terpisah tanpa kehilangan pandangan dari saling ketergantungan atau kaitan mereka dengan keseluruhan. Himawan 2008:2 menyatakan film, secara umum
dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif adalah bahan materi yang akan dikaji berhubungan dengan aspek
cerita atau tema film. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, tema, masalah, konflik, waktu, serta lainnya.
2.1.1 Film
Menurut Nur Dwi Andayani 2007:41 Film adalah salah satu bentuk kesenian yang saling mempengaruhi antara cahaya dan bayang-bayang secara
halus. Film melakukan komunikasi verbal melalui dialog seperti drama, film mempergunakan irama yang kompleks dan halus seperti musik, film
berkomunikasi melalui citra, metafora, dan lambang-lambang seperti puisi, film memusatkan diri pada gambar bergerak seperti pantomime yang memiliki ritmis
tertentu seperti tari, dan akhirnya film memiliki kesanggupan untuk memainkan waktu dan ruang, mengembangkan dan mempersingkatnya, memajukan atau
memundurkannya secara bebas dalam batas-batas wilayah yang cukup lapang. Boggs 1992:23 juga mengatakan bahwa film tetaplah sesuatu yang unik
walaupun terdapat kesamaan dengan media lain. Film melebihi drama karena film memiliki kemampuan mengambil sudut pandang yang bermacam-macam, gerak,
waktu dan ruang yang tidak terbatas. Berbeda dari novel film berkomunikasi tidak melalui lambang-lambang abstrak yang dicetak di atas halaman kertas sehingga
Universitas Sumatera Utara
memerlukan suatu penerjemah oleh otak ke pelukisan visual dan suara, tapi langsung melalui gambar-gambar visual dan suara nyata Asrul Sani1992:4-13.
2.1.2 Struktural Film
` Produksi film yang menghasilkan suatu karya yang memiliki keunggulan
sendiri sebagai media massa. Film memiliki suatu tujuan. Film tidak berwujud semata-mata untuk dirinya sendiri sebagai sebuah media massa dan objek estetis
murni, melainkan berwujud pada ruang lingkup dunia sekelilingnya. Film dapat menjadi mediator realitas. Ia dapat menunjang kesan manusia tentang realitas.
Pendapat ini ditunjang oleh keunggulan film sebagai media massa yang menghibur berisi gambar bergerak dengan inovasi yang tidak terbatas, musik yang
canggih, dan dibuat dengan teknologi yang menghasilkan konsep visual yang menarik Asrul Sani 1984:3.
UsmarIsmail 1965:47 mengungkapkan bahwa sejak pertama kali dibuat, film langsung dipakai sebagai alat komunikasi massa atau populernya alat untuk
bercerita. Menurut Himawan Pratista 2008:29 sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita film memiliki struktur dan klasifikasi, yaitu:
Film dapat diklasifikasi menjadi 3 bagian, yaitu: 1.
Menurut Jenis Film a.
Film Cerita Fiksi
Universitas Sumatera Utara
Film Cerita fiksi adalah cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris yang sifatnya komersial.
b. Film Non Cerita Non Fiksi
Film Non Cerita Non Fiksi adalah film yang mengambil kenyataan sebagai objeknya. Film non cerita ini terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
• Film Faktual : Film yang menampilkan fakta atau kenyataan new
real yang kejadiannya actual. •
Film Dokumenter : Film ini mengungkapkan fakta dan berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film
documenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun
merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik.
Film dalam penelitian ini merujuk pada film non cerita non fiksi yaitu film yang nyata dan dikatagorikan kedalam film dokumenter karena membahas tentang
orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. 2.
Menurut Tema Film Genre a.
Drama Tema ini lebih menekan pada sisi human interest yang bertujuan
mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya, sehingga penonton merasa sedih, senang, kecewa, bahkan ikut marah.
b. Action
Tema Action
mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran dengan senjata, atau kebut-kebutan kendaraan antara tokoh
Universitas Sumatera Utara
yang baik protagonis, sehingga penonton ikut merasakan ketegangan, was- was takut, bahkan bisa ikut bangga terhadap kemenangan si tokoh.
c. Komedi
Tema film komedi intinya adalah mengetengahkan tontonan yang membuat penonton tersenyum, atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Film
komedi berbeda dengan lawakan, karena film komedi tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi pemain biasa pun bisa memerankan tokoh lucu.
Menurut tema, film “American Dreams in China” ini bertemakan atau penjelasannya merujuk pada drama, action, dan komedi.
3. Fungsi Film
Adapun fungsi film adalah sebagai berikut: a.
Pendidikan Film yang dibuat dapat membawakan pesan yang mendidik.
b. Tranformasi Kebudayaan
Film yang dibuat dapat memberikan penerang pada masyarakat yang menonton
c. Hiburan
Film tersebut dapat menghibur penontonnya yang membuat tertawa, ketakutan atau sedih.
d. Penerangan
Film yang dibuat dapat memberikan penerangan pada masyarakat yang menonton.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dalam film American Dreams in China ini merujuk pada pendidikan dan transformasi kebudayaan
2.1.2 Naratif