PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

(1)

commit to user

i

PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JAMKESMAS)

Disusun Oleh:

SRI HARYANI MEIVAWATI D0305060

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk di pertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Dr.Drajat Tri Kartono, M.Si NIP. 19660112 199003 1 002


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Pada hari : Selasa

Tanggal : 26 Oktober 2010

Panitia Penguji Skripsi

1. Prof. Dr. RB Soemanto, MA ( ) NIP. 19470914 197612 1 001

Ketua

2. Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si

NIP. 19700813 199512 2 001 ( ) Sekretaris

3. Dr.Drajat Tri Kartono, M.Si

NIP. 19660112 199003 1 002 ( ) Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Dekan

Drs. H. Supriyadi SN., S.U NIP. 19530128 198103 1 001


(4)

commit to user

iv

MOTTO

v Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan

(Amsal 1:7a)

v Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka

terlaksanalah segala rencanamu.

(Amsal 16: 3)

v Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah

kekayaan, kehormatan dan kehidupan

(Amsal 22: 4)

v Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah

yang menentukan arah langkahnya

(Amsal 16: 9)

v Pengalaman adalah guru yang paling berharga.

(Penulis)

v Waktu terus berputar dan tidak akan bisa kembali lagi,

gunakan waktu sebaik-baiknya karena setiap detik dalam hidup ini begitu berharga.


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tidak ada yang sempurna di dunia ini

Teriring doa dan ucapan syukur, penulis ingin mendedikasikan

karya ini kepada:

Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu berdoa

demi kesuksesanku

Kakak - kakakku yang membantu kelancaran tugas ini

Keluarga Besarku, Sahabat-sahabatku dan


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala kasih dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr.Drajat Tri Kartono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan waktu, kesempatan untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan saran, dorongan untuk terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. RB Soemanto, MA selaku Ketua Panitia Ujian Skripsi.

5. Ibu Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Ujian Skripsi. 6. Bapak Ahmad Zuber, S.Sos., DEA selaku pembimbing akademis. 7. Seluruh Staf Kesbanglinmas Surakarta yang telah memberikan ijin


(7)

commit to user

vii

8. Bapak Dardji, SH, MM selaku Kepala Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta beserta stafnya yang memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini .

9. Petugas Puskesmas Pajang yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan data.

10. Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, terima kasih atas keterbukaan dan keramahan yang diberikan kepada saya.

11. Staf perpustakaan universitas dan fakultas yang telah membantu menambah informasi melalui buku-buku yang dibutuhkan penulis. 12. Ibu dan Bapakku yang sangat kucintai yang telah memberikan doa,

kasih sayang dan perhatian yang tiada henti kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

13. Kakak – kakakku mas Budi, mas Hantok, mas Ari, mas Jarot terima kasih untuk dukungannya.

14. Keponakanku Febri terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Keponakanku yang lain Titin, Kukuh, Ita, Ricky, Sabrina terima kasih atas keceriaan yang tercipta selama ini.

15. Sahabat- sahabatku yang senantiasa menemaniku di kala suka dan duka Istiq, Betly, Dewi, Dian, Yayuk, Ahmad Zunita. Terimakasih untuk persahabatan kita, kalian memberikan warna yang indah dalam hidupku, nikmat yang tiada terkira bisa menjadi bagian dari kalian. 16. Teman-teman Sosiologi angkatan 2005, maaf tidak bisa menyebutkan


(8)

commit to user

viii

17. Teman-temanku di Klaten, maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungannya.

18. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhya bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2010


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

MOTTO ………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. v

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………. xv

ABSTRAK ………. xvi

ABSTRACT ………. xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. ………... 1

B. Perumusan Masalah ………. ………... 8

C. Tujuan Penelitian ………. ………… 9

D. Manfaat Penelitian ………... 9

E. Tinjauan Pustaka ………... 9


(10)

commit to user

x

G. Definisi Konseptual ………. 24

H. Metode Penelitian ……… 25

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Surakarta …….……….. ……….. 34

B. Kecamatan Laweyan ……… ………... 41

C. Kelurahan Sondakan ………..………... 42

D. Puskesmas Pajang ……… 46

BAB III PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) A. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PENGETAHUAN PESERTA JAMKESMAS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ………... 51

1. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ………... 55

a. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh dokter, petugas Puskesmas, petugas Rumah Sakit kepada peserta Jamkesmas ... 55

b. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Antrian di Puskesmas dan Rumah Sakit ... 63

c. Pertukaran Sosial dalam Prosedur untuk mendapatkan kartu Jamkesmas yang dialami peserta Jamkesmas ... 66


(11)

commit to user

xi

d. Pertukaran Sosial dalam Pengalaman sakit yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Penggunaan Kartu Jamkesmas ....68 2. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70

a. Pertukaran Sosial dalam Obat Gratis yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70 b. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan kepada peserta

Jamkesmas yaitu obat tidak gratis semua ...79

B. PERTUKARAN SOSIAL DALAM SIKAP PESERTA JAMKESMAS DALAM MENANGGAPI PELAKSANAAN

PROGRAM JAMKESMAS ...82 1. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...82 2. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...94

C. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PERASAAN YANG DIALAMI PESERTA JAMKESMAS DALAM

PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ...99 1. Pertukaran sosial dalam perasaan suka yang dialami peserta


(12)

commit to user

xii

2. Pertukaran sosial dalam perasaan bosan yang dialami peserta

Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas ... ... 101

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………112 B. Implikasi ……….113 C. Saran ………...119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta …….. 5

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta …….. 5

Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta ………... 6

Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta ………... 6

Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta ... 7

Tabel 2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta ………...35

Tabel 3 Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta ………...36

Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan ………..43

Tabel 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan ……....44

Tabel 6 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian ……….45

Tabel 7 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... ... .80

Tabel 8 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... .81

Tabel 9 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 98

Tabel 10 Matriks Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 98


(14)

commit to user

xiv

Tabel 11 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam perasaan yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan

Program Jamkesmas ... 103 Tabel 12 Matriks Pertukaran Sosial dalam perasaan

yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan

Program Jamkesmas ... 104 Tabel 13 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pelaksanaan


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Gambar Kerangka Pikir ………...23 Gambar 2 : Gambar Struktur Organisasi Puskesmas Pajang ………..50


(16)

commit to user

xvi

ABSTRAK

SRI HARYANI MEIVAWATI, D0305060 ”PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)” Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Informan yang dipilih antara lain peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan dan petugas Puskesmas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Spradley. Tahapan analisis data yang dilakukan antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta terdiri dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.

Dalam penelitian ini ditemukan domain, taksonomi dan komponen. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta ditemukan tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, perasaan. Taksonomi yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan, pengobatan, baik, pasif, suka, jenuh. Komponen yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan kesehatan, antrian, prosedur, pengalaman sakit, gratis, tidak gratis.

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta menunjukkan pertukaran sosial peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan.


(17)

commit to user

xvii

ABSTRACT

Sri Haryani Meivawati, D0305060, “Social Exchange in the implementation of society health insurance (Jamkesmas) Program”, Thesis of Sociology

Department, Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

This research discusses about how the social exchange is in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta. The type of research employed was descriptive qualitative research.

The sampling technique employed in this research was purposive sampling one. The informant selected included Jamkesmas participants, Kelurahan offices and Puskesmas officers. The data analysis employed in this research was Spradley model data analysis. The data analysis stage conducted included domain, taxonomy, component and theme analyses.

The result of research shows that social exchange in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta consists of the social exchange in Jamkesmas participant’s knowledge on the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, the social exchange in the Jamkesmas participant’s attitude in responding to the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, and the social exchange in the Jamkesmas participant’s feeling in the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions.

In this research, it can found the domain, taxonomy and component. Social exchange in the implementation of Jamkesmas program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta is found in three domains: knowledge, attitude, feeling. There are six taxonomies: service, medicine, good, passive, like, saturated. There are six components found: health service, queuing, procedure, sick experience, free, not free.

The social exchange in the implementation of Jamkesmas program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta shows the social exchange between the Jamkesmas and the Puskesmas officer, the Jamkesmas officer and hospital officer, puskesmas officer and doctor, Jamkesmas participant and chief of RT, Jamkesmas participant and Kelurahan officers.


(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Maka pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu sasaran pembangunan yang hendak diwujudkan oleh pemerintah, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil maupun spiritual. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai peranan penting karena pada dasarnya berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar setiap orang mampu meningkatkan derajat kesehatannya. Dan dengan kepercayaan bahwa kita mampu melaksanakan pembangunan kesehatan dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang ada.

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi


(19)

commit to user

masyarakat miskin dan tidak mampu. (UUD 1945 pasal 28 H dan UU RI NO 23 Tahun 1992)

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Kemiskinan merupakan suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin. (Parsudi Suparlan, 1993: xi)

Derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tnggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi karena biaya kesehatan mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan


(20)

commit to user

teknologi kesehatan dan kedokteran, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melaui penugasan kepada PT Askes (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/2004, tentang penugasan PT. Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharan kesehatan masyarakat miskin. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai Jamkesmas.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula menitik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang menjadi keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta aktif masyarakat termasuk swasta perlu


(21)

commit to user

diarahkan, dibina dan dikembangkan sehingga dapat melakukan fungsi dan tanggung jawab sosialnya sebagai mitra pemerintah. (Penjelasan UU RI NO 23 Tahun 1992:44)

Pembangunan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu. Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan dituntut oleh masyarakat sebagai penerima jasa layanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Tujuan penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76.400.000, Jawa Tengah sebanyak 11.715.881, Surakarta sebanyak 100.019. Jumlah peserta Jamkesmas di Surakarta dapat dilihat dari tabel tiap kecamatan berikut ini:


(22)

commit to user

Tabel 1.1 : Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Laweyan

Pajang 4145

Laweyan 333

Bumi 1234

Panularan 1566

Penumping 836

Sriwedari 656

Purwosari 1883

Sondakan 2019

Kerten 1353

Jajar 780

Karangasem 834

Sumber: PT Askes cabang Surakartat tahun 2008

Dari tabel tersebut di Kecamatan Laweyan terdapat banyak peserta Jamkesmas. Tempat penelitian adalah Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas.

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Serengan

Joyontakan 2087 Danukusuman 2264

Serengan 1214

Tipes 2151

Kratonan 1083

Jayengan 268

Kemlayan 304

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelurahan yang terdiri banyak peserta Jamkesmas dan terdapat kelurahan yang terdiri dari sedikit peserta Jamkesmas.


(23)

commit to user

Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Pasar Kliwon

Joyosuran 1816

Semanggi 8805

Pasar Kliwon 1392

Gajahan 724

Baluwarti 1625

Kampung Baru 712 Kedung Lumbu 1080

Sangkrah 3642

Kauman 427

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Pasar Kliwon terdapat kelurahan yang terdiri dari banyak peserta Jamkesmas dan sedikit peserta Jamkesmas.

Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Jebres

Kepatihan Kulon 365

Kepatihan Wetan 715

Sudiroprajan 1062

Gandekan 2447

Sewu 1938

Pucangsawit 3559

Jagalan 2702

Purwodiningratan 838

Tegalharjo 1374

Jebres 5839

Mojosongo 4762

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Jebres terdiri dari kelurahan yang terdapat banyak peserta Jamkesmas.


(24)

commit to user

Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Banjarsari

Kadipiro 5811

Nusukan 5211

Gilingan 5622

Stabelan 999

Kestalan 513

Keprabon 847

Timuran 621

Ketelan 776

Punggawan 843

Mangkubumen 2023

Manahan 1539

Sumber 2441

Banyuanyar 1939 Sumber : PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Banjarsari terdapat banyak peserta Jamkesmas.

Dalam pelaksanaan upaya kesehatan banyak melibatkan instansi pemerintah maupun swasta. Selama ini telah dibangun berbagai sarana dan prasarana kesehatan seperti puskesmas,laboratorium klinik, perusahaan farmasi, rumah sakit, apotek, klinik 24 jam, dan lain sebagainya. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan gawat darurat. Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar akan dilayani di Puskesmas dan jaringannya. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan di rumah sakit.


(25)

commit to user

Program Jamkesmas ini merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan bagi masyarakat miskin. Dengan dilaksanakan program ini diharapkan dapat meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.

Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Penulis tertarik dengan judul tersebut karena melalui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), maka akan mengetahui bagaimanakah pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, dan peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta?”


(26)

commit to user

C. TUJUAN PENELITIAN

Diadakan suatu penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan, untuk mengetahui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui bagaimana penerapan teori- teori sosiologi, seperti teori pertukaran sosial yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Dapat mengetahui bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori

Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigma yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial. Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok


(27)

commit to user

persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan- persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan- aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan- persoalan tersebut.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkungannya yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat- akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan actor. Bagi paradigma perilaku sosial individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia lebih bersifat mekanik dibandingkan dengan menurut paradigma definisi sosial. (Ritzer, 2003:71-72).

Behavioral sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip- prinsip psikologi perilaku ke dalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antar akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku actor. Akibat- akibat tingkah laku diperlakukan sebagai variabel independent. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat- akibat yang mengikutinya kemudian. Jadi


(28)

commit to user

nyata secara metafisik ia mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi di masa sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi di masa yang akan datang. Yang menarik perhatian Behavioral Sociology adalah hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan actor dengan tingkah laku yang terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang actor akan bertingkah laku yang sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang. Konsep dasar teori ini adalah reinforcement, yang dapat diartikan sebagai ganjaran atau reward, dimana tidak ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang menimbulkan ganjaran. Proses ini menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku individu (Ritzer, 2003:73-74).

Exchange teory, mendasarkan teorinya pada pergaulan hidup manusia dimana terdapat kecenderungan yang kuat, bahwa kepuasan dan kekecewaan bersumber kepada pihak lain terhadap dirinya sendiri, seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain, karena hal tersebut dianggap menguntungkan sehingga ia mendapatkan suatu imbalan. Sudah tentu jika proses- proses tersebut tidak selalu menguntungkan namun terkadang juga merasa rugi atau kecewa. Keuntungan dari hubungan tersebut adanya selisih dari imbalan dan biaya, maka teori ini sering disebut “theori pilihan rasional”. Dua tokoh yang terkenal dari teori ini adalah Homans dan Blau.


(29)

commit to user

Homans mengajukan proposisinya, sebagai berikut:

a. Semakin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh , semakin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.

b. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi biaya atau ancaman hukuman (punishment) yang akan diperoleh semakin kecil kemungkinan tingkah laku serupa akan diulang.

Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi Skinnerian. Proposisi itu adalah:

1. Proposisi sukses:

Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu (Homans, 1974; 16 dalam poloma 1987; 61)

Homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran (atau menghindari hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Secara umum, perilaku yang selaras dengan proposisi sukses meliputi tiga tahap antara lain: tindakan seseorang, hasil yang diberikan, dan pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai tindakan asli.

Contoh: seorang mahasiswa belajar sebelum ujian dan mendapatkan nilai tinggi, maka pada waktu ujian berikutnya akan belajar agar mendapat nilai yang tinggi.


(30)

commit to user 2. Proposisi stimulus:

Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama (Homans, 1974; 22-23 dalam poloma 1987; 62)

Proposisi stimulus mengetengahkan objek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diinginkan. Contoh: Mahasiswa yang menginginkan nilai baik. Di masa lalu dia memperoleh ganjaran berupa nilai baik dan pentingnya belajar sebagai stimulus yang melahirkan hasil yang diinginkan. Mahasiswa lebih memilih stimulus belajar 2 hari sebelum ujian dan belajar secara individual daripada stimulus lain yang berasal dari belajar secara berkelompok.

3. Proposisi nilai :

Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang melakukan tindakan itu (Homans, 1974:25 dalam poloma 1987; 63)

Proposisi ini khusus berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang merupakan hasil tindakan. Proposisi nilai mengetengahkan tingkat dimana orang mengiginkan ganjaran yang diberikan oleh stimulus.

Proposisi ini merupakan penghargaan terhadap tindakan. Contoh: Seorang mahasiswa datang pagi- pagi ke kampus maka dihargai dengan dikatakan sebagai mahasiswa yang rajin.


(31)

commit to user 4. Proposisi Deprivasi – Satiasi

Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu (Homans, 1974: 29 dalam poloma 1987; 64)

Proposisi deprivasi satiasi selanjutnya menyempurnakan kondisi- kondisi dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi.

Proposisi ini merupakan menurunnya nilai karena kejenuhan. Contoh: Seorang anak yang diberi uang Rp.1000,- selama bertahun- tahun diberi uang dengan jumlah yang sama maka anak itu akan merasa jenuh dan uang Rp.1000,- itu menjadi berkurang nilainya.

5. Proposisi Restu Agresi (Approval Agression)

Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang yang tidak diinginkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku demikian menjadi lebih bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari yang diperkirakan, atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai harganya (Homans, 1974: 37- 39 dalam poloma 1987; 65)

Proposisi ini merupakan proposisi konflik Homans. Jika sesuatu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan marah bahkan akan melakukan


(32)

commit to user

perlawanan. Contoh: Seseorang yang sudah bekerja selama beberapa bulan tetapi tidak mendapatkan gaji, maka orang itu akan marah.

6. Proposisi rasionalitas

Ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan sebagaimana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya dikalikan probabilitas keberhasilan adalah lebih besar (Homans 1974:43)

Pada dasarnya, orang menelaah dan melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternatif yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah imbalan yang diasosiasikan dengan setiap tindakan. Mereka pun mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika seseorang menganggap bahwa itu semua dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan. Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung tidak mungkin diperoleh.

Proposisi rasionalitas menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional pendekatan Homans. Homans mengaitkan proposisi rasionalitas dengan keberhasilan, stimulus, dan proposisi nilai. Proposisi rasionalitas mengatakan pada kita bahwa benar tidaknya orang akan melakukan tindakan tergantung pada persepsi mereka tentang probabilitas sukses. Homans beragumen bahwa persepsi apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh sukses di masa lalu dan kemiripan dengan situasi masa kini dengan situasi sukses di masa lalu.


(33)

commit to user

Proposisi rasionalitas ini memilih tindakan berdasarkan rasional. Contoh: Memilih tindakan berolahraga secara teratur agar badan menjadi sehat.

2. Konsep- konsep yang digunakan

Konsep konsep dalam teori pertukaran sosial George Homans

a. Pertukaran sosial

Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.

b. Tindakan perilaku sosial

Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)

c. Pertukaran yang adil

Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat menguntungkan atau sepanjang dianggap saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.(Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 100)


(34)

commit to user d. Kegiatan

Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu- individu dan kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan- kegiatan mereka, dan dalam tingkat penampilan dari pelbagai kegiatan itu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson,1986; 61)

e. Interaksi

Interaksi adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain. Individu-individu atau kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut frekuensi interaksi, menurut siapa yang mulai interaksi dengan siapa, menurut saluran- saluran dimana interaksi itu terjadi dan seterusnya. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61)

f. Perasaan

Perasaan adalah suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukkan suatu keadaan internal. Tanda- tanda seperti keadaan internal yang ditunjukkannya dapat bermacam-macam. Keadaan-keadaan fisiologis seperti kelaparan atau keletihan, reaksi emosional yang positif atau negatif terhadap suatu peristiwa atau suatu stimulus, perasaan suka atau tidak suka terhadap seorang kawan anggota kelompok, jenis- jenis keadaan fisiologis internal psikologis atau emosional ini, dan banyak lagi lainnya dimasukkan dalam satu


(35)

commit to user

kelompok umum yakni perasaan, sepanjang keadaan internal ini dimanifestasikan dalam suatu tipe perilaku yang dapat diamati. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61-62)

g. Kebiasaan

Kebiasaan menunjuk pada kegiatan- kegiatan dan pola–pola interaksi yang diulang- ulang. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)

h Norma

Norma adalah suatu kegiatan atau pola interaksi yang diharapkan untuk diikuti oleh anggota kelompok, dengan perasaan positif yang dinyatakan kepada mereka yang mengikutinya dan perasaan negatif terhadap mereka yang tidak mengikutinya.(Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)

i. Deprivasi

Deprivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima suatu reward tertentu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66)

j. Kepuasan

Kepuasan adalah kuantitas dari reward yang cukup besar memuaskan seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu untuk sementara waku tidak diinginkan lagi. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66)


(36)

commit to user k. Ganjaran

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.

l. Imbalan (reward)

Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan.

3. Penelitian Terdahulu

a. Respons Pekerja terhadap Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT.Aksara Solopos Surakarta

(Dina Ananti Sawitri Setyani, Skripsi, 2008)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja di PT. Aksara Solopos menerima dengan baik adanya suatu Program Jaminan pemeliharaan kesehatan di PT. Aksara Solopos yang diselenggarakan oleh manulife financial. Diterimanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Manulife Financial tidak terlepas dari persepsi yang baik dari pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh pekerja melalui pengarahan dan serta pengetahuan pribadi, kepercayaan, penilaian sehingga mereka menerima adanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Manulife Financial. Dengan persepsi yang baik dari


(37)

commit to user

pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Manulife Financial maka menimbulkan respons yang baik pula dari pekerja.

b) Marital Relationship: A Social Exchange Theory Perspective (Hubungan Perkawinan: Sebuah Perspektif Teori Pertukaran Sosial)

( Paul A. Nakonezny & Wayne H Denton, The University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas, Texas, USA.

Jurnal Internasional 2008)

Tesis utama dari artikel ini adalah perlakuan dari hubungan perkawinan dalam konteks teori pertukaran sosial. Artikel ini dibuka dengan diskusi tentang solidaritas perkawinan dan kekuasaan perkawinan dari perspektif pertukaran sosial. Selanjutnya, artikel ini berisi perbedaan di antara pertukaran sosial dan pertukaran ekonomi dalam rangka untuk memberikan wawasan dalam melukiskan hubungan perkawinan dalam konteks pertukaran sosial. Konseptualisasi beberapa terapi dalam teori pertukaran sosial dibahas berikutnya. Akhirnya, artikel itu ditutup dengan diskusi tentang kekurangan teori pertukaran sosial sebagai upaya untuk membatasi ruang lingkup memperlakukan hubungan perkawinan sebagai sistem pertukaran sosial.


(38)

commit to user

c) Some Amendments to Social Exchange Theory: A Sociological Perspective (Beberapa Koreksi terhadap Teori Pertukaran Sosial: Sebuah Perspektif Sosiologi)

(Milan Zafirovski, Department of Sociology, University of North Texas, Jurnal Internasional 2003)

Paradigma pertukaran menghibur aspirasi yang tinggi tentang tempat di dalam psikologi sosial dan umumnya sosiologi dan psikologi. Hal ini ditunjukkan, misalnya, dengan premis fundamental bahwa semua kehidupan sosial dapat dianggap sebagai imbalan atau pertukaran sumber daya antara pelaku. Sifat seperti kehidupan sosial sering menjadi alasan untuk klaim bahwa paradigma pertukaran sosial fitur umum setara dan relevan untuk teori sosiologis. Klaim ini diulang dalam makalah ini, dengan menempatkan penekanan pada versi pilihan rasional dan behavioris teori pertukaran sosial. Pemeriksaan tidak menyediakan dukungan prima untuk klaim teori pertukaran sosial, khususnya formulasi ekonomi-perilaku. Sebaliknya, didasarkan pada psikologi sosial sosiologis atau psiko-sosiologi sebuah konsep alternatif pertukaran sosial secara empiris dirumuskan dan diperkirakan sebagai alternatif dengan teori saat ini. Makalah ini akan mencoba membuat suatu kontribusi terhadap integrasi teori sosiologis dan sosial-psikologis. Kesimpulan utama adalah bahwa aktor dalam pertukaran dapat tidak hanya individu tetapi juga kelompok-kelompok, dan bahwa dalam kelompok proses dan hubungan antar kelompok lebih kompleks dibandingkan dengan menjadi transaksi pasar.


(39)

commit to user

F. KERANGKA PIKIR

Dalam kerangka pikir ini dijelaskan mengenai cara berpikir peneliti dalam rangka mengadakan penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Masyarakat menanggapi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Masyarakat ini terdiri dari peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, petugas Kelurahan Sondakan, dan petugas Puskesmas Pajang.

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ini dikaitkan dengan proposisi Homans. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini menunjukkan hubungan sosial dalam masyarakat. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas dapat diketahui dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas.


(40)

commit to user

Gambar Kerangka Pikir

Proposisi Homans

Pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas.

Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam Menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas.

Masyarakat Pertukaran sosial

Pelaksanaan Jamkesmas

Pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas.


(41)

commit to user

G. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konsep adalah definisi yang dipakai untuk variabel – variabel yang dipilih untuk diteliti. Pada penelitian ini variabelnya sebagai berikut:

1. Tindakan perilaku sosial

Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)

2. Pertukaran yang adil

Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat menguntungkan atau sepanjang dianggap saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.(Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 100)

3. Pertukaran sosial

Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.


(42)

commit to user 4. Ganjaran

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.

5. Imbalan (reward)

Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan.

6. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

Adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan atau memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti.


(43)

commit to user 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta karena di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas yang menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data yang diperlukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara. Informan yang diwawancarai sebagai sumber data antara lain: Petugas Puskesmas, petugas Kelurahan, dan peserta Jamkesmas.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer adalah yang berkenaan dengan masalah penelitian. Data ini berupa kepustakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan program Jamkesmas, arsip data Kelurahan Sondakan, arsip data Puskesmas Pajang, arsip data PT. Askes Cabang Surakarta

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik percakapan dengan informan dengan maksud untuk mencari informasi yang


(44)

commit to user

berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara dengan petugas Kelurahan Sondakan, petugas Puskesmas Pajang, dan peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pelaksanaan wawancara di lapangan peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada pelaksanaannya daftar pertanyaan bisa berkembang sesuai dengan keadaan yang terjadi.

b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kajian sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini peneliti datang ke lokasi untuk melihat tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas. Hanya saja dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan yang ada melainkan hanya mengamati saja.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati perilaku peserta Jamkesmas dalam memanfaatkan program Jamkesmas di Puskesmas.

c. Dokumentasi.

Adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat arsip-arsip, surat-surat dan dokumen lain yang mendukung. Dokumen berupa data-data monografi Kelurahan Sondakan, data-data dari Puskesmas Pajang, data-data dari PT. Askes Cabang Surakarta.


(45)

commit to user 5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Yaitu sampel yang ditarik dengan maksud dan tujuan penelitian. Selain itu dengan teknik tersebut berguna untuk mendapatkan informan yang tepat yang mengurai permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informasi akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik pengambilan sampel ditujukan pada peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan, petugas Puskesmas yang menangani masalah Jamkesmas.

6. Validitas data

Validitas data menunjukkan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di lokasi penelitian dan penjabaran dari deskripsi permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk memperoleh dan menjamin validitas data proses penelitian maka akan digunakan:

a. Triangulasi

Triangulasi data digunakan dari sumber (informan) yang berbeda. Triangulasi digunakan untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan


(46)

commit to user

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Terdapat empat macam triangulasi data yaitu meliputi: pemeriksaan sumber, metode, teori atupun penyelidik. Dari keempat macam triangulasi tersebut, maka peneliti menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk pengumpulan data yang sama. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda dengan jalan:

· Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara · Membandingan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan setiap waktu

· Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang di depan umum dengan apa yang informan katakan

· Membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan, orang pemerintahan dan sebagainya.

· Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen secara kontinyu. Tujuannya jelas yaitu untuk bisa mengetahui adanya alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tidak hanya mengharap bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, ataupun pemikiran. (Moleong : 2007:330)


(47)

commit to user b. Informan Review

Data sebelum dianalisis diperiksa kembali oleh sumber data (key informan) barangkali ada jawaban-jawaban yang kurang sesuai dengan apa yang dimaksud dengan informan.

7. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Spradley. Spradley membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema. a. Analisis Domain

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh data yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Analisis domain dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan atau wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.

Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:

1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia yaitu hubungan termasuk, spasial, sebab akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat tujuan, urutan, dan memberi atribut atau memberi nama.


(48)

commit to user

3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya.

4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan.

5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.

6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasi) b. Analisis Taksonomi

Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.

Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1. Memilih satu domain untuk dianalisis.

2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu.

3. Mencari tambahan istilah bagian.

4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.

5. Membentuk taksonomi sementara

6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mengecek analisis yang telah dilakukan


(49)

commit to user c. Analisis Komponen.

Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawancara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.

Delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1. Memilih domain yang akan dianalisis.

2. Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan. 3. Menyiapkan lembar paradigma.

4. Mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai. 5. Menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu 6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.

7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data. 8. Menyiapkan paradigma lengkap.

d. Analisis Tema

Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.

Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: 1. Melebur diri

2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan.

3. Perspektif yang lebih luas melalui pencarian domain dalam pemandangan budaya.


(50)

commit to user

4. Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis. 5. Mengidentifikasi domain terorganisir

6. Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain. 7. Mencari tema universal. (Moleong, 2007: 302-307)


(51)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. SURAKARTA

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta terletak di daerah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan penghubung antara daerah Provinsi Jawa Tengah bagian Timur dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini berbatasan dengan daerah – daerah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

2. Kondisi Demografis

Penduduk merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan suatu daerah. Pengetahuan mengenai kondisi dan potensi penduduk di suatu daerah bermanfaat sebagai bahan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan oleh pemerintah kota sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Jumlah penduduk yang besar apabila dimanfaatkan secara optimal akan bermanfaat bagi pembangunan suatu daerah. Namun sebaliknya, apabila penduduk yang berjumlah besar itu kurang dimanfaatkan dan mempunyai kualitas yang rendah, maka akan menimbulkan berbagai kendala di daerah tersebut.


(52)

commit to user

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kota Surakarta

TAHUN

JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

2003 242.591 254.643 497.234

2004 249.278 261.433 510.711

2005 250.868 283.672 534.540

2006 254.259 258.639 512.898

2007 246.132 269.240 515.372

Sumber : BPS Kota Surakarta ( diolah dari hasil Susenas 2007 )

Menurut Data BPS yang diolah dari hasil Susenas 2007, jumlah penduduk Kota Surakarta di tahun 2003 adalah 497.234 dengan penduduk laki-laki sebanyak 242.951 dan perempuan 254.643. Penduduk Kota Surakarta tersebar dalam 5 (lima) kecamatan, yakni :

1. Kecamatan Banjarsari 2. Kecamatan Serengan 3. Kecamatan Jebres 4. Kecamatan Laweyan 5. Kecamatan Pasar Kliwon

Menurut Surakarta Dalam Angka 2007 (BPS Kota Surakarta), penduduk Kota Surakarta di tahun 2007 mencapai 515.372. Ini berarti ada pertumbuhan penduduk sebanyak 18.138 terhitung dari tahun 2003.


(53)

commit to user

Tabel 3 :Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta

No KECAMATAN TAHUN 2006 TAHUN 2007

1 Laweyan 7.792 14.658

2 Serengan 6.444 7.932

3 Banjarsari 15.857 26.061

4 Pasar Kliwon 17.560 18.208

5 Jebres 11.391 21.615

Jumlah 59.047 65.884

Sumber: DKRPP- KB/ Keputusan Walikota No. 470/36/1/2007 konsorsiumsolo.multiply.com

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Surakarta tahun 2007 lebih banyak daripada tahun 2006. Tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Surakarta sebanyak 65.884 dan tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Surakarta sebanyak 59.047.

2. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) a. Sejarah Jamkesmas:

1. Sebelum Tahun 2005 ada Program JPSBK (Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan)

2. Tahun 2005 dengan nama Program Askeskin No: 1330/Menkes/SK/IX/2005


(54)

commit to user

4. Tahun 2007 dengan nama Askeskin (Asuransi Kesehatan Mayarakat Miskin) No.417/Menkes/SK/IV/2007

5. Tahun 2008 dengan nama Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) No 125/Menkes/SK/II/2008

b. Identitas Kartu Jamkesmas Tahun 2008

1. Nama, Tanggal lahir, alamat lengkap, status (peserta, istri, anak), Puskesmas (PPK)

2. Pada kartu Jamkesmas tidak ada tanda tangannya (hanya tanda tangan Menteri Kesehatan), Stempel, maupun Foto (kalau menjumpai kartu yang ada fotonya yang ditempel sendiri oleh pasien.)

c. Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Jamkesmas 1. Tujuan Penyelenggaraan Jamkesmas

a. Tujuan Umum

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien

b. Tujuan khusus

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit.


(55)

commit to user

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. 3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

2. Sasaran

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

d. Pengertian Jamkesmas

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Jamkesmas merupakan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Sebelumnya bernama Askeskin (Asuransi kesehatan masyarakat miskin). Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin maka program ini berganti nama menjadi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Program ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT. ASKES (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/ 2004, tentang penugasan PT. ASKES (persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin.


(56)

commit to user

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/ Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip-prinsip :

1. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.

2. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang rasional.

3. Pelayanan tersruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas 4. Transparan dan akuntabel

e. Peserta Jamkesmas

Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional tersebut. Menkes membagi alokasi sasaran kuota Kabupaten/Kota.


(57)

commit to user

Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76,4 juta jiwa. Jumlah peserta Jamkesmas di Jawa Tengah sebanyak 11.715.881 jiwa. Jumlah peserta Jamkesmas di Surakarta sebanyak 100.019 jiwa.

f. Pelayanan Kesehatan kepada Peserta Jamkesmas.

Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan (RJ), rawat inap (RI), serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL), dan pelayanan gawat darurat.

Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Perawatan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM dan Rumah Sakit.

Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS khusus, RS TNI/ POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, Departemen Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atas nama Menteri Kesehatan membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek pengaturan. (Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 2008)


(58)

commit to user

B. KECAMATAN LAWEYAN

Laweyan adalah kecamatan yang terletak di barat kota Surakarta. Kecamatan ini terkenal karena penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Sarekat Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada 1912.

Kecamatan Laweyan memiliki luas wilayah 8,64 km². Jumlah penduduk di Kecamatan Laweyan adalah 87.496. Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Laweyan adalah 10.127 per km². Kecamatan Laweyan memiliki 11 kelurahan antara lain:

· Kelurahan Penumping yang memiliki kode pos 57141 · Kelurahan Sriwedari yang memiliki kode pos 57141 · Kelurahan Purwosari yang memiliki kode pos 57142 · Kelurahan Kerten yang memiliki kode pos 57143 · Kelurahan Jajar yang memiliki kode pos 57144

· Kelurahan Karangasem yang memiliki kode pos 57145 · Kelurahan Pajang yang memiliki kode pos 57146 · Kelurahan Sondakan yang memiliki kode pos 57147 · Kelurahan Laweyan yang memiliki kode pos 57148 · Kelurahan Bumi yang memiliki kode pos 57148


(59)

commit to user

C. KELURAHAN SONDAKAN

1. Gambaran Umum Kelurahan Sondakan

a. Kondisi Geografis

Kelurahan Sondakan secara administratif berada di wilayah kecamatan Laweyan, pemerintahan kota Surakarta.

Wilayah Kelurahan Sondakan yang merupakan lokasi penelitian disini secara administratif berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kelurahan Pajang dan KelurahanPurwosari Sebelah Selatan : Kelurahan Pajang dan Kelurahan Laweyan Sebelah Barat : Kelurahan Pajang

Sebelah Timur : Kelurahan Purwosari dan Kelurahan Bumi

b. Kondisi Demografis

Penduduk Kelurahan Sondakan terdiri dari berbagai macam umur dan jenis kelamin. Jumlah keseluruhan penduduk Kelurahan Sondakan sampai bulan Februari 2010 adalah 11.916 jiwa, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 5.725 jiwa berjenis kelamin laki –laki, sementara itu sebanyak 6.191 jiwa berjenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta yang dilihat dari kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(60)

commit to user

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan

No Kelompok Umur Laki - laki Perempuan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 + 256 430 477 500 486 595 1065 859 685 507 248 420 410 485 545 592 1056 972 672 757 504 850 887 985 931 1187 2120 1831 1357 1264

Jumlah 5725 6191 11.916

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak pada kelompok umur 30 – 39 tahun yaitu sebanyak 2120 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 504 jiwa. Dari sebanyak 11.916 orang penduduk di Kelurahan Sondakan tersebut mereka terbagi ke dalam 3.268 kepala keluarga (KK)

c. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sondakan bermacam– macam mulai dari yang tidak sekolah sampai pada penduduk yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi maupun akademi. Untuk lebih jelasnya mengenai


(61)

commit to user

data penduduk yang dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi Tamat SLTA

Tamat SLTP Tamat SD Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah 1.638 3.795 1.861 1.694 548 924 824

Jumlah 11.411

Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Berdasarkan tabel diatas, bahwa tingkat pendidikan penduduk cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dengan pendidikan tamat SLTP sebanyak 1.861 jiwa dan pendidikan tamat SLTA sebanyak 3.795 jiwa. Walaupun semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mengecil jumlahnya yaitu penduduk yang tamat Akademi / Perguruan Tinggi sebanyak 1.638 jiwa.

Melihat pada kondisi yang seperti ini, jelas terlihat bahwa sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Sondakan termasuk cukup memadai, hal ini tentunya berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaannya.

2. Mata Pencaharian Penduduk

Sebagai suatu wilayah yang berada di perkotaan (Kota Surakarta), maka kondisi sosial ekonomi masyarakatnya juga menjadi sangat kompleks,


(62)

commit to user

termasuk dalam mata pencaharian yang beragam, mulai dari pengusaha, pegawai negeri, sampai buruh bangunan. Data selengkapnya mengenai mata pencaharian penduduk Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Petani sendiri Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengangkutan

Pegawai Negeri (Sipil/ ABRI) Pensiunan Lain –lain - - - - 2.887 3.185 969 808 594 280 1.839

Jumlah 10.562

Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Berdasarkan tabel di atas, buruh bangunan mendominasi jumlah penduduk menurut mata pencaharian yaitu sebanyak 3.185 jiwa. Setelah itu diduduki buruh industri yaitu sebanyak 2.887 jiwa. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sehingga mereka hanya mampu terserap ke sektor – sektor industri.


(63)

commit to user Sarana dan Prasarana

Data mengenai sarana dan prasarana yang didapat dari kantor Kelurahan Sondakan yaitu sarana transportasi. Selain itu juga terdapat sarana dan prasarana elektronik.

Sarana dan prasarana transportasi di wilayah Sondakan cukup baik. Hal tersebut didasarkan pada kondisi jalan yang hampir seluruhnya sudah beraspal. Jumlah terperinci prasarana transportasi di kelurahan Sondakan adalah sebagai berikut:

§ Sepeda : 1700 § Sepeda motor : 1920 § Mobil Dinas : 5 § Mobil Pribadi : 78

§ Becak : 25

Selain itu terdapat sarana dan prasarana elektronik antara lain: § Radio : 1600

§ Televisi : 2195

D. PUSKESMAS PAJANG

Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat, karena pelayanan kesehatan dasar lebih banyak bertempat di Puskesmas. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok


(64)

commit to user

tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas Induk diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta Puskesmas keliling.

Puskesmas Pajang merupakan salah satu Puskesmas Induk dari tiga Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Laweyan, Surakarta. Ketiga Puskesmas tersebut adalah:

1. Puskesmas Karangasem 2. Puskesmas Kapulogo 3. Puskesmas Laweyan

1. Visi dan misi Puskesmas Pajang

Visi :

Menjadi puskesmas pilihan masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya. Misi :

a. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, efektif, efisien, merata, dan terjangkau bagi masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya.

b. Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. c. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga,


(65)

commit to user

2. Fungsi Puskesmas Pajang

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, maka ditetapkan fungsi Puskesmas sebagai berikut:

a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Srata Pertama 1. Pelayanan Kesehatan Perorangan 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

3. Unit Pelaksanaan Teknis Fungsional Puskesmas

a. Sub Bagian Pengobatan Umum

Memberikan pengobatan berdasarkan diagnosa dan prosedur tetap agar diperoleh hasil pengobatan yang tepat.

b. Sub Bagian Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) terdiri dari KB dan Imunisasi

Menerima, memeriksa ibu hamil dan calon akseptor KB,memberi imunisasi ibu hamil dan anak- anak balita, pelayanan kesehatan, pemeriksaan KB, melakukan pengobatan terhadap ibu hamil dan anak balita agar kesehatan tetap terjaga dan pasien kelahiran bayi berjalan lancar, sehat dan selamat.

c. Sub Bagian Pelayanan Laboratorium

Mengadakan pemeriksaan sesuai prosedur tetap untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat.


(66)

commit to user d. Sub Bagian Pelayanan Obat

Menerima resep, menyediakan obat- obatan, menyerahkan obat sesuai aturan serta membuat laporan penggunaan dan permintaan obat secara rutin setiap bulan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

4. Struktur Organisasi


(67)

Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Pajang 2009

Kepala Puskesmas dr. Dwi Martyastuti

Kepala Tata Usaha Bambang Purnomo

Umum Bambang R.

Kepegawaian Joko P. ISO : 9001 – 2008

MANAGEMENT REPRESENTASIVE

Handri Astuti

Bidang Binakes Mas dr. Retnowati Bidang P2L dr. Retnowati Bidang Promosi drg. Budiwati Penunjang Pelayanan dr. Dwiasih Awidyas

Keuangan PPTK Handri 1. Bend.Pengel.: Eni 2. Bend.Penem.: Marini 3. Bend.Pembnt.: Lestari 4.Bend.Jamkesmas Siska 5. Bend.Barang: Murti Laporan Retno Simpus Marini Simkesda Tutut 1. KIA : Etik

2. KB/Reproduksi : 3. Gizi : Prama 4. Lansia: Rusdiyanti 5. MTSBS : Etik 6. Resti Bumi : Isna 7. DDTK : Nuryani 8. UKTK : Bety

1. Surveilance - DB : Sunanto - TB/Kusta: Puji - ISPA/Diare: Linda

2. Peny.Link : Sri Wahyuni 3. Haji : N. Azizah

4. PTM : Linda

5. Peny.Menular : Linda 6. AV : Kalis

1. UKS : Linda 2. UKSGS : Salbiyah 3. PKM : Silfah

1.Lab.: Warno P. 2. Farmasi : Handri 3. Gulit : drg. Beta 4. P3K : Sumarjo 5. Pusling : Tanti 6. Loket : Gugup 7. Parap legi : Sumarjo 8. WU/Tunanetra : Kalis

PUSKESMAS PEMBANTU Karangasem Retnaning Kapulogo drg. Beta Laweyan Sri Winarsih Rawat Inap dr.Dwiasih Awidya UGD Nur Azizah UK Silfah Rumah Tangga Lini A.


(68)

commit to user

51

BAB III

PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

I. HASIL PENELITIAN

A. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PENGETAHUAN PESERTA JAMKESMAS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS.

Masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama adalah aspek fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit. Yang kedua adalah aspek non fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat bersikap) dan bersifat aktif (melakukan tindakan). Perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat,


(1)

commit to user

yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.

Metode kualitatif mempunyai kelebihan dan kekurangan Kelebihan yang ada adalah:

a. Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan realitas secara mendalam karena dapat menangkap realitas sosial yang ada. Sehingga hasil penelitian yang didapatkan seperti apa adanya.

b. Kebenaran dalam penelitian kualitatif merupakan hasil interpretasi dan disepakati oleh informan yang dijadikan sumber data.

Kekurangan yang ada adalah:

a. Tidak semua hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan, generalisasi hanya dapat dilakukan dalam batas waktu dan konteks penelitian.

b. Dalam penelitian kualitatif, peneliti dimungkinkan terjebak dalam subyektivitas sehingga kadang-kadang terbawa emosi, perasaan, pandangan, serta prasangka peneliti ikut mempengaruhi analisis dan hasil penelitiannya.

Dalam teknik pengumpulan data, yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumen atau bahan tertulis yang didapatkan peneliti di lapangan, kepustakaan sebagai sumber data. Dalam teknik pengumpulan data yang berupa wawancara tidak ada masalah karena informan yang diwawancarai memberikan jawaban, pendapat atau tanggapan terhadap berbagai hal yang ditanyakan seputar penelitian ini. Sehingga sangat bermanfaat bagi peneliti untuk mendapatkan data. Dalam teknik pengumpulan data yang berupa observasi tidak ada masalah karena


(2)

commit to user

peneliti mengamati perilaku peserta Jamkesmas dalam memanfaatkan program Jamkesmas di Puskesmas. Dalam teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi, peneliti memperoleh data monografi kelurahan Sondakan, dan dokumen tertulis lain dari Puskesmas Pajang. Dalam penelitian ini tidak memakai dokumentasi berupa foto karena informan yang diwawancarai yaitu peserta Jamkesmas tidak mau diambil fotonya dengan alasan malu dan takut.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Yaitu sampel yang ditarik dengan maksud dan tujuan penelitian. Selain itu dengan teknik tersebut berguna untuk mendapatkan informan yang tepat yang mengurai permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informasi akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang yang terdiri dari 1 orang petugas Kelurahan Sondakan, 1 orang petugas Puskesmas Pajang, dan 15 orang peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan.

Untuk keperluan trianggulasi, peneliti melakukan perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil tanya jawab dan membandingkan keadaan dan perspektif yang lain, maka peneliti perlu mewawancarai informan yang dianggap dapat mewakili dari perspektif. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan hasil wawancara dengan peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan dengan petugas Kelurahan Sondakan dan Petugas Puskesmas Pajang.


(3)

commit to user

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan analisis data model Spradley. Spradley membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema. Dalam penelitian ini ditemukan domain, taksonomi, dan komponen, tidak ditemukan tema.

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta ditemukan tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, perasaan. Taksonomi yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan, pengobatan, baik, pasif, suka, jenuh. Komponen yang ditemukan yaitu pelayanan kesehatan, antrian, prosedur, pengalaman sakit, gratis, tidak gratis.

Analisis Domain sudah benar digunakan dalam penelitian ini karena dengan analisis domain dapat mengetahui kelompok-kelompok dalam penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Kelompok-kelompok yang ditemukan dalam analisis domain merupakan taksonomi dan komponen, tidak ditemukan tema. Kelompok dalam analisis domain hanya sampai kelompok yaitu komponen.

3. Implikasi Empiris

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta mengandung dua proposisi Homans yaitu proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.


(4)

commit to user

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta terdiri dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta yaitu menunjukkan pertukaran sosial peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, peserta Jamkesmas dengan petugas Kelurahan.

Dalam pengelolalan bidang penelitian, penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya apabila diadakan penelitian lanjutan dapat diterapkan teori pertukaran sosial dan metode penelitian seperti yang digunakan dalam penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta ini sehingga dapat menambah wawasan bagi banyak pihak.


(5)

commit to user

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Kelurahan Sondakan

a. Memberi laporan tentang efektivitas program Jamkesmas dari Dinas Kesehatan kepada peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan.

b. Menjalin hubungan yang baik dengan peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, petugas Puskesmas Pajang, petugas Dinas Kesehatan, petugas PT Askes cabang Surakarta.

c. Memberikan sosialisasi kepada peserta Jamkesmas agar peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan dapat mengetahui dan memahami tentang program Jamkesmas secara maksimal dan dapat memanfaatkan program Jamkesmas secara optimal.

2. Bagi Puskesmas Pajang

a. Menjalin kerjasama dan komunikasi dengan peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan Sondakan, petugas Dinas Kesehatan, petugas PT Askes cabang Surakarta.

b. Berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

c. Memberikan sosialisasi kepada peserta Jamkesmas agar peserta Jamkesmas dapat mengetahui dan memahami tentang program Jamkesmas secara maksimal dan dapat memanfaatkan program Jamkesmas secara optimal.


(6)

commit to user

3. Bagi peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta

a. Meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan.

b. Selalu memanfaatkan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit. c. Berusaha untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Pada Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

1 74 121

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU) Madani Kota Tanjungbalai Tahun 2011

6 88 121

Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Puskesmas Batu VI Kecamatan Siantar

5 75 84

DAMPAK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT(JAMKESMAS)

0 4 15

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN (Studi Kasus Pada Pasien Jamkesmas Rawat Jalan di Rumah Sakit Abdul Moloek Bandar Lampung)

0 20 2

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU ( Studi kasus Puskesmas Gadingrejo)

0 2 2

ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR ( Studi kasus Puskesmas Bandarjaya )

0 10 75

PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 125/Menkes/Sk/Ii/2008 (Studi Di Kabupaten Wonogiri).

0 2 12

Evaluasi pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan tanggapan masyarakat terhadap program Jamkesmas pada Puskesmas Muara Kedang Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

0 0 2

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) di Puskesmas Jagir Surabaya.

1 10 107