B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah bentuk program tanggung
jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestariserta sejauh mana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial
perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari“
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan
program tanggung jawab sosial perusahaan
yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari sertasejauh mana peran pemerintah
dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan berpikir penulis dalam membuat suatu karya tulis ilmiah serta memberikan
pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri tentang program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp
Lestariserta sejauh mana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan
tentang program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari serta sejauh mana peran pemerintah dalam
program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari. 3.
Secara Akademis, penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang politik khususnya dalam kajian program
tanggung jawab sosial perusahaan.
E. Kerangka Teori
Dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka dasar pemikiran yang bertitik tolak dari teori merupakan bagian yang sangat penting
karena dalam kerangka teori membantu ketajaman analisis akan masalah yang akan diteliti dan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari
sudut mana masalah penelitian akan disoroti
2
. Kerangka teori kemudian akan digunakan sebagai landasan berfikir dalam penelitian. Teori dalam penelitian
merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan-aturan-aturan tertentu yang akan dihubungkan secara logis
dengan data yang lain untuk diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati
3
.
2
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Bidang Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 39
3
Boleong, L. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hal. 34-35
Universitas Sumatera Utara
E.1Teori Stakeholder Stakeholder Theory
Menurut Luk Dkk mengatakan bahwa stakeholderadalah semua pihak,internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
olehperusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung
4
4
Hadi, Nur. 2011. Corporate Social Responsibility edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. hal 93
. Dengan demikian,
stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkunganinternasional, lembaga
diluar perusahaan LSM dan sejenisnya,lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaumminoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya
sangatmempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Hal pertama mengenai teori stakeholderadalah bahwastakeholderadalah
sistem yang secara eksplisit berbasis padapandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya, mengakuisifat saling mempengaruhi antara keduanya
yang kompleks dandinamis. Hal ini berlaku untuk kedua varian teori stakeholder,varian pertama berhubungan langsung dengan model
akuntabilitas.Stakeholderdan organisasi saling mempengaruhi, hal ini dapatdilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentukresponsibilitas dan
akuntabilitas. Oleh karena itu organisasimemiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya. Sifat dariakuntabilitas itu ditentukan dengan hubungan antara
stakeholder dan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Varian dari kedua teori stakeholderberhubungan mengenaiemprical accountability. Teori stakeholdermungkin digunakandengan ketat dalam
suatu organisasi arah terpusat centered-way organization. Pada hakikatnya stakeholder theory mendasarkan diri pada asumsi, antara lain
5
1. The corporation has relationship many constituentygroups
stakeholders that effect and are affected by itsdecisions. :
2. The theory is concerned with nature of these relationship in terms
of both processes and outcomes for the firm andits stakeholder. 3.
The interest of all legitimate stakeholder have intristicvalue, and no set of interest is assumed to dominate theothers.
4. The theory focuses on managerial decission making.
Berdasarkan asumsi stakeholder theory, maka perusahaantidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial. Perusahaanperlu menjaga legitimasi
stakeholder serta mendudukkannya dalamkerangka kebijakan dan
pengambilan keputusan sehingga dapatmendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usahadan jaminan going concern
6
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Hal itu dapat dijadikan sebagai
wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan .
E.2 Teori Legimitasi Legitimacy Theory
5
Ibid, hal. 94
6
Ibid, hal. 95
Universitas Sumatera Utara
upaya memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatuyang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup
going concern
7
1. Mencoba untuk mendidik stakeholdernya tentang tujuanorganisasi
untuk meningkatkan kinerjanya. . Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang
berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat society, pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang
mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat. Suatu organisasi mungkin
menerapkan empat strategi legitimasi ketika menghadapi berbagai ancaman legitimasi. Oleh karena itu, untuk menghadapi kegagalan kinerja perusahaan
seperti kecelakaan yang serius atau skandal keuangan organisasi mungkin:
2. Mencoba untuk merubah persepsi stakeholder terhadap suatu
kejadian tetapi tidak merubah kinerja aktual organisasi. 3.
Mengalihkan memanipulasi perhatian dari masalah yang menjadi perhatian mengkonsentrasikan terhadap beberapa aktivitas positif
yang tidak berhubungan dengan kegagalan-kegagalan. 4.
Mencoba untuk merubah ekspektasi eksternal tentangkinerjanya.
7
Ibid, hal. 87
Universitas Sumatera Utara
Teori legitimasi dalam bentuk umum memberikan pandangan yang penting terhadap praktek pengungkapan sosial perusahaan. Kebanyakan inisiatif
utama pengungkapan sosial perusahaan bisa ditelusuri pada satu atau lebih strategi legitimasi misal, kecenderungan umum bagi pengungkapan sosial
perusahaan untuk menekankan pada poin positif bagi perilaku organisasi dibandingkan dengan elemen yang negatif.
E.3 Teori Kontrak Sosial Social Contract Theory
Teori ini muncul karena adanya interelasi dalam kehidupansosial masyarakat, agar terjadi keselarasan, keserasian, dankeseimbangan, termasuk
dalam lingkungan. Perusahaan yangmerupakan kelompok orang yang memiliki kesamaan tujuan danberusaha mencapai tujuan secara bersama
adalah bagian darimasyarakat dalam lingkungan yang lebih besar. Keberadaannyasangat ditentukan oleh masyarakat, di mana antara keduanya
salingmempengaruh-dipengaruhi. Untuk itu, agar terjadi keseimbanganequality, maka perlu kontrak sosial baik secara tersusun
baiksecara tersurat maupun tersirat sehingga terjadi kesepakatan- kesepakatanyang saling melindungi kepentingan masing-masing.Social
Contract dibangun dan dikembangkan, salah satunyauntuk menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadapmasyarakat society. Di sini,
perusahaan atau organisasi memilikikewajiban pada masyarakat untuk memberi manfaat bagimasyarakat. Interaksi perusahaan dengan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
akan selaluberusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma- normayang berlaku di masyarakat sehingga kegiatan perusahaan
dapatdipandang legitimate
8
. Dalamperspektif manajemen kontemporer, teori kontrak sosial menjelaskan hak kebebasan individu dan kelompok, termasuk
masyarakat yang dibentuk berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang saling menguntungkan anggotanya. Hal ini sejalan dengan konsep legitimacy theory
bahwalegitimasi dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara keberadaan perusahaan yang tidak menganggu atau sesuai congruence
dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan
9
. Kelangsungan hidup dan kebutuhan masyarakat, kontrak sosialdidasarkan
pada
10
1. Hasil akhir output yang secara sosial dapat diberikan kepada
msayarakat luas. :
2. Distribusi manfaat ekonomis, sosial, atau pada politik kepada
kelompok sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
Mengingat output perusahaan bermuara pada masyarakat, serta tidak adanya power institusi yang bersifat permanen, maka perusahaan membutuhkan
legitimasi. Disini, perusahaan harus melebarkan tanggungjawabnya tidak hanya sekedar economic responsibility yang lebih diarahkan kepada
shareholder pemilik perusahaan, namun perusahaan harus memastikan
8
Ibid, hal. 96
9
Ibid, hal. 97
10
Ibid, hal. 98
Universitas Sumatera Utara
bahwa kegiatannya tidak melanggar dan bertanggung jawab kepada pemerintah yang dicerminkan dalam peraturan dan perundang-undanganyang
berlaku legal responsibility. Di samping itu, perusahaan juga tidak dapat mengesampingkan tanggung jawab kepada masyarakat yang dicerminkan
lewat tanggung jawab dan keberpihakan pada berbagai persoalan sosial dan lingkungan yang timbul societal respobsibility
E.4Ekologi Politik
Di Negara-negara Dunia Ketiga, permasalahan lingkungan yang berujung pada terjadinya konflik ekologi politik tidak dapat dilepaskan dari
peran serta aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Actor approach sebagai salah satu pendekatan dalam studi ekologi politik di Negara Dunia Ketiga
merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam mengkaji konflik berbasis lingkungan yang kerap terjadi di Negara Dunia Ketiga. Pendekatan
ini dapat memberikan gambaran secara komprehensif mengenai fenomena konflik ekologi politik di Negara Dunia Ketiga beserta kepentingan-
kepentingan yang melatarbelakangi tindakan para aktor tersebut serta dengan kekuasaan yang dimiliki masing–masing aktor. Dengan demikian konflik
ekologi bisa dikatakan juga merupakan sebuah fenomena konflik kepentingan antara aktor–aktor yang terkait terutama akan cara pandang dan perilaku
mereka terhadap lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Di sisi lain, dengan adanya interkonektivitas maupun interdisipliner dalam kajian ekologi politik, kepentingan-kepentingan yang mendasari aksi
tiap–tiap aktor akan semakin jelas terlihat. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kajian ekologi politik tidak berdiri sendiri dalam suatu ruang yang
vakum, dimana kajian ini tidak semata–mata berdiri sendiri tanpa adanya kontribusi dari kajian–kajian sosial lainnya. Tanpa adanya interkonektivitas
dan interdependensi dalam kajian ekologi politik akan sulit untuk melakukan analisa mengenai kepentingan dibalik layar para aktor–aktor tersebut
sehingga dapat menyebabkan sebuah konflik ekologi politik karena hingga saat ini lingkungan tidak hanya dipandang sebagai sebuah entitas tersendiri,
tapi lingkungan memiliki makna dan nilai yang berbeda–beda bagi tiap–tiap aktor yang terlibat dalam konflik. Makna maupun nilai yang berbeda–beda itu
hanya dapat dijelaskan melalui adanya interkonektivitas dalam kajian ekologi politik ini.
Perhatian akan adanya hubungan kekuasaan juga tidak akan terlepas dari kajian ekologi politik ini. Kekuasaan membawa pengaruh juga pada
besarnya atau seberapa jauhnya tindakan maupun aksi yang dilakukan oleh masing–masing aktor dalam konflik untuk mencapai kepentingan masing–
masing. Tentu saja hubungan kekuasaan yang terjadi tidak akan lepas dari konteks politik masing–masing aktor.Ekologi politik muncul ketika para ahli
lingkungan mulai mengandalkan konsep-konsep ekonomi politik yang berasal dari kepedulian strukturalis dan materialis. Pendekatan yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
membantu mengungkapkan kaitan-kaitan antara dinamika lingkungan setempat dengan proses politik dan ekonomi yang lebih luas. Terobosan
analitis ini memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya, kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat dan
masalah-masalah lebih luas seperti kemiskinan, keterbelakangan, hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi. Berangkat dari ranah
studi pembangunan kritis critical development studies, studi ekologi politik menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak bisa dipahami
hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi.
Menurut pendapat Adams dalam bukunya Green Development, ‘kehijauan’ dari perencanaan pembangunan akan ditemukan bukan dalam
kepeduliannya dengan ekologi atau lingkungan di dalam dirinya, tetapi dalam keprihatinannya dengan masalah pengendalian, kekuasaan, dan kedaulatan
11
11
Adams, W. 1990. Green Development. London:Routledge. hal. 253
. Penemuan-penemuan utama teori ekologi politik mengutarakan bahwa pola-
pola pengembangan sumber daya muncul dari interaksi antara sistem alam misalnya kualitas, kuantitas, dan lokasi air dan sistem sosial misalnya
penyebaran kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik didalam suatu masyarakat. Ekologi politik mencoba untuk menelusuri empat hal, yakni a
bagaimana struktur sosial dan alam saling menentukan, dan bagaimana keduanya membentuk akses terhadap sumber daya alam, b bagaimana
konsep alam dan masyarakat yang telah dikonstruksi menentukan interaksi
Universitas Sumatera Utara
manusia dengan lingkungan, c koneksi antara akses dan kontrol atas sumber daya dan perubahan lingkungan, d hasil sosial dari perubahan lingkungan.
E.5TanggungJawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan muncul pada masa revolusi industri. Kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai
organisasi yang mencari keuntungan belaka. Mereka memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan
lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan berjalannya waktu,
masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggungjawab
secara sosial. Selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat disekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya
juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan disekitar operasi perusahaan.Inilah yang kemudian
melatarbelakangi munculnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan semakin terasa pada tahun 1960-an
dimana secara global, setelah Perang Dunia II berakhir, ada banyak negara yang mulai menapaki jalan menuju perbaikan ekonomi.Tanggung jawab
sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep good corporate governance, sebagai suatu entitas bisnis yang
Universitas Sumatera Utara
bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungannya, perusahaan harus bertindak sebagai good citizen yang merupakan tuntutan dari good business
ethics.Terdapat lima prinsipgood corporate governance yang dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, yaitu Keterbukaan Informasi, Akuntabilitas,
Pertanggungjawaban,Kemandirian, Kesetaraan dan Kewajaran. Dari kelima prinsip diatas prinsip responsibility merupakan prinsip yang mempunyai
kekerabatan paling dekat dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam prinsip ini, penekanan yang signifikan diberikan kepada para stakeholder
perusahaan. Melalui penerapan prinsip ini diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali ia menghasilkan
dampak eksternal yang harus ditanggung oleh para stakeholder. Karena itu, wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi
para stakeholder-nya
12
Tanggung jawab sosial perusahaan terkadang juga disebut sebagai ”Tanggung Jawab Sosial Korporasi” atau ”Tanggung Jawab Sosial Dunia
Usaha” .
13
12
Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing, hal. 11-12
13
Ibid, hal. 8
. Tujuan yang lebih luas dari tanggung jawab sosial adalah untuk menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi dan mempertahankan daya
laba usaha untuk orang yang ada didalam dan diluar perusahaan.Tanggung jawab sosial perusahaanmerupakan komitmen dunia usaha untuk terus-
menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
Universitas Sumatera Utara
karyawan dan keluarga sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Peningkatan kualitas kehidupan mempunyai
arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta
memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memeliharanya. Menurut Warhurst dalam Wibisono, prinsip-prinsip
tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri adalah sebagai berikut
14
1. Prioritas korporat.
:
Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
2. Manajemen terpadu.
Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi
manajemen. 3.
Proses perbaikan.
Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan riset mutakhir dan memahami
kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.
14
Opcit, Wibisono, hal. 39-41
Universitas Sumatera Utara
4. Pendidikan karyawan.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan. 5.
Pengkajian.
Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.
6. Produk dan jasa.
Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial.
7. Informasi publik.
Memberi informasi dan bila diperlukan mendidik pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpanan dan
pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa. 8.
Fasilitas dan operasi.
Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak
sosial. 9.
Penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk,proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan
penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
10. Prinsip pencegahan.
Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir,untuk mencegah dampak sosial yang
bersifat negatif. 11.
Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat
yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam praktek bisnis yang dilakukan
kontraktor dan pemasok. 12.
Siaga menghadapi darurat.
Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja sama dengan layanan gawat
darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.
13. Transfer best practice.
Universitas Sumatera Utara
Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan.
Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta
lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan.
Menumbuh kembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial
hazard,dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa. 16.
Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan
mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan
direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa bentuk kegiatan program yang dilakukan perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosial yaitu
15
1. Public Relation yakni usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada
komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. :
2. Strategi Defensif yakni usaha yang dilakukan perusahaan guna
menangkisanggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya, dan biasanya untuk melawan
’serangan’ negatif dari anggapan komunitas yang sudah terlanjur berkembang.
3. Keinginan Tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar
berasal dari visi perusahaan. Dalam setiap program, pada umumnya memiliki tujuan dan manfaat yang berguna
baik bagi segelintir orang maupun oleh kebanyakan orang. Adapun manfaat yang dapat diambil dari adanya program tanggung jawab sosial bagi perusahaan adalah
sebagai berikut
16
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
:
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
5. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
15
Rudito, B, Famiola M. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains. hal. 210
16
Untung, B H. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. hal. 6-7
Universitas Sumatera Utara
6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
7. Memperbaiki hubungan dengan para stakeholder.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10. Peluang mendapatkan pengharagaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan sustainabilitydan acceptability,artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha disuatu
tempat, dan perusahaan ingin berkelanjutan dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial perusahaan juga dilihat dalam lingkup para
stakeholder atau lingkungan dimana perusahaan berada. Selama ini tanggung jawab sosial perusahaan kebanyakan diukur dari sudut berapa
besar uang yang dikeluarkan perusahaan. Sebenarnya uang itu hanya sebagian nilai karena ada nilaiintangibleyang sangat penting, artinya ada
sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang. Nilai intangible, yaitu sampai sejauh mana perusahaan aktif dan proaktif dengan lingkungan.
Menurut Princes of Wales Foundationada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi tanggung jawab sosial perusahaan
yaitu
17
17
Ibid, hal. 11-12
:Pertama, menyangkut pemberdayaan manusia. Kedua,kepedulian terhadap lingkungan. Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat,
tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Kelima, memberdayakan lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi. Jadi, keuntungan lain
Universitas Sumatera Utara
dari tanggung jawab sosial perusahaanini apabila dilihat dari investor global yang memiliki idealisme tertentu dengan aktivitastanggung jawab sosial
adalah saham perusahaan dapat lebih bernilai. Investor akan rela membayar mahal karena kita membicarakan tentang sustainabilitydan acceptability.
Sebab itu terkait dengan resiko bagi investor. Investor menyumbangkan social responsibilitydalam bentuk premium nilai saham. Itu sebabnya ada
pembahasan tentang corporate social responsibility pada annual report, karena investor ingin bersosial dengan membayar saham perusahaan secara
premium. Kalau perusahaan tergolong dalam kategori high-riskinvestor akan menghindar. Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa faktor yang
mempengaruhi implementasi tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen pimpinan perusahaan, ukuran dan kematangan perusahaan serta
regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah.Agar program tanggung jawab sosial perusahaan berhasil, maka perlu adanya keterlibatan
tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya komunitas, juga komunitas setempat lokal. Kemitraan ini tidaklahbersifat
pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholder. Konsep kedermawanan perusahaan dalam tanggung
jawab sosial tidak lagi memadai karena konsep tersebut tidak melibatkan kemitraan tanggung jawab perusahaan secara sosial dengan para
stakeholderlainnya
18
18
Lockcit, Rudito
.
Universitas Sumatera Utara
Saidi dan Abidin menyatakan ada empat model atau pola tanggung jawab sosial perusahaan yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di
Indonesia, yaitu
19
1. Keterlibatan langsung, dimana perusahaan menjalankan program tanggung
jawab sosial perusahaan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat senoirnya, seperti corporate secretary
ataupublic affair manageratau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
:
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, dimana perusahaan
mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan diperusahaan-
perusahaan dinegara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi
kegiatan yayasan. 3.
Bermitra dengan pihak lain, dimana perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kerjasama dengan lembaga
sosialorganisasi non-pemerintah,instansi pemerintah universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan
kegiatan sosialnya.
19
Saidi, Z dan Hamid, A. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia. hal.64-65
Universitas Sumatera Utara
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat ”hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam
itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga
operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan perusahaan ini dilakukan agar terjalin
hubungan baik antara masyarakat dengan perusahaan. Ini bisa dikatakan sebagai modal sosial yang dimiliki perusahaan agartetap beroperasi. Selain
itu, masyarakat juga mendapatkan keuntungan dari program tanggung jawab sosial perusahaan ini. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
kedua belah pihak saling menguntungkan satu sama lain dan saling mendapatkan manfaat dari hubungan yang mereka jalani dengan
baik.Dalam tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya berpijak pada single bottom
line, yaitu nilai perusahaanyang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja.
Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, selain aspek finansial juga sosial dan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan tetapi juga harus memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup. Sudah menjadi faktabagaimana resistensi masyarakat sekitar terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan
lingkungan hidup
20
.John Elkington 1997 dalam bukunya: “Cannibals with Forks, the Tripple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness”
mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice
21
. Menurut konsep tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan dikemas kedalam tiga
komponen prinsip yakni: Profit, Planet dan People 3P. Dengan konsep ini memberikan pemahaman bahwa suatu perusahaan dikatakan baik
apabila perusahaan tersebut tidak hanya memburu keuntungan belaka profit, melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan planet dan kesejahteraan masyarakat people.
Di tingkat internasional, ada banyak prinsip yang mendukung praktek tanggung jawab sosial perusahaan di berbagai sektor, misalnya
Equator Principles yang diadopsi oleh banyak lembaga keuangan internasional. Untuk menunjukkan bahwa bisnis mereka bertanggung
E.6Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Negara Lain
20
Opcit. Untung, B H, hal. 25
21
Ibid, hal. 32
Universitas Sumatera Utara
jawab, di level internasional perusahaan sebenarnya bisa menerapkan berbagai standar tanggung jawab sosial perusahaan seperti
22
Meskipun di negara lain tidak ada kewajiban untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan bahkan hingga menetapkan besarannya
namun kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan ini menjadi tren global seiring dengan semakin
maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah
sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
:
a. Accountability’s AA1000 standard, yang berdasar pada prinsip “Triple Bottom Line” Profit, People, Planet yang digagas oleh John Elkington.
b. Global Reporting Initiative’s GRI – panduan pelaporan perusahaan untuk mendukung pembangunan berkesinambungan yang digagas oleh
PBB lewat Coalition for Environmentally Responsible Economies CERES dan UNEP pada tahun 1997.
c. Social Accountability International’s SA8000 standard.
d. ISO 14000 environmental management standard.
e. ISO 26000.
22
Mas Achmad Daniri, Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, http:www.governance- indonesia.comcomponentoption.com_remositoryfunc,fileid,50lang.en diakses pada 03 september 2014
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan di negara lain dapat diperhatikan pada saat ini, bank-bank di Eropa
menerapkan kebijakan dalam pemberian pinjaman hanya kepada perusahaan yang mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan baik. Sebagai contoh, bank-bank Eropa hanya memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Asia apabila ada
jaminan dari perusahaan tersebut, yakni ketika membuka lahan perkebunan tidak dilakukan dengan membakar hutan. Tren global lainnya
dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pasar modal adalah penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham
perusahaan yang telah mempraktekkan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones
Sustainability Index DJSI bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu
kriterianya adalah praktek tanggung jawab sosial perusahaan. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment
SRI Index dan Financial Times Stock Exchange FTSE yang memiliki FTSE4Good sejak 2001. Inisiatif ini mulai diikuti oleh otoritas bursa
saham di Asia, seperti di Hanseng Stock Exchange dan Singapore Stock Exchange. Konsekuensi dari adanya indeks-indeks tersebut memacu
investor global seperti perusahaan dana pensiun dan asuransi yang hanya
Universitas Sumatera Utara
akan menanamkan dananya di perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam indeks
23
Di Filipina, terdapat suatu lembaga yang disebut PBSP Philippine Bussines for Social Progress. Ini merupakan salah satu wujud konkret
kontribusi perusahaan-perusahaan di Filipina dalam menyediakan sumber pendanaan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat dan mengatasi berbagai
persoalan sosial masyarakat, salah satunya pengembangan sumber daya manusia melalui program bantuan stimulan biaya pendidikan. Lembaga ini
didirikan pada tahun 1970 oleh 49 perusahaan untuk melaksanakan komitmen mereka terhadap pembangunan sosial Filipina. Pendirian
asosiasi ini dimaksudkan guna mengumpulkan sumberdaya dari perusahaan-perusahaan strategis yang nantinya dapat digunakan untuk
mendukung program yang mendorong ke arah kemandirian, pembangunan berkelanjutan, serta pertumbuhan ekonomi di Filipina. Saat ini, PBSP telah
memiliki 179 anggota yang terdiri dari perusahaan lokal dan multinasional seperti San Miguel Corporation, Shell, IBM Philippine, dan lain-lain
.
24
Menghadapi tren global dan resistensi masyarakat sekitar perusahaan, maka sudah saatnya setiap perusahaan memandang serius
pengaruh dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan dari setiap aktivitas bisnisnya, serta berusaha membuat laporan bersifat non – financial setiap
.
23
Mas Achmad Daniri, Ibid
24
Andi Firman, Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan, http:www.kutaikartanegara.comforumviewtopic.php?p=5170 diakses pada 03 September 2014
Universitas Sumatera Utara
tahunnya kepada stakeholdernya. Di Uni Eropa pada tanggal 13 Maret 2007, Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi berjudul “Corporate
Social Responsibility: A new partnership” yang mendesak Komisi Eropa untuk meningkatkan kewajiban yang terkait dengan persoalan
akuntabilitas perusahaan seperti tugas direktur directors duties, kewajiban langsung luar negeri foreign direct liabilities dan pelaporan
kinerja sosial dan lingkungan perusahaan environmental and social reporting. Di Inggris, sudah lama perusahaan diikat dengan kode etik
usaha karena sudah ada banyak aturan dan undang-undang yang mengatur praktek bisnis di Inggris, maka tidak diperlukan UU khusus tanggung
jawab sosial perusahaan. Sekedar diketahui, perusahaan di Inggris ini tidak lepas dari pengamatan publik masyarakat dan negara karena harus
transparan dalam praktek bisnisnya. Publik bisa protes terbuka ke perusahaan jika perusahaan merugikan masyarakatkonsumenburuh
lingkungan. Dengan melihat perkembangan ini, disahkan Companies Act 2006 yang mewajibkan perusahaan yang sudah tercatat di bursa efek untuk
melaporkan bukan saja kinerja perusahaan kinerja ekonomi dan finansial melainkan kinerja sosial dan lingkungan. Laporan ini harus terbuka untuk
diakses publik dan dipertanyakan. Dengan demikian, perusahaan didesak agar semakin bertanggung jawab
25
25
Mas Achmad Daniri, Ibid
.
Universitas Sumatera Utara
Mac Oliver-EA Marshal berpendapat perusahaan Amerika yang beroperasi di luar negeri diharuskan melaksanakan Sullivan Principal
dalam rangka melaksanakan Corporate Social Responsibilty, yaitu
26
Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di beberapa negara bisa dijadikan referensi untuk menjadi contoh penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda, :
a. Tidak ada pemisahan ras non separation of races dalam makan, bantuan hidup dan fasilitas kerja.
b. Sama dan adil dalam melaksanakan pekerjaan equal and fair employment process.
c. Pembayaran upah yang sama untuk pekerjaan yang sebanding equal payment compansable work.
d. Program training untuk mempersiapkan kulit hitam dan non kulit putih lain sebagai supervisi, administrasi, teknisi dalam jumlah yang substansial.
e. Memperbanyak kulit hitam dan non kulit putih lain dalam profesi manajemen dan supervisi.
f. Memperbaiki tempat hidup pekerja di luar lingkungan kerja seperti perumahan, transportasi, kesehatan, sekolah dan rekreasi.
26
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Inggris, dan Amerika Serikat telah mengadopsi code of conduct tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi aspek lingkungan hidup, hubungan
industrial, gender, korupsi, dan hak asasi manusia. Berbasis pada aspek itu, mereka mengembangkan regulasi guna mengatur tanggung jawab
sosial perusahaan. Australia, misalnya, mewajibkan perusahaan membuat laporan tahunan tanggung jawab sosial perusahaan dan mengatur
standarisasi lingkungan hidup, hubungan industrial, dan hak asasi manusia. Sementara itu, Kanada mengatur tanggung jawab sosial
perusahaan dalam aspek kesehatan, hubungan industrial, proteksi lingkungan, dan penyelesaian masalah sosial
27
Di Malaysia, tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana yang digambarkan dalam Silver Book sebagai referensinya menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk menguntungkan masyarakat serta kontribusi sukarela
voluntary contribution dan kewajiban sosial social obligation. Elemen tanggung jawab sosial dapat dijajaki dalam Code of Ethics 1996 yang
secara ringkas, direktur dalam menunaikan kewajibannya harus menjamin pemakaian sumber daya alam yang efektif dan mempromosikan tanggung
jawab sosial, pro-aktif dalam kebutuhan masyarakat, membantu dalam melawan inflasi. Pada tahun 2004, bahkan Bursa Saham Malaysia
memunculkan kerangka tanggung jawab sosial sebagai manual bagi .
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
perusahaan publik yang terdaftar ketentuan pendaftaran membutuhkan perusahaan publik untuk mencantumkan praktek tanggung jawab sosialnya
dalam laporan tahunan. Komitmen pemerintah juga ditunjukkan dengan menerbitkan Silver Book pada bulan September 2006 dalam program
Transformasi Perusahaan yang berhubungan dengan pemerintah atau Government Linked Companies yang selanjutnya dalam penulisan ini
disingkat menjadi GLCs. Tanggung jawab sosial mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sejak tahun 2006 alokasi-alokasi tertentu telah
dibuat dalam anggaran tahunan untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Bahkan pada tahun 2008, perdana menteri menyebutkan akan ada
pengurangan pajak untuk perusahaan yang memberikan keuntungan signifikan terhadap komunitas lokal, pemerintah juga membentuk dana
tanggung jawab sosial perusahaan dengan jumlah awal RM 50 juta sekaligus meluncurkan Award CSR Perdana Menteri 2007 untuk
mendukung keterlibatan perusahaan dari sektor swasta dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
28
Selanjutnya, Silver Book menuntun GLCs tentang bagaimana membentuk sebuah program kontribusi yang efektif dan menekan biaya
kewajiban tersebut ke dalam kontribusi yang efektif. Program–program yang dilakukan oleh GLCs di Malaysia dibagi dalam program kontribusi
sosial contohnya : di bidang pendidikan, keterlibatan komunitas terhadap .
28
Halyani Hj Hassan, Ibid, hal 2-4
Universitas Sumatera Utara
kegiatan sosialbencana alam, program kesehatan masyarakat, perlindungan dan pelestarian lingkungan, pengentasan kemiskinan,
kesejahteraan karyawan dan program kewajiban sosial memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti proyek listrik masuk desa,
memperluas jaringan perbankan di daerah–daerah, pelayanan transportasi yang menjangkau daerah terpencil
29
Pendekatan masing-masing pemerintah di Eropa berbeda-beda, misalnya, Pemerintah Perancis mengharuskan perusahaan untuk
melaporkan secara mendetail dampak mereka dalam aspek sosial dan lingkungan. Pemerintah Belgia menyediakan label khusus bagi perusahaan
yang dalam prakteknya sepanjang rantai produksi telah benar-benar sesuai dengan delapan konvensi ILO. Pemerintah Denmark mengembangkan
Danish Social Index dan melakukan pengukuran langsung atas kinerja perusahaan dalam kebijakan mengenai pekerja dan fakta kondisi kerja.
Sementara Pemerintah Italia mengembangkan petunjuk yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan penilaian diri,
pengukuran, pelaporan, serta penjaminan kebenaran isi laporan. Jalan yang . Dengan demikian, di Malaysia
tanggung jawab sosial perusahaan tidak lagi bersifat filantropi. Hal ini mencakup ruang lingkup yang luas dan didesain untuk memberikan nilai
yang layak dicapai masyarakat secara umum dan perusahaan secara khusus.
29
Ibid., hal. 6-8
Universitas Sumatera Utara
ditempuh oleh Kementerian tanggung jawab sosial perusahaan Inggris- yang mirip dengan apa yang dilakukan Pemerintah Perancis- sangat
menarik untuk dicoba yaitu dengan mewajibkan pelaporan tahunan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan selain kinerja finansial yang memang
sudah biasa dilakukan. Dengan upaya pemerintah yang mendorong transparansi kinerja ini, maka mau tidak mau perusahaan kemudian harus
meningkatkan kinerjanya karena iklim persaingan usaha yang ketat akan memberikan disinsentif bagi mereka yang memiliki kelemahan dalam
kinerja tanggung jawab sosial perusahaan. Regulasi yang dibuat juga memberikan kewenangan penuh bagi pemerintah untuk mengecek
kebenaran laporan dan tentu saja mengatur apa konsekuensi kebohongan terhadap publik yang dilakukan perusahaan dalam laporannya
30
30
Mas Achmad Daniri, Ibid
. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika tanggung jawab sosial perusahaan
telah menjadi isu bisnis yang terus menguat. Isu ini sering diperdebatkan dengan pendekatan nilai-nilai etika dan memberi tekanan yang semakin
besar pada kalangan bisnis untuk berperan dalam membantu masalah- masalah sosial yang akan terus tumbuh dan juga berperan dalam
memajukan kesejahteraan umum sebagai perwujudan tujuan negara Indonesia. Pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan dalam UU
Perseroan Terbatas merefleksikan tujuan hukum untuk memberikan manfaat, ketertiban dan kepastian bagi semua pihak.
Universitas Sumatera Utara
F. Metodologi Penelitian F.1 Metode Penelitian