Hipotesa: �
: Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.
�
1
: Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan
2
digunakan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk
mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel terikat Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada dalam
model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R
2
ditentukan dengan rumus, yaitu:
2
=
dengan: � = Jumlah Kuadrat Regresi
Harga
2
yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang
dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.
2.13 Koefisien Korelasi
Setelah mendapatkan hasil jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas atau antara variabel bebas itu sendiri. Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya
koefesien korelasi berkisar antara +1 sd -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien
Universitas Sumatera Utara
korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika
koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel Y tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan
sebaliknya. Dengan kata lain koefisien korelasi sederhana r merupakan akar dari koefisien determinasi. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara -1 negatif satu
sampai dengan +1 positif satu. dengan:
+ menunjukkan korelasi positif - menunjukkan korelasi negatif
0 menunjukkan tidak adanya hubungan Apabila koefisien korelasi mendekati + 1 atau
– 1, berarti hubungan antar variabel tersebut semakin kuat. Sebaliknya, apabila koefisien korelasi mendekati angka 0,
berarti hubungan antar variabel tersebut semakin lemah. Dengan kata lain, besarnya nilai korelasi bersifat absolut, sedangkan tanda “ + “ atau “–“ hanya
menunjukkan arah hubungan saja. Untuk menganalisis keterkaitan antar variabel, perlu diukur besarnya nilai
koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi r antara dua variabel dapat digunakan rumus:
=
√
dengan: = Koefisien korelasi antara
dan = Variabel bebas
= Variabel terikat
Universitas Sumatera Utara
Nilai r selalu terletak antara −1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis −1≤ ≤+1. Untuk = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan X,
sebaliknya jika = −1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y,
sedangkan = 0, berarti tidah ada korelasi antara X dan Y.
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam Tabel 2.4
Tabel 2.4 Interpretasi Koefisien Korelasi r r
Interpretasi
Tidak berkorelasi 0,01
– 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40
Rendah 0,41
– 0,60 Agak Rendah
0,61 – 0,80
Cukup 0,81
– 0,99 Tinggi
1 Korelasi Sempurna
dengan: = koefisien korelasi
+ = menunjukkan korelasi positif
–. = menunjukkan korelasi negatif
= menunjukkan tidak ada korelasi korelasi nihil
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: 1. Korelasi positif
Terjadinya korelasi potitif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lainnya dengan arah yang sama berbanding
lurus. Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel yang lainnya.
2. Korelasi negatif Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu
diikuti dengan variabel yang lainnya dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka
akan diikuti penurunan variabel lainnya. 3. Korelasi nihil
Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan tiga variabel dalam penelitiannya, untuk hubungan
empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi antara Y dan X1
=
√
b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2
=
√
c. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2
=
√
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang