commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi manusia.
Maka pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu sasaran pembangunan yang hendak diwujudkan oleh pemerintah, sesuai dengan tujuan
pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata materiil maupun spiritual. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai peranan penting karena
pada dasarnya berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan. Pembangunan kesehatan di
Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar setiap orang mampu meningkatkan derajat kesehatannya. Dan
dengan kepercayaan bahwa kita mampu melaksanakan pembangunan kesehatan dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
commit to user 2
masyarakat miskin dan tidak mampu. UUD 1945 pasal 28 H dan UU RI NO 23 Tahun 1992
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Kemiskinan merupakan suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa
harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin. Parsudi Suparlan, 1993: xi
Derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga
setengah sampai dengan empat kali lebih tnggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi
penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih
masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses
pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi karena biaya kesehatan mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang
diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan
commit to user 3
teknologi kesehatan dan kedokteran, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh
terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut
melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melaui penugasan
kepada PT Askes persero berdasarkan SK Nomor 1241Menkes SK XI2004, tentang penugasan PT. Askes Persero dalam pengelolaan program pemeliharan
kesehatan masyarakat miskin. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan
mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai Jamkesmas.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna
mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula menitik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang menjadi
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Peran serta aktif masyarakat termasuk swasta perlu
commit to user 4
diarahkan, dibina dan dikembangkan sehingga dapat melakukan fungsi dan tanggung jawab sosialnya sebagai mitra pemerintah. Penjelasan UU RI NO 23
Tahun 1992:44 Pembangunan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu. Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dituntut oleh masyarakat sebagai penerima jasa layanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Tujuan penyelenggaraan
program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak
mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76.400.000, Jawa Tengah sebanyak 11.715.881, Surakarta sebanyak 100.019. Jumlah peserta
Jamkesmas di Surakarta dapat dilihat dari tabel tiap kecamatan berikut ini:
commit to user 5
Tabel 1.1 : Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta KECAMATAN
KELURAHAN JUMLAH KARTU
Laweyan Pajang
4145 Laweyan
333 Bumi
1234 Panularan
1566 Penumping
836 Sriwedari
656 Purwosari
1883 Sondakan
2019 Kerten
1353 Jajar
780 Karangasem
834
Sumber: PT Askes cabang Surakartat tahun 2008
Dari tabel tersebut di Kecamatan Laweyan terdapat banyak peserta Jamkesmas. Tempat penelitian adalah Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas.
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta KECAMATAN
KELURAHAN JUMLAH KARTU
Serengan Joyontakan
2087 Danukusuman
2264 Serengan
1214 Tipes
2151 Kratonan
1083 Jayengan
268 Kemlayan
304
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelurahan yang
terdiri banyak peserta Jamkesmas dan terdapat kelurahan yang terdiri dari sedikit peserta Jamkesmas.
commit to user 6
Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta KECAMATAN
KELURAHAN JUMLAH KARTU
Pasar Kliwon Joyosuran
1816 Semanggi
8805 Pasar Kliwon
1392 Gajahan
724 Baluwarti
1625 Kampung Baru
712 Kedung Lumbu
1080 Sangkrah
3642 Kauman
427
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Pasar Kliwon terdapat kelurahan yang terdiri dari banyak peserta Jamkesmas dan sedikit peserta
Jamkesmas.
Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta KECAMATAN
KELURAHAN JUMLAH KARTU
Jebres Kepatihan Kulon
365 Kepatihan Wetan
715 Sudiroprajan
1062 Gandekan
2447 Sewu
1938 Pucangsawit
3559 Jagalan
2702 Purwodiningratan
838 Tegalharjo
1374 Jebres
5839 Mojosongo
4762
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Jebres terdiri dari kelurahan yang terdapat banyak peserta Jamkesmas.
commit to user 7
Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN
JUMLAH KARTU
Banjarsari Kadipiro
5811 Nusukan
5211 Gilingan
5622 Stabelan
999 Kestalan
513 Keprabon
847 Timuran
621 Ketelan
776 Punggawan
843 Mangkubumen
2023 Manahan
1539 Sumber
2441 Banyuanyar
1939
Sumber : PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Banjarsari terdapat banyak peserta Jamkesmas.
Dalam pelaksanaan upaya kesehatan banyak melibatkan instansi pemerintah maupun swasta. Selama ini telah dibangun berbagai sarana dan
prasarana kesehatan seperti puskesmas,laboratorium klinik, perusahaan farmasi, rumah sakit, apotek, klinik 24 jam, dan lain sebagainya. Setiap peserta Jamkesmas
mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat
jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan gawat darurat. Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar akan dilayani di
Puskesmas dan jaringannya. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan di rumah sakit.
commit to user 8
Program Jamkesmas ini merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan bagi masyarakat miskin. Dengan dilaksanakan
program ini diharapkan dapat meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di
Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Penulis tertarik dengan judul tersebut karena melalui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program
jaminan kesehatan
masyarakat Jamkesmas,
maka akan
mengetahui bagaimanakah pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas
Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, dan peserta Jamkesmas
dengan petugas Kelurahan.
B. PERUMUSAN MASALAH