Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

commit to user 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat dan kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia pada perbandingan tertentu. Campuran tersebut apabila dituangkan dalam cetakan kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti batuTjokrodimuljo, 1996. Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton air, semen dan agregat yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan beton. Tujuannya ialah mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas, mengurangi sifat getas, mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya Tjokrodimuljo, 1996. Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai.Tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi.Tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi. Supartono, 1998. 5 commit to user 6 Didukung perkembangan bahan-bahan kimiawi dan mineral, maka saat ini kekuatan beton yang diprodusi dapat ditingkatkan dengan mencampur komposisi bahan-bahan lokal dengan bahan kimiawi mineral. Penelitian terhadap beton mutu tinggi sudah pernah dilakukan oleh F.X. Supartono dengan menggunakan bahan mikrosilika dan superplasticizer dan bahan pendukung lokal daerah Jakarta dan sekitarnya, penelitian tersebut telah menghasilkan beton dengan kuat tekan silinder pada umur 28 hari mencapai 800-900 kgcm 2 Supartono, F.X,1993 Modulus elastisitas beton mutu tinggi naik seiring dengan kenaikan kuat desaknya tetapi pola keruntuhannya menunjukkan energi retak yang tinggi dengan regangan yang relatif rendah Li dan Antasari,2000 artinya beton mutu tinggi mempunyai resiko keruntuhan yang tiba-tiba dan melontarkan energi yang besar sangat getas. Sifat ini bisa diatasi dengan penambahan serat baja pada beton mutu tinggi yang berfungsi sebagai tulangan dan meningkatkan daktail pada beton. Beton serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen, agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Ide dasar beton serat adalah menulangi beton dengan fiber yang disebarkan secara merata ke dalam adukan beton, dengan orientasi random sehingga dapat mencegah terjadinya retakan-retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik baik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan Soroushian dan Bayashi, 1987. Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 µm mikro meter, dan panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm. Bahan serat dapat berupa: serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan rami, bambu, ijuk, serat plastik polypropylene , atau potongan kawat baja Tjokrodimuljo, 1996 . Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan serat sebanyak 0,75 sampai dengan 1 dari volume adukan akan memberikan hasil yang optimal Suhendro, 2000 dalam Wahyu, 2002. Penggunaan serat baja 60 mm menunjukan tingkat daktilitas yang lebih baik Supartono, F.X,1993. commit to user 7 Penambahan serat ke dalam beton akan meningkatkan kuat tarik beton yang pada umumnya sangat rendah dan memperbaiki kinerja komposit beton serat dengan kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan beton konvesional Sholihin As’ad, 2007. Penambahan fiber baja dengan orientasi random akan meningkatkan kuat lentur berkisar 2 sampai 3 kali lipat dibanding kuat lentur beton non fiber . Sifat getas dari beton akan dapat diatasi oleh adanya fiber dapat digunakan pada perencanaan bagian-bagian penting struktur, yaitu pada kuat lentur ultimit untuk fiberreinforced concrete Medyanto dan Sambowo,2006 . Sudarmoko dalam Tjokrodimuljo 1996: 122, hasil penelitian yang menggunakan kawat bendrat dengan panjang 60 mm, 80 mm, dan 100 mm menunjukkan bahwa tambahan 1 dari volume beton mampu menaikkan kuat tekan beton sekitar 25, kuat tarik sekitar 47, dan modulus elastisitas sekitar 10 . Suhendro 1991, telah menemukan bahan lokal yang mudah didapat di Indonesia juga harganya lebih murah dibandingkan dengan fiber baja berupa potongan kawat bendrat diameter 1 mm, panjang 60 mm aspek rasio ld = 60. Hasilnya menunjukan peningkatan kualitas beton yaitu beton menjadi sangat liat atau daktail ductile , kuat desak, kuat tarik dan ketahanan terhadap kejut juga meningkat. Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah air yang minimal konsisten dengan derajad workabilitas yang dibutuhkan untuk memberikan kepadatan maksimal. Derajat kepadatan harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan cara pemadatan dan jenis konstruksi, agar terhindar dari kebutuhan akan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatan maksimal Murdock Brook 1991. Nilai kekuatan dan daya tahan durability beton merupakan fungsi dari banyak faktor, antaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pembuatan adukan beton, temperatur dan kondisi perawatan commit to user 8 pengerasannya. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, dan merupakan bahan getas. Nilai kuat tariknya berkisar antara 9-15 dari kuat tekannya, pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat bekerjasama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang bekerja menahan tarik Dipohusodo, 1994. Komponen beton akan melentur akibat beratnya sendiri atau ditambah dengan beban lain yang harus dipikulnya. Lendutan harus dibatasi dalam besaran tertentu untuk tujuan keamanan dan keindahan. Syafei Amri, 2005 Dewasa ini, teknologi nano menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan, karena menjanjikan masa depan yang sangat cerah. Negara-negara maju kini berlomba- lomba untuk meraih keunggulan di bidang yang sangat menarik ini. Di Negara - negara maju telah dilakukan pengembangan teknologi nano dengan investasi jutaan dolar. Di dunia konstruksi sipil, teknologi nano dapat menjadikan beton kokoh dan tahan gempa, dan masih banyak lagi aplikasi teknologi nano di bidang lainnya. Nurul Taufiqu Rochman, 2004. Menurut Edward G. Nawy, 1990lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah, maka pada balok akan terjadi deformasi dan regangan tambahan yang mengakibatkan retak lentur disepanjang bentang balok. Semakin beban bertambah, pada akhirnya terjadi keruntuhan elemen struktur. Taraf pembebanan yang demikian disebut keadaan limit dari keruntuhan pada lentur. Apabila suatu beban menyebabkan timbulnya lentur, maka balok pasti akan mengalami defleksi atau lendutan. Ketika sudah dicek aman terhadap lentur dan geser, suatu balok bisa tidak layak apabila terlalu fleksibel. Tinjauan defleksi balok merupakan salah satu bagian dari proses desain. Sampurno,2010 commit to user 9

2.2. Landasan Teori