e. Bakat Pembawaan Bakat menurut Notoatmodjo 1997 yang mengutip pendapat William B.
Micheel 1960 adalah : “kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi
dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
f. Intelegensi Menurut Terman intelegensi adalah : “kemampuan untuk berfikir abstrak”
Sukardi, 1997. Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah : “kemampuan untuk membuat kombinasi” Notoatmodjo, 1997. Dari batasan terebut
dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam
mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan
bertindak lambat dalam mempengaruhi Perilaku.
2.7.2. Perbedaan-perbedaan Perilaku Individu
Mengapa manusia itu berbeda dalam bertindak diantaranya adalah: 1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.
Setiap manusia memiliki perbedaan dalam berperilaku karena proses penyerapan informasi yang berbeda dari setiap individu tersebut yang kemudian
mempangaruhi perilaku seseorang dalam bertindak. 2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang ditemukan oleh para ilmuwan psikologi seperti, Maslow, Mcleland, McGregor, dll. Kebutuhan manusia
menjadi motif secara intrinsik individu tersebut dalam berperilaku. 3. Manusia berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam
mempengaruhinya. Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang
dibuat oleh individu dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi diluar dari dirinya dengan kata lain motivasi eksternal berperan disini. Lingkungan membentuk manusia
menjadi lebih baik atau menjadi jahat, ramah, atau sombong. 4. Faktor Kesukaan
Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang
dikatakan atasan hanya merupakan masukan tidak langsung dilakukan.
2.7.3. Teori Partisipasi
Secara umum, partisipasi masyarakat berarti keikutsertaan, dan kebersamaan anggotanya dalam suatu kegiatan baik langsung atau tidak langsung. Keterlibatan itu
mulai dari gagasan, perumusan kebijakan, hingga pelaksanaan program.
Partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat memberi bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi tidak langsung berupa bantuan
keuangan, pemikiran, dan materi dari luar. Partisipasi juga berarti sumbangan dana,
material, tanah atau tenaga pada program kegiatan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1989 menyatakan partisipasi berarti ikut berperan dalam suatu kegiatan. Partisipasi masyarakat berarti proses
antara orang-orang dengan pejabat pemerintah yang berusaha memperbaiki ekonomi,
dan sosial budaya masyarakat Suparmoko, 2002
Menurut Delivery 2007 usaha pendekatan partisipatif di Indonesia memunculkan beragam persepsi berbeda tentang arti partisipasi. Persepsi yang ada
selama ini yaitu:
a. Masyarakat melaksanakan kegiatan dari program yang ditetapkan
b. Anggota masyarakat ikut menehadiri pertemuan
c. Anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam tahap proses pengambilan
keputusan, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program.
Parisipasi berarti keterlibatan dan peran serta masyarakat PSM secara aktif di bidang kesehatan. Keberhasilan program ditentukan oleh peran serta masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ini harus berlandaskan prinsip pokok, yaitu pengikutsertaan potensi masyarakat berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat Mitchel,
2000
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Konsep