Hubungan Antara Partisipasi Petani Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Jagung ( Kasus: Desa Pulo Bayu, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun)

(1)

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu

No Sampel

Pertanyaan

Total Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28

4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

5 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

6 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

7 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 24

8 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28

9 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27

10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

11 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

12 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

13 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

14 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

15 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

16 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

17 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

18 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 27

19 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 27

20 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

21 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28

22 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

23 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 25

24 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

25 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

26 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27

27 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 27

28 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 27

29 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27

30 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29


(2)

Lampiran 2. Rata-Rata Penggunaan Benih, Pupuk dan Biaya Usahatani Jagung Sebelum SLPTT (2009-2010)

No Sampel

Kebutuhan Benih (Kg)

Biaya Benih (Rp)

Kebutuhan Pupuk Biaya Pupuk (Rp) Total

(Rp)

Urea SP36 ZA KCL Urea SP36 ZA KCL

1 15 420.000 100 50 50 0 190.000 115.000 100.000 0 405.000 2 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 3 50 1.400.000 300 150 100 50 570.000 345.000 200.000 120.000 1.235.000 4 20 560.000 150 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 5 15 420.000 100 50 50 0 190.000 115.000 100.000 0 405.000 6 10 280.000 50 50 25 0 95.000 115.000 100.000 0 310.000 7 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 8 65 1.820.000 400 250 200 150 760.000 575.000 800.000 360.000 2.495.000 9 45 1.260.000 250 100 50 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000 10 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 11 80 2.240.000 500 350 300 250 950.000 805.000 1.200.000 600.000 3.555.000 12 40 1.120.000 250 100 75 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000 13 10 280.000 50 50 25 0 95.000 115.000 100.000 0 310.000 14 40 1.120.000 250 100 75 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000 15 55 1.540.000 300 150 100 50 570.000 345.000 200.000 120.000 830.000 16 50 1.400.000 300 150 100 50 570.000 345.000 200.000 120.000 1.235.000 17 45 1.260.000 250 100 50 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000 18 20 560.000 150 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 19 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 20 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 21 25 700.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 22 25 700.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 23 25 700.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 24 40 1.120.000 250 100 75 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000 25 50 1.400.000 300 150 100 50 570.000 345.000 200.000 120.000 1.235.000 26 20 560.000 150 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 27 30 840.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 28 25 700.000 200 100 50 50 380.000 230.000 100.000 120.000 830.000 29 15 420.000 100 50 50 0 190.000 115.000 100.000 0 405.000 30 35 980.000 250 100 50 50 475.000 230.000 100.000 120.000 925.000


(3)

No Sampel

Kebutuhan Benih (Kg)

Biaya Benih (Rp)

Kebutuhan Pupuk Biaya Pupuk (Rp) Total

(Rp)

Urea SP36 ZA KCL Urea SP36 ZA KCL

1 20 560.000 100 100 50 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 2 35 980.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 3 55 1.540.000 200 100 100 50 380.500 330.000 400.000 120.000 1.300.000 4 25 700.000 100 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 5 20 560.000 100 30 0 50 190.000 69.000 0 120.000 379.000 6 15 420.000 50 25 25 0 95.000 57.500 100.000 0 252.500 7 35 980.000 150 100 50 50 285.500 230.000 200.000 120.000 835.000 8 70 1.960.000 300 150 100 100 570.000 345.000 400.000 240.000 1.555.000 9 50 1.400.000 200 100 100 50 380.000 230.000 400.000 120.000 1.300.000 10 35 980.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 11 85 2.380.000 400 250 200 150 750.000 575.000 1.800.000 360.000 2.485.000 12 45 1.260.000 200 100 50 50 380.000 230.000 200.000 120.000 930.000 13 15 420.000 50 30 50 0 95.000 69.000 200.000 0 364.000 14 45 1.260.000 200 100 50 50 380.000 230.000 200.000 120.000 930.000 15 60 1.680.000 250 100 100 50 475.000 230.000 400.000 120.000 1.130.000 16 55 1.540.000 200 100 100 50 380.000 230.000 400.000 120.000 1.130.000 17 50 1.400.000 200 100 100 50 380.000 230.000 400.000 120.000 540.000 18 25 700.000 100 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 835.000 19 35 980.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 855.000 20 35 980.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 21 30 840.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 22 30 840.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 23 30 840.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 24 45 1.260.000 200 100 50 50 380.000 230.000 200.000 120.000 930.000 25 55 1.540.000 200 150 100 50 380.000 230.000 400.000 120.000 1.130.000 26 25 700.000 100 100 0 50 190.000 230.000 0 120.000 540.000 27 35 980.000 150 100 50 50 285.000 230.000 200.000 120.000 835.000 28 30 840.000 100 100 50 50 190.000 230.000 200.000 120.000 740.000 29 20 560.000 100 30 0 50 190.000 69.000 0 120.000 379.000 30 40 11.200.000 200 100 50 50 380.000 230.000 200.000 120.000 930.000

Total 1.150 42.280.000 4.900 2.965 1.725 1.550 9.310.000 7.222.000 6.704.500 3.480.000 26.394.500


(4)

TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK

1 3.25 0.00 4.12 0.00 3.90 0.00 10.45 0.00

2 5.64 0.00 6.42 0.00 6.00 0.00 16.84 0.00

3 0.76 0.00 0.00 8.17 7.50 0.00 21.07 0.00

4 3.52 0.00 0.00 4.06 3.90 0.00 10.31 0.00

5 3.41 0.00 4.06 0.00 3.50 0.00 10.56 0.00

6 2.67 0.00 2.46 0.00 2.34 0.00 6.15 0.00

7 4.93 0.00 5.78 0.00 5.40 0.00 15.15 0.00

8 7.14 0.00 0.00 9.84 0.00 9.36 24.54 0.00

9 0.52 0.00 0.00 8.13 0.00 7.00 21.12 0.00

10 5.12 0.00 6.10 0.00 5.70 0.00 15.99 0.00

11 5.94 0.00 0.00 7.51 6.90 0.00 19.38 0.00

12 6.49 0.00 0.00 7.49 0.00 6.80 18.86 0.00

13 3.31 0.00 4.03 0.00 3.55 0.00 9.84 0.00

14 6.45 0.00 0.00 7.55 0.00 7.26 19.18 0.00

15 7.14 0.00 0.00 9.84 0.00 9.36 24.54 0.00

16 7.05 0.00 0.00 9.09 0.00 8.73 23.10 0.00

17 6.58 0.00 0.00 8.17 0.00 7.50 21.07 0.00

18 3.42 0.00 0.00 4.06 3.50 0.00 10.56 0.00

19 5.71 0.00 6.56 0.00 0.00 6.32 16.68 0.00

20 5.85 0.00 6.52 0.00 5.92 0.00 16.40 0.00

21 5.64 0.00 6.42 0.00 6.00 0.00 16.84 0.00

22 4.27 0.00 4.89 0.00 4.44 0.00 12.30 0.00

23 4.35 0.00 4.90 0.00 4.68 0.00 12.31 0.00

24 3.42 0.00 3.63 0.00 3.43 0.00 9.19 0.00

25 6.89 0.00 0.00 8.21 0.00 7.90 20.85 0.00

26 3.52 0.00 4.06 0.00 3.90 0.00 10.31 0.00

27 5.72 0.00 0.00 6.49 6.24 0.00 16.50 0.00

28 4.35 0.00 4.95 0.00 4.68 0.00 12.54 0.00

29 3.52 0.00 4.06 0.00 3.90 0.00 10.31 0.00

30 6.42 0.00 0.00 8.40 0.00 7.40 20.50 0.00

Total 143 0.00 78.96 107.01 95.3 77.63 473.44 0.00


(5)

1 3.80 0.00 3.00 0.00 3.28 0.00 10.26 0.00

2 6.00 0.00 4.80 0.00 5.42 0.00 16.42 0.00

3 7.50 0.00 6.00 6.00 0.00 0.00 20.53 0.00

4 3.95 0.00 3.87 0.00 2.28 0.00 10.26 0.00

5 3.90 0.00 3.00 0.00 3.28 0.00 10.26 0.00

6 2.34 0.00 1.80 0.00 1.68 0.00 6.15 0.00

7 5.40 0.00 4.32 0.00 5.20 0.00 14.78 0.00

8 9.36 0.00 0.00 7.20 0.00 7.10 24.63 0.00

9 7.80 0.00 0.00 6.00 0.00 6.42 20.53 0.00

10 5.70 0.00 5.86 0.00 6.20 0.00 15.60 0.00

11 6.90 0.00 0.00 5.52 5.42 0.00 18.88 0.00

12 7.08 0.00 0.00 5.52 0.00 5.42 18.88 0.00

13 3.50 0.00 2.88 0.00 3.28 0.00 9.85 0.00

14 6.71 0.00 0.00 5.52 0.00 6.42 18.18 0.00

15 9.36 0.00 0.00 7.20 0.00 7.10 24.63 0.00

16 8.84 0.00 0.00 6.72 0.00 6.10 22.99 0.00

17 7.50 0.00 0.00 6.00 0.00 6.42 20.53 0.00

18 3.90 0.00 0.00 3.00 3.28 0.00 10.26 0.00

19 5.84 0.00 4.80 0.00 0.00 5.42 16.42 0.00

20 6.16 0.00 4.80 0.00 5.20 0.00 16.42 0.00

21 6.00 0.00 4.80 0.00 5.42 0.00 16.42 0.00

22 4.62 0.00 3.60 0.00 4.20 0.00 12.31 0.00

23 4.68 0.00 3.60 0.00 4.20 0.00 12.31 0.00

24 3.34 0.00 2.64 0.00 3.28 0.00 9.03 0.00

25 7.30 0.00 0.00 6.00 0.00 6.42 20.53 0.00

26 3.95 0.00 3.87 0.00 3.28 0.00 10.26 0.00

27 6.32 0.00 0.00 4.80 5.20 0.00 16.42 0.00

28 4.56 0.00 3.60 0.00 4.20 0.00 12.31 0.00

29 3.95 0.00 3.87 0.00 3.28 0.00 10.26 0.00

30 7.30 0.00 0.00 6.00 0.00 6.42 20.53 0.00

Total 173.56 0.00 71.11 75.48 77.58 63.24 466.84 0.00

Lampiran 6. Rata-Rata Total Biaya Tenaga Kerja Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010)

No Sampel Pembibitan (Rp) Pengolahan Lahan (Rp) Penanaman (Rp) Pemupukan (Rp) Penyemprotan (Rp) Penyiangan (Rp)

Panen dan Pasca Panen (Rp)


(6)

1 130.000 0 0 437.500 0 462.500 195.000 0 206.000 0 313.500 0 0 17.44.500 2 225.600 0 0 700.000 0 740.000 300.000 0 321.000 0 505.200 0 0 2.791.800 3 270.000 0 0 875.000 0 925.000 375.000 0 0 408.500 632.100 0 0 3.485.600 4 140.800 0 0 437.500 0 462.500 195.000 0 203.000 0 309.300 0 0 1.748.100 5 136.400 0 0 437.500 0 462.500 175.000 0 203.000 0 316.800 0 0 1.731.200 6 106.800 0 0 262.500 0 277.500 117.000 0 123.000 0 184.500 0 0 1.507.300 7 197.200 0 0 630.000 0 666.000 270.000 0 289.000 0 454.500 0 0 2.506.700 8 285.600 0 0 1.050.000 0 1.110.000 0 468.000 0 492.000 736.200 0 0 4.141.800 9 250.000 0 0 875.000 0 925.000 0 350.000 0 406.500 633.600 0 0 3.440.100 10 204.800 0 0 665.000 0 703.000 285.000 0 305.000 0 479.700 0 0 2.642.500 11 237.600 0 0 805.000 0 851.000 345.000 0 0 375.500 581.400 0 0 3.195.500 12 259.600 0 0 805.000 0 851.000 0 340.000 0 374.500 595.800 0 0 3.225.900 13 132.400 0 0 420.000 0 444.000 1.775.00 0 201.500 0 295.200 0 0 1.670.600 14 258.000 0 0 805.000 0 851000 0 363.000 0 377.500 575.400 0 0 3.229.900 15 285.600 0 0 1.050.000 0 1.110.000 0 468.000 0 492.000 736.200 0 0 4.141.800 16 282.000 0 0 980.000 0 1.036.000 0 436.500 0 454.500 693.000 0 0 3.882.000 17 263.200 0 0 875.000 0 925.000 0 375000 0 408.500 632.100 0 0 3.478.800 18 136.800 0 0 437.500 0 462.500 125.000 0 0 203.000 316.800 0 0 1.681.600 19 228.400 0 0 700.000 0 740.000 0 316.000 328.000 0 500.400 0 0 2.812.800 20 234.000 0 0 700.000 0 740.000 296.000 0 326.000 0 492.000 0 0 2.788.000 21 225.600 0 0 700.000 0 740.000 300.000 0 321.000 0 505.200 0 0 2.791.800 22 170.800 0 0 525.000 0 555.000 222.000 0 244.500 0 369.000 0 0 2.086.300 23 174.000 0 0 525.000 0 555.000 234.000 0 245000 0 369.300 0 0 2.102.300 24 136.800 0 0 385.000 0 407.000 172.500 0 181.500 0 275.700 0 0 1.558.500 25 275.600 0 0 665.000 0 703.000 285.000 0 311.000 0 466.200 0 0 2.705.800 26 140.800 0 0 437.500 0 462.500 195.000 0 203.000 0 309.300 0 0 1.748.100 27 228.800 0 0 700.000 0 740.000 312.000 0 0 324.000 495.000 0 0 2.799.800 28 174.000 0 0 525.000 0 555.000 234.000 0 245.000 0 369.300 0 0 2.102.300 29 140.800 0 0 437.500 0 462.500 195.000 0 203.000 0 309.300 0 0 1.748.100 30 256.800 0 0 875.000 0 925.000 0 370.000 0 420.000 615.000 0 0 3.461.800 Total 6.188.800 0 0 19.722.500 0 20.849.500 5.005.000 3.486.500 4.459.500 4.736.500 1.4067.000 0 0 78.951.300

Lampiran 7. Rata-Rata Total Biaya Tenaga Kerja Pada Usahatani Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel Pembibitan (Rp) Pengolahan Lahan (Rp) Penanaman (Rp) Pemupukan (Rp) Penyemprotan (Rp) Penyiangan (Rp)

Panen dan Pasca Panen (Rp)


(7)

462.500

2 240.000 0 0

700.000

0

740.000

271.000 0 240.000 0 492.600 0 0

2.683.600

3 300.000 0 0

875.000

0

925.000

300.000 0 0 300.000 615.900 0 0

3.315.900

4 158.000 0 0

437.500

0

462.500

164.000 0 193.500 0 307.800 0 0

1.723.300

5 156.000 0 0

437.500

0

462.500

114.000 0 150.000 0 307.800 0 0

1.627.800

6 93.600 0 0

262.500

0

277.500

84.000 0 90.000 0 184.500 0 0

992.100

7 216.000 0 0

630.000

0

666.000

260.000 0 216.000 0 434.400 0 0

2.422.400

8 374.400 0 0

1.050.000

0

1.110.000

0 355.000 0 360.000 738.900 0 0

3.988.300

9 312.000 0 0

875.000

0

925.000

0 321.000 0 300.000 615.900 0 0

3.348.900

10 228.000 0 0

665.000

0

703.000

260.000 0 293.000 0 468.000 0 0

2.617.000

11 276.000 0 0

805.000

0

851.000

271.000 0 0 276.000 566.400 0 0

3.045.400

12 283.200 0 0

805.000

0

851.000

0 321.000 0 276.000 566.400 0 0

3.102.600

13 140.000 0 0

420.000

0

444.000

164.000 0 144.000 0 295.500 0 0

1.607.500

14 268.400 0 0

805.000

0

851000

0 321.000 0 276.000 566.400 0 0

3.087.800

15 374.400 0 0

1.050.000

0

1.110.000

0 255.000 0 360.000 738.900 0 0

3.888.300

16 353.600 0 0

980.000

0

1.036.000

0 305.000 0 336.000 689.700 0 0

3.700.300

17 300.000 0 0

875.000

0

925.000

0 321.000 0 300.000 615.900 0 0

3.336.900

18 156.000 0 0

437.500

0

462.500

164.000 0 0 300.000 307.800 0 0

1.827.800

19 233.600 0 0

700.000

0

740.000

0 271.000 240.000 0 492.600 0 0

2.677.200

20 246.400 0 0

700.000

0

740.000

260.000 0 240.000 0 492.600 0 0

2.679.000

21 240.000 0 0

700.000

0

740.000

271.000 0 240.000 0 992.600 0 0

3.183.600

22 184.800 0 0

525.000

0

555.000

210.000 0 180.000 0 369.300 0 0

2.024.100

23 187.200 0 0

525.000

0

555.000

210.000 0 180.000 0 369.300 0 0


(8)

407.000

25 292.000 0 0 665.000 0 703.000 0 321.000 0 300.000 615.900 0 0 2.896.900

26 158.000 0 0 437.500 0 462.500 164.000 0 193.500 0 307.800 0 0 1.723.300

27 252.800 0 0 700.000 0 740.000 260.000 0 0 240.000 492.600 0 0 2.685.400

28 102.400 0 0 525.000 0 555.000 210.000 0 180.000 0 369.300 0 0 1.941.700

29 158.000 0 0 437.500 0 462.500 164.000 0 193.500 0 307.800 0 0 1.723.300

30 292.000 0 0

875.000

0

925.000

0 321.000 0 300.000 615.900 0 0

3.328.900 Total 6.862.400 0 0 19.722.500 0 20.849.500 4.129.000 3.112.000 3.255.500 3.924.000 14.517.200 0 0 76.372.100

Lampiran 8. Rata-Rata Total Biaya Penyusutan Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010) dan Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel

Cangkul Parang Arit

Jumah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp) Jumlah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp) Jumlah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp)

1 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

2 2 4 50.000 10.000 2 5 25.000 5.000 1 5 30.000 3.000

3 3 5 50.000 15.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

4 2 5 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

5 2 4 50.000 10.000 0 0 0 0 1 5 30.000 3.000

6 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

7 2 5 50.000 10.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

8 3 5 50.000 15.000 2 5 25.000 5.000 2 5 30.000 6.000

9 2 4 50.000 10.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

10 2 5 50.000 10.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

11 2 5 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

12 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

13 2 5 50.000 10.000 0 0 0 0 1 5 30.000 3.000

14 2 4 50.000 10.000 2 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

15 3 5 50.000 15.000 2 5 25.000 5.000 2 5 30.000 6.000

16 3 5 50.000 15.000 2 5 30.000 6.000 2 5 30.000 6.000

17 2 5 50.000 10.000 0 0 0 0 1 5 30.000 3.000

18 2 4 50.000 10.000 0 0 0 0 1 5 30.000 3.000

19 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

20 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000


(9)

23 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

24 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

25 2 5 50.000 10.000 0 0 0 0 1 5 30.000 3.000

26 2 5 50.000 10.000 1 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

27 2 4 50.000 10.000 1 5 30.000 3.000 1 5 30.000 3.000

28 2 4 50.000 10.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

29 2 5 50.000 10.000 1 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

30 3 5 50.000 15.000 2 5 30.000 6.000 1 5 30.000 3.000

Total 65 135 1.500.000 325.000 35 120 710.000 103.000 32 150 900.000 96.000

Lanjutan Lampiran 8

No Sampel

Pompa Penyemprot Goni Garu

Jumah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp) Jumlah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp) Jumlah (unit) Umur (tahun) Harga/Unit (Rp) Penyusutan (Rp)

1 1 15 350.000 11.500 51 1 2.000 51.000 1 5 25.000 2.500

2 1 15 350.000 11.500 80 1 2.000 80.000 1 5 30.000 3.000

3 1 15 350.000 11.500 110 1 2.000 110.000 1 6 30.000 3.000

4 1 15 350.000 11.500 52 1 2.000 52.000 1 5 25.000 2.500

5 1 15 350.000 11.500 51 1 2.000 51.000 1 7 30.000 2.100

6 1 15 400.000 13.500 30 1 2.000 30.000 1 5 25.000 2.500

7 1 15 350.000 11.500 75 1 2.000 75.000 0 0 0 0

8 1 15 350.000 11.500 131 1 2.000 131.000 1 6 30.000 2.500

9 1 15 350.000 11.500 100 1 2.000 100.000 1 7 30.000 2.100

10 1 15 400.000 13.500 80 1 2.000 80.000 1 5 30.000 3.000

11 1 15 350.000 11.500 90 1 2.000 90.000 1 7 30.000 2.100

12 1 15 350.000 11.500 89 1 2.000 89.000 0 0 0 0

13 1 15 350.000 13.500 48 1 2.000 48.000 1 7 30.000 2.100

14 1 15 350.000 11.500 100 1 2.000 100.000 1 5 30.000 3.000

15 1 15 350.000 11.500 131 1 2.000 131.000 1 6 30.000 2.500

16 1 15 400.000 13.500 122 1 2.000 122.000 1 5 30.000 3.000

17 1 15 400.000 13.500 100 1 2.000 100.000 1 5 30.000 3.000

18 1 15 350.000 11.500 52 1 2.000 52.000 1 5 25.000 2.500

19 1 15 350.000 11.500 85 1 2.000 85.000 1 5 25.000 2.500

20 1 15 350.000 11.500 85 1 2.000 85.000 1 6 30.000 2.500


(10)

23 1 15 350.000 11.500 60 1 2.000 60.000 1 7 30.000 2.100

24 1 15 350.000 11.500 45 1 2.000 45.000 1 7 30.000 2.100

25 1 15 350.000 11.500 100 1 2.000 100.000 1 5 30.000 3.000

26 1 15 350.000 11.500 52 1 2.000 52.000 1 5 25.000 2.500

27 1 15 350.000 11.500 80 1 2.000 80.000 1 7 30.000 2.100

28 1 15 350.000 11.500 61 1 2.000 61.000 1 5 25.000 2.500

29 1 15 350.000 11.500 52 1 2.000 52.000 1 5 25.000 2.500

30 1 15 350.000 11.500 110 1 2.000 110.000 1 6 30.000 2.500


(11)

Lampiran 9. Rata-Rata Total Biaya-Biaya Lainnya Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010) dan Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel Pajak Bumi Dan Bangunan (Rp) Pemakaian Air (Rp) Transportasi (Rp) Sewa Lahan Total (Rp) Luas Lahan (Rp) Harga (Rp)

1 24.000 60.000 20.000 0 0 104.000

2 30.000 75.000 25.000 0.7 1.700.000 1.830.000

3 21.000 115.000 30.000 0 0 166.000

4 15.000 37.500 15.000 1 1.250.000 1.317.500

5 21.000 115.000 30.000 0 0 166.000

6 24.000 60.000 20.000 0 0 104.000

7 50.000 125.000 30.000 0 0 205.000

8 35.000 150.000 35.000 0 0 220.000

9 31.000 140.000 35.000 0 0 206.000

10 40.000 100.000 25.000 0 0 165.000

11 25.000 62.500 20.000 2 2.500.000 2.607.500

12 40.000 100.000 25.000 0 0 165.000

13 50.000 125.000 30.000 0 0 205.000

14 38.000 95.000 25.000 0 0 158.000

15 50.000 125.000 30.000 0 0 205.000

16 30.000 75.000 25.000 0 0 130.000

17 40.000 100.000 25.000 0 0 165.000

18 25.000 62.500 25.000 0 0 112.500

19 50.000 125.000 30.000 0 0 205.000

20 15.000 37.500 15.000 0.8 900.000 967.500

21 38.000 95.000 25.000 0 0 158.000

22 30.000 75.000 30.000 0 0 135.000

23 40.000 100.000 25.000 0 0 165.000

24 24.000 60.000 20.000 0.6 800.000 904.000

25 50.000 125.000 30.000 0 0 205.000

26 25.000 62.500 25.000 0 0 112.500

27 40.000 100.000 25.000 0 0 165.000

28 30.000 75.000 25.000 0.6 750.000 880.000

29 21.000 115.000 30.000 0 0 166.000

30 35.000 150.000 35.000 0 0 220.000

Total 987.000 2.842.500 785.000 5.7 7.900.000 12.514.500

Lampiran 10. Rata-Rata Total Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010)

No Sampel

Benih (Rp) Pupuk (Rp) Obat-Obatan (Rp)

Total (Rp)


(12)

2 840.000 830.000 130.000 1.800.000

3 1.400.000 1.235.000 210.000 2.845.000

4 560.000 540.000 110.000 1.210.000

5 420.000 405.000 80.000 905.000

6 280.000 310.000 70.000 660.000

7 840.000 830.000 130.000 1.800.000

8 1.820.000 2.495.000 400.000 4.715.000

9 1.260.000 925.000 200.000 2.385.000

10 840.000 830.000 130.000 1.800.000

11 2.240.000 3.555.000 500.000 6.295.000

12 1.120.000 925.000 170.000 2.215.000

13 280.000 310.000 70.000 660.000

14 1.120.000 925.000 170.000 2.215.000

15 1.540.000 1.235.000 210.000 2.985.000

16 1.400.000 1.235.000 210.000 2.845.000

17 1.260.000 925.000 170.000 2.355.000

18 560.000 540.000 110.000 1.210.000

19 840.000 830.000 130.000 1.800.000

20 840.000 830.000 130.000 1.800.000

21 700.000 830.000 115.000 1.645.000

22 700.000 830.000 115.000 1.645.000

23 700.000 830.000 125.000 1.655.000

24 1.100.000 925.000 200.000 2.225.000

25 1.400.000 1.235.000 210.000 2.845.000

26 560.000 540.000 140.000 1.240.000

27 840.000 830.000 130.000 1.800.000

28 700.000 830.000 125.000 1.655.000

29 420.000 405.000 75.000 900.000

30 980.000 925.000 140.000 2.045.000

Total 27.980.000 28.195.000 28.295.000 61.060.000

Lampiran 11. Rata-Rata Total Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel

Benih (Rp) Pupuk (Rp) Obat-Obatan (Rp)

Total (Rp)

1 560.000 540.000 100.000 1.200.000

2 980.000 835.000 150.000 1.965.000

3 1.540.000 1.300.000 200.000 2.870.000

4 700.000 540.000 130.000 1.370.000

5 560.000 379.000 105.000 1.044.000


(13)

8 1.960.000 1.555.000 430.000 3.945.000

9 1.400.000 1.300.000 235.000 2.765.000

10 980.000 835.000 165.000 1.980.000

11 2.380.000 2.485.000 550.000 5.415.000

12 1.260.000 930.000 200.000 2.390.000

13 420.000 364.000 190.000 874.000

14 1.260.000 930.000 205.000 2.395.000

15 1.680.000 1.130.000 245.000 3.150.000

16 1.540.000 1.130.000 200.000 2.870.000

17 1.400.000 540.000 235.000 2.765.000

18 700.000 835.000 125.000 1.365.000

19 980.000 855.000 160.000 1.975.000

20 980.000 835.000 165.000 1.980.000

21 840.000 835.000 165.000 1.840.000

22 840.000 835.000 160.000 1.830.000

23 840.000 835.000 160.000 1.830.000

24 1.260.000 930.000 210.000 2.400.000

25 1.540.000 1.130.000 220.000 2.890.000

26 700.000 540.000 150.000 1.390.000

27 980.000 835.000 140.000 1.975.000

28 840.000 740.000 115.000 1.695.000

29 560.000 379.000 80.000 1.019.000

30 1.1200.000 930.000 155.000 2.205.000

Total 31.800.000 26.424.500 5.495.000 64.129.000

Lampiran 12. Rata-Rata Total Biaya Produksi Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2011-2012) No Sampel Sarana Produksi (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Penyusutan (Rp) Biaya Lain-Lain (Rp) Total (Rp)

1 905.000 2.932.000 81.000 104.000 4.022.000

2 1.800.000 4.690.000 112.500 1.830.000 8.433.500

3 2.845.000 5.860.000 148.000 160.000 9.013.000

4 1.210.000 3.935.500 82.000 1.317.500 6.545.000

5 905.000 2.918.400 77.600 166.000 4.067.000

6 660.000 1.789.000 62.000 104.000 2.615.000

7 1.800.000 4.216.500 105.500 205.000 6.327.000

8 4.715.000 6.991.000 171.000 220.000 12.097.000

9 2.385.000 5.815.000 132.600 206.000 8.538.600

10 1.800.000 4.447.500 115.500 165.000 4.908.000

11 6.295.000 5.380.500 119.600 2.610.500 14.405.600


(14)

13 660.000 2.810.400 76.600 205.000 3.752.000

14 2.215.000 5.414.500 133.500 158.000 7.921.000

15 2.985.000 6.991.000 171.000 205.000 10.352.000

16 2.845.000 6.542.000 163.500 130.000 9.680.500

17 2.355.000 5.853.500 127.500 165.000 8.501.000

18 1.210.000 2.919.000 79.000 115.500 4.323.500

19 1.800.000 4.712.000 117.000 205.000 6.834.000

20 1.800.000 4.688.000 117.000 967.000 7.572.500

21 1.645.000 4.691.500 113.500 158.000 6.548.000

22 1.645.000 3.511.000 91.500 135.000 5.382.500

23 1.655.000 3.527.000 89.600 165.000 5.436.600

24 2.225.000 2.693.400 74.600 964.000 5.957.000

25 2.845.000 5.881.500 127.500 205.000 9.059.000

26 1.240.000 3.935.600 82.000 112.000 5.367.600

27 1.800.000 4.700.400 109.600 165.000 6.774.000

28 1.655.000 3.536.000 91.000 880.000 6.162.000

29 1.900.000 3.953.500 82.000 160.000 6.095.500

30 2.045.000 5.836.000 148.000 220.000 8.249.000

Total 60.440.000 136.600.200 3.318.200 12.567.500 23.0849.500

Lampiran 13. Rata-Rata Total Biaya Produksi Pada Usahatani Sesudah SLPTT (2011-2012) No Sampel Sarana Produksi (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Penyusutan (Rp) Biaya Lain-Lain (Rp) Total (Rp)

1 1.200.000 2763.000 81.000 104.000 4.146.000

2 1.965.000 4.853.000 112.500 1.830.000 8.760.500

3 2.870.000 5.690.000 148.000 160.000 8.868.000

4 1.370.000 2.910.000 82.000 1.317.500 5.679.500

5 1.044.000 2.816.400 77.600 166.000 4.104.000

6 762.500 1.704.500 62.000 104.000 2.633.000

7 1.975.000 4.141.500 105.500 205.000 6.427.000

8 3.945.000 6.838.000 171.000 220.000 11.174.000

9 2.765.000 5.723.900 132.600 206.000 8.827.500

10 1.980.000 4.422.000 115.000 165.000 6.682.000

11 5.415.000 5.230.400 119.600 2.610.500 13.375.500

12 2.390.000 3.287.500 116.500 165.000 2.959.000

13 874.000 3.747.500 76.500 205.000 4.903.000

14 2.395.000 5.272.500 133.500 158.000 7.959.000

15 3.150.000 6.838.000 171.000 205.000 10.364.000


(15)

18 1.365.000 3.015.000 79.000 115.500 4.574.500

19 1.975.000 4.577.000 117.000 205.000 6.874.000

20 1.980.000 4.579.000 117.000 967.000 7.643.000

21 1.840.000 4.583.500 112.500 158.000 6.694.000

22 1.830.000 3.449.000 91.500 135.000 5.505.000

23 1.830.000 3.451.500 89.500 165.000 5.536.000

24 2.400.000 2.537.400 74.600 964.000 5.976.000

25 2.890.000 5.703.500 127.500 205.000 8.926.000

26 1.390.000 2.910.000 82.000 112.000 4.494.000

27 1.975.000 4.585.400 109.600 165.000 6.835.000

28 1.695.000 3.446.000 91.000 880.000 6.112.000

29 1.019.000 2.910.000 82.000 160.000 4.171.000

30 2.205.000 5.703.000 148.000 220.000 8.276.000

Total 64.129.000 123.605.800 3.317.300 12.567.500 206.773.500

Lampiran 14. Penerimaan Petani Sampel Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010) dan Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel

Produksi (ton) Harga Jual (Rp) Penerimaan (Rp) Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT

1 2 2.5 2.800 5.600.000 7.000.000

2 4.4 5.4 2.800 12.320.000 15.120.000

3 7.8 9.4 2.800 21.840.000 26.320.000

4 3.1 3.8 2.800 8.680.000 10.640.000

5 3.9 4.7 2.800 10.920.000 13.160.000

6 1.8 2.2 2.800 5.040.000 6.160.000

7 4.2 5 2.800 11.760.000 14.000.000

8 10.4 12.6 2.800 29.120.000 35.280.000

9 7 8.5 2.800 19.600.000 23.800.000

10 4.4 5.4 2.800 12.320.000 15.120.000

11 13 15.7 2.800 36.400.000 43.960.000

12 6.5 7.8 2.800 18.200.000 21.840.000

13 2 2.5 2.800 5.600.000 7.000.000

14 6.5 7.8 2.800 18.200.000 21.840.000

15 9.1 11 2.800 25.980.000 30.800.000

16 8.3 10 2.800 23.240.000 28.000.000

17 7.3 8.8 2.800 20.440.000 24.640.000

18 2.9 3.5 2.800 8.120.000 9.800.000

19 4.4 5.4 2.800 12.320.000 15.120.000

20 5.2 6.3 2.800 14.560.000 17.640.000

21 3.9 4.7 2.800 10.920.000 13.160.000


(16)

23 3.9 4.7 2.800 10.920.000 13.160.000

24 4.1 5 2.800 11.480.000 14.000.000

25 7.8 9.4 2.800 21.840.000 26.320.000

26 3.4 4.1 2.800 9.520.000 11.480.000

27 5.2 6.3 2.800 14.560.000 17.640.000

28 3.9 4.7 2.800 10.920.000 13.160.000

29 3.4 4.1 2.800 9.520.000 11.480.000

30 6.5 7.8 2.800 18.200.000 21.840.000


(17)

Lampiran 15. Pendapatan Bersih Petani Sampel Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010) dan Sesudah SLPTT (2011-2012)

No. Sampel Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan Bersih (Rp)

Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT

1 5.600.000 7.000.000 4.022.000 4.148.000 1.578.000 2.852.000

2 12.320.000 15.120.000 8.434.500 8.760.500 3.885.500 6.359.500

3 21.840.000 26.320.000 9.013.000 8.868.000 12.827.000 17.452.000

4 8.680.000 10.640.000 6.544.500 5.679.500 2.135.500 4.960.500

5 10.920.000 13.160.000 4.066.000 4.104.000 6.854.000 9.056.000

6 5.040.000 6.160.000 2.615.000 2.633.000 2.425.000 3.527.000

7 11.760.000 14.000.000 6.327.500 6.427.000 5.432.500 7.573.000

8 29.120.000 35.280.000 12.098.000 11.174.000 17.022.000 24.106.000

9 19.600.000 23.800.000 8.538.000 8.827.500 11.062.000 14.972.500

10 12.320.000 15.120.000 4.908.000 6.682.000 7.412.000 8.438.000

11 36.400.000 43.960.000 14.405.000 13.375.500 21.995.400 30.585.000

12 18.200.000 21.840.000 7.906.500 5.958.500 10.293.500 15.881.500

13 5.600.000 7.000.000 3.751.000 4.903.000 1.849.000 2.097.000

14 18.200.000 21.840.000 7.921.500 7.959.000 10.278.500 15.881.500

15 25.980.000 30.800.000 10.353.000 10.364.000 15.627.000 20.436.000

16 23.240.000 28.000.000 9.680.500 9.523.500 13.559.500 18.476.500

17 20.440.000 24.640.000 8.501.500 8.769.000 11.938.500 15.871.000

18 8.120.000 9.800.000 4.323.500 4.574.300 3.796.500 5.225.700

19 12.320.000 15.120.000 6.835.000 6.874.000 5.485.000 8.246.000

20 14.560.000 17.640.000 7.572.500 7.643.000 6.987.500 9.997.000

21 10.920.000 13.160.000 6.548.500 6.694.000 4.371.500 6.466.000

22 10.920.000 13.160.000 5.382.500 5.505.500 5.537.500 7.654.500

23 10.920.000 13.160.000 5.436.000 5.536.000 5.484.000 7.624.000

24 11.480.000 14.000.000 5.956.500 5.976.000 5.523.500 8.024.000

25 21.840.000 26.320.000 9.058.500 8.926.400 12.781.500 17.393.600

26 9.520.000 11.480.000 5.367.000 4.494.000 4.153.000 6.986.000

27 14.560.000 17.640.000 6.774.000 6.835.000 7.786.000 10.805.000

28 10.920.000 13.160.000 5.373.000 6.112.000 5.547.000 7.048.000

29 9.520.000 11.480.000 3.976.000 4.171.000 5.544.000 7.309.000

30 18.200.000 21.840.000 6.059.000 8.277.000 12.141.000 13.563.000


(18)

Lampiran 16. Rata-Rata Produktivitas Petani Sampel Pada Usahatani Sebelum SLPTT (2009-2010) dan Sesudah SLPTT (2011-2012)

No Sampel Luas Lahan (Ha)

Produktivitas (ton/Ha)

Sebelum SLPTT Sesudah SLPTT

1 0.32 6.2 7.8

2 0.68 6.4 7.9

3 1.2 6.5 7.8

4 0.48 6.5 7.8

5 0.6 6.5 7.8

6 0.28 6.4 7.8

7 0.64 6.5 7.8

8 1.6 6.5 7.8

9 1.08 6.7 7.8

10 0.68 6.4 7.9

11 2.0 6.5 7.8

12 1.0 6.5 7.8

13 0.32 6.2 7.8

14 1.0 6.5 7.8

15 1.4 6.5 7.8

16 1.28 6.4 7.8

17 1.12 6.5 7.8

18 0.44 6.6 7.9

19 0.68 6.4 7.9

20 0.8 6.5 7.8

21 0.6 6.5 7.8

22 0.6 6.5 7.8

23 0.6 6.5 7.8

24 0.8 6.4 7.8

25 1.2 6.5 7.8

26 0.52 6.5 7.8

27 0.8 6.5 7.8

28 0.6 6.5 7.8

29 0.52 6.5 7.8

30 1.0 6.5 7.8

Total 24.84 194.1 234.4

Lampiran 17. Korelasi Rank Spearman antara Tingkat Partisipasi Petani dalam Program SLPTT dengan Pendapatan

No Sampel Skor Tingkat Partisipasi Sebelum SLPTT (Rp/Juta) Sesudah SLPTT (Rp/Juta)

di di2


(19)

2 28 12.32 15.12 2.8 7.84

3 28 21.84 26.32 4.48 20.0704

4 29 8.68 10.64 1.96 3.8416

5 28 10.92 13.16 2.24 5.0176

6 28 5.04 6.16 1.12 1.2544

7 24 11.76 14 2.24 5.0176

8 28 29.12 35.28 6.16 37.9456

9 27 19.6 23.8 4.2 17.64

10 29 12.32 15.12 2.8 7.84

11 25 36.4 43.96 7.56 57.1536

12 25 18.2 21.84 3.64 13.2496

13 29 5.6 7 1.4 1.96

14 29 18.2 21.84 3.64 13.2496

15 28 25.98 30.8 4.82 23.2324

16 25 23.24 28 4.76 22.6576

17 25 20.44 24.64 4.2 17.64

18 27 8.12 9.8 1.68 2.8224

19 27 12.32 15.12 2.8 7.84

20 29 14.56 17.64 3.08 9.4864

21 28 10.92 13.16 2.24 5.0176

22 25 10.92 13.16 2.24 5.0176

23 25 10.92 13.16 2.24 5.0176

24 29 11.48 14 2.52 6.3504

25 29 21.84 26.32 4.48 20.0704

26 27 9.52 11.48 1.96 3.8416

27 27 14.56 17.64 3.08 9.4864

28 27 10.92 13.16 2.24 5.0176

29 27 9.52 11.48 1.96 3.8416

30 29 18.2 21.84 3.64 13.2496

Total 820 449.06 542.64 93.58 354.6292

∑di2 r

= 354.6292

s =

t 0.921105851

hit = t

12.51960166

α =1.701

Lampiran 18. Korelasi Rank Spearman antara Tingkat Partisipasi Petani dalam Program SLPTT dengan Produktivitas

No Sampel Skor Tingkat Partisipasi Sebelum SLPTT (ton/Ha) Sesudah SLPTT (ton/Ha)

di di2


(20)

2 28 6.4 7.9 1.5 2.25

3 28 6.5 7.8 1.3 1.69

4 29 6.5 7.8 1.3 1.69

5 28 6.5 7.8 1.3 1.69

6 28 6.4 7.8 1.4 1.96

7 24 6.5 7.8 1.3 1.69

8 28 6.5 7.8 1.3 1.69

9 27 6.7 7.8 1.1 1.21

10 29 6.4 7.9 1.5 2.25

11 25 6.5 7.8 1.3 1.69

12 25 6.5 7.8 1.3 1.69

13 29 6.2 7.8 1.6 2.56

14 29 6.5 7.8 1.3 1.69

15 28 6.5 7.8 1.3 1.69

16 25 6.4 7.8 1.4 1.96

17 25 6.5 7.8 1.3 1.69

18 27 6.6 7.9 1.3 1.69

19 27 6.4 7.9 1.5 2.25

20 29 6.5 7.8 1.3 1.69

21 28 6.5 7.8 1.3 1.69

22 25 6.5 7.8 1.3 1.69

23 25 6.5 7.8 1.3 1.69

24 29 6.4 7.8 1.4 1.96

25 29 6.5 7.8 1.3 1.69

26 27 6.5 7.8 1.3 1.69

27 27 6.5 7.8 1.3 1.69

28 27 6.5 7.8 1.3 1.69

29 27 6.5 7.8 1.3 1.69

30 29 6.5 7.8 1.3 1.69

Total 820 194.1 234.4 40.3 54.45

∑di2 r

= 54.45

s =

t

0.987887 hit =

t

33.68652

α = 1.701


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2011. Pedoman Pelaksanaan Sekolah

Lapang Tanaman Terpadu (SLPTT) padi, jagung dan kedelai.

Ginting, Meneth. 2011. Community Development (CD). Medan : USU Press. Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Bumi

Aksara.

Mar. 2010. SLPTT 2012.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Murtiyanto, Nawa. 2011. Partisipasi Masyarakat.

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat. Jakarta : PT Bina Aksara.

Negara, S. 2000. Difusi Inovasi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Priyono. 2009. Penyusunan Program Penyuluhan. Diakses 25 Oktober 2012.

Sastraatmada, E. 1993. Penyuluhan Pertanian : Falsafah, Masalah Dan Strategi. Alumni Bandung.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori Dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siegel, Sidney. 1994. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia. Pustaka Umum : Jakarta.

Van Den Ban, A.W dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kansius. Yogyakarta.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah yang menjadi lokasi penelitian adalah Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun. Nagori (Desa) Pulo Bayu dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan merupakan salah satu desa peserta program SLPTT, dan memiliki gabungan kelompok tani. Dan merupakan desa yang memiliki luas lahan jagung terbesar di Kabupaten Simalungun.

Tabel 3. Nama Desa, Kelompok Tani, Luas Lahan (Ha) dan Produksi di Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun Tahun 2012

Nama Desa Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)

Pulo Bayu Ingin Maju 12 78

Sejahtera 13 84

Rajin Tani 12 76

Semangat 13 89

Mujur 13 86

Bona-Bona 12 76

Indah 13 84

Mekar 12 78

Uli Tani 19 130

Karya Tani 18 125

Abadi 19 133

Jaya 19 130

Saurdut 19 130

Jujur 18 126

Murni 19 132

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun Tahun 2012 3.2 Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah para petani yang merupakan anggota kelompok-kelompok tani di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun dan mengikuti kegiatan SLPTT. Jumlah kelompok tani di desa tersebut berjumlah sebanyak 16 kelompok tani. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yaitu proporsional random sampling


(23)

(secara acak). Cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random dengan jumlah yang sama per kelompok tani (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi. Dari jumlah populasi pada kelompok-kelompok tani di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun dianggap homogen. Maka jumlah responden yang diambil sebanyak 30 sampel karena menurut Teori Bailey (Hasan, 2002) menyatakan ukuran sampel minimum adalah 30 sampel dari satu populasi.

Tabel 4. Nama Kelompok Tani yang Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, Luas Lahan (Ha) dan Produksi di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun

No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)

1 Indah 13 84

2 Uli Tani 18 130

3 Karya Tani 19 125

4 Saurdut 18 130

5 Jujur 19 126

6 Murni 19 132

Sumber : Kantor Kepala Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun Tahun 2012

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode survey dan observasi langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan dan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dari hasil wawancara langsung dengan petani selaku responden sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari Dinas Pertanian atau berbagai instansi (lembaga lainnya) yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.


(24)

Tabel 5. Sumber Data

No Jenis Data/Informasi Sumber Data

1 Luas areal, produksi, dan produktivitas Kabupaten Simalungun

BPS Kabupaten Simalungun

2 Jumlah kelompok tani yang mengikuti SLPTT Dinas Pertanian Simalungun PPL

3 Identitas petani Petani

4 Produksitivitas sebelum dan sesudah mengikuti SLPTT Petani

5 Deskripsi daerah penelitian Kantor Kecamatan Hutabayuraja dan PPL 6 Deskripsi bentuk SLPTT yang diterapkan Dinas Pertanian Simalungun

Sumber : Analisis Wilayah 3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, yaitu bagaimana tingkat partisipasi petani dalam mengikuti SLPTT di daerah penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan menjumlahkan dan menskor data-data yang diperoleh dari Tabel 6 tentang Parameter Tingkat Partisipasi SLPTT Jagung berikut ini:


(25)

Tabel 6. Parameter Tingkat Partisipasi Petani Jagung dalam Program SLPTT

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun Tahun 2012

Menurut Irianto (2004) mengukur range dari dua variable digunakan rumus : Range = Data Terbesar - Data terkecil

Jumlah Kriteria Range :

30−10

10 = 7

Jumlah skor tingkat keputusan antara lain 30-10 dengan range 7 sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut :

No Parameter Pernyataan Skor

1 Varietas unggul • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 2 Benih bermutu dan berlabel • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 3 Pemberian bahan organik melalui

pemanfaatan sisa panen atau dalam bentuk kompos

• Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 4 Pemupukan berdasarkan kebutuhan

tanaman •

Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 5 Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

sesuai Organisme Pengganggu Tanaman •

Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1

6 Pengendalian Gulma • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 7 Pengelolaan tanah sesuai dengan musim • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1 8 Pennyiraman secara efektif dan efisien • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1

9 Penyiangan • Selalu

• Kadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1

10 Panen tepat waktu • Selalu

• kKadang-kadang • Tidak pernah

3 2 1


(26)

10-16 = Tingkat partisipasi petani rendah 17-23 = Tingkat partisipasi petani sedang 23-30 = Tingkat partisipasi petani tinggi

Untuk identifikasi maslah 2 dan 3 tentang produktivitas usaha tani, rumus yang digunakan :

Produktivitas = �������������

������ℎ��

Untuk identifikasi masalah 4 dan 5, yaitu bagaimana pendapatan petani jagung sebelum dan sesudah mengikuti SLPTT di daerah penelitian menggunakan analisis dengan menggunakan rumus pendapatan

Pd=TR-TC

Keterangan :

Pd=Pendapatan (Rp)

TR=Total Revenue (total penerimaan) (Rp)

TC=Total Cost (total biaya) (Rp) (Mubyarto, 1994)

Sedangkan untuk mencari hubungan SLPTT terhadap pendapatan petani jagung dengan metode analisis korelasi Rank Sperman dengan rumus :

Rs=1-6 ∑��=1��2

�3−�

Keterangan :

Rs = Nilai koefisian korelasi Rank Sperman

di = Perbedaan atau selisih pendapatan sebelum mengikuti SLPTT dengan sesudah mengikuti SLPTT

N = Jumlah petani sampel


(27)

Th=Rs

√

�−2

1−��²

Keterangan :

Th

= T hitung

Rs

= Nilai koefisien korelasi Rank Spearman

N

= Jumlah petani sampel

Dengan uji kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika th < tα berarti H0 diterima dan H1

Jika th > t

ditolak (tidak ada hubungan antara tingkat partisipasi petani dalam program SLPTT dengan pendapatan dan produktivitas petani jagung di daerah penelitian).

α berarti H1 diterima dan H0

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

ditolak (ada hubungan antara tingkat partisipasi petani dalam program SLPTT dengan pendapatan dan produktivitas petani jagung di daerah penelitian ) (Siegel, 1994).

Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai beikut :

3.5.1 Definisi

1. Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar.

2. Produksi adalah jumlah produktivitas (kw/ha) dikali luas areal (ha) dan dibagi sepuluh dalam satuan ton.

3. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari produksi (ton) per luas areal (ha).

4. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan (Rp) dengan total biaya produksi (Rp).


(28)

5. Program adalah suatu perubahan yang direncanakan untuk suatu keadaan tertentu.

6. Meningkat adalah bertambahnya suatu produksi dari produksi sebelumnya. 7. Hubungan yang signifikan adalah hubungan yang erat, jelas atau benar

anatara pelaksanaan SLPTT terhadap pendapatan petani.

8. Karakteristik sosial ekonomi petani yang diteliti adalah umur, pendidikan, lamanya berusaha tani, frekuensi mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi.

9. Umur adalah lama waktu hidup responden dari lahir hingga ketika dilakukan pennelitian.

10.Tingkat pendidikan adalah tingkat jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh petani untuk memperoleh pengajaran di bangku sekolah (tahun). 11.Tingkat pendapatan adalah tingkat jenjang selisih antara total penerimaan

(Rp) dengan total biaya produksi (Rp).

12.Tingkat partisipasi adalah tingkat jenjang keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar.

13.Lama berusahatani adalah lamanya petani bekerja sebagai petani padi sawah (tahun).

14.Frekuensi mengikuti penyuluhan adalah jumlah keikutsertaan petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.

15.Luas lahan adalah luasnya areal pertanaman yang diusahakan oleh petani. 16.Jumlah tanggungan adalah semua orang yang berada di dalam keluarga


(29)

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun.

2. Waktu penelitian Januari s/d Maret 2013.

3. Sampel adalah petani yang mengikuti program penyuluhan pertanian Sekolah Lapangan Tanaman Terpadu (SLPTT) di kelompok-kelompok tani Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun.


(30)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Luas dan Letak Geografis

Nagori Pulo Bayu memiliki luas wilayah 920 Ha. Terbagi atas luas lahan sawah potensi 50 Ha dan fungsional 870 Ha. Nagori terbagi atas 4 dusun. Nagori Pulo Bayu ini terletak pada ketinggian 230 mdpl. Memiliki temperatur 300

Ditinjau dari letak geografisnya, nagori ini mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

C dengan curah hujan rata-rata 2379,75 mm/tahun. Nagori ini berjarak lebih kurang 7 Km dari Ibukota Kecamatan Hutabayuraja, terletak di pinggir jalan Kecamatan Tanah Jawa.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hatonduhan • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jawa Maraja • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bosar Maligas • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanah Jawa

4.2 Sejarah Desa

Nagori Pulo Bayu pada masa dahulu merupakan hutan belantara, kemudian Pemerintah Belanda membuka areal perkebunan di daerah sekitar Nagori Pulo Bayu, maka banyak rakyat yang dating ke daerah ini untuk bekerja membuka lahan sekaligus menetap dan juga membuka lahan untuk mereka sendiri untuk ditanami tanaman pangan. Adapun nama Nagori Pulo Bayu berasal dari kata Pulo yang berarti Pulau dan Bayu yang berarti air. Maka Pulo Bayu mengandung arti sumber air.


(31)

4.3 Keadaan Penduduk

Penduduk di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja, mayoritas bersuku Batak dan minoritas bersuku Jawa serta mayoritas beragama Kristen Protestan dan Katolik dan minoritas beragama Islam. Mereka selalu hidup rukun dan saling menghormati antar suku dan agama yang disatukan dalam tali persaudaraan dan kekeluargaan sehingga tidak ada perselisihan antar kelompok atau etnis. Jumlah penduduk di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja 2.989 Jiwa (602 KK) dengan jumlah penduduk pria sebanyak 1709 jiwa dan wanita sebanyak 1280 jiwa.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun 2012

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0-15 925 30,95

2 16-55 1.676 56,07

3 >56 388 12,98

Jumlah 2989 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pulo Bayu 2012

Tabel 6 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk ynag terbesar terdapat pada kelompok umur 16-55 tahun sebanyak 1.676 jiwa dengan persentase 56,07%, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur >56 tahun sebanyak 388 jiwa dengan persentase sebesar 12,98%. Dengan demikian, perbandingan persentasenya adalah sebesar 43,09% atau 1288 jiwa.

Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Nagori Pulo Bayu, mayoritas pengusaha perkebunan dan buruh tani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.


(32)

Tabel 7. Disrtibusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun 2012

No Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Pedagang 50 10,42

2 Pengusaha Ternak 76 15,83

3 Pengusaha Perkebunan 102 21,25

4 Buruh Tani 217 45,2

5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 35 7,3

Jumlah 480 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pulo Bayu 2012

Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Nagori Pulo Bayu adalah petani. Penduduk yang bermata pencaharian terbesar adalah sebagai buruh tani sebanyak 217 jiwa dengan persentase sebesar 45,2 %, sedangkan yang bermata pencaharian terkecil asalah sebagai PNS sebanyak 35 jiwa dengan persentase sebesar 7,3 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase perbandingan antara penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh tani dengan PNS sebesar 37,93 % atau 182 jiwa.

Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di tengah-tengah lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja dapat dilihat pada tabel 8.


(33)

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 485 16,28

2 SD 1150 39,01

3 SLTP 620 21,74

4 SLTA 395 13,22

5 Akademi/D1,2,3 12 1,42

6 S1 3 0,13

7 Tidak Sekolah 245 8,2

Total 2989 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pulo Bayu 2012

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani penduduk di Nagori Pulo Bayu pada umumnya di tingkat SD, yaitu sebesar 1.150 jiwa (30,01%), tetapi masih ada penduduk yang tidak menduduki bangku sekolah, yaitu sebanyak 245 jiwa (8,2%).

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan. Perkembangan suatu daerah sangat membutuhkan suatu alat yang dapat mempercepat akses masuknya arus informasi bagi perkembangan daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun.


(34)

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten simalungun 2012

No Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan TK

SD SLTP SLTA 2 4 1 1

2 Pertanian Pompa Air

Sumur Bor Traktor Mesin Panen 30 17 21 4 3 Sosial Ekonomi Pertanian Kios Sarana Produksi

Pasar Tradisional Kelompok Tani

5 1 16

4 Lembaga Desa LKMD

BPD PKK POLMAS 1 1 1 1

Sumber : Kantor Kepala Desa Pulo Bayu 2012

Tabel 9 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial ekonomi pertanian, maupun lembaga-lembaga desa yang ada.

4.5 Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Organisasi sosial kemasyarakatan ini merupakan suatu wadah diskusi dan berkumpul bagi para masyarakat pedesaan yang dibentuk atau didirikan atas kebutuhan seluruh warga masyarakat di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun.

Tabel 10. Organisasi Sosial Kemasyarakatan di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun Tahun 2012

No Organisasi Sosial Kemasyarakatan Jumlah

1 Kelompok Tani 16

2 Gabungan Kelompok Tani 1


(35)

Tabel 10 menunjukkan organisasi social kemasyarakatan di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun sudah cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan ini.


(36)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Kegiatan Usahatani Petani Jagung 5.1.1 Pembenihan

Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Varietas benih yang digunakan yaitu Nusantara 1.

5.1.2 Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan untuk tanaman jagung sudah disiapkan sebelulan sebelum penanaman. Bibit dipindahkan langsung ke lahan yang telah siap. Pelaksanaan pengolahan lahan dibantu dengan peralatan mesin yaitu dengan mesin traktor, pembajakan dilakukan dua kali.

5.1.3 Penanaman

Dahulu orang menanam jagung belum menggunakan aturan atau teknik tertentu. Jagung asal saja ditanam menggunakan jarak tanam antara bibit yang satu dengan bibit yang lainnya. Jadi, ada bibit yang terlalu dekat dengan bibit yang lain dan juga ada yang terlalu jauh dengan bibit yang lain. Hal ini dapat menyebabkan pembagian zat makanan tidak merata. Tetapi, setelah adanya Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, para petani sudah menggunakan aturan-aturan untuk meningkatkan produksi mereka. Penanaman dilakukan saat kondisi tanah


(37)

lembab dan dilakukan secara manual atau dengan cara ditugal. Bibit dimasukkan ke dalam lubang dengan tugal sebanyak 1-2 biji dengan dalam ± 3cm.

5.1.4 Pemupukan

Pemupukan dimaksudkan untuk menambah hara yang dibutuhkan tanaman karena hara yang tersedia didalam tanah tidak mencukupi. Pupuk pertama (sebelum/saat tanam) ditugalkan sejauh 7cm dari lubang benih dengan kedalaman 10 cm. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 4-5 minggu setelah penyiangan dengan ditugalkan seperti pemupukan yang pertama. Pemakaian pupuk berimbang yaitu urea = 200-300 Kg/Ha, SP36 100-150 Kg/Ha, Kcl = 100 Kg/Ha dan Za = 50-75 Kg/Ha. Pemakaian pupuk tersebut dapat dicampurkan bersamaan dan harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan tanaman dan keadaan fisik tanah.

5.1.5 Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan tujuan membersihkan gulma-gulma di sekitar tanaman jagung agar unsur hara di dalam tanah dapat sepenuhnya diserap oleh tanaman jagung. Penyiangan yang dilakukan pada petani sampel dengan mencabut rumput-rumput liar di sekitar tanaman jagung yang dilakukan setelah jagung berumur 3 minggu setelah tanam dan 45 hari setelah tanam. Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul dan mencabut rumput secara manual.

5.1.6 Penyemprotan

Penyemprotan dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman jagung dengan menggunakan obat-obatan. Hama dan penyakit tanaman yang sering mengganggu pada petani sampel adalah lalat bibit, penggerek tongkol, penggerek


(38)

batang, wereng jagung, busuk biji dan busuk tongkol. Penyemprotan dilakukan sesuai dosis, cara dan waktu yang tepat.

5.1.7 Panen

Jagung yang sudah matang siap untuk dipanen dan biasanya berumur 86-96 hari sesuai dengan varietas yang ditanam. Sebenarnya menentukan saat memanen jagung hanya didasarkan pada umur jagung tersebut adalah kurang tepat. Hal tersebut karena masaknya buah jagung tergantung pada jenisnya juga sangat dipengaruhi keadaan tanah dan cuaca. Panen petani sampel dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia atau sistem borongan.

5.2 Tingkat Partisipasi Patani Sampel dalam Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan, tingkat partisipasi petani dalam program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) pada komoditi jagung dari hasil penelitian dengan 30 orang sampel dapat diketahui tingkat partisipasi mana yang tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengukur tingkat partisipasi menggunakan 10 parameter yang digunakan dalam metode scoring, berdasarkan lampiran 1, hasil penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat partisipasi petani sampel dalam program SLPTT pada komoditi jagung dapat dilihat pada Tabel 11.


(39)

Tabel 11. Indikator Tingkat Partisipasi Petani Dalam SLPTT Komoditi Jagung

No Parameter Rata-Rata Skor

1 Penggunaan variaetas unggul 2.76

2 Penggunaan benih bermutu dan berlabel 3

3 Pemberian bahan organik melalui pemanfaatan sisa panen atau dalam bentuk kompos

2

4 Pemupukan berdasarkan tanaman 2.56

5 Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sesuai

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

3

6 Pengendalian gulma secara teratur 3

7 Pengelolaan tanah sesuai musim 3

8 Penyiraman secara efektif dan efisien 1.73

9 Penyiangan secara teratur 3

10 Panen tepat waktu 3

Jumlah 27.05

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa skor tingkat partisipasi yang diperoleh adalah 27,05 atau 90,16 % dari hasil pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) tersebut dapat dinilai bahwa partisipasi petani sampel tinggi karena nilai 23-30 merupakan kategori tinggi. Tingkat partisipasi petani dalam Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dari 10 parameter pada komoditi jagung yaitu :

5.2.1 Varietas Unggul

Varietas unggul adalah jenis benih yang memiliki banyak keunggulan diantara jenis varietas-varietas yang lain. Misalnya produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit. Tingkat partisipasi pada pemilihan varietas unggul dapat dilihat pada Tabel 12.


(40)

Tabel 12. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penggunaan Varietas Unggul

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - 7 23 30

Persentase (%) - 23,33 76,67 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang menggunakan varietas unggul adalah 23 orang atau 76,67 %. Jumlah petani sampel yang menggunakan varietas unggul adalah 7 orang atau 23,33 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi petani dalam penggunaan varietas di daerah penelitian tinggi.

5.2.2 Benih Bermutu dan Berlabel

Benih yang bermutu adalah benih yang mempunyai kualitas unggul diantaranya mempunyai kecambah yang tinggi, tahan hama dan mampu meningkatkan pendapatan petani jagung. Benih bermutu biasanya ditandai dengan label bukan benih yang tidak berlabel atau tanpa merk sehingga petani tidak tertipu didalam pemilihan benih. Tingkat partisipasi pada penggunan benih bermutu dan berlabel dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penggunaan Benih Bermutu dan Berlabel

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang menggunakan benih bermutu dan berlabel adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa


(41)

tingkat partisipasi penggunaan benih bermutu dan berlabel di daerah penelitian tinggi.

5.2.3 Pemberian Bahan Organik Melalui Pemanfaatan Sisa Panen atau Dalam Bentuk Kompos

Pemberian bahan organik adalah kegiatan pemberian bahan yang berasal dari bahan alami bukan dari bahan kimiawi misalnya pemanfaatan sisa panen atau pemanfaatan dari kotoran hewan dalam bentuk kompos. Sehingga unsur hara di dalam tanah tidak cepat jenuh dikarenakan penggunaan bahan-bahan kimiawi yang terus menerus. Tingkat partisipasi pemberian bahan organik melalui pemanfaatan sisa panen dalam bentuk kompos dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pemberian Bahan Organik Melalui Pemanfaatan Sisa Panen atau Dalam Bentuk Kompos

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - 30 - 30

Persentase (%) - 100 - 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang memberikan bahan organik melalui pemanfaatan sisa panen atau dalam bentuk kompos adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi pemberian bahan organik melalui pemanfaatan sisa panen atau dalam bentuk kompos di daerah penelitian sedang.

5.2.4 Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Tanaman

Pemupukan adalah kegiatan pemberian pupuk yang mengandung N, P, K sesuai dengan kebutuhan tanaman di daerah penelitian. Tingkat partisipasi dalam pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 15.


(42)

Tabel 15. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - 13 17 30

Persentase (%) - 43,33 56,67 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan pemupukan berdasarkan kebutuhan adalah 17 orang atau 56,67 %. Jumlah petani sampel yang sebagian melakukan pemupukan berdasarkan kebutuhan adalah 13 orang atau 43,33 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi petani dalam pemberian pupuk berdasarkan kebutuhan di daerah penelitian tinggi.

5.2.5 Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sesuai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengendalian hama terpadu adalah kegiatan mengendalikan hama yang ada pada tanaman sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Dapat dilakukan secara teknis atau menggunakan insektisida sesuai dengan organisme pengganggu tanaman. Tingkat partisipasi pada pengendalian hama terpadu (PHT) sesuai organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sesuai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan pengendalian hama terpadu sesuai organisme pengganggu tanaman adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi


(43)

pengendalian hama terpadu sesuai organisme pengganggu tanaman di daerah penelitian tinggi.

5.2.6 Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma yang dilakukan petani sampel di daerah penelitian adalah dengan cara mekanis atau mencabut dan dengan penggunaan herbisida yang sesuai dengan dosis dan waktunya. Tingkat partisipasi pada pengendalian gulma dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengendalian Gulma

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan pengendalian gulma adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi pengendalian gulma di daerah penelitian tinggi.

5.2.7 Pengelolaan Tanah Sesuai Musim

Pengelolaan tanah yang dilakukan petani sampel di daerah penelitian dilakukan sesuai musim. Jadi petani di dalam mengelola tanah sesuai musim sehingga pada saat penanaman dilakukan secara serentak sehingga dapat mengurangi pertumbuhan hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman jagung. Tingkat partisipasi pada pengelolaan tanah sesuai musim dapat dilihat pada Tabel 18.


(44)

Tabel 18. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengelolaan Tanah sesuai Musim

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan pengelolaan tanah sesuai musim adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi pengelolaan tanah sesuai musim di daerah penelitian tinggi.

5.2.8 Penyiraman secara Efektif dan Efisien

Penyiraman yang dilakukan petani sampel di daerah penelitian tergantung dilakukan dengan menggunakan aliran sungai yang terdapat di pinggir lahan. Tetapi, untuk petani yang memiliki lahan jauh dari aliran sungai harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih untuk membuat saluran air ke lahan pertaniannya. Tingkat partisipasi dalam penyiraman secara efektif dan efisien dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penyiraman secara Efektif dan Efisien

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK 10 8 12 30

Persentase (%) 33,33 26,67 40 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan penyiraman secara efektif dan efisien adalah 12 orang atau 40 %. Jumlah petani sampel yang sebagian melakukan penyiraman secara efektif dan efisien adalah 8


(45)

orang atau 26,67 %. Jumlah petani yang tidak pernah melakukan penyiraman secara efektif dan efisien adalah 10 orang atau 33,33 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi petani dalam penyiraman secara efektif dan efisien di daerah penelitian sedang.

5.2.9 Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan tujuan membersihkan gulma-gulma di sekitar tanaman jagung agar unsur hara di dalam tanah dapat sepenuhnya diserap oleh tanaman jagung. Penyiangan yang dilakukan pada petani sampel dengan mencabut atau mencabut rumput-rumput liar di sekitar tanaman jagung. Tingkat partisipasi pada penyiangan dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penyiangan

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan penyiangan adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi didalam melakukan penyiangan di daerah penelitian tinggi.

5.2.10 Panen Tepat Waktu

Dalam hal ini, petani tidak terlalu mempunyai kendala asalkan cuaca yang mendukung serta tersedianya tenaga kerja pada saat akan dilakukan pemanenan. Tingkat partisipasi pada panen tepat waktu dapat dilihat pada Tabel 21.


(46)

Tabel 21. Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Panen Tepat Waktu

Uraian Skor Penerapan Total

1 2 3

Jumlah Petani/KK - - 30 30

Persentase (%) - - 100 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang melakukan panen tepat waktu adalah 30 orang atau 100 %. Jadi dapat dikategorikan bahwa tingkat partisipasi melakukan penen tepat waktu di daerah penelitian tinggi.

5.3 Komponen Biaya Produksi Petani Jagung

Biaya produksi adalah nilai dari semua input produksi yang digunakan baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi. Biaya produksi yang digunakan meliputi biaya benih, biaya pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, penyusutan alat, sewa lahan dan pajak bumi dan bangunan.

5.3.1 Biaya Benih

Benih yang digunakan oleh petani sampel dibeli dari toko sarana produksi terdekat di daerah penelitian. Jumlah benih dan biaya benih yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Rata-Rata Biaya Benih yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu

No Uraian Biaya (Rp/Petani) Persentase (%)

1 Sebelum SLPTT (2009-2010) 932.666 46,81

2 Sesudah SLPTT (2011-2012) 1.060.000 53,19

Total 1.992.666 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya benih petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 932.666/petani atau 46,81 %. Rata-rata biaya benih


(47)

petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 1.060.000/petani atau 53,19 %.

5.3.2 Biaya Pupuk

Pupuk yang digunakan petani adalah Urea, SP 36, KCL dan ZA dengan dosis yang berbeda-beda. Jumlah pupuk dan biaya pupuk yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Rata-Rata Biaya Pupuk yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu

No Uraian Biaya (Rp/Petani) Persentase (%)

1 Sebelum SLPTT (2009-2010) 943.166 51,70

2 Sesudah SLPTT (2011-2012) 880.816 48,30

Total 1.833.982 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya pupuk petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 943.166/petani atau 51,70 %. Rata-rata biaya pupuk petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 880.816/petani atau 53,19 %.

5.3.3 Obat-Obatan

Obat-obatan digunakan petani sampel untuk mengendalikan dan memberantas hama dan penyakit pada tanaman jagung. Obat-obatan yang digunakan biasanya skor, spontan, bestrok dan jenis-jenis lainnya. Jumlah obat-obatan yang digunakan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Rata-Rata Biaya Obat-Obatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu

No Uraian Biaya (Rp/Petani) Persentase (%)

1 Sebelum SLPTT (2009-2010) 159.500 46,54

2 Sesudah SLPTT (2011-2012) 183.166 53,46

Total 342.666 100,00


(48)

Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya obat-obatan petani sampel sebelum mengikuti SLPTT adalah Rp. 159.500/petani atau 46,54 %. Rata-rata biaya obat-obatan petani sampel sesudah mengikuti SLPTT adalah Rp. 183.166/petani atau 53,46 %.

5.3.4 Biaya Tenaga Kerja

Proses produksi tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan di Nagori Pulo Bayu berasal dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Ketersediaan tenaga kerja dalam usahatani petani sampel dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu

No Uraian Sebelum SLPTT

(2009-2010)

Sesudah SLPTT (2011-2012)

Total

1 Pembibitan (Rp/Petani)

206.293 228.746 435.039

2 Pemupukan (Rp/Petani)

168.500 241.366 409.866

3 Penyiangan (Rp/Petani)

468.900 483.906 952.806

4 Penyemprotan (Rp/Petani)

306.533 239.316 545.849

Total 1.150.226 1.193.334 2.343.560

Persentase (%) 49,08 50,92 100,00

Sumber : analisis Data Primer Lampiran 6 dan 7

Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja petani sampel baik dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga sebelum SLPTT yaitu pembibitan Rp. 206.293, pemupukan Rp. 168.500, penyiangan Rp. 468.900 dan penyemprotan Rp. 306.533. Rata-rata biaya tenaga kerja petani sampel baik dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga sesudah SLPTT yaitu pembibitan Rp. 228.746, pemupukan Rp. 241.366, penyiangan Rp. 483.906 dan penyemprotan Rp. 239.316. Tenaga kerja yang digunakan untuk pengolahan lahan menggunakan


(49)

alat seperti traktor dengan biaya Rp. 875.000 atau Rp. 35.000/rante. Tenaga kerja yang digunakan untuk penanaman menggunakan tenaga kerja borongan dengan biaya Rp. 925.000 atau Rp. 37.000/rante. Tenaga kerja yang digunakan untuk panen dan pascapanen menggunakan mesin perontok atau tenaga kerja borongan dengan biaya Rp. 2.375.000 atau Rp.95.000/rante. Tidak ada perubahan tenaga kerja sebelum dan sesudah SLPTT pada pengolahan lahan, penanaman, panen dan pasca panen.

5.3.5 Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya penyusutan merupakan salah satu biaya dalam proses produksi yang dibebani terhadap alat-alat pertanian yang digunakan petani dalam usahataninya. Alat-alat yang digunakan petani sampel di daerah penelitian adalah cangkul, parang, arit, pompa penyemprot, goni dan garu. Biaya penyusutan adalah harga suatu unit barang dibagi dengan umur ekonomis atau ketahanan suatu barang. Biaya penyusutan petani sampel per musim tanam di Nagori Pulo Bayu dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu

No Uraian Sebelum SLPTT

(2009-2010)

Sesudah SLPTT (2011-2012)

1 Cangkul (Rp/Petani) 10.833,33 10.833,33

2 Pompa Penyemprot (Rp/Petani) 11.833,33 11.833,33

3 Parang (Rp/Petani) 3.433,33 3.433,33

4 Arit (Rp/Petani) 3.200 3.200

5 Goni (Rp/Petani) 77.933,33 77.933,33

6 Garu (Rp/Petani) 2.323,33 2.323,33

Total 109.556,7 109.566,7

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8

Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya penyusutan petani sampel per musim sebelum SLPTT dan sesudah SLPTT tidak mengalami perubahan karena jumlah peralatan sebelum SLPTT tidak mengalami penambahan sesudah SLPTT.


(1)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Luas Panen, Produksi Dan Rata-Rata Jagung Menurut Kabupaten di Sumatera Utara Tahun 2010... 5 2. Nama Kelompok Tani, Desa, Dan Luas Lahan di Kabupaten Simalungun

Tahun 2012 ... 6 3. Nama Desa, Kelompok Tani, Luas Lahan (Ha) dan Produksi di Kecamatan

Hutabayuraja Kabupaten Simalungun Tahun 2012 ... 22 4. Nama Kelompom Tani yang Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu, Luas Lahan (Ha) dan Produksi di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun Tahun 2012 ... 23 5. Sumber Data ... 24 6. Parameter Tingkat Partisipasi SLPTT Jagung ... 25 7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Nagori Pulo Bayu

Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun 2013 ... 30 8. Disrtibusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Nagori Pulo

Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun 2013 ... 31 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Nagori Pulo

Bayu Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun 2013 ... 32 10.Sarana dan Prasarana di Nagori Pulo Bayu Kecamatan Hutabayuraja

Kabupaten simalungun 2013 ... 33 11.Indikator Tingkat Partisipasi Petani Dalam SLPTT Komoditi Jagung ... 33 12.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penggunaan

Varietas Unggul ... 39 13.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penggunaan

Benih Bermutu dan Berlabel ... 40 14.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pemberian


(2)

16.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) sesuai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ... 42

17.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengendalian Gulma ... 43

18.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Pengelolaan Tanah sesuai Musim ... 43

19.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penyiraman secara Efektif dan Efisien... 44

20.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Penyiangan ... 45

21.Jumlah Petani Sampel dan Skor yang Diperoleh Terhadap Panen Tepat Waktu ... 45

22.Rata-Rata Biaya Benih yang Digunakan Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 46

23.Rata-Rata Biaya Pupuk yang Digunakan Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 47

24.Rata-Rata Biaya Obat-Obatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 47

25.Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 48

26.Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan yang Digunakan Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 49

27.Rata-Rata Biaya Pajak Bumi dan Bangunan, Pemakaian Air dan Transportasi Petani Sampel Per Petani Per Musim Tanam di Desa Pulo Bayu ... 50

28.Rata-Rata Pendapatan Usahatani Jagung Per Petani Per Musim Tanam ... 51

29.Rata-Rata Produktivitas Usahatani Jagung Per Petani Per Musim Tanam ... 52

30.Hubungan SLPTT dengan Pendapatan Petani Jagung di Desa Pulo Bayu ... 52


(3)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.


(4)

DAFTAR SINGKATAN

No. Singkatan Kata

1. SLPTT = Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman

Terpadu

2. PTT = Pengelolaan Tanaman Terpadu

3. Ha = Hektar

4. KK = Kepala Keluarga

5. SD S = Sekolah Dasar

6. NPK = Natrium Posfor Kalium


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu

2. Penggunaan Benih, Pupuk dan Biaya Usahatani Jagung Sebelum SLPTT Per Musim Tanam

3. Penggunaan Benih, Pupuk dan Biaya Usahatani Jagung Sesudah SLPTT Per Musim Tanam

4. Total Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Sebelum SLPTT Per Musim Tanam

5. Total Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Sesudah SLPTT Per Musim Tanam

6. Total Biaya Tenaga Kerja Pada Usahatani Sebelum SLPTT Per Musim Tanam

7. Total Biaya Tenaga Kerja Pada Usahatani Sesudah SLPTT Per Musim Tanam

8. Total Biaya Penyusutan Pada Usahatani Per Musim Tanam 9. Total Biaya-Biaya Lainnya Pada Usahatani Per Musim Tanam

10.Total Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Sebelum SLPTT Per Musim Tanam

11.Total Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Sesudah SLPTT Per Musim Tanam

12.Total Biaya Produksi Pada Usahatani Sebelum SLPTT Per Musim Tanam 13.Total Biaya Produksi Pada Usahatani Sesudah SLPTT Per Musim Tanam 14.Penerimaan Petani Sampel Pada Usahatani Sebelum dan Sesudah SLPTT


(6)

17.Hasil Korelasi Spearman dengan SPSS 15. Hubungan SLPTT Dengan Pendapatan Petani Jagung

18.Hasil Korelasi Spearman dengan SPSS 15. Hubungan SLPTT Dengan Produktivitas Petani Jagung