Peran Pemerintah dalam Program Tanggung Jawab Sosial

46. Bantuan seng 100 lembar kepada jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Desa Parlombuan Tapian Nauli Parlombuan Toba Samosir. 47. Pengerasan jalan di Hutadolok, desa Parparean-4, kecamatan porsea, Toba Samosir sepanjang 175 meter dengan lebar 2,5 meter dengan nilai pembangunan mencapai Rp55 juta. 48. PT. Toba Pulp Lestari menjadi obyek studi ekskursi mahasiswa program MM USU Universitas Sumatera Utara 49. TobaPulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, RS. Murni Teguh dan PT. Margie Andalan bekerjasama mengadakan sosialisasi kesehatan 2014 di kompleks TobaPulp, Parmaksian tentang pentingnya perawatan ginjal. 50. Lapangan sepakbola PT. TobaPulp Lestari menjadi home base Putra Toba FC, salah satu klub peserta kompetisi liga amatir nusantara PSSI wilayah-4 meliputi kawasan Toba, diikuti 5 lima kesebelasan.

C. Peran Pemerintah dalam Program Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari Dalam hal pengawasan program tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Bab IV bagian kedua tentang Laporan Tahunan tepatnya di Pasal 66 ayat 2 huruf A, dimana Direksi dalam menyampaikan Laporan Tahunan ke RUPS harus memuat tentang:” laporan pelaksanaan Tanggung Universitas Sumatera Utara Jawab Sosial dan Lingkungan”. Dan pada Pasal 66 ayat 1:” Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir”. Adapun tugas dari Dewan Komisaris menurut Pasal 108 ayat 1 UU No.40 tentang PT: “Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurus, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan memberikan nasihat kepada direksi”. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat: 1 Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usahadanatau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan di bidang lingkungan hidup. 2 Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Menteridapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. 3 Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah,Kepala Daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sebenarnya pengawasan implementasi tanggung jawab sosial perusahaansudah ada Universitas Sumatera Utara aturan hukumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Namun belum memberikan kepastian karena diperlukan peraturan pelaksananya. Akibatnya pengawasan berjalan kurang maksimal dengan menyentuh persoalan-persoalan yang real pada masyarakat melainkan hanya sebatas kunjungan kerja dari jajaran pemerintahan. Hal ini tercermin melalui pendapat bapak Jerry Tobing selaku staff community relations 41 41 Hasil Wawancara dengan Bapak Jerry Tobing selaku staff Community Relations di kantor PT. Toba Pulp Lestari, Toba Samosir yang mengatakan bahwasanya pengawasan program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari dalam pengalokasiannya dilakukan oleh komite audit yang berasal dari pihak internal perusahaan dan juga masyarakat sebagai penerima bantuan secara langsung. Selanjutnya mekanisme pemberian bantuan tanggung jawab sosial adalah pihak pemohon bantuan memberikan proposal kepada PT. Toba Pulp Lestari yang kemudian akan dikoordinasikan dengan perusahaan untuk ditindak lanjuti, kemudian apabila disetujui oleh pihak perusahaan akan diadakan peninjauan lokasi sasaran tanggung jawab sosial perusahaan secara langsung yang selanjutnya program bantuan diserahkan kepada masyarakat. Peran pemerintah terlihat pada pemberian program bantuan tanggung jawab sosial perusahaan yang berupa sarana dan prasarana umum yang biasanya dihadiri dari perwakilan dinas atau instansi terkait. Mekanisme pemberian Universitas Sumatera Utara bantuan tanggung jawab sosial perusahaan agaknya menjadi perhatian khusus bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat “Kesukarelaan” dan belum menjadi “Keharusan” dan pada umumnya ini terjadi hampir di beberapa perusahaan yang ada di Indonesia. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh bapak Nelson Hutapea sebagai Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor 42 42 Hasil Wawancara dengan Bapak Nelson Hutapea, Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor yang berada di wilayah kerja PT. Toba Pulp Lestari . Menurut beliau peran pemerintah dalam aspek pengawasan belum terlihat secara maksimal. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator pada saat terjadi peristiwa- peristiwa penting termasuk apabila terjadi konflik di elemen masyarakat yang melakukan demonstrasi kepada pihak perusahaan. Menurut beliau pemerintah sebenarnya memiliki peran dalam aspek pengelolaan dana program tanggung jawab sosial. Pengelolaan tersebut diserahkan kepada pihak yayasan yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten Toba Samosir. Namun keberadaan yayasan ini ditengarai sarat akan kepentingan- kepentingan politis karena setiap pergantian Kepala Daerah, yayasan- yayasan tersebut juga berganti. Di masa pemerintahan Sahala Tampubolon dibentuk Yayasan Pembangunan Masyarakat Toba Samosir YPMTS kemudian di masa pemerintahan Monang Sitorus dibentuk Yayasan Toba Mas dan di masa pemerintahan Kasmin Simanjuntak dibentuk Tim Koordinasi yang hanya bertahan satu tahun kemudian digantikan dengan Universitas Sumatera Utara Yayasan Toba Membangun. Dana tanggung jawab sosial menjadi tidak jelas pengalokasiannya ke masyarakat dan dicurigai telah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Program kerja tahunan yayasan tidak pernah diumumkan kepada masyarakat sehingga hasil kinerja yayasan sulit dimonitor. Hasil Pada tanggal 10 September 2014 diadakan pertemuan Komisi B DPRDSU Bidang Perekonomian pimpinan Muhammad Nasir PKS dengan manajemen PT. Toba Pulp Lestari di Parapat. Ikut serta dalam pertemuan tersebut Tiaisah Ritonga SE Sekretaris komisi PD, Dra Ristiawati PD, Japorman Saragih PDIP, Siti Aminah A.Mp,S.Pdi PKS, Drs Dharmawan Sembiring PDS, dan Muliyani,SH Gerindra. Tim manajemen TobaPulp dipimpin dan dijurubicarai oleh Drs. Leonard Hutabarat Direktur diikuti Tagor Manik, Jasmin Parhusip, Onggung Tambunan, Sofyan dan sejumlah staff lainnya. Hadir juga utusan dari Dishut Sumatera Utara Ir Liliek Puji Asmono Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Hasil dari pertemuan ini dapat dikatakan tidak terlalu menghasilkan sesuatu yang lebih karena hanya sekedar memberikan pandangan atau pendapat dari masing-masing pihak yang pada akhirnya audit akuntan pubilk juga tidak pernah diumumkan sehingga menimbulkan kecurigaan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN yang terselubung.Selain itu masyarakat banyak yang mengeluh bahwa sangat sulit bertemu dengan pengurus yayasan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas. Universitas Sumatera Utara menghimbau agar PT. Toba Pulp Lestari bersosialisasi agar lebih dekat di hati masyarakat sehingga keberadaannya setahap demi setahap diterima secara luas. Pada tanggal 31 Mei 2014 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, Ir Halen Purba MM bersama sejumlah pejabat teras Dishut mengunjungi PT. Toba Pulp Lestari untuk mengetahui kondisi terkini, sekaligus sebagai bagian dari pembinaan dan pengawasan. Pada tanggal 21 Februari 2014 diadakan pertemuan yang diprakarsai Panitia Akuntabilitas Publik PAP DPD RI dengan Pemkab Tobasa, Pansus DPRD Tobasa dan pihak TPL di Ruang Beringin Kantor Gubsu. Ketua PAP DPD RI Prof DR Farouk Muhammad, turut hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua PAP DPD RI H Abdul Gafar, DR Ahmad Farhan Hamid MS Anggota PAP DPD RI, Drs Rudolf M Pardede Anggota PAP DPD RI. Mewakili Gubsu, Hasiholan Silaen Asisten I Pemerintahan, Bupati Tobasa K Simanjuntak dan dari pihak Direksi PT TPL hadir Leonardo Hutabarat.Kemudian dari pansus DPRD Tobasa hadir Ketua Pansus Jojor Marintan Napitupulu SE, Togar Manurung, Robinson Sibarani Viktor Silalahi masing-masing anggota dan Wakil Ketua DPRD Tobasa Jojor Tambunan. Selanjutnya dari pihak independen hadir Dr LR Polin Pospos, Hasudungan Butar-butar. Hasil rapat mengusulkan agar dilakukan audit terhadap dana yang diklaim PT. Toba Pulp Lestari telah Universitas Sumatera Utara disalurkan kepada masyarakat, namun hingga kini hasil dari audit tersebut tidak jelas kelanjutannya. Pada tanggal 10 Desember 2013 diadakan rapat dengar pendapat oleh pihak PT. Toba Pulp Lestari dengan Komisi E DPRDSU Bidang Kesejahteraan Rakyat pimpinan Brilian Moktar SE, MM PDIP bersama para anggota diantaranya Sudirman Halawa SH P Golkar, Hj Evi Diana P Golkar, Ir John Hugo Silalahi MM PD, Enda Mora Lubis SH PD, Arlene Manurung SPd PDS, Amsal Nasution PKS, Andi Arba S.Ag PKS, dan Ir H Syahrial Harahap PAN. Mereka diikuti Rasyidin cs dari Jamsostek cabang Pematang Siantar. Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya: program tanggung jawab sosial perusahaan harus benar-benar meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar; memperhatikan jaminan kesejahteraan karyawan kecelakaan kerja, kesehatan, jaminan hari tua, kematian; pemberian prioritas kepada putra- putri lokal yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi tenaga kerja; peduli kesehatan masyarakat di lingkungan kerja; serta mendorong semua mitra- usaha agar memasukkan para pekerjanya kedalam jaminan Jamsostek. Pada tanggal 02 September 2014, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyerahkan Sertifikat Obyek Vital Nasional bidang Industri OVNI kepada PT. Toba Pulp Lestariserta kepada 48 perusahaan industri lainnya di Indonesiamelalui Surat Keputusan No. 466. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 24 Mei 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan penghargaan kepada PT. Toba Pulp Lestari produsen pulp satu-satunya di Sumatera Utara sebagai industri berwawasan lingkungan. Penghargaan ditandatangani oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara H. Gatot Pujo Nugroho dan diserahkan oleh Asisten IV Setdaprovsu H. Asrin Naim pada acara pembukaan Pekan Raya Lingkungan Hidup dan CSR Expo 2011 di Lapangan Benteng Medan. Pada tanggal 20 Mei 2011 dan 23 April 2012 Pemerintah pusat kembali memberikan penghargaan Sertifikat Audit PenerapanKeselamatan danKesehatanManajemen Sistem Pada tanggal 26 November 2010, Pemerintah pusat melalui Wakil Presiden Boediono didampingi SMK3 kategori “Bendera Emas” kepada PT. Toba Pulp Lestari yang ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Drs. H.A. Muhaimin Iskandar M.Si. Menteri Lingkungan HidupGusti Muhammad Hatta memberikan penghargaan kepada PT. Toba Pulp Lestari dalam program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup PROPER kategori “Peringkat Hijau” yang selanjutnya dapat dipertahankan pada 2 tahun berikutnya yakni 30 November2011 dan 3 Desember2012 melalui Menteri Negara Lingkungan HidupRepublik Universitas Sumatera Utara Indonesia, ProfDrBalthasarKambuaya, Selain itu PT. TPL juga menerima berbagai macam penghargaan seperti MBA dengan kategori yang sama yakni “Peringkat Hijau”. SertifikatPemanfaatanHutan Lestariyang diberikan olehSICSSucofindo InternationalCertificationServicedenganPredikat Ba ik sesuai denganStandardanPedoman PenilaianPengelolaan Hutan Lestari: Sertifikat ISO 9001:2008PTTobaPulp LestariTbk untukkategorikhusus IndustriDanBleachedKraftPulpMarketOperasi PemulihanKimia, dan ProsesKimiaIndustri: SertifikatISO14001:2004yang diperolehPTTobaPulp LestariTbkuntuk kategoriIndustriDan PasarBleachedKraftPulp, AssociatesDitambahUtilities, OperasiPemulihan Kimia, dan ProsesKimiaIndustri: Sertifikat ISO 14001:2004 yang diperoleh PT Toba Pulp Lestari Tbk untuk kategori Hutan Tanaman untuk Produksi kayu Pulp: Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu: SertifikasiOHSAS180012007 Hutan Tanaman Industriuntuk ProduksiKayu Pulp. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENUTUP