Keterbatasan Parameter Konvensional dalam Menilai Status Besi

Pada pasien PGK terutama yang mendapat terapi ESA bisa terjadi defisiensi besi yang absolut maupun fungsional. Defisiensi besi absolut ditandai dengan nilai ST 20 atau feritin serum 100 ngml, hal ini terjadi akibat meningkatnya kehilangan darah, darah tertinggal di alat dialiser, seringnya pengambilan sampel darah, perdarahan saluran cerna, pembedahan berulang untuk akses vaskular ataupun karena menurunnya absorpsi besi di saluran cerna akibat restriksi diet, kurangnya konsumsi makanan yang banyak mengandung besi Brugnara et al. 2006. Sementara defisiensi besi fungsional relatif terutama terjadi pada pasien PGK yang mendapat terapi ESA, dimana ESA akan meningkatkan laju produksi eritrosit di sumsum tulang, sehingga kebutuhan akan besi meningkat, sementara kemampuan transpor besi dari tempat cadangan besi ke sumsum tulang tidak dapat mengimbangi laju eritropoesis. Hal ini ditandai dengan nilai ST 20 namun feritin serum bisa normal atau meningkat Maconi et al. 2009. Pada keadaan ini sebenarnya cadangan besi dalam tubuh cukup, namun terjadi gangguan dalam transpor besi. Pada kasus yang ekstrem dapat terjadi blokade transpor besi dari organ tempat penyimpanan besi organ reticuloendotelial dimana dalam keadaan inflamasi ataupun infeksi akut dan kronis, cadangan besi tidak dapat ditranspor oleh transferin. Akibatnya ST rendah, sedangkan feritin serum meningkat. Dengan demikian penggunaan parameter konvensional ini akan menimbulkan keraguan, apakah pasien benar dalam keadaan defisiensi besi atau tidak serta memerlukan suplemen besi atau tidak Piva et al. 2010.

2.3 Keterbatasan Parameter Konvensional dalam Menilai Status Besi

Rekomendasi yang ada saat ini masih menggunakan parameter konvensional dalam menilai status besi dan target terapi besi. Feritin serum menyatakan cadangan protein dalam tubuh namun juga merupakan protein fase akut yang nilainya akan meningkat pada keadaan inflamasi akut maupun kronis. Keadaan uremia pada pasien PGK dengan hemodialisis juga merupakan kondisi inflamasi kronis. The National Kidney Foundation-Kidney Disease Outcomes Quality Initiative NKF-KDOQI 2006 menyatakan bahwa ST adalah perhitungan KBS dibagi dengan kapasitas ikat besi totaltotal iron binding capacity TIBC. TIBC menyatakan jumlah besi yang bersirkulasi; merefleksikan transferin, protein yang mengikat besi dalam darah. Keadaan inflamasi meningkatkan nilai Universitas Sumatera Utara transferin-yang juga sebagai protein fase akut, sehingga pada keadaan inflamasi nilai ST dapat turun Wish JB 2006. Nilai transfrerin rendah bila sintesisnya berkurang, misalnya pada keadaan malnutrisi atau penyakit kronis lainnya. ST juga memiliki nilai variasi diurnal yang menyulitkan interpretasi hasil apabila waktu pengambilan sampel darah berubah-ubah Buttarello et al. 2010. Pada pasien PGK dengan hemodialisis, sering ditemui keadaan dimana ST rendah dan feritin serum tinggi karena terjadi defisiensi besi fungsional atau blokade transpor besi dari organ retikuloendotelial Wish JB 2006. Hal ini menyebabkan adanya dilema dalam memutuskan pemberian suplemen besi. Diperlukan pertimbangan yang matang antara manfaat dan kerugian yang timbul akibat pemberian suplemen besi. Gambar 2.1 Panduan terapi ESA pada pasien PGK yang Menjalani Hemodialisis Lubis HR et al. 2001. FS, feritin serum; ST, saturasi transferin; HD, hemodialisis, EPO, erythropoetin. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa penelitian yang mencoba mengkaji nilai diagnostik dari parameter konvensional ini, diperoleh kesimpulan bahwa nilai ST 20 memiliki sensitivitas yang baik untuk menyatakan defisiensi besi, namun nilai feritin serum baik 100 ataupun 200 ngml tidak menunjukkan sensitivitas yang baik Wish JB 2006.

2.4 RET-HE