11
d. Laporan Arus Kas
“Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
” PSAK No. 2,Revisi 2009.
“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas op
erasi, investasi, dan pendanaan.” PSAK No.2, Paragraf 10 Revisi 2009.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
“Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas masing-masing pos dalam
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah jika disajikan, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk
informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan. ” PSAK No.1
Paragraf 111, Revisi 2009. Didalam PSAK No.1 Paragraf 111 Revisi 2009 Catatan atas laporan
keuangan: a menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115
– 122; b mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan
di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan c memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan..
Universitas Sumatera Utara
12
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan suatu keputusan ekonomi. Supaya laporan keuangan menjadi lebih berarti dan dimengerti oleh beberapa pihak maka perlu dilakukan analisis laporan
keuangan. Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan pihak pemilik dan manajemen mengetahui pencapaian target yang sudah ditentukan dan
informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
“Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan
.” Van Horne Waschowicz 2012; 154.
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan adalah Neraca, LabaRugi, dan Arus Kas Dana. Kalau dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan
keuangan berarti; menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kualitatif
maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat. Harahap 2013;190.
Universitas Sumatera Utara
13 Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, serta memprediksi dan menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja perusahaan sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Kasmir, 2014; 68:
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan; 3.
untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; 4.
untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini; 5.
untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Analsis laporan keuangan memerlukan metode dan teknik analisis yang tepat supaya diperoleh hasil yang maksimal. Menurut Kasmir 2014;
69 Terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yaitu
sebagai berikut : a. Analisis Vertikal Statis
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan
Universitas Sumatera Utara
14 antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang
diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode lain.
b. Analisis Horisontal Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain.
Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan menurut kasmir 2014;99 adalah:
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan yaitu analisis yang membandingkan laporan keuangan leih dari satu periode minimal dua
periode
2. Analisis trend
Analisis trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari periode ke periode.
3. Analisis persentase perkomponen
Analisis persentase perkomponen merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing
komponen yang ada dalam laporan keuangan.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana
Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan, serta, penggunaan dana dalam suatu
periode. Juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis sumber dan penggunaan kas digunakan untuk mengetahui sumber dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas.
6. Analisis Rasio
Analisis rasio digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan,
antara lain;
a. Rasio Liquiditas Liquidity Ratio
Rasio liquiditas merupakan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mebayar utang-utang kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban utang pada saat ditagih. Diukur dengan cara
Universitas Sumatera Utara
15 membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar
dengan komponen dipassiva lancar. b.
Rasio Leverage Leverage Ratio Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber
dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang
yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.
c.
Rasio Aktivitas Activity Ratio Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam
mengelola aset yang dimilikinya. d.
Rasio Profitabilitas Profitability Ratio Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan
aktiva atau modal yang dimilikinya. e.
Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan
posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan persaham dan
dividen persaham. f.
Rasio Penilaian Rasio penilaian yaitu memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham
terhadap nilai buku.
7. Analisis Kredit
Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti
bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan. Kemudian, analisis juga digunakan untuk meningkatkan
penjualan kredit.
Universitas Sumatera Utara
16 8.
Analisis Laba Kotor Analisis laba kotor digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor
dari periode ke satu periode. Kemudian, untuk mengetahui sebab sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
9. Analisis Titik Pulang Pokok
Analisis titik pulang pokok break even point digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan
perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.
2.3 Kinerja Keuangan 2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara
efektif dan efisien selama periode tertentu. “Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau
program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Itu berarti kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.
” Rudianto 2013:189 Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan
aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Di dalam proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, salah satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk dapat
melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di bidang keuangan,
Universitas Sumatera Utara
17 informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan
dari proses akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang
terjadi dalam perusahaan.
2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Rudianto 2013:188 adalah
sebagai berikut:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimal. b.
Membantu pegambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerjanya. e.
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargan.
2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja menurut Rudianto 2013:187 adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan mematui standar dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta
hasil yang diinginkan.
b. Tujuan berikutnya dari pengukuran kinerja adalah untuk membantu menetapkan strategi.
Universitas Sumatera Utara
18
2.4 Analisis Metode Du Pont
Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh Donaldson Brown kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont memperkenalkan
suatu metode analisis keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama analisis Du
Pont. Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu analisis rasio
keuangan. Termasuk salah satu alat untuk mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan komposisi laporan keuangan di mana pos-pos laporan keuangan
diurai secara mendetail. Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott 2008:88 memberikan definisi
sebagai berikut : ”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.
” Metode analisis Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi,
prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi ROI. Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka
yang ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan return on investment ROI.
Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan
biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
Universitas Sumatera Utara
19 Ia menguraikan hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail
sebagai berikut : Gambar 2.1. Kerangka Metode Du Pont
Sumber: Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Harahap 2013:334 Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa
komponen yang digunakan antara lain, sebagai berikut:
1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin NPM “Margin laba bersih Net ProfitMargin adalah ukuran persentase dari
setiap hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
” Rudianto 2013:192. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat
besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan. Semakin
Surat Berharg
a Piutang
Dagang Persediaan
Nilai Buku Aktiva Tetap Kas
Penjualan Biaya
Operasi Beban
Bunga Pajak
Penghasilan Harga
Pokok Penjualan
Return On Investment
ROI Laba Setelah
Pajak
Penjualan
Total Asset
Total Asset Turnover
Laba Bersih
Penjualan
Universitas Sumatera Utara
20 tinggi Net Profit Margin, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit
Margin dapat dicari dengan rumus:
Keterangan: NPM = Net Profit Margin Margin Laba Bersih
NI = Net Income Laba Bersih
S = Sales Penjualan
2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover “Rasio ini menunjukkan kecepatan perputaran asset yang digunakan untuk
operasi perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, perputaran total aset mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk
menghasilkan penjualan. ” Rudianto 2013:194. Semakin tinggi rasio Total Assets
Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan: TATO : Total Asset Turnover Perputaran Total Asset
S : Sales Penjualan
TA : Total Assets Total Aset
Universitas Sumatera Utara
21 3. Return of Investment ROI
”Return of Investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
” Kasmir 2014:202. Berikut adalah cara mencari hasil pengembalian investasi dengan pendekatan Du Pont:
Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar total harta
dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.
4. Return On Equity ROE “
Return On Equity ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
” Kasmir 2014:204. Berfungsi untuk
melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau keuntungan bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan
dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Untuk mencari hasil Return On Equity dengan pendekatan metode Du Pont adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
22
2.5 Penelitian Terdahulu Peneliti