Komponen Biaya Produksi Petani Jagung

Tabel 21. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Panen Tepat Waktu Uraian Skor Penerapan Total 1 2 3 Jumlah PetaniKK - - 30 30 Persentase - - 100 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan panen tepat waktu adalah 30 orang atau 100 . Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi melakukan penen tepat waktu di daerah penelitian tinggi.

5.3 Komponen Biaya Produksi Petani Jagung

Biaya produksi adalah nilai dari semua input produksi yang digunakan baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi. Biaya produksi yang digunakan meliputi biaya benih, biaya pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, penyusutan alat, sewa lahan dan pajak bumi dan bangunan.

5.3.1 Biaya Benih

Benih yang digunakan oleh petani sampel dibeli dari toko sarana produksi terdekat di daerah penelitian. Jumlah benih dan biaya benih yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Rata-Rata Biaya Benih yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Biaya RpPetani Persentase 1 Sebelum SLPTT 2009-2010 932.666 46,81 2 Sesudah SLPTT 2011-2012 1.060.000 53,19 Total 1.992.666 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 dan 3 Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya benih petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 932.666petani atau 46,81 . Rata-rata biaya benih Universitas Sumatera Utara petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 1.060.000petani atau 53,19 .

5.3.2 Biaya Pupuk

Pupuk yang digunakan petani adalah Urea, SP 36, KCL dan ZA dengan dosis yang berbeda-beda. Jumlah pupuk dan biaya pupuk yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Rata-Rata Biaya Pupuk yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Biaya RpPetani Persentase 1 Sebelum SLPTT 2009-2010 943.166 51,70 2 Sesudah SLPTT 2011-2012 880.816 48,30 Total 1.833.982 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 dan 3 Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya pupuk petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 943.166petani atau 51,70 . Rata-rata biaya pupuk petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 880.816petani atau 53,19 .

5.3.3 Obat-Obatan

Obat-obatan digunakan petani sampel untuk mengendalikan dan memberantas hama dan penyakit pada tanaman jagung. Obat-obatan yang digunakan biasanya skor, spontan, bestrok dan jenis-jenis lainnya. Jumlah obat-obatan yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rata-Rata Biaya Obat-Obatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Biaya RpPetani Persentase 1 Sebelum SLPTT 2009-2010 159.500 46,54 2 Sesudah SLPTT 2011-2012 183.166 53,46 Total 342.666 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 dan 3 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya obat-obatan petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 159.500petani atau 46,54 . Rata-rata biaya obat-obatan petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 183.166petani atau 53,46 .

5.3.4 Biaya Tenaga Kerja

Proses produksi tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan di Nagori Pulo Bayu berasal dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Ketersediaan tenaga kerja dalam usahatani petani sampel dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Sebelum SLPTT 2009-2010 Sesudah SLPTT 2011-2012 Total 1 Pembibitan RpPetani 206.293 228.746 435.039 2 Pemupukan RpPetani 168.500 241.366 409.866 3 Penyiangan RpPetani 468.900 483.906 952.806 4 Penyemprotan RpPetani 306.533 239.316 545.849 Total 1.150.226 1.193.334 2.343.560 Persentase 49,08 50,92 100,00 Sumber : analisis Data Primer Lampiran 6 dan 7 Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja petani sampel baik dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga sebelum SLPTT yaitu pembibitan Rp. 206.293, pemupukan Rp. 168.500, penyiangan Rp. 468.900 dan penyemprotan Rp. 306.533. Rata-rata biaya tenaga kerja petani sampel baik dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga sesudah SLPTT yaitu pembibitan Rp. 228.746, pemupukan Rp. 241.366, penyiangan Rp. 483.906 dan penyemprotan Rp. 239.316. Tenaga kerja yang digunakan untuk pengolahan lahan menggunakan Universitas Sumatera Utara alat seperti traktor dengan biaya Rp. 875.000 atau Rp. 35.000rante. Tenaga kerja yang digunakan untuk penanaman menggunakan tenaga kerja borongan dengan biaya Rp. 925.000 atau Rp. 37.000rante. Tenaga kerja yang digunakan untuk panen dan pascapanen menggunakan mesin perontok atau tenaga kerja borongan dengan biaya Rp. 2.375.000 atau Rp.95.000rante. Tidak ada perubahan tenaga kerja sebelum dan sesudah SLPTT pada pengolahan lahan, penanaman, panen dan pasca panen.

5.3.5 Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya penyusutan merupakan salah satu biaya dalam proses produksi yang dibebani terhadap alat-alat pertanian yang digunakan petani dalam usahataninya. Alat-alat yang digunakan petani sampel di daerah penelitian adalah cangkul, parang, arit, pompa penyemprot, goni dan garu. Biaya penyusutan adalah harga suatu unit barang dibagi dengan umur ekonomis atau ketahanan suatu barang. Biaya penyusutan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Sebelum SLPTT 2009-2010 Sesudah SLPTT 2011-2012 1 Cangkul RpPetani 10.833,33 10.833,33 2 Pompa Penyemprot RpPetani 11.833,33 11.833,33 3 Parang RpPetani 3.433,33 3.433,33 4 Arit RpPetani 3.200 3.200 5 Goni RpPetani 77.933,33 77.933,33 6 Garu RpPetani 2.323,33 2.323,33 Total 109.556,7 109.566,7 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8 Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya penyusutan petani sampel per musim sebelum SLPTT dan sesudah SLPTT tidak mengalami perubahan karena jumlah peralatan sebelum SLPTT tidak mengalami penambahan sesudah SLPTT. Universitas Sumatera Utara Biaya rata-rata penyusutan peralatan cangkul nilai ekonomisnya 4,5 tahun dengan biaya Rp. 10.833,33musim, pompa penyemprot nilai ekonomisnya 15 tahun dengan biaya Rp. 11.833,33musim, parang nilai ekonomisnya 4 tahun denagn biaya Rp. 3.433,33musim, arit nilai ekonomisnya 5 tahun dengan biaya Rp. 3.200, goni nilai ekonomisnya 1 tahun dengan biaya Rp. 77.933,33musim, dan garu nilai ekonomisnya 5,2 tahun dengan biaya Rp. 2.333,33musim.

5.3.6 Biaya Lain-Lain Tabel 27. Rata-Rata Biaya Pajak Bumi dan Bangunan, Pemakaian Air dan

Transportasi Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Pajak Bumi Bangunan RpPetani Pemakaian Air RpPetani Transportasi RpPetani 1 Sebelum SLPTT 2009-2010 32.900 94.750 26.166 2 Sesudah SLPTT 2011-2012 32.900 94.750 26.166 Total 65.800 189.500 53.332 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 dan 10 Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya petani sampel per musim sebelum mengikuti SLPTT dan sesudah mengikuti SLPTT tidak mengalami perubahan. Biaya rata-rata PBB adalah Rp. 32.900musim, pemakaian air Rp. 94.750musim dan transportasi Rp. 26.166musim.

5.4 Pendapatan Bersih Petani Jagung