commit to user 8
Program Jamkesmas ini merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan bagi masyarakat miskin. Dengan dilaksanakan
program ini diharapkan dapat meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di
Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Penulis tertarik dengan judul tersebut karena melalui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program
jaminan kesehatan
masyarakat Jamkesmas,
maka akan
mengetahui bagaimanakah pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas
Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, dan peserta Jamkesmas
dengan petugas Kelurahan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
Surakarta?”
commit to user 9
C. TUJUAN PENELITIAN
Diadakan suatu penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas maka
penelitian ini mempunyai tujuan, untuk mengetahui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas di Kelurahan
Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1 Manfaat Teoritis Dapat mengetahui bagaimana penerapan teori- teori sosiologi, seperti
teori pertukaran sosial yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat
Jamkesmas di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. 2. Manfaat Praktis
Dapat mengetahui bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di kelurahan Sondakan,
Kecamatan Laweyan, Surakarta.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Landasan Teori
Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigma yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial. Paradigma
adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
commit to user 10
persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan- persoalan
apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan- aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan
dalam rangka menjawab persoalan- persoalan tersebut. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkungannya yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya
dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat- akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Jadi terdapat
hubungan fungsional antara tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan actor. Bagi paradigma perilaku sosial individu kurang sekali memiliki
kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia lebih bersifat mekanik
dibandingkan dengan menurut paradigma definisi sosial. Ritzer, 2003:71-72. Behavioral sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-
prinsip psikologi perilaku ke dalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antar akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan
actor dengan tingkah laku actor. Akibat- akibat tingkah laku diperlakukan sebagai variabel independent. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan tingkah
laku yang terjadi itu melalui akibat- akibat yang mengikutinya kemudian. Jadi
commit to user 11
nyata secara metafisik ia mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi di masa sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi di masa yang akan datang.
Yang menarik perhatian Behavioral Sociology adalah hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan actor dengan tingkah laku yang
terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang
diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang actor akan bertingkah laku yang sama mengulanginya dalam situasi
sekarang. Konsep dasar teori ini adalah reinforcement, yang dapat diartikan sebagai ganjaran atau reward, dimana tidak ada sesuatu yang melekat dalam
obyek yang menimbulkan ganjaran. Proses ini menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku individu Ritzer, 2003:73-74.
Exchange teory, mendasarkan teorinya pada pergaulan hidup manusia dimana terdapat kecenderungan yang kuat, bahwa kepuasan dan
kekecewaan bersumber kepada pihak lain terhadap dirinya sendiri, seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain, karena hal tersebut dianggap menguntungkan
sehingga ia mendapatkan suatu imbalan. Sudah tentu jika proses- proses tersebut tidak selalu menguntungkan namun terkadang juga merasa rugi atau kecewa.
Keuntungan dari hubungan tersebut adanya selisih dari imbalan dan biaya, maka teori ini sering disebut “theori pilihan rasional”. Dua tokoh yang terkenal dari
teori ini adalah Homans dan Blau.
commit to user 12
Homans mengajukan proposisinya, sebagai berikut: a. Semakin tinggi ganjaran reward yang diperoleh atau yang akan diperoleh ,
semakin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang. b. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi biaya atau ancaman hukuman
punishment yang akan diperoleh semakin kecil kemungkinan tingkah laku serupa akan diulang.
Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi
Skinnerian. Proposisi itu adalah: 1. Proposisi sukses:
Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu Homans,
1974; 16 dalam poloma 1987; 61 Homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh
ganjaran atau menghindari hukuman maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Secara umum, perilaku yang selaras dengan proposisi sukses
meliputi tiga tahap antara lain: tindakan seseorang, hasil yang diberikan, dan pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal
menyerupai tindakan asli. Contoh: seorang mahasiswa belajar sebelum ujian dan mendapatkan nilai
tinggi, maka pada waktu ujian berikutnya akan belajar agar mendapat nilai yang tinggi.
commit to user 13
2. Proposisi stimulus: Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat
stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan
semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama Homans, 1974; 22-23 dalam poloma 1987; 62
Proposisi stimulus mengetengahkan objek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diinginkan. Contoh: Mahasiswa yang menginginkan
nilai baik. Di masa lalu dia memperoleh ganjaran berupa nilai baik dan pentingnya belajar sebagai stimulus yang melahirkan hasil yang diinginkan.
Mahasiswa lebih memilih stimulus belajar 2 hari sebelum ujian dan belajar secara individual daripada stimulus lain yang berasal dari belajar secara berkelompok.
3. Proposisi nilai : Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang
melakukan tindakan itu Homans, 1974:25 dalam poloma 1987; 63 Proposisi ini khusus berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang
merupakan hasil tindakan. Proposisi nilai mengetengahkan tingkat dimana orang mengiginkan ganjaran yang diberikan oleh stimulus.
Proposisi ini merupakan penghargaan terhadap tindakan. Contoh: Seorang mahasiswa datang pagi- pagi ke kampus maka dihargai dengan dikatakan
sebagai mahasiswa yang rajin.
commit to user 14
4. Proposisi Deprivasi – Satiasi Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu
ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu Homans, 1974: 29 dalam poloma 1987; 64
Proposisi deprivasi satiasi selanjutnya menyempurnakan kondisi- kondisi dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi.
Proposisi ini merupakan menurunnya nilai karena kejenuhan. Contoh: Seorang anak yang diberi uang Rp.1000,- selama bertahun- tahun diberi uang
dengan jumlah yang sama maka anak itu akan merasa jenuh dan uang Rp.1000,- itu menjadi berkurang nilainya.
5. Proposisi Restu Agresi Approval Agression Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya,
atau menerima hukuman yang yang tidak diinginkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku
demikian menjadi lebih bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari
yang diperkirakan, atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang
disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai harganya Homans, 1974: 37- 39 dalam poloma 1987; 65
Proposisi ini merupakan proposisi konflik Homans. Jika sesuatu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan marah bahkan akan melakukan
commit to user 15
perlawanan. Contoh: Seseorang yang sudah bekerja selama beberapa bulan tetapi tidak mendapatkan gaji, maka orang itu akan marah.
6. Proposisi rasionalitas Ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan
sebagaimana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya dikalikan probabilitas keberhasilan adalah lebih besar Homans 1974:43
Pada dasarnya, orang menelaah dan melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternatif yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah
imbalan yang
diasosiasikan dengan
setiap tindakan.
Mereka pun
mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika seseorang
menganggap bahwa itu semua dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan.
Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung tidak mungkin diperoleh.
Proposisi rasionalitas menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional pendekatan Homans. Homans mengaitkan proposisi rasionalitas dengan
keberhasilan, stimulus, dan proposisi nilai. Proposisi rasionalitas mengatakan pada kita bahwa benar tidaknya orang akan melakukan tindakan tergantung pada
persepsi mereka tentang probabilitas sukses. Homans beragumen bahwa persepsi apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh sukses di masa lalu dan
kemiripan dengan situasi masa kini dengan situasi sukses di masa lalu.
commit to user 16
Proposisi rasionalitas ini memilih tindakan berdasarkan rasional. Contoh: Memilih tindakan berolahraga secara teratur agar badan menjadi sehat.
2. Konsep- konsep yang digunakan
Konsep konsep dalam teori pertukaran sosial George Homans
a. Pertukaran sosial Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat
antara satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
b. Tindakan perilaku sosial Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan
yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu ganjaran dan hukuman dari orang lain. Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995;
97
c. Pertukaran yang adil Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat
menguntungkan atau sepanjang dianggap saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 100
commit to user 17
d. Kegiatan Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang
sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu-
individu dan kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan- kegiatan mereka, dan dalam tingkat penampilan dari
pelbagai kegiatan itu. Homans dalam Doyle Paul Johnson,1986; 61
e. Interaksi Interaksi adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh
kegiatan orang lain. Individu-individu atau kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut frekuensi interaksi, menurut siapa yang mulai interaksi
dengan siapa, menurut saluran- saluran dimana interaksi itu terjadi dan seterusnya. Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61
f. Perasaan Perasaan adalah suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat
perilaku yang menunjukkan suatu keadaan internal. Tanda- tanda seperti keadaan internal yang ditunjukkannya dapat bermacam-macam. Keadaan-keadaan
fisiologis seperti kelaparan atau keletihan, reaksi emosional yang positif atau negatif terhadap suatu peristiwa atau suatu stimulus, perasaan suka atau tidak suka
terhadap seorang kawan anggota kelompok, jenis- jenis keadaan fisiologis internal psikologis atau emosional ini, dan banyak lagi lainnya dimasukkan dalam satu
commit to user 18
kelompok umum yakni perasaan, sepanjang keadaan internal ini dimanifestasikan dalam suatu tipe perilaku yang dapat diamati. Homans dalam Doyle Paul
Johnson, 1986;61-62
g. Kebiasaan Kebiasaan menunjuk pada kegiatan- kegiatan dan pola–pola interaksi yang
diulang- ulang. Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63
h Norma Norma adalah suatu kegiatan atau pola interaksi yang diharapkan untuk
diikuti oleh anggota kelompok, dengan perasaan positif yang dinyatakan kepada mereka yang mengikutinya dan perasaan negatif terhadap mereka yang tidak
mengikutinya.Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63
i. Deprivasi Deprivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima suatu reward
tertentu. Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66
j. Kepuasan Kepuasan adalah kuantitas dari reward yang cukup besar memuaskan
seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu untuk sementara waku tidak diinginkan lagi. Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66
commit to user 19
k. Ganjaran Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang
dari suatu hubungan.
l. Imbalan reward Ganjaran reward adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya
pengorbanan.
3. Penelitian Terdahulu
a. Respons Pekerja terhadap Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT.Aksara Solopos Surakarta
Dina Ananti Sawitri Setyani, Skripsi, 2008
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja di PT. Aksara Solopos menerima dengan baik adanya suatu Program Jaminan pemeliharaan
kesehatan di PT. Aksara Solopos yang diselenggarakan oleh manulife financial. Diterimanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Manulife Financial tidak terlepas dari persepsi yang baik dari pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman
pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh pekerja melalui pengarahan dan serta pengetahuan pribadi, kepercayaan, penilaian
sehingga mereka menerima adanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Manulife Financial. Dengan persepsi yang baik dari
commit to user 20
pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Manulife Financial maka menimbulkan respons yang baik pula dari pekerja.
b Marital Relationship: A Social Exchange Theory Perspective Hubungan Perkawinan: Sebuah Perspektif Teori Pertukaran Sosial
Paul A. Nakonezny Wayne H Denton, The University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas, Texas, USA.
Jurnal Internasional 2008
Tesis utama dari artikel ini adalah perlakuan dari hubungan perkawinan dalam konteks teori pertukaran sosial. Artikel ini dibuka dengan
diskusi tentang solidaritas perkawinan dan kekuasaan perkawinan dari perspektif pertukaran sosial. Selanjutnya, artikel ini berisi perbedaan di antara pertukaran
sosial dan pertukaran ekonomi dalam rangka untuk memberikan wawasan dalam melukiskan
hubungan perkawinan
dalam konteks
pertukaran sosial.
Konseptualisasi beberapa terapi dalam teori pertukaran sosial dibahas berikutnya. Akhirnya, artikel itu ditutup dengan diskusi tentang kekurangan teori pertukaran
sosial sebagai upaya untuk membatasi ruang lingkup memperlakukan hubungan perkawinan sebagai sistem pertukaran sosial.
commit to user 21
c Some Amendments to Social Exchange Theory: A Sociological Perspective Beberapa Koreksi terhadap Teori Pertukaran Sosial:
Sebuah Perspektif Sosiologi Milan Zafirovski, Department of Sociology, University of North
Texas, Jurnal Internasional 2003
Paradigma pertukaran menghibur aspirasi yang tinggi tentang tempat di dalam psikologi sosial dan umumnya sosiologi dan psikologi. Hal ini
ditunjukkan, misalnya, dengan premis fundamental bahwa semua kehidupan sosial dapat dianggap sebagai imbalan atau pertukaran sumber daya antara pelaku.
Sifat seperti kehidupan sosial sering menjadi alasan untuk klaim bahwa paradigma pertukaran sosial fitur umum setara dan relevan untuk teori sosiologis. Klaim ini
diulang dalam makalah ini, dengan menempatkan penekanan pada versi pilihan rasional dan behavioris teori pertukaran sosial. Pemeriksaan tidak menyediakan
dukungan prima untuk klaim teori pertukaran sosial, khususnya formulasi ekonomi-perilaku. Sebaliknya, didasarkan pada psikologi sosial sosiologis atau
psiko-sosiologi sebuah konsep alternatif pertukaran sosial secara empiris dirumuskan dan diperkirakan sebagai alternatif dengan teori saat ini. Makalah ini
akan mencoba membuat suatu kontribusi terhadap integrasi teori sosiologis dan sosial-psikologis. Kesimpulan utama adalah bahwa aktor dalam pertukaran dapat
tidak hanya individu tetapi juga kelompok-kelompok, dan bahwa dalam kelompok proses dan hubungan antar kelompok lebih kompleks dibandingkan dengan
menjadi transaksi pasar.
commit to user 22
F. KERANGKA PIKIR
Dalam kerangka pikir ini dijelaskan mengenai cara berpikir peneliti dalam rangka mengadakan penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
Masyarakat menanggapi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
Surakarta. Masyarakat ini terdiri dari peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, petugas Kelurahan Sondakan, dan petugas Puskesmas Pajang.
Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini dikaitkan dengan proposisi Homans. Pertukaran
sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini menunjukkan hubungan sosial dalam masyarakat. Pertukaran sosial dalam
pelaksanaan program Jamkesmas dapat diketahui dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas,
pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta
Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
commit to user 23
Gambar Kerangka Pikir
Proposisi Homans
Pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta
Jamkesmas terhadap pelaksanaan program
Jamkesmas.
Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam
Menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas.
Masyarakat Pertukaran sosial
Pelaksanaan Jamkesmas
Pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami
peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program
Jamkesmas.
commit to user 24
G. DEFINISI KONSEPTUAL