commit to user 82
B. PERTUKARAN SOSIAL DALAM SIKAP PESERTA JAMKESMAS DALAM
MENANGGAPI PELAKSANAAN
PROGRAM JAMKESMAS.
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons secara positif atau negatif terhadap orang, obyek, atau situasi tertentu.
Sikap mengandung suatu penilaian emosionalafektif senang, benci, sedih, dsb, disamping komponen kognitif pengetahuan tentang obyek itu serta aspek konatif
kecenderungan bertindak. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari
kelompok sosialnya. Solita Sarwono,1993:2
1. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas.
Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan sudah mengetahui tentang program Jamkesmas. Hal ini dapat diketahui dari jawaban masyarakat tentang
pengetahuan terhadap program Jamkesmas. Peserta Jamkesmas mempunyai pendapat tentang program Jamkesmas. Pendapat dari peserta Jamkesmas dapat
diketahui dari pernyataan-pernyataan berikut ini: Pendapat yang disampaikan oleh Ibu Sutinah berikut ini:
“Iya, saya tahu dari pak RT. Jamkesmas itu untuk berobat gratis bagi orang yang tidak mampu. Jadi kalau berobat pakai kartu Jamkesmas
bisa gratis.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh bapak Salimin berikut ini: “Saya tahu Jamkesmas dari pak RT, Jamkesmas itu untuk berobat di
Puskesmas dan tidak bayar.” wawancara, 27 Maret 2010
commit to user 83
Pendapat disampaikan oleh Bapak Waluyo berikut ini: “Saya tahu Jamkesmas itu dari Puskesmas. Jamkesmas itu untuk
berobat gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat yang disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas dari Pak RT, Jamkesmas itu adalah
Jaminan Kesehatan Masyarakat, jadi untuk berobat gratis di Puskesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Kadarsari berikut ini: “Iya, saya tahu sedikit tentang Jamkesmas dari Balaikota, Jamkesmas
yaitu untuk berobat gratis itu.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Margono berikut ini: “Iya, saya tahu tentang Jamkesmas dari Kelurahan. Jamkesmas itu
untuk berobat gratis bagi masyarakat miskin.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Nur Lasmi berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas dari acara di televisi. Jamkesmas itu untuk
berobat gratis bagi masyarakat miskin.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Winarti berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas untuk berobat gratis bagi masyarakat
miskin. Saya tahu dari Kelurahan.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Sutarno berikut ini: “Iya, saya mengetahui program Jamkesmas yaitu untuk berobat gratis
bagi masyarakat yang tidak mampu. Saya tahu Jamkesmas dari Puskesmas.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Sri Maryani berikut ini: “Iya, saya tahu tentang Jamkesmas dari ketua RT. Jamkesmas itu
merupakan Jaminan Kesehatan Masyarakat, untuk berobat gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.” wawancara, 6 April 2010
commit to user 84
Pendapat disampaikan oleh Bapak Juri berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas itu dari ketua RT. Jamkesmas itu Jaminan
kesehatan yang digunakan untuk masyarakat miskin atau tidak mampu.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Kaswanti berikut ini: “Iya, saya tahu tentang Jamkesmas dari Kelurahan. Jamkesmas itu
jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin atau tidak mampu.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Hardiman berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas dari acara di televisi. Jamkesmas itu untuk
jaminan kesehatan bagi masyarakat yang miskin dan tidak mampu.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Supangat berikut ini: “Iya, saya tahu Jamkesmas itu jaminan kesehatan untuk masyarakat
yang tidak mampu.” wawancara,12 April 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
mengetahui tentang program Jamkesmas yang merupakan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan
petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta
Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik
dari peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.
Peserta Jamkesmas menanggapi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas dengan baik. Program Jamkesmas ini mempunyai arti
commit to user 85
tersendiri bagi peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan. Seperti pernyataan Ibu Sutinah berikut ini:
”Iya, Jamkesmas ini punya arti tersendiri bagi saya karena dengan Jamkesmas dapat mengurangi kesulitan atau beban biaya. Biasanya
kalau berobat di Puskesmas bayar Rp 7.500,- tapi kalau pakai Jamkesmas tidak bayar atau gratis.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Warjinem berikut ini: ”Iya karena Jamkesmas sangat bermanfaat untuk berobat gratis.”
wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Margono berikut ini: ”Iya Jamkesmas punya arti tersendiri karena Jamkesmas bermanfaat
bagi keluarga kami.” wawancara, 30 Maret 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa Jamkesmas mempunyai
arti tersendiri bagi peserta Jamkesmas. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan petugas
Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang pelaksanaan program
Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan
menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
Surakarta menanggapi program Jamkesmas dengan baik. Seperti disampaikan oleh Ibu Sutinah berikut ini:
“Baik karena program Jamkesmas ini sangat membantu masyarakat terutama masyarakat miskin.” wawancara, 27 Maret 2010
commit to user 86
Pendapat disampaikan oleh Bapak Salimin berikut ini: “Jamkesmas itu baik karena Jamkesmas dapat meringankan beban bagi
masyarakat miskin.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Mulyani berikut ini: “Baik karena Jamkesmas dapat menguntungkan bagi masyarakat, tidak
perlu mengeluarkan biaya kalau berobat.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: “Baik karena saya dan keluarga saya sangat terbantu dengan adanya
Jamkesmas ini, terutama masalah kesehatan kami.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Juri berikut ini: “Baik karena Jamkesmas dapat membantu pemeliharaan kesehatan
bagi masyarakat miskin.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Kadarsari berikut ini: “Bagus karena Jamkesmas dapat membantu masyarakat dalam
kesehatan” wawancara, 30 Maret 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
menanggapi dengan baik tentang program Jamkesmas. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan
petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang program
Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan
menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit. Pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan telah
memberikan manfaat nyata bagi para peserta Jamkesmas sehingga dapat
commit to user 87
meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap kesehatan. Keberhasilan program Jamkesmas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sikap petugas
Puskesmas, petugas Kelurahan dan peserta Jamkesmas dalam melaksanakan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan.
Pelaksanaan program Jamkesmas membutuhkan dukungan dan sikap positif dari petugas Kelurahan dan petugas Puskesmas karena mereka yang
berhubungan langsung dengan peserta Jamkesmas. Sikap petugas Kelurahan dan petugas Puskesmas meliputi kemampuan dan kemauan para petugas Kelurahan
maupun petugas Puskesmas dalam menjalankan tugas-tugas tertentu untuk mencapai tujuan pelaksanaan program Jamkesmas. Sikap Petugas Puskesmas dan
petugas Kelurahan yang mendukung pelaksanaan program Jamkesmas akan menumbuhkan kreativitas dari para petugas itu sendiri, sehingga pelaksanaan
program Jamkesmas akan efektif. Diterapkannya program Jamkesmas memperoleh tanggapan yang positif dari para petugasnya maupun dari para
peserta Jamkesmas. Pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan dapat
diketahui dari pernyataan-pernyataan masyarakat peserta Jamkesmas. Berikut ini adalah pernyataan dari Ibu Sutinah:
”Baik karena banyak masyarakat disini yang memanfaatkan Jamkesmas untuk berobat.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat yang diungkapkan oleh Bapak Salimin berikut ini: “Pelaksanaan baik karena masyarakat disini banyak yang mempunyai
Jamkesmas.” wawancara, 27 Maret 2010
commit to user 88
Pendapat yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani berikut ini: “Pelaksanaan Jamkesmas disini cukup baik karena masyarakat yang
menggunakan Jamkesmas untuk berobat selalu mendapat pelayanan yang baik.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Waluyo berikut ini: “Pelaksanaannya baik karena program Jamkesmas di Kelurahan
Sondakan berjalan dengan lancar, tidak ada masalah.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Warjinem berikut ini: “Pelaksanaannya baik karena banyak masyarakat yang menggunakan
Jamkesmas pada waktu sakit dan berobat di Puskesmas Pajang.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Juri berikut ini: “Baik karena warga yang mempunyai Jamkesmas ini kalau berobat ke
Puskesmas Pajang mendapat perlakuan yang baik oleh petugasnya.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Margono berikut ini: “Pelaksanaannya sudah baik karena banyak masyarakat yang
memanfaatkan Jamkesmas untuk berobat di Puskesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Nur Lasmi berikut ini: “Pelaksanaannya sudah baik karena banyak masyarakat yang suka
menggunakan Jamkesmas untuk berobat di Puskesmas.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat disampaikan oleh bapak Hardiman berikut ini: “Pelaksanaannya baik karena banyak masyarakat yang mempunyai
kartu Jamkesmas dan menggunakannya untuk berobat di Puskesmas.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat yang disampaikan oleh Ibu Winarti berikut ini: “Pelaksanaan baik karena banyak masyarakat yang mempunyai
Jamkesmas.” wawancara, 6 April 2010
commit to user 89
Pendapat disampaikan oleh Bapak Sutarno berikut ini: “Pelaksanaan program Jamkesmas sudah baik karena pelayanan yang
diberikan kepada peserta Jamkesmas selalu baik bahkan malah lebih diutamakan dari yang lainnya.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat yang diungkapkan oleh Ibu Sri Maryani berikut ini: “Baik karena Jamkesmas berjalan lancar dan tidak ada hambatan
dalam hal yang berkaitan dengan Jamkesmas.”wawancara, 12 April 2010
Pendapat diungkapkan oleh Bapak Supangat berikut ini: “Baik karena lancar dan tanpa hambatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan Jamkesmas.” wawancara, 12 April 2010 Dari pendapat di atas maka peserta Jamkesmas mengetahui bahwa
pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta yaitu baik. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas
Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas
menanggapi dengan baik tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari
peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit
Peserta Jamkesmas mempunyai tanggapan bahwa pelaksanaan program Jamkesmas sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peserta
Jamkesmas. Seperti pendapat Ibu Sutinah berikut ini: ”Sudah karena pelayanan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas
selalu baik, tidak ada perbedaan dengan yang lain. Selain itu juga karena banyak masyarakat yang memanfaatkan Jamkesmas.”
wawancara, 27 Maret 2010
commit to user 90
Pendapat disampaikan oleh Bapak Salimin berikut ini: ”Iya, Jamkesmas ini sudah sesuai dengan harapan karena Jamkesmas
dapat membantu meringankan beban dalam masyarakat.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Waluyo berikut ini: Pelaksanaan Jamkesmas sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
karena Jamkesmas sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: ”Iya, sudah sesuai karena pelayanan yang diberikan kepada peserta
Jamkesmas selalu baik bahkan peserta Jamkesmas selalu diutamakan.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Juri berikut ini: ”Sudah karena pelayanan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas
selalu baik dan petugasnya selalu menghargai kepada peserta Jamkesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Sri Maryani berikut ini: ”Sudah karena Jamkesmas sangat membantu masyarakat yang tidak
mampu.” wawancara, 12 April 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
mempunyai tanggapan bahwa Jamkesmas sudah sesuai dengan harapan. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas dan
peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan
baik tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari peserta Jamkesmas
maka ada pengulangan tindakan menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.
commit to user 91
Tindakan yang dilakukan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan antara lain seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Sutinah berikut ini: ”Saya tidak pernah mengalami pelayanan yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Tapi kalau suatu saat pelayanannya tidak sesuai maka saya akan protes karena dengan protes itu saya bisa menuntut
hak saya sebagai seorang pasien peserta Jamkesmas.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Salimin berikut ini: ”Tidak pernah, pelayanan yang diberikan sudah baik. Apabila
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka saya akan protes kepada petugas yang memberi pelayanan
karena saya tidak ingin diperlakukan tidak adil dan selalu ingin mendapatkan keadilan.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Mulyani: ”Tidak pernah mengalaminya karena pelayanan yang diberikan selalu
menyenangkan dan sesuai dengan harapan saya. Kalau pelayanan tidak sesuai maka saya akan komplain karena saya menginginkan hak saya
untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan harapan saya.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Waluyo berikut ini: ”Tidak pernah. Tapi apabila mengalami pelayanan yang diberikan
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka saya akan komplain karena saya ingin menanyakan mengapa terjadi seperti itu.”
wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: ”Tidak pernah, pelayanannya selalu nyaman dan menyenangkan buat
saya. Kalau mendapat pelayanan yang tidak sesuai maka saya akan protes karena saya selalu menginginkan mendapat pelayanan yang
terbaik.” wawancara, 30 Maret 2010
commit to user 92
Pendapat disampaikan oleh Ibu Kadarsari berikut ini: ”Belum pernah mengalaminya. Kalau pelayanan yang diberikan tidak
sesuai dengan yang diharapkan maka saya akan menyampaikan pendapat saya kepada petugas mengapa bisa sampai terjadi hal itu
karena saya ingin memperoleh hak saya untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan harapan saya.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Nur Lasmi berikut ini: ”Tidak pernah. Kalau pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan maka saya akan konsultasi ke pihak Puskesmas mengapa pelayanannya berbeda seperti itu. Saya akan konsultasi
karena saya ingin mengetahui mengapa sampai terjadi pelayanan seperti itu.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Hardiman berikut ini: ”Tidak pernah. Tapi apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan yang diharapkan tentunya marah karena saya menuntut hak saya sebagai pasien Jamkesmas.” wawancara, 6 April 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Winarti berikut ini: ”Tidak pernah, apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan
yang diharapkan saya tidak mau berobat di tempat itu lagi karena saya merasa kecewa maka tidak mau ke tempat itu lagi.” wawancara, 6
April 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Sutarno berikut ini: ”Tidak pernah. Apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan maka saya akan marah, karena saya tidak terima diperlakukan seperti itu, saya ingin diperlakukan sesuai dengan hak
saya.” wawancara, 6 April 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas tidak
pernah mengalami pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Jadi pelaksanaan Jamkesmas sudah sesuai dengan harapan masyarakat. Pertukaran
sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit menunjukkan hubungan sosial yang
commit to user 93
baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans
termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.
Peserta Jamkesmas mempunyai harapan terhadap program Jamkesmas. Harapan masyarakat terhadap program Jamkesmas dapat diketahui dari pendapat
peserta Jamkesmas seperti pendapat dari Ibu Sutinah berikut ini: “Harapan saya semoga Jamkesmas selalu ada dan pelayanan tetap baik
karena Jamkesmas ini sangat membantu masyarakat terutama masyarakat miskin.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Kadarsari berikut ini: “Harapannya program Jamkesmas diteruskan karena Jamkesmas dapat
membantu meringankan beban dalam masyarakat.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani berikut ini: “Harapannya semoga Jamkesmas selalu ada sampai kapanpun karena
dengan Jamkesmas ini dapat membantu masyarakat terutama dalam hal kesehatan.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Juri berikut ini: “Harapannya agar selalu ada Jamkesmas karena Jamkesmas dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal menjaga kesehatan.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Sri Maryani berikut ini: ”Harapannya Jamkesmas selalu ada dan pelayanan yang diberikan
selalu baik karena Jamkesmas sangat menguntungkan bagi masyarakat yang tidak mampu sehingga bisa memperoleh pelayanan kesehatan
dengan gratis.” wawancara, 12 April 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
mempunyai harapan Jamkesmas ada karena Jamkesmas membantu masyarakat.
commit to user 94
Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial
yang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi
Homans termasuk proposisi sukses. Adanya sikap baik dari peserta Jamkesmas maka ada pengulangan tindakan menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada
waktu sakit. Dari uraian di atas dapat ditemukan domain yaitu sikap. Taksonomi
yang ditemukan yaitu baik.
2. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas.
Peserta Jamkesmas ada yang menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas yaitu pasif. Hal tersebut dapat diketahui dari pernyataan peserta
Jamkesmas berikut ini. Pendapat diungkapkan oleh Ibu Kadarsari berikut ini:
“Pelaksanaan Jamkesmas disini pasif karena saya jarang menggunakan Jamkesmas untuk berobat dan tidak ada sosialisasi yang ditujukan
pada masyarakat.” wawancara, 30 Maret 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
mempunyai tanggapan pelaksanaan Jamkesmas yaitu pasif. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan
petugas Rumah Sakit, dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang kurang baik. Pertukaran sosial dalam sikap
commit to user 95
peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi deprivasi
satiasi. Adanya sikap pasif dari peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas maka ada rasa kecewa peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan
program Jamkesmas. Mengenai sosialisasi program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan,
masyarakat kurang mengetahui tentang sosialisasi yang dilakukan tentang program Jamkesmas. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sutinah berikut ini:
“Saya kurang tahu itu sosialisasi atau bukan, tapi pernah ada cek kesehatan yang datang ke rumah, kurang tahu juga petugas yang
mengecek kesehatan itu darimana. Saya ditanya sudah pernah sakit apa saja pada waktu dicek kesehatan oleh petugas itu.” wawancara, 27
Maret 2010
Pendapat diungkapkan oleh Ibu Mulyani berikut ini: “Sosialisasi dari Puskesmas, kalau pergi ke Puskesmas mendapat
penjelasan tentang Jamkesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: “Dulu pernah ada survey dari Balaikota tapi saya kurang tahu itu
sosialisasi atau bukan. Pada waktu disurvey itu kami disuruh menunjukkan KK dan KTP.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Kadarsari berikut ini: “Tidak ada sosialisasi.” wawancara, 30 Maret 2010
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
kurang mengetahui tentang sosialisasi program Jamkesmas yang dilakukan di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta. Pertukaran sosial antara
peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan
commit to user 96
menunjukkan hubungan sosial yang kurang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang sosialisasi program
Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi deprivasi satiasi. Adanya sikap pasif dari peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program
Jamkesmas maka ada rasa kecewa peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas.
Peserta Jamkesmas ada yang berpendapat tentang pelayanan di Rumah Sakit yang berbeda dengan pelayanan di Puskesmas.
Pendapat disampaikan oleh Ibu Kaswanti berikut ini: ”Kalau untuk berobat ke Puskesmas sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan. Tapi kalau mendapat rujukan ke Rumah Sakit swasta kalau mau rawat inap susah, Jamkesmas tidak bisa dipakai, dibilang
antrinya banyak, kamarnya sudah penuh yang pakai Jamkesmas, jadi harus bayar dengan biaya sendiri. Jadi terdapat perbedaan pelayanan di
Puskesmas dan Rumah Sakit terhadap peserta Jamkesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pelayanan di Rumah Sakit
tidak bisa menggunakan Jamkesmas. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit dan
peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang kurang baik. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi
dengan pasif tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi deprivasi satiasi. Adanya sikap pasif dari peserta
Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamksmas maka ada rasa kecewa peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas.
commit to user 97
Peserta Jamkesmas yang pernah mengalami pelayanan tidak sesuai dengan yang diharapkan menanggapinya dengan tidak marah. Seperti pernyataan
Ibu Kaswanti berikut ini: ”Iya pernah, waktu mau operasi mata tidak bisa pakai Jamkesmas, jadi
yang rawat inap harus bayar dengan biaya sendiri. Saya tidak marah cuma ngobrol sama suami saja tidak ngobrol dengan orang lain karena
dengan ngobrol sama suami saja sudah merasa berbagi masalah jadi tidak perlu marah dengan orang lain.” wawancara, 30 Maret 2010
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas sudah
pernah mengalami pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta
Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan menunjukkan hubungan sosial yang kurang baik. Pertukaran sosial
dalam sikap peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi
deprivasi satiasi. Adanya sikap pasif dari peserta Jamkesmas karena menerima pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan, dan hanya ngobrol dengan suaminya
saja. Sikap pasif peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamksmas maka ada rasa kecewa peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program
Jamkesmas. Dari uraian di atas dapat ditemukan domain yaitu sikap. Taksonomi
yang ditemukan yaitu pasif.
commit to user 98
Tabel 9 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam
Menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas DOMAIN
TAKSONOMI
Sikap Baik
Pasif
Pertukaran Sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas ditemukan domain yaitu sikap. Taksonomi yang
ditemukan yaitu baik dan pasif.
Tabel 10 Matriks Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam
Menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas DOMAIN
TAKSONOMI PROPOSISI
PERTUKARAN SOSIAL
Sikap Baik
Proposisi sukses Peserta Jamkesmas dengan
petugas Puskesmas dan peserta Jamkesmas dengan
petugas Kelurahan.
Pasif Proposisi deprivasi
satiasi Peserta Jamkesmas dengan
petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan
petugas Rumah Sakit, dan peserta Jamkesmas dengan
petugas Kelurahan.
Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi
deprivasi satiasi.
commit to user 99
C. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PERASAAN YANG DIALAMI PESERTA JAMKESMAS DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
JAMKESMAS
Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan mengalami berbagai perasaan dalam pengalaman mereka terhadap pelaksanaan program Jamkesmas di
Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
1. Pertukaran sosial dalam perasaan suka yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
Perasaan suka yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas dapat diketahui dari pernyataan peserta Jamkesmas. Seperti
pendapat Ibu Sutinah berikut ini: ”Saya suka pakai Jamkesmas ini kalau sakit untuk berobat di
Puskesmas Pajang karena disana saya mendapatkan pelayanan dan obat-obatan yang cocok buat saya. Selain itu saya suka karena tidak
bayar jadi tidak ada beban.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Salimin berikut ini: ”Saya mau dan suka pakai Jamkesmas untuk berobat karena saya
memanfaatkan fasilitas yang ada. Jadi saya menggunakan Jamkesmas karena sudah diberi oleh pemerintah maka saya gunakan sebagaimana
mestinya.” wawancara, 27 Maret 2010
Pendapat disampaikan Ibu Mulyani berikut ini: ”Saya mau dan suka menggunakan Jamkesmas pada saat sakit karena
dengan Jamkesmas bisa mendapatkan pelayanan dan obat gratis.” wawancara, 30 Maret 2010
commit to user 100
Pendapat disampaikan oleh Bapak Waluyo berikut ini: ”Saya suka menggunakan Jamkesmas karena saya menggunakan hak
saya sebagai peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan dan obat gratis di Puskesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Ibu Warjinem berikut ini: ”Suka karena kalau pakai Jamkesmas itu malah mendapat pelayanan
yang diutamakan dari pasien lain.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Juri berikut ini: ”Saya suka karena mendapatkan pelayanan yang baik dan sangat
bermanfaat bagi kesehatan saya.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Margono berikut ini: ”Saya suka karena merasa memperoleh hak saya untuk mendapat
pelayanan dan obat gratis di Puskesmas.” wawancara, 30 Maret 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Hardiman berikut ini: ”Saya suka karena mendapat pelayanan yang menyenangkan.”
wawancara, 6 April 2010
Pendapat disampaikan oleh Bapak Sutarno berikut ini: ”Suka karena saya merasa nyaman menggunakan Jamkesmas untuk
berobat di Puskesmas Pajang.” wawancara, 6 April 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa perasaan peserta
Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas yaitu suka. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas menunjukkan
hubungan sosial yang baik. Pertukaran sosial dalam perasaan suka yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas dikaitkan dengan
proposisi Homans termasuk proposisi sukses. Adanya perasaan suka dari peserta Jamkesmas karena mendapatkan pelayanan yang baik maka ada pengulangan
tindakan berobat menggunakan Jamkesmas.
commit to user 101
2. Pertukaran Sosial dalam perasaan bosan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
Para ahli memperdebatkan mengenai berbagai aspek pelayanan
kesehatan, kualitas perawatan serta nilai manfaat dari berbagai rekomendasi tentang kesehatan masyarakat dan pelayanan medis. Keberhasilan upaya
pencegahan dan pengobatan penyakit tergantung pada kesediaan orang yang bersangkutan untuk melaksanakan dan menjaga perilaku sehat. Biasanya orang
terlibat dengan kegiatan medis karena alasan untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada saat gejala penyakit belum dirasakan, untuk
mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala penyakit yang dirasakan, dan untuk mengobati penyakit, jika penyakit tertentu
telah dipastikan, agar sembuh dan sehat seperti sedia kala, atau agar penyakit tidak bertambah parah. Fauzi Muzaham, 1995; 43
Dalam upaya perluasan jangkauannya, fungsi pelayanan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat lagi seluruhnya ditangani oleh dokter saja.
Apalagi jika kegiatan itu mencakup kelompok masyarakat luas. Para dokter memerlukan bantuan tenaga medis, sanitasi, gizi, ahli ilmu sosial dan juga
anggota masyarakat untuk melaksanakan program kesehatan. Tugas tim kesehatan ini dapat dibedakan menurut tahap atau jenis
program kesehatan yang dijalankan yaitu promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi. Peran anggota masyarakat, misalnya
sebagai motivator atau penyuluh kesehatan yang membantu para petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlunya hidup
commit to user 102
sehat dan memotivasi mereka untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit dengan menggunakan sarana kesehatan yang ada.
Mengingat keragaman latar belakang pendidikan, sosio budaya dan pengetahuan medis individu-individu yang terlibat dalam kelompok petugas
kesehatan, perlu diberikan perhatian khusus terhadap interaksi atau komunikasi antara petugas medis dan non medis. Meskipun seringkali seorang dokter itu
dianggap berderajat lebih tinggi dari petugas lain atau usaha menjembatani jarak antara dirinya dengan petugas kesehatan, serta dengan tokoh masyarakat yang ikut
membantu program kesehatan, agar mereka merasa diberi penghargaan dan diberi kesempatan untuk turut memberi saran dan merasa ikut mempunyai andil dalam
program tersebut. Jarak sosial antara dua individu atau kelompok biasanya lebih mudah
diperkecil jika individu atau kelompok yang lebih tinggi bersedia merendahkan tingkatnya dan mendekati mereka yang lebih rendah. Dengan demikian inisiatif
dari pihak dokter yang lebih utama guna mendeteksi anggota tim petugas kesehatan lainnya. Dengan interaksi yang baik antara para anggotanya, diharapkan
kerjasama tim dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil kerja yang optimal.
Selain dokter, petugas kesehatan juga mempunyai karakterisik yang dapat menghambat komunikasinya dengan masyarakat. Antara lain perbedaan
status sosial. Harapan masyarakat terhadap kemampuan petugas serta kecenderungan sikap otoriter, terutama dalam rangka mengatasi penyebaran
penyakit.
commit to user 103
Dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, pasien bisa merasa bosan karena obat-obatan yang diberikan tidak cocok pada dirinya. Hal ini seperti yang
diungkapkan Ibu Kaswanti berikut ini: ”Saya pernah merasa bosan dengan obat - obatan yang diberikan dari
Puskesmas dan tidak cocok untuk saya, dan periksa lagi dengan penyakit yang masih sama tetapi tetap diberi obat yang sama dengan
yang sebelumnya itu.” wawancara, 30 Maret 2010 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa peserta Jamkesmas
merasa bosan dengan obat-obatan yang diberikan karena tidak cocok dengan obat tersebut pada dirinya. Pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas
Puskesmas menunjukkan hubungan sosial yang kurang baik. Pertukaran sosial dalam perasaan bosan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan
program Jamkesmas dikaitkan dengan proposisi Homans termasuk proposisi deprivasi satiasi. Adanya perasaan bosan dari peserta Jamkesmas karena
mendapatkan obat-obatan yang tidak cocok pada peserta Jamkesmas sehingga menurunnya nilai obat karena kejenuhan seorang peserta Jamkesmas.
Tabel 11 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Perasaan yang dialami Peserta
Jamkesmas dalam Pelaksanaan Program Jamkesmas DOMAIN
TAKSONOMI
Perasaan Suka
Bosan
commit to user 104
Pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas ditemukan domain perasaan. Taksonomi
yang ditemukan yaitu suka dan bosan.
Tabel 12 Matriks Pertukaran Sosial dalam Perasaan yang dialami Peserta Jamkesmas
dalam Pelaksanaan Program Jamkesmas DOMAIN
TAKSONOMI PROPOSISI
PERTUKARAN SOSIAL
Perasaan Suka
Proposisi sukses Peserta Jamkesmas dengan
petugas Puskesmas Jenuh
Proposisi deprivasi satiasi
Peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas.
Pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi
deprivasi satiasi.
I I. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pertukaran sosial dari George Homans untuk menjelaskan pertukaran sosial dalam pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Inti teori pertukaran George Homans terletak pada
serangkaian proposisi fundamental. Meskipun beberapa proposisi Homans memang membahas sekurang-kurangnya dua orang individu yang berinteraksi, ia
commit to user 105
berhati-hati ketika menunjukkan bahwa proposisi- proposisi tersebut didasarkan atas prinsip – prinsip psikologi.
Menurut Homans, proposisi-proposisi tersebut dapat dikatakan bersifat psikologis karena biasanya mereka dinyatakan dan diuji secara empiris
oleh orang-orang yang menyebut dirinya psikolog. Dan yang lebih penting, mereka bersifat psikologis karena level hubungan mereka dengan individu di
dalam masyarakat. Mereka adalah proposisi tentang perilaku manusia secara individual, daripada sebagai proposisi tentang kelompok atau masyarakat, dan
perilaku manusia biasanya dipandang sebagai bagian dari psikologi. Akibat dari pandangan ini, Homans mengakui dirinya sebagaimana yang dituduhkan selama
ini, seorang reduksionis psikologis. Bagi Homans reduksionisme adalah proses menunjukkan bagaimana proposisi suatu ilmu yang telah dinamai yaitu sosiologi
mengikuti logikanya dari proposisi yang lebih umum dari ilmu pengetahuan lain yang telah dinamai juga.
Meski Homans memaparkan prinsip-prinsip psikologi, namun menurutnya individu tidaklah terisolasi. Ia mengakui bahwa manusia bersifat
sosial dan menghabiskan waktu mereka untuk berinteraksi dengan orang lain. Ia mencoba menjelaskan perilaku sosial dengan prinsip-prinsip psikologi. Homans
berpendapat bahwa proposisi umum psikologi yang merupakan proposisi tentang dampak terhadap perilaku manusia dari akibat yang ditimbulkan olehnya tidak
berubah ketika hasilnya lebih merupakan produk dari orang lain daripada produk dari lingkungan fisik. Homans memaparkan program untuk membawa manusia ke
sosiologi, namun ia mencoba mengembangkan teori yang terfokus pada psikologi,
commit to user 106
orang, dan bentuk-bentuk dasar kehidupan sosial. Menurut Homans, teori ini memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, ternilai ataupun tidak dan
kurang lebih menguntungkan atau mahal, bagi sekurang- kurangnya dua orang. Homans membatasi dirinya pada interaksi sosial sehari- hari. Homans
percaya bahwa sosiologi yang terbangun dari prinsip-prinsip ini pada akhirnya akan mampu menjelaskan semua perilaku sosial. Ritzer Goodman, 453
Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi
Skinnerian. Proposisi itu adalah: 1.
Proposisi sukses: Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu
memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu Homans, 1974; 16 dalam poloma 1987; 61
Homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman maka ia akan cenderung untuk mengulangi
tindakan tersebut. Secara umum, perilaku yang selaras dengan proposisi sukses meliputi tiga tahap antara lain: tindakan seseorang, hasil yang diberikan, dan
pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai tindakan asli.
2. Proposisi stimulus: Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat
stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran,
commit to user 107
maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama
Homans, 1974; 22-23 dalam poloma 1987; 62 Proposisi stimulus mengetengahkan objek atau tindakan yang
memperoleh ganjaran yang diinginkan.
3. Proposisi nilai : Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang
melakukan tindakan itu Homans, 1974:25 dalam poloma 1987; 63 Proposisi ini khusus berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang
merupakan hasil tindakan. Proposisi nilai mengetengahkan tingkat dimana orang mengiginkan ganjaran yang diberikan oleh stimulus. Proposisi nilai ini merupakan
penghargaan terhadap tindakan.
4. Proposisi Deprivasi – Satiasi Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu
ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu Homans, 1974: 29 dalam poloma 1987; 64
Proposisi deprivasi satiasi selanjutnya menyempurnakan kondisi- kondisi dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi. Proposisi
deprivasi satiasi ini merupakan menurunnya nilai karena kejenuhan.
commit to user 108
5. Proposisi Restu Agresi Approval Agression Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya,
atau menerima hukuman yang yang tidak diinginkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku
demikian menjadi lebih bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari
yang diperkirakan, atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang
disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai harganya Homans, 1974: 37- 39 dalam poloma 1987; 65
Proposisi ini merupakan proposisi konflik Homans. Jika sesuatu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan marah bahkan akan melakukan
perlawanan.
6. Proposisi rasionalitas Ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan
sebagaimana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya dikalikan probabilitas keberhasilan adalah lebih besar Homans 1974:43
Pada dasarnya, orang menelaah dan melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternatif yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah
imbalan yang
diasosiasikan dengan
setiap tindakan.
Mereka pun
mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar- benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika seseorang
commit to user 109
menganggap bahwa itu semua dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan.
Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung tidak mungkin diperoleh.
Proposisi rasionalitas menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional pendekatan Homans. Homans mengaitkan proposisi rasionalitas dengan
keberhasilan, stimulus, dan proposisi nilai. Proposisi rasionalitas mengatakan pada kita bahwa benar tidaknya orang akan melakukan tindakan tergantung pada
persepsi mereka tentang probabilitas sukses. Homans beragumen bahwa persepsi apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh sukses di masa lalu dan
kemiripan dengan situasi masa kini dengan situasi sukses di masa lalu. Proposisi rasionalitas ini memilih tindakan berdasarkan rasional.
Penelitian ini menunjukkan pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas. Pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas
terhadap pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi. Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam
menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi. Pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta
Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.
Pertukaran sosial
dalam pelaksanaan
program Jamkesmas
menunjukkan hubungan sosial peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan
commit to user 110
dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan.
Teori pertukaran sosial Homans sudah tepat digunakan dalam penelitian ini karena teori pertukaran sosial Homans terdiri dari proposisi sukses,
proposisi stimulus, proposisi nilai, proposisi deprivasi satiasi, proposisi restu agresi, proposisi rasionalitas. Proposisi Homans sudah dapat diterapkan dalam
penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta. Dalam penelitian ini
terdapat dua proposisi Homans yaitu proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.
commit to user 111
MATRIKS PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS
PERTUKARAN SOSIAL PROPOSISI
Pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap program Jamkesmas
Proposisi sukses, proposisi deprivasi satiasi
Sikap peserta Jamkesmas terhadap program Jamkesmas
Proposisi sukses, proposisi deprivasi satiasi
Perasaan peserta Jamkesmas terhadap program Jamkesmas
Proposisi sukses, proposisi deprivasi satiasi
commit to user
112
BAB IV PENUTUP