan pada tahun 1994. Berdasarkan PSAK No. 24 Revisi 2004, Imbalan Kerja, beban imbalan kerja yang harus disediakan berdasarkan peraturan- peraturan yang berlaku, dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian koreksi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui untuk masing-masing karyawan pada akhir periode sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini liabilitas manfaat pasti defined benefit obligation dan 10 dari nilai wajar aset program fair value of plan assets. Keuntungan dan kerugian ini diakui menggunakan metode garis lurus straight-line method atas rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, beban jasa lalu past service costs atas liabilitas manfaat pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan pasti dari program yang telah ada diamortisasi selama sisa periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.

q. Operasi yang Dihentikan