36 volatil  yaitu  15  [44].  Pada  penelitian  ini  kadar  senyawa  volatil  briket  yang
paling  rendah  adalah  50,575  dan  dapat  dilihat  bahwa  sangat  jauh  dari  standar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa briket yang dihasilkan dari berbagai perlakuan
tidak ada yang memenuhi syarat. Kadar  senyawa  volatil  dalam  biomassa  akan  membuat  biomassa  tersebut
sangat reaktif dan membuat pembakaran menjadi lebih cepat [6]. Kadar senyawa volatil  adalah  zat  yang  dapat  menguap  sebagai  hasil  dekomposisi  senyawa-
senyawa  yang  masih  terdapat  di  dalam  arang  selain  air.  Semakin  tinggi  kadar senyawa  volatil  di  dalam  briket  arang  maka  asap  yang  dihasilkan  akan  lebih
banyak pada saat briket dinyalakan karena adanya reaksi antara karbon monoksida CO dengan turunan alkohol yang tinggi [44].
4.1.3   Analisis Kadar Abu
Pada  bagian  ini,  akan  dibahas  pengaruh  konsentrasi  perekat,  tekanan pengempaan, dan proses pengarangan terhadap kadar abu briket.
4.1.3.1 Analisis Pengaruh Konsentrasi Perekat terhadap Kadar Abu Pengaruh  konsentrasi  perekat  terhadap  kadar  abu  dapat  dilihat  pada
Gambar 4.6.
Keterangan : TP = Tekanan Pengempaan PP = Proses Pengarangan
Gambar 4.6 Hubungan Konsentrasi Perekat terhadap Kadar Abu Briket
5 10
15 20
25
10 12,5
15 20
K adar
A bu
Konsentrasi Perekat
TP=85 kgcm2; PP1 TP=105 kgcm2; PP1
TP=85kgcm2;PP2 TP=105kgcm2;PP2
TP = 85 kgcm
2
; PP1 TP = 105 kgcm
2
; PP1 TP = 85 kgcm
2
; PP2 TP = 105 kgcm
2
; PP2
37 Dari  Gambar  4.6  terlihat  bahwa  kadar  abu  briket  pada  masing-masing
perlakuan mengalami penurunan seiring dengan penambahan konsentrasi perekat Kadar  abu  briket  tertinggi  mencapai  angka  25  yaitu  pada  briket  dengan
perlakuan  PP1,  TP=105  kgcm
2
dan  konsentrasi  perekat  10.  Sedangkan  kadar abu  briket  terendah  adalah  17,033  yaitu  pada  briket  dengan  perlakuan  PP1,
TP=105 kgcm
2
dan konsentrasi perekat 20. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kadar abu daun jambu mete adalah
1,54 [60] dan  kadar abu dari  sekam  padi  berkisar dari 18,20-23,40  [61]. Hal ini  menunjukkan  bahwa  kadar  abu  perekat  lebih  rendah  dibanding  kadar  abu
bahan dasar, sehingga dengan penambahan jumlah konsentrasi bahan perekat akan memicu turunnya kadar abu arang briket.
4.1.3.2 Analisis Pengaruh Proses Pengarangan terhadap Kadar Abu Berikut ini akan dibahas pengaruh proses pengarangan terhadap kadar abu
briket  pada  berbagai  konsentrasi  perekat  yaitu  10,  12,5,  15  dan  20  dan tekanan  pengompakan  85  kgcm
2
dan  105  kgcm
2
yang  terlihat  pada  Tabel  4.3. Dari  Tabel  4.3  terlihat  bahwa  kadar  abu  briket  pada  masing-masing  perlakuan
rata-rata  mengalami  kenaikan  ketika  diarangkan  dengan  metode  pengarangan  2. Meskipun demikian, terdapat titik dimana kadar abu briket mengalami penurunan.
Proses  pengarangan  2  memungkinkan  bahan  baku  yang  lebih  dulu terkarbonisasi  memicu  bahan  baku  lainnya.  Akibatnya  bahan  baku  yang  waktu
mulai  karbonisasi  lebih  lama  akan  terkarbonisasi  lebih  awal  dan  lebih  lama daripada  normalnya  sehingga  memungkinkan  proses  karbonisasi  mencapai
maksimal sebelum 2 jam dan mulai menjadi abu. Dari  Gambar  4.6  serta  Tabel  4.3  terlihat  bahwa  kadar  abu  briket  cukup
tinggi. Menurut [43], kualitas kadar abu briket yang sesuai standar adalah 5,51. Dilihat  dari  grafik  yang  didapat  jelas  bahwa  kadar  abu  briket  tidak  memenuhi
standar dan sangat jauh dari standar dimana dari data diketahui bahwa kadar abu paling rendah untuk setiap perlakuan briket yaitu 17,033. Sehingga ditinjau dari
kadar abu, briket-briket ini tidak memenuhi syarat. Abu merupakan sisa pembakaran yang tidak mudah terbakar dimana salah
satu  unsur  penyusunnya  adalah  silika  [6  dan  44].  Abu  memiliki  pengaruh  yang cukup signifikan terhadap transfer panas dan difusi oksigen ke permukaan bahan
38 bakar  [6].  Karena  itu,  bahan  bakar  sebaiknya  memiliki  kandungan  abu  yang
rendah.  Kadar  abu  yang  tinggi  dalam  bahan  bakar  biasanya  mengarah  ke  emisi debu  yang  lebih  tinggi  dan  mempengaruhi  efisiensi.  Semakin  tinggi  kadar  abu
maka semakin rendah nilai kalor suatu briket [6]. Tabel 4.3 Data Kadar Abu Briket berbagai Perlakuan
No. Konsentrasi
Perekat Tekanan
Pengempaan kgcm
2
Proses Pengarangan
Kadar Abu
1 10
85 PP1
21,5470 2
PP2 22,9050
3 105
PP1 25,0000
4 PP2
23,0769 5
12,5 85
PP1 19,5652
6 PP2
21,6667 7
105 PP1
21,2291 8
PP2 21,9101
9 15
85 PP1
19,1489 10
PP2 21,0811
11 105
PP1 21,0227
12 PP2
21,7143 13
20 85
PP1 17,0330
14 PP2
20,0000 15
105 PP1
19,4286 16
PP2 20,1149
Keterangan : PP = Proses Pengarangan
4.1.4   Analisis Kandungan Fixed Carbon